Page 7

Say love

Hyunseung membawa hyuna kerumahnya dan menunggu hyuna hingga sadar bahkan hyunseung mengompres kening hyuna dengan air dingin karena suhu tubuhnya yang mendadak panas 

Hyunseung memeriksa kompresan hyuna lalu menggantinya hingga akhirnya hyuna melenguh dan tersadar

"Hyunseung seonsaengnim" suara hyuna terdengar serak 

"Syukurlah, kau sudah sadar" 

"Sadar ? Omo" hyuna segera bangun dan duduk

"Ada apa ? Berbaringlah tubuhmu masih lemah" 

"Seonsaengnim, aku sudah berjanji pada jisoo untuk merawatmu, bukan seonsaengnim yang merawatku, aku minta maaf merepotkanmu" 

"Tidak apa-apa , lagi pula wajar jika kau merasa syok , aku sendiri tidak tau mengapa jisoo menemuimu , bahkan dia sama sekali tidak pernah menemuiku walaupun hanya dalam mimpi" 

"Sebenarnya .. Jisoo ingin aku menikah muda" 

"Mwo ? Permintaan macam apa itu?" 

Hyuna tersenyum kecut 
"Tidak perlu dibahas seonsaengnim , tadi kau bilang jika jisoo sudah meninggal lima tahun yang lalu ? Kalau begitu jika dia masih hidup usianya sudah dua puluh satu tahun ?"

"Ne jika dia masih hidup dia pasti tumbuh sangat cantik" 

"Ne seonsaengnim benar, jisoo memang sangat cantik, matanya indah , senyumnya manis sekali" 

Hyunseung membuang nafasnya panjang 
"Kau benar.. Sayang dia meninggal sangat cepat dia masih sangat muda, yasudah sekarang lebih baik kau makan sup ini" 

"Seonsaengnim ini sudah kedua kalinya seonsaengnim membuatkanku sup dengan keadaanku yang seperti ini" 

"Gwaenchana , makanlah agar tubuhmu hangat" 

"Seonsaengnim" 

"Ne ?" 

"Apa kau menyukaiku?" 

Lagi-lagi hyunseung merasa terkejut dengan pertanyaan hyuna yang seakan tak akan pernah berhenti bertanya sebelum ia mengatakan iya

"Hyuna.. Sudah kukatakan aku hanya menganggapmu seperti adikku , kau itu masih kecil statusmu juga muridku" 

Hyuna merasa muak dengan alasan itu lagi-lagi karena statusnya yang menjadi muridnya
"Lagi-lagi kau menjadikan itu sebagai alasan seonsaengnim ! Lagi pula kenapa kalau aku masih kecil ? Aku sudah besar aku sudah dewasa, lagi pula salahmu sendiri mengapa menjadi guru di sekolahku jika tidak aku mungkin bisa menjadi yeojachingumu, keutji?!"

"Kalau aku tidak menjadi guru disekolahmu kau tidak akan menyukaiku"

"Mwo? Wae ?!"

"Karena kita tidak akan pernah bertemu"

Hyuna akhirnya diam memang benar apa yang hyunseung katakan , huh kenapa jadi dia yang bodoh?

"Sudahlah seonsaengnim, aku rasa aku harus pulang, terimakasih untuk sup dan kompresannya , permisi" 

"Hyuna" hyuna tak menggubris dan berjalan cepat keluar rumah hyunseung dengan kesalnya

Hyunseung menarik tangan hyuna cukup kuat hingga tubuh hyuna yang masih terlalu lemas terhuyung dan terjatuh di pelukan hyunseung 

Hyuna bisa merasakan deru nafas hyunseung tepat di wajahnya begitupun dengan hyunseung wajah mereka sangat dekat 

Hyunseung tersenyum kecil memperhatikan setiap lekuk wajah hyuna yang begitu dekat dengannya 

"Mianhae" hyunseung melepaskan hyuna 

"Gwaenchana , mian, aku permisi" kedua pipi hyuna mulai memerah dan akhirnya ia pergi kini hyunseung tak menahannya karena ia sendiri masih terkejut dengan kejadian beberapa detik yang lalu

Hyuna berjalan cepat pergi sejauh mungkin dari sana , lalu hyuna menelfon ahjussi untuk menjemputnya di halte 

Hyuna terlihat murung ia duduk dikursi taman halaman belakang rumahnya sambil memegang sebuah kalender kecil

"Tinggal empat hari lagi, hari ulang tahunku" gumamnya

Hyuna menghembuskan nafasnya panjang 

"Appa , appa benar-benar tidak ingat hari ulang tahunku?" Ia menitikkan air matanya 

"Hyuna ?" 

Hyuna tertegun dan segera menghapus air matanya 

"Zico?"

"Waeyo? Kau menangis ?" 

"Aniyo" 

"Zico, bisakah aku bertanya sesuatu?" 

"Sure, apa itu?" 

"Apakah saat kita pergi ke mall , kau melihat seorang pria bersama seorang wanita ?" 

"Eum? Aku tidak ingat terlalu banyak orang disana, wae ?" 

"Tidak , kau pasti ingat karena kau juga melihatnya" 

"Aaah.. Mungkin pria yang waktu itu kau lihat dan setelah itu kau menangis ?" 

"Ne ne ! Kau melihatnya kan?"

Zico menganggukkan kepalanya dengan raut bingung 

"Apa kau melihat pria itu bersama seorang wanita ??" 

"Tidak , aku hanya melihat dia sendiri, tapi memangnya dia siapa ? Dan kenapa kau menangis saat melihatnya ?" 

"Karena dia tidak sendiri" 

"Mwo ?" 

"Aku, melihat hantu" hyuna pun pergi begitu saja 

"Ha.. Hantu?! Odi ?? Hyuna ! Dimana ?! Dimana ada hantu ?! Hyuna !, omo.." Zico memegang tengkuknya mendadak bulu kuduknya berdiri 

Hyuna berdiri di balkon kamarnya dan menatap langit 

Jisoo, apa kau sudah ada disana ? Kenapa kau tidak pernah mengatakan padaku jika kau adala han.. Maksudku kau sudah meninggal ? Kau membuatku gila dan takut

"Tapi sungguh sekarang aku tidak mengerti apa tujuanmu tiba-tiba hadir menemuiku, apa yang sebenarnya kau inginkan?" Gumamnya 

"Aku ingin unnie jangan berhenti untuk berjuang mendapatkan oppaku" 

Hyuna memutar balikkan tubuhnya karena tiba-tiba jisoo berada di belakangnya, jisoo tersenyum kecil 

"Omo ! Kau mengejutkanku!" 

"Omo omo ! bagaimana kau ada disini ?! Kau tau tempat tinggalku ?!" 

"Unnie aku ini hantu, kau lupa ?"

"Aaah .. Bagaimana aku bisa lupa" gumam hyuna sambil menggaruk kepalanya yang tak gatal 

"Jisoo ? Tapi.. Kenapa kau kembali? Bukankah kau?"

"Unnie , maaf karena tidak memberitahumu jika aku sudah meninggal"

"Ne , kau sedikit membuatku gila"

"Tapi tidak apa-apa , sekarang aku sudah mulai terbiasa , sebelumnya aku tidak bisa melihat hantu tapi bagaimana bisa aku melihatmu jisoo?"lanjutnya

"Karena aku yang muncul dihadapan unnie , sebenarnya arwahku belum tenang" 

"Mwo ? Waeyo jisoo-ya ?" 

"Aku ingin oppaku ada yang menjaga , aku sangat menyayanginya aku tidak mau dia terlalu lama sendiri aku tidak tenang, makannya aku ingin unnie yang mendampingi hyunseung oppa" 

"Aku? Tapi.. Kenapa harus aku?"

"Karena aku percaya pada unnie" 

"Jinjja ?" 

"Eum, tidak pernah ada wanita yang mengejar cinta hyunseung oppa seperti unnie" 

"Ehey.. Apa maksudmu? Kau sedang mengejekku karena mengejar cinta dari pria yang bahkan tak menyukaiku eung?" 

"..."

"Yak, jangan diam seperti itu .. Kau.. Kau membuatku takut" 

Jisoo tersenyum 
"Aku hanya bercanda unnie , lagi pula selama ini hanya kau yang bersungguh-sungguh mencintai hyunseung oppa"

"Aish kau pasti bercanda , oppamu itu sangat tampan dan pintar teman-temanku saja menyukai hyunseung seonsaengnim"

"Sungguh unnie" 

Hyuna terdiam lalu mengangguk 
"Arraseo, jadi... Aku yang pertama seperti ini? Oke , to the point saja , sebenarnya kau ingin aku melakukan apa ? Menjadi temannya ? Atau.." 

"Menikah, jadilah istrinya" 

"Mwo ?! Jinjja ???aku fikir kau tidak bersungguh-sungguh dengan ucapanmu itu" 

"Unnie , waktuku tidak banyak aku tidak bisa tenang jika keinginanku belum terlaksanakan, kumohon" 

Hyuna menatap kedua mata jisoo yang sangat memohon padanya 
Tapi, bagaimana aku mengatakan pada hyunseung seonsaengnim , sedangkan dia sepertinya tidak menyukaiku 

"Kau harus terus berusaha unnie , dia pasti akan menyukaimu dia suka dengan perempuan yang tidak mudah menyerah" 

"Mwo? Yak , kau membaca fikiranku?"

"..."

"Ekhem , arraseo.. Aku akan mencobanya lagi, tapi.. Berhentilah menatapku seperti itu jisoo-ya!"

"Gomawo unnie"

"Uh? Jisoo ?aishhh dia mudah sekali menghilang" 

Hyuna memutar balik tubuhnya dan tertegun ternyata zico memperhatikannya dari bawah sana 

"Yak !" 

"Hehehe" zico malah tertawa renyah 

"Ada apa denganmu ?! Sedang apa kau disana uh?!" 

"Hyuna , kau bicara dengan siapa ? Apa ada seseorang dikamarmu?" 

"Itu.. Itu, bukan urusanmu !!" Hyuna pun masuk kedalam kamarnya 

"Tadi siapa yang dia sebutkan? Hyun.. Seung , hyunseung ? Siapa itu? Aku harus mencari tau siapa dia, aku tidak mau dia menjadi perusak rencanaku untuk kembali mendapatkan hati hyuna" ucap zico

"Bagaimana aku menemui hyunseung seonsaengnim? Sekolah sudah libur , lalu apa alasan aku untuk bertemu dengannya ? Belum lagi aku pergi dalam keadaan marah padanya" hyuna mondar-mandir didalam kamarnya 

"Unnie" 

"Omo !!! Aishhh jisoo-ya ! Kau mengejutkanku !!" 

"Unnie tenanglah tak lama lagi hyunseung oppa akan menelfonmu, dan saat itu tiba terimalah tawarannya" 

"Tawaran ? Yak ! Jisoo ! Aish kenapa dia menghilang lagi! Tawaran apa yang dimaksud ??" 

Hyuna terkejut saat ternyata benar saja hyunseung menelfonnya 

"Omo omo" hyuna berdehem untuk menetralkan suaranya 

"Yoboseo?" 

"Hyuna"

"Eum , wae seonsaengnim?" Tanya hyuna dengan suaranya yang ketus 

"Kau masih marah padaku ?" 

"Ten.. Aku tidak tau" 

"Baiklah, aku ingin mengajakmu pergi keluar ,kau mau?"

"Keure!!"

"Baiklah aku akan menjemputmu sekarang" 

"Menjemputku?"

"Iya , aku sudah dijalan" 

"Mwo ?!!!" 

"Ada apa hyuna ?"

"Dijalan kemana ?!"

"Ke rumahmu, apartementmu" 

"Oke , aku.. Aku sedang tidak dirumah"

"lalu kau dimana ? biar aku jemput"

"aku.. aku di minimarket dekat sekolah" jawabnya bohong

"Baiklah , aku kesana ne"

"Arraseo, bye seonsaengnim ! See you" 

Hyuna segera memutus panggilannya dan secepat mungkin pergi ke minimarket dekat sekolahnya 

---

"Ahjussi aku turun disini saja" 

"Tapi agasshi minimarketnya masih jauh jika agasshi berjalan kaki" 

"Gwanchana , turunkan saja aku disini"

"Baik agasshi" 

Hyuna setengah berlari untuk sampai di minimarket sebelum hyunseung tiba , dengan kening yang berkeringat ia masuk kedalam minimarket 

"Woahh akhirnya dingin" gumamnya sambil memejamkan kedua matanya merasakan sejuknya ac di dalam minimarket yang langsung menyambutnya dan betapa terkejutnya ia saat tiba-tiba hyunseung sudah berdiri tepat dihadapannya 

"Omo ! Kau mengejutkanku!"

"Jeoseonghamnida, kau darimana ? Aku sudah sampai disini lima menit yang lalu dan kau tidak ada disini"

"Aku, aku tadi pergi keluar sebentar seonsaengnim, mianhae" 

Hyunseung tersenyum kecil lalu memberikan hyuna sekaleng minuman segar 

"Minumlah aku rasa kau butuh ini" 

Hyuna tersenyum malu dan menerimanya 

"Aku akan membayarnya dulu" ucap hyuna namun tiba-tiba hyunseung memegang sebelah tangannya 

"Sudah dibayar, kau bisa meminumnya sekarang" 

"Ah ne..kamsahamnida" 

"Kau masih marah padaku ?" 

"Ne ?"

"Aku.. Tidak tau" 

"Baiklah, untuk permohonan maafku, bagaimana jika aku meneraktirmu makan ramyeon?"

"Ishh seonsaengnim! Kau fikir bisa menyogokku dengan ramyeon?" 

"Aku tidak menyogokmu, aku ingin meminta maaf, bukankah itu berbeda ?" 

Hyuna berdesis sebal lalu duduk disebuah meja dan meminum habis minumannya tanpa henti membuat hyunseung hanya diam sekaligus terkejut melihatnya

"Mwo?" Tanya hyuna saat selesai menghabiskan minumannya

"Kau ingin ramyeon rasa apa ?" 

"Yang sangat pedas , aku sedang sangat marah" gumam hyuna 

Hyunseung tertawa kecil lalu berdiri untuk mengambilkan ramyeon 

"Ish.. Kenapa dia selalu bertingah cool seperti itu?! Jika tidak mau membuatku jatuh cinta padanya seharusnya dia jangan melakukan hal yang malah kusukai seperti itu kan?!" Gerutunya

Tak lama kemudian hyunseung tiba dengan dua mangkuk ramyeon buatannya 

"Silahkan" 

"Gomawo" ucap hyuna dengan ketusnya 

"Jisoo dia menemuiku lagi"

"Hm? Kenapa dia menemuimu lagi?" 

"Dia ingin aku.." Hyuna tak melanjutkan ucapannya kala teringat jika ia seharusnya tidak mengatakannya langsung pada hyunseung ia hanya tidak mau jika akhirnya hanya karena permintaan adiknya hyunseung menerima hyuna dengan terpaksa 

"Hyuna ? Apa yang dikatakannya ?" 

"Ti.. Tidak ada" 

"Bagaimana mungkin tidak ada ?" 

"Memang tidak ada , dia hanya diam" 

Hyunseung membuang nafasnya panjang 
"Aku tidak mengerti apa yang membuatnya tak tenang, sebenarnya ada hal apa yang belum ia selesaikan , kenapa dia tidak pernah menemuiku" 

"Aku.. Tidak tau seonsaengnim"

"Yasudah kalau begitu ayo makanlah ramyeonmu" 

"Nee" 

Setelah mereka menghabiskan ramyeon mereka dan saling berbincang yang pastinya hyuna yang banyak bicara akhirnya memutuskan untuk pulang 

"Seonsaengnim ambil ini" hyuna menyodorkan payung lipat pada hyunseung

"Untuk apa ?" 

"Ambilah, sepertinya sebentar lagi akan turun hujan"

"Tidak apa-apa jika memang akan turun hujan pakai saja untukmu, lagi pula sepertinya tidak akan turun hujan"

"Aishh jadi seonsaengnim menolaknya ?!" 

Hyunseung tersenyum kecil 
"Aku tidak menolaknya , hanya pakai saja untukmu aku rasa kau lebih membutuhkannya" 

Hyuna mengerucutkan bibirnya sebal akhirnya keduanya pulang dengan jalan yang terpisah , ditengah perjalan pulang ternyata turun hujan hyunseung segera berlari kecil untuk berteduh di sebuah ruko pernak pernik tiba-tiba ia teringat pada hyuna , suaranya terasa terngiang didalam kepalanya ia ingat pada senyuman manis dan menggemaskan itu 

"seharusnya aku ambil payung itu" gumamnya 

tiba-tiba seorang wanita keluar dari dalam toko itu dan membukakan payung untuk hyunseung 

Hyunseung melirik kesampingnya dimana seorang gadis bermata indah tengah tersenyum padanya 

"Seonsaengnim bukankah sudah kukatakan untuk membawa payungku? Benar hujan kan?" 

Hyunseung tersenyum ia benar-benar tak mengerti bagaimana bisa perempuan ini selalu ada dimana-dimana dan tiba-tiba muncul saat ia memikirkannya tapi jujur saja hyunseung merasa senang jika hyuna terus memperhatikannya dan menguntitnya,  keduanya hanya tersenyum dengan saling bertatapan ditengah derasnya hujan turun keduanya hanya diam dengan senyum yang tak pudar di wajah mereka kaya ala-ala drama korea slowmotion

Tiba-tiba suasana menjadi rusak saat ahjumma pemilik toko pernak pernik itu keluar 

"Yak! jangan tatap-tatapan didepan toko ku! Kalian menghalangi jalan masuknya!" 

"Omo ne jeoseonghamnida ahjumma" ucap hyuna dan hyunseung 
 
"Ini semua salah seonsaengnim!" 

"Mwo? Kenapa jadi menyalahkanku?" 

"Kenapa berteduh disini? Seharusnya kau berteduh ditoko sebrang sana saja ! Jadi aku bisa keluar dari toko ini dan menyebrang kesana" 

"Apa bedanya toko ini dengan toko sebrang sana ?" 

"Disebrang sana halamannya lebih luas jadi kita tidak akan menghalangi jalan!" 

"Itu kan salahmu sendiri kenapa kau berdiri didepan pintu" 

"Seonsaengnim!" 

Akhirnya keduanya saling memunggungi satu sama lain 

---

"Hyuna !" 

"Wae ?" 

Hara dan lisa berlari ke arah hyuna yang tengah duduk di meja kantin bersama amber jia dan krystal 

"Hyuna cepat lihat papan bundar !"

"Mwo? Ada apa ?" Tanya krystal 

"Ada fotomu bersama hyunseung seonsangnim disana" jawab hara pada hyuna 

"Mwo ?!" Hyuna segera melihat papan bundar dan benar saja disana ada banyak siswa siswi yang tengah melihat ke papan bundar 

Hyuna menerobos paksa kerumbunan orang-orang itu dengan teman-temannya dan melihat foto dirinya bersama hyunseung saat hyuna berada di depan rumah hyunseung dan juga saat kemarin mereka di minimarket dengan memakan ramyeon dan duduk bersama disalah satu meja dekat jendela

"Omo! Hyuna" ucap krystal 

"Siapa yang melakukan ini?! Kurang ajar!" Ucap jia

"Unnie , aku rasa disekolah ini ada yang ingin menjatuhkanmu" ucap lisa 

"Siapa pun itu, aku tak akan memberinya ampun" gumam hyuna 

Hara segera menyabut kasar foto-foto itu 

"Yak ! Apa yang kalian lihat huh?!!" Ucap hara pada siswa siswi yang masih diam disana 

"Pergi !!" Ucap krystal 

Mereka pun pergi menerima bentakan dari teman-teman hyuna sedangkan hyuna masih diam memikirkan siapa yang melakukan semua ini 

"Hyuna , kita harus segera mencari tau dalangnya" ucap amber 

"Tentu" ucap hyuna 

"Ayo" hyuna berjalan pergi diikuti oleh teman-temannya 

"Kim hyuna-ssi" tiba-tiba kepala sekolah berdiri dihadapannya 

"Kepala sekolah? Ada apa seonsaengnim?" Tanya hyuna 

"Ikut keruanganku sekarang" 

Hyuna membuang nafasnya panjang ia sudah tau apa yang akan dikatakan kepala sekolah 

"Hyuna , gwaenchana kami yang akan mencari tau siapa orang itu" ucap krystal 

"Gomawo" hyuna pun ikut bersama kepala sekolah keruangannya 

Ternyata didalam ruangan itu sudah ada hyunseung yang duduk disana 

"Hyunseung seonsaengnim?" 

Hyunseung mendongakkan kepalanya dan juga terkejut hyuna berada disana 

"Hyuna-ssi?" 

"Silahkan duduk" ucap kepala sekolah pada hyuna 

"Baiklah, jadi kalian memang dekat?" Tanya kepala sekolah wanita itu 

"Apa yang seonsaengnim bicarakan ? Tentu kami dekat, hyunseung seonsaengnim adalah guru dikelasku" 

"Bukan itu yang kumaksud kim hyuna-ssi , dan jangan berpura-pura tidak mengerti, kedekatan kalian melebihi antara siswi dan guru kan?" 

"Mwo?" Tanya hyuna sedangkan hyunseung masih diam 

"Seonsaengnim saya dan hyunseung seonsaengnim tidak ada hubungan apa pun, lagi pula kalau pun ada kenapa ?" 

"Hyuna" ucap hyunseung karena mendengar hyuna berbicara seperti itu 

"Sebenarnya tidak ada masalah hanya saja kau harus ingat hyuna jika kau adalah anak dari pemilik.." 

Hyuna memelototi kepala sekolah seakan mengingatkannya jangan mengatakan siapa dirinya dihadapan hyunseung , kepala sekolah itu tertegun melihat hyuna yang memelototinya dengan kening yang berkerut dan menggelengkan kepalanya kecil , ia langsung melirik hyunseung yang menatapnya 

Kepala sekolah itu berdehem lalu mencoba mengalihkan pembicaraan 

"Maksudku kau adalah .. Anak yang mendapatkan beasiswa disekolah ini, jadi kau harus bersikap baik disini jika tidak kami pastikan kami akan menyabut beasiswamu" 

"Kepala sekolah, saya mohon jangan lakukan itu, semua ini hanya kesalah pahaman" ucap hyunseung yang akhirnya membuka suara 

"Tapi jang hyunseung seonsaengnim , hyuna sudah menyalahi aturan sekolah ini bahwa murid dan guru tidak boleh memiliki hubungan selama murid atau guru itu masih menjadi bagian sekolah ini, dan anda sudah menyalahi aturan itu" 

"Kepala sekolah, saya dan hyuna tidak memiliki hubungan apa pun, jadi tolong jangan hukum hyuna karena kesalahan yang tidak dibuatnya , biarkan dia tetap bersekolah, saya mohon dengan sangat pengertiannya" ucap hyunseung sambil menundukkan kepalanya 

Kepala sekolah tertegun lalu melirik hyuna yang juga menatap hyunseung tak percaya hyunseung akan benar-benar membelanya seperti itu

"Baiklah, saya akan beri hyuna kesempatan, tapi jika dia masih membuat masalah disekolah ini saya akan panggil orangtuanya" 

Hyuna terlihat salah tingkah saat kepala sekolah mengatakan orang tua hyuna sedangkan yang hyunseung tau jika orangtua hyuna sudah tiada 

"Orangtua hyuna ?" 

"Maksudnya appaku" jawab hyuna dengan cepat 

"Baiklah bu kepala sekolah, tapi saya mohon dengan sangat untuk saat ini berikan hyuna kesempatan" ucap hyunseung 

"Baik, yasudah sebentar lagi jam kelas akan berlangsung , kalian bisa pergi" 

"Kamsahamnida" hyunseung pergi terlebih dahulu sedangkan hyuna masih duduk ditempatnya 

"Hyuna-ssi ?" 

"Seonsaengnim, seonsaengnim benar-benar membuat rencanaku hampir berantakan" 

"Ne ?" 

"Seonsaengnim, aku rasa seonsaengnim sudah tau jika aku sudah meminta seluruh guru bahkan staff disekolah ini untuk jangan memberitahukan pada hyunseug seonsangnim siapa aku ini" 

"Hyuna-ssi" 

"Wae ?" 

"Apa kau menyukai hyunseung seonsaengnim?" 

"Mwo?" 

Kepala sekolah itu tersenyum dengan wibawanya 

"Kau tidak bisa berbohong hyuna-ssi" 

Hyuna terlihat salah tingkah dan tak nyaman dengan duduknya 

"Aku.. Akan ke kelasku , permisi" hyuna segera berlari kecil keluar dari ruangan itu kepala sekolah hanya menggeleng-gelengkan kepalanya melihat tingkah putri dari pemiliki sekolah internasional itu 

"Hyuna , omo apa yang dikatakan kepala sekolah? Apa kau dimarahi?" Tanya jia 

"Kau fikir kepala sekolah berani memarahiku?" 

"Eum.. Aniya hehe" 

"Tapi hyuna, tadi kami melihat hyunseung seonsaengnim keluar dari ruangan kepala sekolah apa kepala sekolah membahas tentang.." Ucap amber 

"Eum, kalian sudah tau siapa dalangnya ?" 

"Tentu" ucap hara 

"Nugu?"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 20: Setuju thor sama komentar BeNice,. Tapi ya kalo emang author pngen buat sama cast lain ya silahkan coba thor.. Tp apa rasanya nggak aneh, author bisa tetep rasain 'feel'nya kah?? Kalo nulis hyuna sma cwok lain? Wwkwk.. Mian ya thor. Ini saran yg profokatif. Hahahaha.. 2hyun shipper udah mndarah daging soalnya, aku aja buat ff cast lain selain tm bner2 mles nglanjutin. *curcol
BeNice
#2
tak apa lah thor, ff 2hyun terus. Aku juga nge ship 2hyun :)
semangat thor!!
Hyunafunny
#3
Author emang ngfans sama 2hyun/hyunahyunseung author ngship bgt , tp author ma dkung hyuna sama siapa aja sbnrnya , nah ada yg request katanya coba bikin cast nya hyuna sama idol lain , hm siapa ya ? Kyuhyun kah? Siapa pun deh , liat nanti aja ya bingung hahhaa
Troubleshipper #4
Chapter 18: Author.. Sumpah ff author makin kesini makin enak dibaca. Aku buat ff ditempat lain juga tp nggk bisa sebagus author. Btw baru komen di chap ini, keasikan baca. Wkwk.. Chapter ini nanggungg.. Haha. Smngt up ya thor..