Lily of the Valley

Description

Lily of the Valley

"Taekwoon!"

Seorang gadis di awal 20 tahunan berlari mengejar pria tinggi tegap berpakaian perang yang tampak memperbaiki letak pedang di pinggangnya. Gaun hanbok kerajaan berhias bordiran bunga peony yang ia kenakan berkibar tertiup angin dari Pegunungan Masan.

Pria yang dipanggil membalikkan punggung bidangnya. Melihat kedatangan gadis itu, ia segera membungkuk dalam. Senyuman menciptakan kurva kembar yang sempurna di lembah bibirnya.

"Kau ini menggemaskan, ayo berdirilah lagi. Kau tahu aku tidak butuh penghormatan seperti itu.."

"Derajatmu jauh lebih tinggi dariku, Sunhwa sshi."
prajurit itu merendahkan suaranya pada keturunan terakhir Raja Sejong dari perkawinannya dengan selir dari Kerajaan Silla itu. Bae Sunhwa.

"Aigoo, kau ini.. bersikaplah seperti biasanya padaku." 

Sunhwa tersenyum ramah sembari menyenggol ringan lengan kekar prajurit kerajaan di sampingnya.

"Apa pelajaran pribadimu sudah selesai, milady?" tanya Taekwoon, masih dengan sikap penuh rasa hormat pada Putri nya yang bersahaja itu.

"Hmm.." gumam Sunhwa. "Membosankan seperti biasanya."

 "Begitu.. oh ya, pasukanku akan berkeliling di sekitar kota untuk mencari penjahat yang menyusup ke istana malam lalu." Taekwoon melaporkan. "Pastikan untuk memberi tahu penjaga agar tetap waspada, ya?"

"Tentu saja." gadis ber-hanbok peony itu mengiyakan. "Selain itu, pelindungku ini tidak akan membiarkanku berada  dalam bahaya, bukan?" Sunhwa tertawa kecil, tak henti menggoda prajurit yang begitu dikasihinya itu.

"Taekwoon, bukankah kau berjanji bahwa kita akan pergi ke lembah? Katamu bunga lili liar hanya mekar selama 3 hari di penghujung Oktober ini.."

Prajurit bermata elang itu ingat tentang janjinya pada Putri Sunhwa. Ia pernah berkisah mengenai legenda lili liar di tepi lembah yang mekar di penghujung musim gugur. Sunhwa ingin Taekwoon mengajaknya kesana jika ia memiliki waktu luang. Seperti hari ini, tapi sayang, gara-gara insiden penyusupan kemarin malam, ia dan seluruh punggawa istana sibuk menyisir seluruh wilayah kerajaan untuk menangkap penjahat bertopeng yang meresahkan itu.

"Kau bisa melihat dengan jelas bahwa aku dan seluruh prajurit sibuk melakukan penjagaan, bukan?" Taekwoon menurunkan pandangannya ke bawah. 

"Permintaan maafku yang paling dalam,milady-"

"Oh tidak apa-apa, sungguh! Aku bisa meminta Boreum untuk menemaniku kesana. Aku yakin lembah itu tak jauh dari sini, kan?"

Sunhwa cepat-cepat menyuruh Taekwoon berhenti meminta maaf. Lagipula ia masih memiliki Han Boreum, budak yatim piatu yang bekerja pada keluarganya. Ia tak ingin membebani Taekwoon yang memang sedang sibuk bertugas, hanya saja.. seandainya mereka bisa pergi bersama. Pasti akan sempurna sekali, batin Sunhwa sedih. Namun gadis itu segera menyamarkan kekecewaan dibalik senyuman indahnya.

Prajurit itu juga merasakan kesedihan yang serupa. Sudah berbulan-bulan mereka menantikan ini, karena bunga lili liar hanya mekar sekali dalam setahun, dalam fase hidup yang amat singkat pula. Ia terpaksa harus menunggu tahun yang akan datang untuk bisa menyaksikan lembah di musim gugur yang dibanjiri bunga lili bersama Putri Sunhwa; kekasihnya.

Ketika tatapan Taekwoon jatuh pada gadis itu, ia merasakan hangat mentari pagi menyentuh sanubarinya. Ia selalu terkesan pada gadis bersahaja yang pemberani itu. Wajahnya mencerminkan kecantikan langka dalam kurun waktu seribu tahun. Sepasang mata sebening telaga, hidung seramping tepian tebing, lembayung senja yang menyemburat di kedua pipinya, serta bibir mungil dan merona bak buah persik yang sedang ranum.

 Terlepas dari keindahan raganya, Taekwoon mencintai kemurnian hati dan jiwa Putri Sunhwa. Tentang
bagaimana sepasang mata telaganya tampak berkilauan ketika ia dilanda kebahagiaan. Senyuman malaikatnya, suara semanis madunya dan semua keindahan yang dikaruniakan dewa pada gadis itu. Taekwoon terpesona oleh semuanya.

"Ah, baiklah. Pastikan kau didampingi setidaknya satu pengawal laki-laki untuk berjaga di belakang." Taekwoon berpesan kembali sementara gadis itu menggandengnya lembut. Mereka mengayunkan langkah beriringan begitu memasuki pedesaan. Sepanjang jalan, Sunhwa menyapa setiap warga kerajaan yang ditemuinya. Pria dan wanita, tua muda, semua kasta tanpa terkecuali. Lagi, Taekwoon terpesona pada kerendahan hati Sunhwa. Itulah yang membuatnya menjatuhkan hati untuk Putri Bae Sunhwa yang agung.

~

Foreword

Jung Taekwoon mencintai Bae Sunhwa; puteri bangsawan anggun nan bersahaja yang merupakan permaisuri impiannya. Namun pada suatu hari, semua mimpi itu kandas ketika Sunhwa terbunuh, tanpa sempat Taekwoon selamatkan. Dalam keterpurukannya, pria itu menjalani kehidupannya yang hampa dalam kutukan keabadian. Hingga ribuan tahun berlalu... di ambang frustrasinya, takdir mempertemukannya lagi dengan seraut wajah cantik kekasih yang dirindukannya..

Namun alangkah terkejutnya Taekwoon saat menyadari kenyataan pahit bahwa gadis itu bukan sosok yang selama ini ia harapkan.

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet