Daniel menatap Jihoon heran. Dia tak pernah setuju untuk tidur bersama Jihoon sebelumnya, well walaupun aslinya Daniel tidak keberatan sama sekali.

Daniel mengamati Jihoon yang duduk tak nyaman di seberangnya.

"Ehem... Jadi, kau butuh bantuan apa?"

Jihoon melirik Daniel ragu, tapi akhirnya memberanikan diri untuk bicara.

"Hyung, aku tahu ini aneh. Aku juga bingung bagaimana untuk menyampaikannya."

Daniel masih diam menunggu penjelasan Jihoon. Dia sendiri juga bingung dengan situasi mereka sekarang.

"Sebenarnya..."

"....belakangan ini,"

Daniel menunggu kelanjutan kalimat Jihoon, tapi yang ditunggu malah mengusap mukanya dan mengacak-acak rambutnya. Seperti kesal?

"Kenapa Jihoon-ah?"

Jihoon menghela nafas berat. Perang batin Jihoon belum selesai sebenarnya, tapi daripada Jihoon menderita terus? Selesaikan saja saat ini juga. Begitu tekad Jihoon.

"Aku sulit tidur."

•

•

•

•

•

"Ooh, kamu sulit tidur? Minum susu sebelum tidur katanya membantu loh, kalau tetep ga bisa, hitung kucing saja dalam pikiranmu, kalau belum bisa juga—"

"Aku sudah melakukan semuanya hyung. Tapi tetap ga manjur."

"Benarkah? Hmmm, perlukah kutanyakan Jisung hyung kalau begitu?" Daniel menggerutu sendiri.

"Sebenarnya, aku pikir sudah menemukan solusinya."

"Sudah? Kalau begitu kenapa butuh bantuanku?"

"...."

"Ei, tapi tunggu dulu. Kamu bilang tadi kamu pikir? Kamu belum yakin?"

Jihoon mengangguk kecil.

"Lalu apa yang harus aku lakukan? Apa solusinya?"

Daniel sungguh ingin tahu solusi apa yang dipikirkan Jihoon. Melibatkan dirinya lagi. Kan penasaran!

"Aku harus dekat-dekat dengan hyung agar bisa tidur."
 

Huh? Daniel loading lama. Waitt, sel-sel di otak Daniel belum terhubung semua untuk bisa memahami solusi Jihoon.

Apa.hubungannya.tidur.dengan.dekat-dekat.Daniel?

Apa Daniel begitu membosankan jadi kalau di dekati bikin ngantuk?

"Whattt???!!"

"Aku juga tidak tahu hyung. Entah kenapa kalau berada dekat-dekat hyung aku jadi bisa tidur dengan nyaman."