9. My Bear ( Seulrene, GxG)

Oneshoot and Twoshoot Peanut and Jelly (Taeny/Seulrene)
Please Subscribe to read the full chapter

 

 

Pada jaman dahulu.

 

Hiduplah seorang wanita pemberani yang memiliki kekuatan bertempur dan menyusun strategi yang sangatlah hebat di korea.

Matanya setajam tombak yang bahkan bisa membuat musuh terdiam ketakutan.

Baju zirah hitamnya nya terbuat dari besi terkuat yang dibuat oleh pandai besi paling mahir pada di negerinya.

Pedangnya adalah pedang terkuat yang ada pada saat itu. Pedang yang berkilau dan tajam yang selalu terlumuri oleh darah setiap perang berlangsung dan melayangkan puluhan hingga ratusan jiwa di dalam pertempuran.

 

Dia adalah wanita pertama yang ditunjuk oleh kerajaan untuk ikut dalam berperang dan menjadi salah satu dari ribuan tentara di kerajaan.

Dia adalah kebanggaan bagi kerajaan. Kekuatannya yang bak monster sangatlah ditakuti oleh semua tentara yang berhadapan dengannya.

 

 

Hingga suatu hari kejadian yang tak terduga terjadi.

 

 

 

Malam itu sangatlah dingin dan angin berhembus dengan sangat kencang hingga semua tentara kerajaan yang berada di perkemahan yang terletak di tengah hutan belantara harus merasakan kedinginan.

Diantara puluhan tenda yang berdiri tegak di tengah hutan. terdapat sebuah api unggun yang dikelilingi oleh ratusan prajurit yang sedang bercengkrama ataupun meminum sake yang berada di tangan mereka dengan penuh kebahagian.

Setelah lelah dengan semua peperangan yang terjadi. Hari ini adalah saatnya bagi mereka untuk melepaskan penat dan sakit akibat peperangan di tempat ini sembari meminum sake dan menyanyikan lagu kebanggaan mereka.

Namun diantara ratusan prajurit tersebut. Ada beberapa orang yang sedang disibukkan dengan apa yang akan terjadi dan strategi apa yang akan mereka gunakan agar mereka dapat pulang ke kerajaan dengan selamat.

"Nona Kang. Itu memanglah bukan ide buruk untuk memutari sekitar gunung dan tidak mengambil jalan pintas untuk menghindari segala kemungkinan buruk yang akan terjadi. Tetapi prajurit kita saat ini sangatlah kelelahan dan membutuhkan istirahat. Dan persediaan yang ada ditangan kita sangatlah sedikit untuk menghidupi prajurit untuk dua atau tiga hari lagi dari rencana sebelumnya" kata seseorang dengan baju zirah perak dan perawakan tinggi.

"Aku hanya memiliki firasat buruk tentang itu. Apabila kita melewati jalan pintas diantara dua gunung tersebut seperti biasanya" kata seorang wanita dengan baju zirah hitam dan mata tajam yang duduk di depan tiga lelaki yang daritadi menunduk takut.

"Tidak ada yang perlu di khawatirkan, Jenderal. Kita berhasil memenangkan peperangan dengan negeri sebelah. Tidak ada yang harus ditakutkan. Saya yakin bala tentara mereka sudah dipaksa untuk mundur dan tidak akan tersisa lagi untuk menghadapi kita" kata salah satu dari ketiga lelaki yang berada di depan wanita tersebut dengan percaya diri.

 

"Kau benar. Seharusnya aku tidak perlu terlalu menghawatirkan hal tersebut. Terima kasih atas sarannya letnan jenderal Choi" Kata wanita yang bermarga Kang tersebut dengan senyuman menawannya.

Apabila semua wanita yang berada di negeri ini memberikan senyuman menawan seperti itu. Pastilah semua pria yang ada di negeri tersebut terpesona padanya. Tetapi berbeda dengan wanita bermarga Kang dan memiliki nama depan Seulgi ini.

Semua pria cenderung menghindarinya karena kekuatannya yang berada di luar batas nalar manusia. Ia adalah wanita yang paling ditakuti di negeri ini.

 

Mata tajamnya.

Kuda hitamnya yang terlihat ganas dan mungkin dapat membunuh siapapun dengan tendangan mautnya.

Baju zirah dan pedangnya yang terkadang berlumuran darah saat ia melewati rakyat yang menyambut kedatangannya setelah ia berperang demi negerinya.

Lelaki gila mana yang akan mendekatinya? Sekali mereka berbuat kesalahan. Aku yakin nyawalah taruhannya.

Itulah alasan kenapa tidak ada pria yang berani untuk mendekatinya. Dan itulah alasan kenapa ia masih belum menikah di usianya yang sudah menginjak 25 tahun ini.

 

"Sekarang kalian boleh pergi. Nikmati pesta kemenangan kita bersama prajurit lainnya" katanya tersenyum dan dijawab senyuman dan anggukan oleh ketiga pria yang ada didepannya yang kemudian ijin pamit.

 

Dengan helaan nafas pelan iapun beranjak dari tempat duduknya. Melepaskan baju zirah hitamnya dan berjalan keluar dari tenda untuk menikmati indahnya malam dengan langit yang bertabur bintang.

Dingin tidak menghentikannya. Bahkan bisikan keras anginpun tidak membuatnya untuk kembali ke tenda atau sekedar ikut berpesta disekitar api unggun.

Ia menyukai kesendirian. Ia menyukai langit yang bertabur bintang yang selalu menghiasi malam. Dengan bulan purnama yang senantiasa ikut menghiasi malam menjadi semakin indah.

Ia menyukai ini semua.

Karena ia dapat melepaskan pikiran penatnya dengan berbaring diatas rumput sambil melihat langit malam yang indah. Dan yang terpenting adalah.

 

 

Karena ia dapat menjadi dirinya sendiri saat ia sendirian.

 

"Eomma. Seulgi sudah besar. Dan Seulgi dapat menjadi anak kebanggan ayah saat ini. Seulgi dapat menjadi apa yang ayah inginkan" katanya pelan sambil memandang langit.

Menjadi anak satu satunya yang tersisa di dalam keluarga Kang membuatnya harus menanggung beban berat saat Ibunya dan Kakak laki-lakinya yang seharusnya berada diposisinya saat ini meninggalkannya di dalam insiden kebakaran yang merenggut kedua nyawa orang tersayangnya disaat ia masih kecil.

Menjadi keluarga yang memiliki popularitas dan memiliki posisi tertinggi dalam dunia militer di kerajaan membuatnya terpaksa menggantikan posisi kakaknya dan mendapatkan latihan militer yang seharusnya kakaknya jalani.

 

Awalnya pihak kerajaan tidak menyetujui hal tersebut dan meminta keluarganya untuk tidak memaksakan dirinya dan lebih memilih untuk memberikan posisi terhormat tersebut ke keluarga lain. Namun, ayahnya yang keras kepala tidak menyetujuinya dan memilih untuk melatihnya sendiri untuk menjadi prajurit terbaik di negeri ini.

 

Awalnya sangatlah menyakitkan.

 

Ayahnya terus memukuli dan memberikannya latihan berat di usianya yang masih menginjak 7 tahun. Awalnya sangat menyakitkan hingga sulit untuknya hanya untuk sekedar berdiri kembali dengan kedua kakinya. Tubuhnya terasa sakit hingga sulit untuknya hanya untuk sekedar menggerakan kedua tangannya untuk makan.

Dan latihan semakin keras saat kerajaan memutuskan untuk mencabut gelar bangsawan yang dimiliki oleh keluarganya dan menjadi kebanggan ayahnya.

 

Waktu berlalu dan tanpa ia sadari ia sudah menginjak umur 17 tahun. Seulgi yang lemah lembut dan penuh dengan senyuman berubah menjadi Seulgi yang memiliki kekuatan tak tertandingi dan dingin. Semua itu akibat latihan bak nerakanya yang membuatnya seperti ini.

Setelah merasa cukup dengan kemampuannya. Ayahnya memohon kepada kerajaan untuk mengikut sertakannya kedalam peperangan.

Kerajaan terus menolak hingga mereka memutuskan untuk mengetahui kekuatannya karena ayahnya terus memohon kepada mereka. Tetapi ada satu syarat yang harus ia penuhi apabila ia ingin memasuki peperangan. Dan itu semua adalah dengan melawan 10 prajurit terbaik yang ada dikerajaan.

 

Keesokan harinya setelah perjanjian tersebut di setujui. Akhirnya hari dimana ia melawan 10 prajurit terbaik kerajaanpun datang.

Tidak ada yang percaya bahwa ia akan menang melawan mereka. Semua orang meremehkan nya.

Hingga mereka semua terdiam saat melihatnya menghempaskan pedang kayu yang ia pegang ke salah satu prajurit terbaik di kerajaan yang  sedang berdiri di depannya dengan keras hingga mengenai bagian tulang rusuknya dan membuatnya jatuh kesakitan.

Dan semua itu terus berlanjut dengan mudah hingga semua prajurit yang melawannya jatuh tak berdaya hanya dengan pedang kayu yang ia pegang.

Prajurit yang mereka pikir adalah prajurit terbaik dikalahkan seolah mereka bukanlah apa-apa oleh wanita sepertinya. Dan itu semua membuat pihak kerajaan geram dan menyuruh semua prajurit yang berada di tempat tersebut untuk menyerangnya.

Namun hasilnya tetaplah sama. Seulgi dapat menghabisi mereka dengan mudah.

Setelah kejadian itu. Pihak kerajaan memutuskan untuk mengikutkannya ke dalam peperangan yang sesungguhnya.

Tatapan meremehkan dan benci masihlah tertuju padanya. hingga ia dapat membuktikan semua pikiran salah itu dengan berhasil melumpuhkan dan membunuh banyak musuh di medan peperangan. Hingga baju zirahnya dan pedangnya berlumur darah. Bahkan wajah cantik dan menawan yang terkesan dingin tersebut ikut berlumuran darah.

Perjalanannya untuk sampai tingkat ini tidaklah mudah. Banyak sekali cemoohan yang dilontarkan oleh orang sekitarnya. Namun buktinya ia dapat membuktikan bahwa semua itu salah dan ia dapat mengembalikan nama baik dan gelar keluarganya seperti semula.

Itulah kenapa ia ada di tempat ini. Satu-satunya wanita diantara ratusan pria dan satu satunya prajurit wanita yang ada di tempat tersebut.

"Jenderal Kang. Hari sudah semakin gelap dan anda harus segera mengistirahatkan tubuh anda untuk perjalanan besok" kata seorang prajurit yang berdiri tidak jauh dibelakangnya.

"Baiklah. Aku akan kesana" jawabnya dengan nada dingin dan berjalan ke dalam tenda khususnya karena ia merupakan seorang wanita dan seorang Jenderal dalam kelompok tersebut.

 

Sang fajar sudah menampakkan dirinya. Dan saat itulah para prajurit harus terbangun dan bersiap-siap untuk melakukan perjalanan kembali ke kerajaan.

Dengan kuda hitam gagahnya. Kang Seulgi berada diantara prajurit-prajuritnya yang menunggangi kuda sepertinya ataupun berjalan dan membawa kereta barang dengan kudanya.

Perjalanan yang mereka lalui sama seperti biasanya dan tidak terjadi apa-apa selama perjalanan berlangsung.

Hingga langit yang cerah berubah menjadi gelap. Dan rintik air hujan mulai turun membasahi tanah yang mereka pijak ataupun tubuh mereka.

Namun itu bukanlah apa-apa untuk mereka. Karena mereka sudah terbiasa dengan semua ini.

Dengan tubuh yang basah dan penglihatan yang mulai terbatas karena kabut dan hujan. Mereka melewati dasar tebing yang ada diantara dua gunung yang sebelumnya mereka bahas.

Dasar tebingnya tidak seperti biasanya. Bau dari tanah basah yang tersiram air hujan ditambah dengan cahaya yang terbatas dan kabut yang menghalangi penglihatan mereka membuat suasana dasar tebing tersebut mengerikkan.

 

Dengan langkah yang pasti mereka melanjutkan perjalanannya hingga seseorang berteriak "Awas!! Diatas!!" teriak seseorang yang berada tidak jauh dari tempatnya.

Mendengar teriakan tersebut sontak membuatnya mendongakkan kepalanya dan melihat ada bebatuan yang jatuh diatasnya.

"Menghindar!!" Teriak Kang Seulgi dengan lantang dan ditanggapi oleh prajuritnya dengan berlari sekencang mungkin menjauhi bebatuan yang jatuh tersebut.

Mereka berhasil menghindari batu besar yang hampir menimpa tubuh mereka. namun sayangnya bebatuan semakin banyak berjatuhan hingga menimpa prajuritnya.

Melihat situasi tersebut membuatnya memutuskan untuk menyuruh mereka berlari sebisa mungkin untuk keluar dari tempat ini sebisa mungkin. Namun naas bagi mereka karena satu persatu dari mereka berguguran serta perjalanan untuk mencapai ujung dari tempat tersebut masihlah jauh.

Melihat prajuritnya yang gugur satu persatu membuatnya sedih. Ingin rasanya ia membalikkan kudanya dan berlari menuju prajuritnya dan kemudian menolongnya.

 

"Sebagai seorang prajurit kau tidak boleh menangis, Kang!"

"Jangan melihat kebelakang! Teruslah lihat kedepan!" Teriak ayahnya saat melatih Kang Seulgi semasa ia kecil sambil memukul pundak kecilnya.

 

Dan semua perkataan ayahnya membuatnya meneruskan lari kudanya sekecang mungkin untuk keluar dari tempat tersebut.

Dengan air mata yang siap jatuh kapan saja. Ia dengan kudanya berlari sekencang mungkin tidak mempedulikan ratusan prajuritnya yang gugur.

 

Hingga hanya ia yang tersisa di tempat tersebut.

Dan hanya tersisa hembusan nafas kasar dan suara rintik hujan memenuhi tebing tersebut.

Tidak ada suara bebatuan ataupun suara teriakan lagi.

Ujung dari dasar tebing tersebut sudah terlihat. Senyuman bahagia dan sedih terukir jelas di wajahnya.

Dengan satu hentakan ia menyuruh kudanya untuk lari secepat mungkin keluar dari tempat tersebut.

 

Namun bayangannya akan padang rumput yang akan menyambutnyapun sirna.

Tidak ada padang rumput hijau yang menyambutnya.

Yang ada hanyalah ratusan tentara dari negeri seberang yang berbaris rapi di atas padang rumput yang selalu ia lewati bersama tentaranya saat ia akan pulang. Hanya diam yang menyelimuti dirinya saat itu.

 

 

Hingga sebuah panah melayang menusuk tepat ke dada bagian kirinya.

 

 

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
seulrene_daze #1
Chapter 8: yahhhhhhhhg kepo maksimal nih thooooorrrrr apa yg bakal terjadiiii
seulrene_daze #2
Chapter 5: THOR SEQUEL PLIS HATI INI GABISA
seulrene_daze #3
Chapter 4: WKWKWKWKWKWKWKWWKWKKWKWKW UDAH BAGUS PARAH EH KOCAK DAH DI BAWAHNYA NGAKAK
Atsuko3
#4
Chapter 8: Cerita seulrene lanjutkan lgi dong yg ini thor?
bpmaknae
#5
Chapter 8: Wow intense
SoneTw_ss
#6
Chapter 7: Request seulrene taeny di satu chapter dong, yg fluff tanpa bumbu angst
SoneTw_ss
#7
Chapter 7: Baca author's note terinspirasi dr lagu ikon-apology, udh ada firasat bakal sedih ffnya :))
jasonds #8
Chapter 4: sadisnyaaa irene hahahah ngakak gue...hidup seulreneeee..banyakin seulrene ya
sclocksmith #9
Chapter 6: Request TaeNy lagi dong, hehe
sclocksmith #10
Chapter 1: Ahh, so sweet, TaeNy :)