7. Apology (Taeny, GirlxGirl)

Oneshoot and Twoshoot Peanut and Jelly (Taeny/Seulrene)
Please Subscribe to read the full chapter

 

cerita ini terinspirasi dari lirik lagu apology milik ikon dan juga film china genre girlxgirl berjudul miss you always. aku campur padu menjadi satu dengan ideku dan juga request dari dreant-ssi. jadinya cerita ini :3 so ... don't forget to play ikon-apology while you read this story, guys :D

.

.

.

.

.

.

Aku berbaring diatas rerumputan dengan angin sejuk yang melewatiku dengan santainya. Memandang langit yang begitu cerah saat ini. Dengan awan yang dengan gembiranya berdansa di langit sana.

Meskipun aku tidak pantas berada disini. Tetapi, aku akan tetap menemaninya dan bersamanya hingga akhir hayatku. 

Sesuai dengan janjiku padanya.

Meskipun janji itu hanyalah sebuah bualan dari mulut manisku.

Karena pada akhirnya, akupun tidak dapat menepati janjiku padanya.

 

Aku menutup mataku yang mulai berat karena kantuk. 

Dengan tetesan air mata yang turun membasahi wajahku.

Mengingat kenangan tentangku dan dengannya.

Mengingat kenangan tentang kebersamaan kita.

Mengingat kenangan tentang kebodohan kita.

 

Dan yang terakhir adalah ...

 

 

Mengingat penyesalanku karena tidak dapat menepati janjiku padanya.

 

 

 

 

Flashback

 

Suara dering telepon membangunkanku dari mimpi indahku. Membuatku dengan malasnya mengambil ponsel yang aku letakkan di atas nakas sebelumnya.

"Yo, Taeng!" 

Teriak semangat dari seseorang yang berada di seberang sana. Membuatku mengernyitkan dahiku sambil menjauhkan ponsel tersebut dari telingaku. Karena suara tersebut terlalu nyaring untukku yang baru saja bangun tidur ini.

"Hmm ... ?" jawabku malas sambil menguap karena kantuk.

"Yah! Kau berjanji untuk mengantarkanku ke Cafe baru yang ada di cheongdam-dong!" teriaknya kesal.

"Aku masih mengantuk, Yul. Biarkan aku istirahat sebentar lagi ... " kataku malas dan kemudian menelusupkan wajahku ke bantal.

"Yah! Aku sudah ada di depan apartmenmu, Bodoh. Aku akan mendobraknya atau memanggil pemadam kebakaran apabila kau tidak kunjung membukanya dan mengantarku ke kafe tersebut" kata yuri kesal dengan penuh penekanan di kata pemadam kebakaran.

"Baiklah! Baiklah! Aku akan segera turun! Aish ..."

Dengan gerakan kesal, aku menyibakkan selimutku dan beranjak dari tempat tidur nyamanku. Menggerakkan tubuhku malas menuju pintu depan.

 

Saat aku membuka pintu tersebut. Yul menyambutku dengan wajah kemenangannya dan kemudian memasuki apartmenku tanpa aba-aba apapun dariku.

"Aku akan bersiap-siap. Jadi, tunggulah sebentar" kataku malas sambil memaksakan kakiku untuk berjalan menuju kamar mandi.

Setelah siap dengan semuanya. Kamipun berangkat menuju ke tempat dimana kafe tersebut berada dengan menggunakan mobil milikku.

 

"Wah ... aku tidak sabar untuk segera mengunjunginya. Mereka bilang kafe tersebut sangatlah bagus. Baik dari segi desain interior maupun makanan dan minumannya." Kata yuri dengan semangatnya disampingku. Sambil menatap layar handphonenya yang aku yakin menampilkan informasi tentang kafe tersebut.

 

Kami sudah sampai di depan kafe. Dengan semangatnya yuri keluar dari mobil dan berlari menuju kafe tersebut.

Aku mengikutinya dengan langkah santai sambil melihat kafe yang bergaya eropa dengan hiasan cat warna putih serta bunga-bunga yang menghiasi ruangan kafe tersebut.

Saat aku sedang tenggelam menikmati pemandangan interior kafe. Aku tidak merasakan bahwa aku menabrak seseorang dan membuatnya menjatuhkan barang bawaannya.

"Maaf" kataku sambil memungut barang-barang yang berserakan di lantai dan memasukkan ke dalam kardus yang ada di depanku. Tanpa melihatnya siapa yang telah aku tabrak sebelumnya.

"Tidak apa" katanya dengan suara lembutnya sambil terus memungut barang-barang yang berserakan di lantai.

Barang yang berserakan di lantai sudah kami pungut. Ia mengambil kardus yang ada di depanku dan mengangkatnya.

Aku ikut berdiri bersamaan dengannya. Dan saat mata kami saling bertemu. Jantungku tiba-tiba berhenti berdetak.

Gadis dengan rambut bergelombang dan berwarna cokelat. Dipadu dengan pakaian kasual yang dilapisi oleh jaket katun berwarna putih. Memberikanku pemandangan akan kepolosan maupun keanggunannya.

"Gomawo" katanya dengan disertai senyuman manis yang diikuti dengan matanya yang ikut tersenyum.

Aku tenggelam kedalam pesonanya hingga dunia yang ada disekitarku seakan hanya ada ia di dalamnya.

Hingga lamunanku terbuyarkan oleh seseorang yang menepuk pundakku.

"Yah! Aku lapar, Tae. Apa yang kau lakukan?" yuri berteriak kesal disampingku dengan manja. Dan itu sukses membuatku muak karena aku sangat membenci aegyo nya yang sering kali gagal tersebut.

Aku memandangnya tajam mengutarakan kekesalanku padanya lewat mataku.

"Aku akan pergi kalau begitu. Semoga kalian menikmatinya" katanya dengan lembut disertai dengan senyuman khasnya.

Ia berjalan pergi. Meninggalkanku dengan yuri yang menyeretku menuju ke tempat duduk di dalam kafe tersebut.

 

 

Pertemuanku dengannya masih membekas didalam benakku. Senyumannya selalu berputar di dalam kepalaku layaknya kaset film rusak yang terus berputar. Memutarkan adegan yang sama setiap saat.

Setelah pertemuanku dengannya. Aku selalu menyempatkan diriku untuk mengunjungi kafe tersebut. Menyeruput kopi manis kesukaanku yang bercampur dengan krim manis khas dari kafe ini.

Aku selalu duduk di tempat yang sama saat berkunjung. Menatapnya yang seringkali mondar mandir untuk mengerjakan tugasnya sebagai waitress di kafe ini.

Hingga suatu hari, aku memberanikan diriku untuk mengajaknya menonton di bioskop. Mengajaknya untuk makan malam bersama. Mengajaknya untuk pergi ke taman bermain bersama.

Membuat hubungan pertemanan kami semakin dekat. Hingga berujung kepada sebuah pernyataan cintaku padanya.

 

Tubuhku serasa dibawah menuju ke langit ketujuh saat ia dengan senyuman manisnya menerima cintaku dan menjadi kekasihku.

Sebelumnya ada rasa takut di dalam benakku. Karena memikirkan pernyataanku yang akan berujung penolakan karena ia merupakan seorang gadis yang memiliki kelamin yang sama denganku. 

Tetapi, saat ia yang dengan senyumannya menyambut pernyataan cintaku. Itu membuatku bahagia dan lega di saat yang bersamaan.

 

 

 

Waktu berjalan dengan cepat. Tanpa aku sadari, hubungan kami sudah berjalan hingga 5 tahun lamanya. Kami saling mencintai dan menjalani hubungan ini dengan bahagianya.

Memutuskan untuk hidup bersama di bawah satu atap meskipun tidak ada ikatan pernikahan di dalamnya.

 

"Tae? Bangun ... "

"Aku masih mengantuk, Pany-ah" rengekku yang langsung menutupi mukaku dengan selimut.

"Yah! Ini sudah siang, Tae. Hari ini adalah jadwal kita untuk bersih-bersih" rengeknya kesal sambil terus menerus menggerakkan bahuku.

Dengan senyuman jailku. Akupun menarik tangannya dan memposisikan tubuhnya dibawahku. Menaruh kedua tangannya diatas kepalanya dan memperangkap tubuhnya dengan diriku.

Aku menatapnya yang melihatku terkejut dengan senyuman jail yang menghiasi wajahku.

"Kau telah membangunkan iblis di pagi hari, Hwang" kataku seduktif sambil mendekatkan mulutku dengan mulutnya. Menatapnya dengan senyuman dan tatapan penuh cinta.

Aku menyatukan mulut kami. Mengulum, melumat dan menghisap bibir manis serta lembutnya dengan penuh perasaan. Merasakan rasa strawberry dari lipbalm yang telah ia gunakan.

Tidak ada perlawanan apapun darinya. Malahan, ia mengikuti permainanku dan saling membalas ciumanku yang semakin panas ini.

Saat saling mengulum dan menghisap bibir masing-masing yang menciptakan decakan-decakan kenikmatan tidak lagi cukup untuk memuaskan hasrat kami. Kamipun mengikut sertakan lidah untuk saling beradu dan melepaskannya hingga tercipta benang saliva saat kami melepas pagutan bibir kami.

"Aku tidak pernah merasa cukup denganmu, Pany-ah" kataku dengan nafas yang memburu di depan bibirnya. Aku yakin, saat ini mataku pasti menyiratkan segala nafsu dan cinta yang sedang aku rasakan untuknya.

"Kiss me and Fu*k me, Tae" katanya dengan tatapan menantang. Sambil menarik kerah piyamaku dan mengajak kita untuk saling melumat satu sama lain sekali lagi.

Menciptakan suasana panas di pagi hari dan suara desahan kenikmatan di kamar tersebut saat itu.

 

 

 

Saat bersamanya. Melakukan sesuatu yang beratpun tidak pernah terasa melelahkan menurutku. Selalu ada senyuman yang terukir saat kami melakukannya.<

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
seulrene_daze #1
Chapter 8: yahhhhhhhhg kepo maksimal nih thooooorrrrr apa yg bakal terjadiiii
seulrene_daze #2
Chapter 5: THOR SEQUEL PLIS HATI INI GABISA
seulrene_daze #3
Chapter 4: WKWKWKWKWKWKWKWWKWKKWKWKW UDAH BAGUS PARAH EH KOCAK DAH DI BAWAHNYA NGAKAK
Atsuko3
#4
Chapter 8: Cerita seulrene lanjutkan lgi dong yg ini thor?
bpmaknae
#5
Chapter 8: Wow intense
SoneTw_ss
#6
Chapter 7: Request seulrene taeny di satu chapter dong, yg fluff tanpa bumbu angst
SoneTw_ss
#7
Chapter 7: Baca author's note terinspirasi dr lagu ikon-apology, udh ada firasat bakal sedih ffnya :))
jasonds #8
Chapter 4: sadisnyaaa irene hahahah ngakak gue...hidup seulreneeee..banyakin seulrene ya
sclocksmith #9
Chapter 6: Request TaeNy lagi dong, hehe
sclocksmith #10
Chapter 1: Ahh, so sweet, TaeNy :)