[Monster]

Ravel

XoXo-XoXo-XoXo

Ravel © Kiriya Hiiragi

XoXo-XoXo-XoXo

Tempat mereka sekarang berlibur adalah salah satu tempat yang dikenal dengan pemandangan alam mempesona dan festival budaya yang selalu ramai setiap tahun. Karena kelestarian alamnya masih terjaga, banyak orang-orang mengatakan bahwa penampakan cahaya kunang-kunang di sini paling indah di musim ini. Tentu saja, kebanyakan dari para wisatawan yang berkunjung ingin melihatnya. Junmyeon sebenarnya tidak meyakini aman untuk ikut mencari para kunang-kunang, setelah kejadian kemarin. Namun, jika dipikir lagi, selama mereka berlibur di tempat ini atau bahkan dari obrolan orang-orang di tempat ini, tampaknya tidak ada kejadian aneh di daerah ini.

Lalu bagaimana dengan kejadian yang dia lihat kemarin di hutan?

“Kita semua akan pergi melihat kunang-kunang, benar kan?” Baekhyun bersemangat.

Kyungsoo menoleh pada yang lain, “Karena tempat ini terkenal dengan kunang-kunangnya?”

“Sudah jauh-jauh berlibur, tentunya kita harus menikmati semuanya.” Jongdae menimpali.

Yongguk menggeleng pelan, “Kau bicara seolah-olah kita akan makan kunang-kunang saja.”

“Kau tertarik?” Chanyeol bertanya pada Junmyeon. Ruang tengah tampak ramai karena mereka berkumpul disana. Beberapa ada yang menikmati permainan bilyar yang tersedia, dan yang lain tampak menonton televisi seraya membahas hal yang akan dinikmati di liburan mereka.

“Aku tidak yakin. Mungkin sedikit…?”

Sejujurnya Junmyeon mulai menikmati liburannya. Menikmati kebersamaan bersama orang-orang ini. Dia merasa seperti sedang menjalani hidup yang begitu normal. Berjalan bersama, bermain, makan bersama, semuanya begitu dekat dengan kata normal. Hingga dia nyaris lupa kalau dia berbeda dengan mereka.

“Semua orang di sini pasti akan pergi melihat nya, kudengar pada musim seperti ini ada banyak kunang-kunang di tepi sungai.” Minseok menjelaskan.

“Dalam satu sisi, aku merasa itu memberikan kesan indah, dan sisi lainnya… terasa mistis.” Himchan bergidik pelan.

“Kita pergi sama-sama saja. Biar tidak kenapa-kenapa.”

“Aku setuju itu. Lebih baik kita menikmati festival terlebih dahulu, sore ini akan dibuka.”

Festival, ya?

Sudah lama sekali semenjak Junmyeon pergi ke acara seperti itu. Jika diingat-ingat, itu adalah salah satu kenangan yang berkesan baginya. Dia pergi ke festival bersama dengan ayah dan ibunya. Bergandengan tangan dengan mereka. Ayahnya membelikan jjinppang (bakpao) untuknya dan ibunya. Ibunya memakaikan topeng yang dibeli dari stand pada ayahnya. Dia mendapatkan boneka kelinci dari ibunya yang berhasil menembak sasaran di stand menembak.

Saat itu, dunianya masih kecil dan indah.

XoXo-XoXo-XoXo

Meskipun keputusan bersama yang diambil adalah pergi bersama-sama, ketika sampai di festival, mereka semua langsung tersebar. Masing-masing menuju ketempat yang menarik perhatian mereka, contohnya Chanyeol yang langsung melihat-lihat topi bersama Baekhyun, ada yang tertarik pada stand permainan; Sehun dan Kai, bahkan ada yang langsung antri jajan makanan; manajer-nim.

“Kau juga harusnya senang-senang, hyung.” Jongdae ternyata berada di belakangnya.

Hyung, kemari!” seruan terdengar dari Chanyeol yang melambaikan tangan padanya.

“Ada topi yang keren, hyung!” Baekhyun menambahkan.

“Ikut antri bersamaku saja, Jun.” manajer-nim ikut berseru. “Beli dua gratis satu, nih.”

“Mending ngerayu cewek-cewek cantik di sana.” Tunjuk Jongdae. “Semulus mbak-mbak snsd.”

“Yap, out.” Minseok menggeplak kepala Jongdae.

XoXo-XoXo-XoXo

Pada akhirnya Junmyeon menggilir nyaris semua stand, memilih topi bersama Chanyeol dan Baekhyun, memperhatikan permainan menembak dari Sehun dan Kai, menyarankan baju-baju yang sedang dipilih oleh Himchan, Yongguk, Minseok dan Kyungsoo, bahkan ikut antri makanan dengan manajer-nim demi membeli dak-kkocho (sate ayam).

“Kau memotret banyak sekali.” komentar Luhan.

“Ini pemandangan yang bagus!”

Terdengar antusiasme penuh dari Yixing. Suasana terlihat indah dengan cahaya dari lampion hias aneka warna yang bergantung, musik tradisional yang terdengar, keramaian dan senyum pengunjung terpancar jelas.

“Hei, untuk kenang-kenangan, bagaimana kalau aku fotokan kalian semua di sini?” Yixing melambaikan tangan.

“Itu ide yang bagus. tapi kau kan termasuk pemenang tiket, harusnya ikut berfoto.”  Ucap Minseok.

“Semuanya harus ikut?” Tanya Junmyeon.

“Minta tolong pada orang saja.”

“Aku boleh ikut juga kan?!” Chanyeol tidak ingin ketinggalan. Langsung mengincar sisi Junmyeon.

 “Biar aku yang foto kan.” Ucap Luhan sambil meminta kamera yang berada di tangan Yixing.

“Ehh—tunggu. Kenapa—”

“Ayo cepat, nanti gak bisa foto di samping Junmyeon.” Luhan mendorong Yixing segera.

“Heehh…”

Yang mendapatkan spot di samping kanan kiri Junmyeon adalah manajer-nim dan Jongdae.

XoXo-XoXo-XoXo

“Kau yakin ini arah tepi sungai yang dimaksud?” Junmyeon mengiringi langkah Jongdae.

“Benar kok, ini.”

“Harusnya tadi nggak usah ke toilet dan ngegodain cewek di festival. Kita jadi ketinggalan kan.” Junmyeon mengeluh.

“Hasrat alami mana bisa ditahan, nanti jadi penyakit.” Sahut Jongdae. “Mereka nggak mungkin terlalu jauh deh. Mata merah kamu nggak bisa dimanfaatin, hyung?”

“Ya kamu kira mataku fungsinya apaan?  Teropong?”

“Kali aja. Bisa menembus pepohonan gitu.”

Junmyeon memang bisa melihat lebih baik dalam kegelapan, namun tidak sampai memiliki kemampuan tembus pandang semacam itu. Dia menarik kerah belakang Jongdae yang mengarahkan senter ke depan, “Ada lubang, hati-hati.”

“Astaga, thanks hyung.” Jongdae mengelus dadanya pelan.

Beberapa menit berlalu, akhirnya Jongdae bersuara, “Kayaknya kita emang nyasar deh.”

“Jalan sama kamu kok aku nyasar terus sih.” Junmyeon menaikkan alis, “Tidak bisa menghubungi Minseok atau manajer-nim?”

“Tidak ada sinyal.” Jongdae menampakkan ponselnya yang berganti fungsi menjadi senter penerang jalan mereka.

Junmyeon tampak berpikir, “Apa kita kembali saja? Aku yakin Chanyeol pasti mencariku. Dia tentu akan menemukan kita. Jadi sebaiknya kita tidak pergi lebih jauh.”

“Eh? Kenapa kau terdengar yakin sekali dia bisa menemukan kita?”

Junmyeon lupa kalau Jongdae belum tahu tentang siapa Chanyeol sebenarnya. “Karena… dia punya insting yang bagus.”

“Baiklah kalau kau bilang begitu.”

Suara gemerisik terdengar diantara pepohonan, terdengar seperti ada yang berlari dan menginjak ranting. Jongdae terperanjat, sementara mata Junmyeon segera menyala karenanya di kegelapan.

Ada suara keras beberapa saat, dan bunyi hewan yang ribut untuk beberapa saat.

H—hyung?” Jongdae tampak merapat pada Junmyeon. jelas meyakini berada di dekat setengah vampire itu lebih aman.

“Jongdae, matikan ponselmu.”

“Tapi—”

“Matikan saja.”

Tidak mengerti apa yang terjadi, Jongdae hanya mengikuti arahan Junmyeon. Menjadikan suasana gelap hutan hanya mendapat cahaya dari rembulan yang bersinar temaram.

Junmyeon mengambil satu langkah di depannya, seakan bermaksud melindunginya. Jongdae meneguk ludah. Suara berisik itu terdengar mendekat.

Makhluk apa itu?

Meskipun tampak mendekat, Jongdae tidak dapat melihatnya dengan jelas dalam kegelapan.

Matanya menyala kemerahan seperti milik Junmyeon, namun tangan sosok itu terlihat berbeda. besar dan memiliki cakar, seperti manusia serigala.

Apakah perubahan vampire seperti ini? Jongdae tidak pernah membayangkan akan melihat penampakan yang mengerikan dihadapannya. Berlumuran dengan darah yang tampaknya didapat dari membunuh secara beringas.

“Vampire? Werewolf?”

“Bukan. Ini juga pertama kalinya aku melihat yang seperti ini.”

“Sepertinya ini tidak akan menjadi saat yang tepat untuk berkenalan. Sebaiknya kita lari.”

 Suara geraman terdengar. Sebuah serangan nyaris mengenai mereka, seandainya tidak segera berlari menjauh.

“Apa ini?! Psikopat di tengah hutan?! Monster? Mutan?! Ada berapa jenis keanehan di dunia ini sih?!”

“Tidak usah banyak bicara, lari saja sampai kita keluar dari hutan!”

Cakaran menghantam batang pohon, menciptakan goresan yang membuat Jongdae terperangah.

“Matamu nggak bisa ngeluarin laser hyung?! Kalau kena sabetannya, kita pasti mati kan? Ah, tunggu kita berbeda. kau mungin akan masih hidup, kalau aku yang kena, aku bisa tinggal nama doang dong!”

“Aku yakin hipnotisku tidak akan mempan padanya, atau bahkan seranganku. Kau lihat dia lebih besar dariku kan?! Aku bahkan tidak tahu makhluk apa itu!”

Geraman semakin terasa mendekat. Untuk beberapa saat menoleh, Jongdae dapat melihat dengan jelas mata sosok yang sama merahnya dengan mata Junmyeon, giginya tajam bertaring, tangannya berbulu dengan cakar yang mengarah tempat kepada mereka.

Sebuah dorongan mengenainya, hingga dia terpelanting ke depan.

Crash.

Ada darah yang terciprat mengenainya. Jongdae merasa gemetar seraya menyentuh pipinya. Darah siapa? Dia tahu jelas itu darah Junmyeon, pemuda itu mendorongnya hingga serangan itu malah telak mengenainya. Lengannya berlumuran darah. Apa itu? Meskipun dia adalah setengah vampire, dia juga bisa berdarah? Dia menolong manusia.

Hyung!”

Sosok itu mendekat pada Junmyeon, terlihat jelas pula Junmyeon memberikan perlawanan dengan serangan yang tampaknya tidak berguna, hingga monster itu mencekiknya dengan mudah. Jongdae mengambil sebatang kayu, mengabaikan arahan Junmyeon yang menyuruhnya untuk lari.

“Khh...”

Ah, hal seperti ini tidak pernah terbayangkan oleh Junmyeon. Dia menolong seorang manusia, dan manusia itu berusaha menolongnya.

Mereka berdua akan mati.

XoXo-XoXo-XoXo

“Pemandangan yang dramatis.”

Sosok itu mundur karena tendangan yang dilancarkan padanya. Namun tendangan tidak berarti banyak. Monster itu tidak terluka. Namun cengkraman pada Junmyeon terlepas.

“Cih, merepotkan.”

Yoongi-ssi…?” Junmyeon tidak menyangka vampire elit itu muncul dan menyelamatkannya.

Mata merah Yoongi menatapnya dingin. “Jangan salah paham. Aku hanya melakukan tugasku saja.”

Tugas apa? Junmyeon tidak bisa menanyakannya.

Karena bahkan Yoongi sendiri terlihat kesulitan menghadapi sosok monster di hadapan mereka.

Hyung, k—kau terluka!” Jongdae menghampirinya.

 “Manusia benar-benar menyedihkan.” Yoongi menatap tajam sosok itu, hingga pergerakannya tertahan.

“Grrr...” Perlahan tapi pasti monster itu mencoba bergerak dan melawan.

Monster itu kuat.

“Menciptakan makhluk menjijikan semacam ini.”

“Junmyeon-hyung!”

Suara itu langsung dikenali oleh Junmyeon. Chanyeol menemukan mereka.

Tidak perlu waktu lama bagi Chanyeol untuk mengerti apa yang sedang terjadi. Terlebih dengan indera penciumannya yang tajam, dapat dengan mudah mengetahui luka yang  ada pada lengan itu adalah ulah dari monster itu.

“Grrrh…”

Mata Chanyeol berubah keemasan. Tampak nyalang dengan tangan yang bertansformasi menjadi cakar. Membuat Jongdae kembali bertemu rasa terkejut.

Tentu saja, baik itu Yoongi dan Chanyeol tidak menyukai satu sama lain, tapi monster itu cukup tangguh untuk dikalahkan, sehingga bekerja sama adalah hal yang terpaksa mereka lakukan. Kerja sama yang bagus dalam menghadapinya hingga monster itu tampak kewalahan.

“Beraninya mengacau di teritorialku.” Suara lain terdengar dingin.

Sebuah bola api menghantam tubuh monster itu hingga terpental. Membakar tubuhnya. Geraman keras terdengar. Monster itu sudah terlalu kewalahan karena melawan Yoongi dan Chanyeol. Sosok itu melarikan diantara kegelapan dengan api yang membakarnya.

Changmin, pemuda itu muncul di tengah-tengah pertarungan mereka.

“Bukankah kaum kalian yang membuat makhluk menjijikan itu, manusia?” Yoongi berucap dingin.

“Manusia mana yang kau maksud, wahai yang mulia? Aku mana mungkin ingin melakukan hal merepotkan semacam itu. Itu adalah hal yang gila.” Changmin menanggapinya santai. Emblem khas hunter berada di tangannya.

Yoongi melihat situasi sekitarnya, Junmyeon yang terluka, dan eksistensi lainnya. Kemudian dia melangkah pergi. Menghilang diantara kegelapan.

Changmin menghela napas, “Aura vampire elit memang berbeda.” Changmin menoleh pada ketiga sosok yang terdiam di sana. “Aku pasti akan diomeli Siwon-hyung karena tidak bisa menjaga keponakannya… Kalian bisa kembali ke penginapan kan? Aku harus mengurus makhluk itu.”

Mereka mengangguk pelan. Termasuk jongdae. Dalam hati hanya bisa berkata; wow, what happen? This is dream, right? I must be dreaming right now.

“Junmyeon-hyung, kau terluka parah—” melihat keadaan Junmyeon, dengan segera Chanyeol merobek ujung kemeja yang dipakainya dengan mudah. Mengikatnya dengan sobekan kain untuk mencegah darah yang masih keluar dari sabetan cakar itu. Lukanya menutup dengan lambat, yang berarti lukanya cukup dalam.

Hyung? Kau baik-baik saja? Kita harus mengobati lukamu. Tunggu, bagaimana caranya mengobati lukamu?! Apakah kita bisa membawa Junmyeon-hyung ke rumah sakit? Apa identitasnya tidak akan ketahuan?”

Chanyeol menatap Jongdae yang panik. Tidak menyangka pemuda itu mengetahui identitas Junmyeon.

“Kalian… terlalu ribut.”

Hyung!”

“Ini gawat, Chan…”

“Kenapa hyung? Apa monster itu kembali? Bukankah hunter itu bilang dia yang akan mengatasinya?”

“Aku… tidak bisa bergerak…”

Ah, tentu saja. Chanyeol harusnya melihat betapa banyaknya darah yang bersimbah di tanah dan pakaian junmyeon. Dia pasti kehilangan tenaganya karena hal itu.

“Tunggulah disini, aku akan mencarikan darah untukmu.” Chanyeol bermaksud bangkit dari posisi berjongkoknya.

“Darahku saja.” Ucap Jongdae mantap, “Kau bisa meminum darahku.”

“Aku tidak bisa melakukan hal itu…”

“Aku tidak akan apa-apa kalau kau tidak menghisapnya sampai habis hyung… lagipula kau seperti ini karena menolongku.” Jongdae menyibak kerah baju. Menampakkan lehernya kepada Junmyeon.

Mata Junmyeon menyala, dia merasa begitu haus. Sangat haus hingga rasanya tidak bisa menahan diri. Namun juga merasa lelah untuk waktu yang bersamaan.

“Tidak apa-apa, hyung.” Jongdae mendekat padanya yang tersandar pada pohon, membawa Junmyeon kepelukannya hingga dagu pemuda itu mendarat di bahunya.

Makhluk yang katanya adalah vampire itu terlihat begitu lemah dihadapannya.

“Khhh…”

Rasanya sakit, tapi tidak seburuk yang Jongdae duga.

Tidak pernah berpikir kalau dia akan digigit vampire dengan cara seperti ini.

Chanyeol menatap adegan itu dalam diam. Tangannya terkepal. Seandainya bisa, dia ingin berada di posisi Jongdae saat ini.

Namun vampire tidak bisa meminum darah werewolf.

XoXo-XoXo-XoXo

 “Terima kasih, Jongdae. Ini cukup.”

“Kau… yakin?”

Junmyeon mengangguk, mata kemerahannya menghilang. “Nanti… kau akan tambah kurus kalau aku terus meminum darahmu.”

“Kalau kau bisa bercanda seperti itu… berarti kau sudah lebih baik. Apa kau bisa berdiri?” Jongdae mengulurkan tangannya pada Junmyeon.

Chanyeol menahan tangan Jongdae. Menatap Jongdae dengan kalem, “Selebihnya, biar aku yang urus. Junmyeon-hyung, aku akan menggendongmu.” Pemuda itu berjongkok.

“Hm.” Junmyeon mengiyakan. Punggung yang dulunya lebih kecil darinya. sosok yang dulunya sering dia gendong, sekarang lebih besar darinya.

Mencoba melindunginya.

XoXo-XoXo-XoXo

Mereka berjalan dalam keheningan. Suara binatang malam terdengar, namun tidak menjadi hal yang ditakuti oleh Jongdae. Terutama setelah apa yang terjadi tadi. Membuatnya sangat paham ini bukanlah mimpi.

“Jadi… vampire juga bisa tertidur?” jongdae melirik Junmyeon yang berada di punggung Chanyeol. Matanya tampak terpejam layaknya manusia biasa yang tertidur karena kelelahan.

“Dia hanya setengah vampire. Kau tahu hal itu kan?”

“Aku tahu itu… dan kau adalah werewolf begitu?”

Chanyeol tidak menjawabnya.

“Kalian terlihat mengagumkan.”

“Kau harusnya takut kepada kami. Kita berbeda.”

Jongdae sering mendengar ucapan itu dari Junmyeon. Mereka berbeda, dan dia baru menyadarinya betapa benarnya hal itu sekarang. “Meskipun begitu… kita masih dapat menjadi teman, bukan? Kita bisa berusaha saling memahami. Aku ingin memahami apa yang Junmyeon-hyung pikirkan.”

Itu bukan hal yang mudah.

Tentu saja, kepanikan menyerbu kawan-kawan mereka begitu mendengar kabar dari Jongdae yang menelpon mereka dari penginapan. Meskipun berita yang Jongdae sampaikan berbalut dusta.

Kami tersesat di hutan, lalu Junmyeon-hyung jatuh dari tebing.

Mereka ingin melihatnya, namun dengan tegas Chanyeol melarang mereka, berdalih kalau Junmyeon harus beristirahat. Sementara Jongdae dan Changmin cukup kooperatif dalam mengiyakan Chanyeol.

Sehun dan Yixing adalah sosok yang beberapa kali berusaha untuk mendapatkan izin masuk.

“Aku… bisa melakukan pengobatan yang cepat!” Yixing jelas sama cemasnya dengan yang lain. Namun jika itu adalah luka luar, dia dapat menyembuhkan dengan kekuatannya.

“Tidak perlu. Dia sudah dapat pengobatan yang tepat. Dia hanya perlu istirahat.” Chanyeol menahannya di depan pintu kamar.

“Tidak bisa kah kami memastikannya? Melihatnya sebentar saja?” Sehun memohon.

Membiarkannya masuk, sama saja memberitahu siapa Junmyeon sebenarnya. Karena penyembuhan Junmyeon cukup cepat dibanding manusia biasa. Terlebih lagi jika dilihat lebih baik, luka yang Junmyeon dapat tidak tampak seperti luka jatuh, namun cakaran.

“Itu benar. Dia akan baik-baik saja. Aku sudah memeriksanya. Begini-begini, aku adalah lulusan kedokteran.” Changmin menambahkan. “Kalian bisa menjenguknya nanti.”

“Tapi, aku—”

“Sudahlah, Yixing. Biarkan Junmyeon-ssi istirahat.” Luhan memegang bahunya. Sesaat bertemu pandang dengan Changmin. Changmin tersenyum ramah.

Changmin mengetahui siapa Yixing maupun Luhan, namun dua anak muda itu tidak. Karena Changmin adalah member hunter level SS yang informasinya di rahasiakan. Tapi Luhan tentu cukup mencurigai sikap tenangnya itu. Auranya terlihat berbeda.

Setidaknya Luhan mengerti, ada hal yang dirahasiakan oleh mereka, bukan dalam artian yang buruk.

“Baiklah…” kata itu diucapkan dengan berat hati.

“Kami akan mengunjunginya nanti.” Himchan berucap mantap.

Manajer-nim menghela napas, membubarkan keramaian, “Seperti yang dikatakan owner, Junmyeon perlu istirahat. Ayo, sebaiknya kalian juga kembali ke kamar masing-masing.”

XoXo-XoXo-XoXo

Ruangan itu hanya menyisakan Junmyeon yang terbaring di sana, Chanyeol baru saja keluar beberapa saat yang lalu. Detik berikutnya, dua bayangan kelelawar hitam terlihat masuk dari atas jendela. Setelah menunggu waktu berlalu hingga melewati larut malam.

Yifan meletakkan tangannya di wajah Junmyeon. Meskipun diam, wajahnya terlihat bersimpati.

“Aku tidak bisa melindunginya.”

“……”

“Dia harusnya di sisiku saja.”

“……”

“Tapi aku belum cukup kuat untuk membuatmu berada disisiku.”

Bersandar pada dinding, Yoongi melirik apa yang dilakukan sosok yang lebih senior itu seraya melipat kedua tangannya, “Ahh, aku tidak perlu melihat kejadian seperti ini…”

XoXo-XoXo-XoXo

Junmyeon hanya tidak menyadarinya. Ada begitu banyak yang peduli dan menyayanginya. Menerimanya apa adanya. Bahkan jika dia setengah vampire.

XoXo-XoXo-XoXo

[Monster-tbc]

XoXo-XoXo-XoXo

a/n: Oke, normal rute sudah cukup. Jadi bagi yang mengikuti ff ini, silakan memilih rute siapa yang harus diambil dalam tenggang waktu satu bulan ini[?]. Pilihan terbanyak, k? Mungkin bisa dipikir juga kalo monster itu secret route dan bertanformasi jadi cowok ganteng macem film beauty and the beast. /berpikir keras/

Jadi, rute siapa? 1] Sehun 2] Chanyeol 3] Yifan 4] Yixing 5] Siwon  6] Jongdae

Next mungkin bakal jadi last chapter (or two chapter?) dan lama, coz aku tidak tahu harus menulis Junmyeon ama siapa. :’)

03/12/2018 (wp)

28/02/2019 (aff)

-Kirea-

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Dee_wizzard
#1
No 3 plezzzz yifannnnT_T
Dee_wizzard
#2
No 3 plezzzz yifannnnT_T
Nadira12
#3
Chapter 9: Nomor 3 nomor 3 nomor 3 nomor 3 nomor 3 nomor 3 nomor 3 ????
Sweet_cheesecake
#4
Chapter 9: Aku pilih nomor 3 kkkk
rhe3a_1891 #5
Chapter 9: Nomer 3
NoorKyra
#6
Chapter 8: Another vampire.....?????


O.O.....!!!!!
NoorKyra
#7
Chapter 7: Jongdae can't be hypnotized.....????


O.O..........
RossaAulia
#8
Chapter 6: Chapter 6: Ceritanya manis banget, ngenes2 tp fluffy bikin baper gitu. Kadang ngakak
Tp seriusan, ngakak as bagian "Jl. Tentara" lmao

Ditunggu lanjutannya~
NoorKyra
#9
Chapter 6: Chen.....??? Aiye....

*facepalm*
NoorKyra
#10
Chapter 5: So ...... Joonmyeon is been shipped with every members...???

His uncle is the hunter.???.and he meet Yixing, a hunter ..

Hmmmm... This is getting more interesting...