Bab 2

Just Friends
Please Subscribe to read the full chapter

Jongin POV

Pagi ini gua bangun dengan nyeri yang cukup hebat di bagian kepala. Uh, rasanya kayak ada benda berat yang menimpa kepala dan ngebuat gua sulit untuk membuka mata apalagi menggerakkan badan.

Sambil memegangi kepala yang masih berdenyut nyeri, gua akhirnya berhasil bangkit dan menyenderkan badan di dinding ranjang sambil berusaha mengingat apa yang terjadi semalam. , gua inget sekarang kenapa kepala gua sakit banget; gua mabok. Ah, pantas saja napas gua lebih bau dari biasanya.

Bayangan serta suara Soojung dan Taemin menggema di pikiran gua secara bergantian, walaupun gua nggak yakin apa yang mereka bicarakan dan dimana latar saat keduanya bicara. Rasanya seperti di sebuah… klub? Oh I’m not sure, I’ve no idea, nanti deh gua tanya langsung sama mereka.

Baru aja gua menurunkan kaki dari ranjang, berniat mencuci muka di wastafel kamar mandi, Soojung tiba-tiba muncul di ambang pintu dengan kedua tangan terlipat di depan dadanya.

Oke, I smell something’s bad happening. Muka judes yang sekarang lagi dia pasang seolah berteriak “MATI LO, Jjong!” walopun dia belum bersuara sama sekali.

 

“Udah bangun?” Tanya dia dengan nada sinis.

Gua Cuma mengangguk sambil melenggang santai menuju kamar mandi dengan tangan masih memegang kepala yang masih berasa muter-muter. Dari sudut mata gua bisa menangkap Soojung membuntuti gua dari belakang sebelum berhenti dan bersandar di ambang pintu.

“Inget nggak semalam kamu kenapa?” pertanyaan kedua melesat dari mulut Soojung yang lagi-lagi cuma bisa gua bales dengan sebuah gelengan. “Kamu mabok!”

“Iya tau, maaf” Jawab gua pelan.

Lah, kenapa juga ya gua mesti minta maaf ke dia? Emangnya Soojung ibu gua? Emangnya dia yang nentuin apakah gua boleh mabok atau enggak di usia gua yang udah bangkotan ini? Nggak tua-tua amat juga sih, yaa cukup matang lah.

Tapi serius deh, Soojung adalah perempuan kedua yang paling gua takutin dan hormatin setelah nyokap. Mungkin karena kita tumbuh bersama, jadi dialah satu-satunya perempuan yang paling paham siapa gua, lagi-lagi tentunya selain nyokap. Jadi, gua emang sangat menghormati dia dan kata orang sih cenderung takut sama dia. Ya iyalah, siapa juga yang nggak takut sama Soojung? Auranya itu loh, udah kayak dewi pencabut nyawa. Bedanya, dia sih pencabut kebahagiaan orang, haha.

 

“Mandi gih buruan, bibik lagi bantuin aku masak bubur buat kamu dibawah” katanya agak ketus, “… buburnya mau dimakan disini atau dibawah?”

“Dibawah aja deh bareng sama mama”

“Mama udah berangkat tadi pagi, katanya sih mau jemput papa di bandara sekalian beli buah di supermarket”

“Oh” Jawab gua pendek sambil mengoleskan odol di atas sikat gigi, “… yaudah kalo gitu makan di kamar aja deh,”

“Hmm”

Melihat Soojung yang cuma bergumam dengan ekspresi kesal, gua nggak tahan juga untuk menghampirinya dan mengacak-acak rambutnya yang tentu saja bikin dia makin kesal.

“Pagi-pagi udah ngomel aja sih? Jelek tau” dan gua mengakhiri kalimat dengan mencubit pipi kanannya yang langsung dapet desisan galak dari yang punya pipi. Gemas, bocah ini memang paling menggemaskan kalau lagi manyun.

“Ih apaan sih, buruan sana mandi, kamu bau”

“Dari mana kamu tau aku bau? Emangnya kecium, coba nih cium dulu”

Gua pun makin kegirangan ngejahilin dia dengan menyodorkan tangan dan badan gua ke depan hidungnya, bikin dia refleks mukul lengan gua sebelum pergi menjauh.

“Ihh buruan ah mandi!”

 “Iya, iya. Tapi abis ini temenin aku makan disini ya”

“Hm”

“Jangan lupa susu coklatnya!” Gua terpaksa setengah berteriak karena sekarang sepertinya Soojung sudah siap menutup pintu kamar gua.

“BAWEL!”

Beberapa menit setelah gua selesai mandi, terdengar dua kali ketukan di pintu kamar gua yang kemudian diikuti dengan munculnya sosok Soojung dengan sebuah nampan di tangannya. Dari cara dia berjalan dan matanya yang fokus memperhatikan isi nampan, kayaknya dia sedikit kerepotan. Maka gua pun berinisiatif untuk membantu dia.

 

“Kenapa nggak nyuruh bibik yang nganter kesini sih?”

“Tadi bibik lagi masak, kasian takut masakannya gosong, lagian.. yya!!”

Soojung tiba-tiba menjerit dan membalikkan badannya begitu matanya ngeliat gua yang sekarang topless. Hmmm almost sih tepatnya semenjak gua cuma pake boxer warna kuning bergambar Sponge Bob yang menutupi bagian ‘anu’.

“Kok kamu belum pake baju sih?!” Nada suaranya terdengar panik, bikin gua nggak tahan untuk ketawa melihatnya. Astaga, gua pikir ada hantu atau apa yang bikin dia sekaget ini, ckck.

“Lha, kan baru mandi. Lagian kayak baru pertama kali liat aja sih” jawab gua santai.

Soojung segera membalikkan badan hanya untuk memukul lengan gua agak keras, “Tapi nggak gini juga kali! Buruan pake baju, di kamar mandi ya!”

Hhhh dasar nyonyah, nggak ada satu perintah dia yang nggak gua turutin, termasuk permintaan dia barusan. Duh, sumpah absurd banget sih nih anak, masa yang punya kamar sampe disuruh pake baju di kamar mandi. Ini rumah siapa ya emangnya?

“Geez iya, iya”

.

.

Soojung’s POV

“Bear, kemaren kenapa sih? Tumben sampe ngilang seharian trus tiba-tiba mabok? Diputusin Eunhye ya?” Tebakku asal.

I swear, aku nggak nyangka kalau tebakanku kali ini ternyata mendapat anggukan lemah darinya. Putus? Aku masih nggak percaya dia baru saja putus sama pacar tersayangnya itu.

“Hah, serius kamu putus?”

Lagi-lagi Jongin menganggukkan kepalanya setelah menghembuskan nafas kasar. Matanya tiba-tiba terlihat sayu, kosong, dengan jemari tangan memainkan gelas berisi susu coklat yang sudah hampir habis. Tidak ada senyum jahil yang menjadi ciri khasnya. Mimik wajah yang menunjukkan bahwa dia serius, dan… sedih.

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
MaoMao_96
#1
Chapter 1: walaupun ini hanya sebuah cerita biasa, tapi aku sendiri masih inginkan KaiStal XD