8. Taetae I ( Taeny, Genderbender)

Oneshoot and Twoshoot Peanut and Jelly (Taeny/Seulrene)
Please Subscribe to read the full chapter



9 Maret 1889 adalah tanggal dimana aku dilahirkan didunia ini. Dimana konflik antar negara masih tetap terjadi. 

Ini adalah ceritaku.

Cerita tentang hidupku.

Aku bukanlah seorang manusia ataupun seorang malaikat. Aku juga bukanlah setan yang selalu menghantui setiap manusia di muka bumi ini.

Aku hanyalah seekor binatang.

Tepatnya seekor anjing.

Aku tidak tau bagaimana aku tercipta di dunia ini. Aku juga tidak tau siapa yang menciptakan atau melahirkanku ke dunia ini.

Yang aku tau hanyalah saat aku terbangun. Aku sudah berada di sebuah kotak kecil berwarna coklat. Dengan sebuah kain hangat di dasarnya yang menghangatkan ku disaat tubuhku kedinginan.


Aku selalu mencoba untuk berbicara ataupun menangis meminta pertolongan.

Mencari sosok yang akan melindungiku ataupun  mengajariku segala  hal.

Tetapi sayangnya tidak ada siapapun yg mendatangiku dan menolongku keluar dari kotak kecil yang semakin lama semakin dingin ini.


Tetesan air membasahi tubuhku dan kotak dimana aku berada. Tangisanku semakin lama semakin tidak terdengar.

Air mataku semakin lama juga semakin berkurang.

Aku tidak bisa apa-apa.

Tidak ada makanan. Tidak ada kehangatan. 
 

Aku sempat putus asa dengan kehidupanku.

Hingga seorang malaikat datang membawaku kedalam dekapannya. 
Ia bukan malaikat kematian. Aku juga tidak mati. Ia hanya seorang gadis kecil yang berbalut hati malaikat.

Ia membawaku bersamanya dalam dekapannya. Berlari melewati rintikan air hujan. Ia semakin mengeratkan dekapannya karena merasakan tubuhku yang menggigil. Membuatku dapat merasakan kehangatan dari tubuhnya yang terbalut oleh kain putih berenda. 
Aku tidak tau apa yang terjadi setelah itu. Yang aku ingat hanyalah mataku terpejam dan kemudian semuanya gelap.

 


“Yah ... bangun” 
Di dalam tidur indahku. Aku mendengar suara malaikat.

Suaranya mengalir dengan lembut dan indah.

Hangat.

Tubuhku terasa hangat.

Badanku tidak terasa sakit seperti sebelumnya. Tubuhku juga tidak menggigil.

Aku mencoba mengerjapkan mataku menyesuaikan cahaya yang masuk ke mataku. Saat mataku sudah terbuka. Aku terkejut melihat sesosok gadis manis yang sedang berbicara dengan seseorang.

“Daddy ... apa ia tidak apa-apa?” katanya dengan suara melodik indahnya.

“Tenanglah sayang. Dokter sudah memeriksanya. Kau tidak perlu khawatir dengan kesehatannya.” Kata seseorang dengan jenggot tipis disekitar dagunya dan menatap gadis tersebut dengan mata teduhnya. 

“Woff Woff! (aku baik-baik saja)” Teriakku lantang di posisi tidur terlentangku. Membuat mereka yang sedang serius berbicara langsung mengedarkan pandangannya menatapku.

“Kau sudah bangun?" Kaget gadis kecil tersebut melihat ku.

"Syukurlah” kata gadis itu terharu yang kemudian membawaku kedalam dekapannya sekali lagi dan memelukku dengan erat.


Aku menyukai kehangatan ini.

Rasanya hangat dan nyaman.

Tanganku bergerak untuk membalas pelukannya. Sayangnya, aku hanya dapat memeluk sebagian kecil dari tubuhnya.

Tetapi itu bukanlah masalah bagiku. Karena aku menyukainya.

“Woofff ~ (Terima kasih)” kataku pelan dan terus menenggelamkan kepalaku di dadanya. Menikmati hangat dan aroma harum khas yang ia berikan kepadaku. 


 


“Woof! (Stephanie!) Woof!” teriakku memanggilnya sambil membawa sebuah bunga indah dimulutku yang aku dapatkan tidak jauh dari tempatnya. Aku terus berlari mendekatinya yang sedang berbaring diatas rerumputan sambil melihat langit yang cerah dengan terik matahari yang mengintip melewati celah-celah yang dibuat oleh awan. 

Ahh ...

kenapa ia sungguh indah. 

Aku bahagia karena dapat menjadi binatang peliharaannya yang selalu berada disisinya. Menikmati karya terindah sang pencipta yang selalu terpancar dari dirinya. 

“Woof! Woof! (aku menemukan bunga yang cantik)!” kataku mencari perhatiannya yang sedang memejamkan matanya menikmati hembusan angin. Matanya terbuka saat mendengarku. Ia menatapku dengan senyuman khasnya dan kemudian membawaku kedalam dekapannya.

“Kau menemukan bunga, Taetae?” tanyanya dengan senyuman indahnya dan mengambil bunga tersebut dari mulutku. Kemudian mencium harum dari bunga tersebut dengan anggun.

Aku suka membawakannya bunga. Karena saat aku membawakannya bunga. Senyum khasnya selalu merekah.


Dan aku menyukainya.


“Woof woof woof! (aku mengambilnya saat memikirkanmu, noona)” kataku yang kemudian turun dari dekapannya dan menatap matanya lekat. Menyimpan indahnya mata kecoklatannya ke dalam memori ingatanku.


Disaat kami sedang saling bertukar tatapan. Seseorang memanggilnya. Dan itu adalah ayahnya. 
“Stephanie!” panggil ayahnya dari dekat pintu belakang rumahnya. 
“Iya, daddy!” sahutnya yang kemudian membawaku kedalam dekapannya dan berlari menuju ke rumah besar miliknya.


Umurku masihlah muda. Mungkin apabila aku menghitung dari kalender manusia. Umurku saat ini adalah 3 bulan. Mengingat hal tersebut membuatku mengingat saat-saat dimana aku pertama bertemu dengannya.


Setelah kejadian tersebut ia selalu mengajariku layaknya manusia. Ia selalu memberitahuku tentang ceritanya saat di sekolah. Dan ia juga selalu menceritakanku sebuah dongeng sebelum kita tidur.

Darinya lah aku dapat mengetahui tentang dunia ini. Aku lebih mengetahui tentang bagaimana manusia sebenarnya.

Ada dari mereka yang jahat dan ada dari mereka yang baik. Manusia memiliki beragam sifat yakni rakus, dengki, dermawan dll. 

Dan ceritanya tentang manusia membuatku selalu berangan angan untuk menjadi manusia.

Karena manusia sangatlah bebas dan beragam.


Kita memasuki rumah besarnya. Rumahnya tidak hanya terlihat besar untuk hewan seukuranku. Tapi juga terlihat besar untuk gadis sepertinya.

Temboknya bercat putih. Jendelanya berukuran besar dan ada lampu gantung besar yang menggantung di tengah ruangan tengah dari rumah tersebut.

Semua furniture nya terbuat dari kayu. Dan setiap meja yang ada di ruangan terdapat sebuah lilin yang menghiasinya. 
Sedangkan lantai atas terdapat kamar-kamar yang berjajar. Dari mulai kamar tidur ataupun kamar mandi.

Tetapi, sangat disayangkan karena rumah ini sangatlah sepi. Hanya ada kami bertiga yang meninggali rumah sebesar ini.

“Daddy ... ?” 

Ia berjalan mendekati ayahnya yang berdiri tegap dengan seragam warna krem serta tas besar yang berada di samping kakinya. Aku yang berada didekapannya hanya dapat menatapnya penasaran.

Kenapa Stephanie tidak menunjukkan senyumnya sedikitpun. Kenapa wajahnya terlihat sedih?

“Apa daddy akan pergi?” tanyanya dengan suara pelan dan sedih sambil menatap ayahnya dengan mata yang siap menjatuhkan buliran air mata.

Aku hanya terdiam menatap mereka bergantian. Ayahnya juga menampakkan wajah sedih sama sepertinya.

Ada apa ini?

Ayahnya mendekatinya dan meletakkan kedua tangannya dibahu miliknya “Maaf, Stephanie. Daddy kali ini harus melaksanakan tugas. Ini penting sayang. Maafkan ayah” kata ayahnya dengan pelan. Menenangkan anaknya yang hendak menitihkan air matanya itu.

“Kapan daddy kembali?” tanya stephanie yang masih kuat menahan air matanya untuk tidak jatuh.

“Tidak tahu. Untuk sementara. Daddy akan selalu mengabarimu saat Daddy disana” jelas ayahnya dengan senyuman menenangkannya. 

“Hmm ... aku akan menunggu daddy. Hati-hati dan juga. Daddy harus pulang apa

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
seulrene_daze #1
Chapter 8: yahhhhhhhhg kepo maksimal nih thooooorrrrr apa yg bakal terjadiiii
seulrene_daze #2
Chapter 5: THOR SEQUEL PLIS HATI INI GABISA
seulrene_daze #3
Chapter 4: WKWKWKWKWKWKWKWWKWKKWKWKW UDAH BAGUS PARAH EH KOCAK DAH DI BAWAHNYA NGAKAK
Atsuko3
#4
Chapter 8: Cerita seulrene lanjutkan lgi dong yg ini thor?
bpmaknae
#5
Chapter 8: Wow intense
SoneTw_ss
#6
Chapter 7: Request seulrene taeny di satu chapter dong, yg fluff tanpa bumbu angst
SoneTw_ss
#7
Chapter 7: Baca author's note terinspirasi dr lagu ikon-apology, udh ada firasat bakal sedih ffnya :))
jasonds #8
Chapter 4: sadisnyaaa irene hahahah ngakak gue...hidup seulreneeee..banyakin seulrene ya
sclocksmith #9
Chapter 6: Request TaeNy lagi dong, hehe
sclocksmith #10
Chapter 1: Ahh, so sweet, TaeNy :)