Protect hyuna

Dangerous Couple

Hampir satu bulan lamanya hyuna tinggal dirumah itu dan proses perceraian pun sudah selesai suzy dan hyunseung akhirnya berpisah 

 
"Nak kenapa kau tidak tinggal disini saja ?" Tanya nyonya jang pada suzy yang hendak berkemas untuk pergi kembali pulang kerumahnya 
 
"Eommonim, terimakasih banyak karena selama ini eommonim sangat baik dan menyayangiku, terimakasih karena telah sempat menerimaku sebagai menantumu aku senang sekali" 
 
Nyonya jang menarik Suzy kedalam pelukannya dan menangis 
 
"Selama ini eommonim sudah menganggapmu sebagai Putri eommonim sendiri nak jadi jangan berterimakasih seperti itu, maafkan eommonim" 
 
"Jangan meminta maaf eommonim tidak ada yang bersalah disini, semuanya memang harus terjadi , aku senang melihat hyunseung oppa akhirnya bisa bersama dengan wanita yang dicintainya dan eommonim akan segera mendapatkan cucuk"
 
"Iya nak.. Tapi berjanjilah pada eommonim untuk sering berkunjung kemari ya" 
 
"Iya eommonim aku akan kemari lagi nanti, eommonim jaga kesehatan ya" suzy kembali memeluk nyonya jang lalu kembali mengemas pakaiannya 
 
Hyuna yang hendak pergi menemui suzy kekamarnya mengurungkan niatnya dan mendengar pembicaraan suzy dan nyonya jang 
 
Aku benar-benar merasa bersalah, kini suzy dan hyunseung oppa sudah benar-benar berpisah , aku memang merasa bahagia karena akhirnya aku bisa kembali pada hyunseung oppa tapi kenapa rasanya aku merasa bersalah pada suzy 
 
"Hyuna apa yang kau lakukan disini ?" Tanya hyunseung 
 
"Oppa kau mengejutkanku" 
 
"Maafkan aku ya, kau sedang apa berdiri disini?" 
 
"Aku.. Tidak aku hanya ingin menemui suzy tapi ternyata didalam ada eommonim" 
 
"Kenapa tidak masuk saja?" 
 
"Tidak , karena aku melihat suzy dan eommonim sedang berbicara sepertinya serius aku tidak mau mengganggu mereka" 
 
"Yasudah kalau begitu ayo kembali kekamarmu"
 
"Tidak aku bosan diam didalam kamar terus aku kan bukan bayi" 
 
Hyunseung tersenyum kecil lalu menarik hyuna kedalam pelukannya hingga kepala hyuna bersandar didada bidang hyunseung 
 
"Hyuna , sebentar lagi kita akan segera kembali bersama , kuharap kau jangan pernah meninggalkanku lagi aku sangat mencintaimu" 
 
Hyuna tersenyum kecut dan menganggukkan kepalanya tetap saja ada perasaan merasa bersalah dalam dirinya ia merasa bahagia diatas penderitaan suzy
 
"Oh kalian?" Saat suzy dan nyonya jang keluar dari dalam kamar mereka melihat hyunseung dan hyuna sedang berpelukan di depan kamar 
 
Hyuna langsung melepaskan dirinya namun hyunseung tetap memeluknya 
 
"Oppa.. Lepaskan" pinta hyuna 
 
"Kenapa aku harus melepaskanmu? Kan sudah kukatan aku tidak akan melepaskanmu lagi" 
 
"Iya tapi tidak seperti ini.. Oppa" 
 
Suzy tersenyum kecil begitu pun dengan nyonya jang melihat tingkah lucu keduanya 
 
"Kalian ini belum resmi menikah, hyunseung lepaskan hyuna aigoo" ujar nyonya jang 
 
Hyunseung tersenyum dan melepaskan pelukannya 
 
"Kali ini kau selamat tapi nanti aku tidak akan melepaskanmu lagi kau ingat itu" bisik hyunseung namun bisa terdengar oleh suzy dan nyonya jang 
 
Hyuna segera mendorong hyunseung yang berbisik tepat ditelinganya dan tersenyum malu
 
"Oppa apa yang kau bicarakan..." 
 
Lihatlah mereka terlihat sangat bahagia, aku tidak salah memilih keputusan untuk merelakan hyunseung oppa kembali bersama hyuna , terimakasih tuhan
 
 
🍂🍂🍂
 
"Permisi boss"
 
"Ada apa ? Aku hanya ingin berbicara denganmu jika kau sudah mendapatkan informasi dimana hyuna saat ini"
 
"Saya sudah mendapatkan informasi dimana keberadaan hyuna saat ini boss" 
 
Choi mendongakan kepalanya dengan menaikan sebelah alisnya 
 
"Dimana dia ?" 
 
"Saat ini hyuna berada dirumah keluarga hyunseung" 
 
Seketika choi berdiri dan memukul keras meja berbahan kayu jati itu dengan wajah marahnya membuat anak buahnya terlihat ketakutan dan hanya menundukkan kepalanya 
 
"Sudah kuduga ! Pasti ada sangkut pautnya dengan hyunseung! Bawa hyuna kemari !" 
 
"Baik boss" 
 
Anak buah choi itu pun keluar dari ruangan choi , choi melempar barang yang ada didekatnya kesembarang tempat dengan emosinya 
 
"Kurang ajar kau hyunseung!! Jika sampai hyuna tidak kembali lagi aku akan membeberkan siapa dirimu sebenarnya pada dunia!" 
 
"Ada apa ?" Tanya hyoyeon pada rekannya yang sesama anak buah choi 
 
"Boss sangat marah karena mengetahui hyuna saat ini berada dirumah hyunseung dan memintaku untuk membawa hyuna kemari" 
 
"Kau tau darimana jika hyuna berada disana?" 
 
"Memangnya kenapa? Bukan urusanmu aku tau darimana yang jelas saat ini boss ingin aku untuk membawa hyuna kemari" jawab seungri 
 
"Eum baiklah" 
 
Astaga aku tidak bisa membiarkan dia membawa hyuna, bagaimana pun juga hyuna sudah menyetujui untuk menikah dengan hyunseung aku tidak akan membiarkan penikahan mereka gagal, apa yang harus aku lakukan? Aku tidak ingin hyuna menderita
 
 
"Silahkan tuan anda ingin pesan apa ?" 
 
"Hey kau tidak ingat padaku ya ?" 
 
"Maaf, anda siapa ?" 
 
"Jinjja ?? Kau tidak ingat siapa aku?" 
 
Hani terdiam dan mencoba berfikir akhirnya ia mengingatnya dan menjentikkan jarinya 
 
"Ah ! Kau temannya hyuna kan? Eum.. Chan.." 
 
"Chanyeol" 
 
"Ya benar kau! Oh ada apa ? Kau masih mengingatku ya" 
 
"Tentu saja aku masih mengingatmu aku kan tidak pelupa seperti dirimu" 
 
"Ish ! Katakanlah ada apa ? Kau ingin memesan sesuatu?" 
 
"Tidak" 
 
"Mwo? Lalu kau mau apa kemari ?" 
 
"Aku ingin bertemu denganmu" 
 
"Bertemu denganku?" 
 
"Iya , bisakah kita bicara nanti seletah kau selesai bekerja ?" 
 
"Eum baiklah.." 
 
Chanyeol tersenyum kecil lalu duduk dikursi teras seorang diri 
 
Ada apa dia ingin bertemu denganku? Tapi aigoo dia tampan juga.. Lalu hani senyum-senyum sendiri dan langsung mendapatkan teguran dari CL yang tak lain adalah manager restoran rumah makan jepang itu, cl menatap bingung pada hani yang masih tersenyum-senyum sendiri lalu mengikuti arah pandangan hani yang memperhatikan chanyeol
 
Aigoo anak ini tidak bisa melihat pria tampan langsung seperti ini
 
"Yak waeyo?!" 
 
Hani terkejut saat cl menepuk bahunya 
"Oh sajangnim, maaf.." 
 
"Apa yang kau lakukan ? Kenapa kau malah senyum-senyum disini?" 
 
"Ne maafkan saya sajangnim.." 
 
"Kau ini ada-ada saja , yasudah kembali bekerja" 
 
"Ne baik sajangnim permisi" 
 
"Astaga anak itu.." Gumamnya 
 
Waktu pun berjalan cepat dan hani akhirnya bisa pulang karena jam kerjanya telah berakhir hani segera berjalan cepat keluar dari restoran itu untuk menemui chanyeol tapi ternyata chanyeol sudah tidak ada disana , hani melirik jam tangannya menunjukkan pukul delapan malam
 
"Apa yang kau fikirkan hani?! Tentu saja dia sudah tidak berada disini, ini sudah malam dia pasti kesal menunggu terlalu lama" hani membuang nafasnya panjang lalu hendak pergi dengan kepala tertunduk namun ia tertegun saat chanyeol memanggilnya dari belakang dengan suara besarnya
 
"Hani !" 
 
Hani segera membalikkan tubuhnya dan melihat chanyeol dengan tubuh tingginya berdiri dibawah cahaya lampu jalanan dengan memegang sebuket bunga kecil ditangannya 
 
"Ohh chanyeol?? Apa yang kau lakukan??"
 
Chanyeol tersenyum dengan lebarnya memperlihatkan seluruh deretan giginya namun karena hani tetap berdiri ditempatnya membuat raut chanyeol mulai terlihat kesal 
 
"Yah !! illuwa!(kemari!)" ujar chanyeol 
 
"Mwo? Aku?"
 
"Aisshh iya kau, kemarilah" 
 
"Ne" hani berjalan hingga setengah berlari menghampiri chanyeol 
 
"Mwo ?" Tanya hani saat ia sudah berdiri dihadapan chanyeol 
 
"Hani" 
 
"Mwo?" 
 
Tiba-tiba saja sebelah tangan chanyeol memegang sebelah tangan hani membuat hani membulatkan kedua matanya lalu melirik kekiri dan kekanan karena beberapa orang yang lalu lalang disana melihat kearahnya 
 
"Apa.. Apa ini chanyeol?" Tanya hani dengan gugupnya 
 
Chanyeol tersenyum dengan senyuman khasnya yang sangat manis dan berkharisma membuat jantung hani berdegup cepat 
 
"Malam ini aku berdiri disini dengan buket mawar merah ini.. Karena aku ingin melamarmu" 
 
"Mworago?!!!" Hani reflek meninggikan suaranya ia benar-benar tak menyangka dengan apa yang didengarnya 
 
"Maukah kau menikah denganku?" 
 
Hani masih menatap chanyeol dengan kedua mata yang membulat sempurna 
 
"Yah! Terimalah.. Aku akan menikahimu" 
 
"Apa kau tidak waras ? Kenapa tiba-tiba kau ingin menikah denganku?" 
 
"Ya itu dia aku sampai berfikir apa aku mulai sinting, karena entahlah mengapa setiap malam aku tiba-tiba sering teringat dirimu dan aku memutuskan untuk menikahimu saja, bagaimana ?" 
 
"Kau..  Kau memang gila ya" 
 
"Iya aku gila , lalu kau mau atau tidak? Kumohon menikahlah denganku, sungguh kau wanita yang telah mampu mencuri hatiku hanya dengan satu kali pertemuan, kau wanita yang unik dan aku menyukainya" 
 
"Mwo?! Jadi kau berfikir sampai ingin menikahiku hanya karena aku unik?!" 
 
"Iya , karena hal lainnya tidak bisa aku jelaskan .. Aku sendiri bahkan tidak tau ada apa dengan diriku, dan kau tau? Itulah namanya cinta , aku tidak bisa menjelaskan kenapa aku memilihmu untuk menjadi istriku, yang jelas aku mencintaimu dan aku siap menjadi suamimu" 
 
Kedua mata hani berkaca-kaca lalu tiba-tiba hani melompat-lompat kegirangan membuat chanyeol menatapnya bingung 
 
"Ya ! Apa itu artinya ?" 
 
"Ne aku mau" jawab hani dengan senyum bahagianya , chanyeol tersenyum lega lalu menarik hani kedalam pelukannya mereka berpelukan dimalam hari dengan udara yang dingin dan dibawah sinar lampu jalanan mereka tidak peduli dengan tatapan orang-orang yang memperhatikan mereka 
 
 
🍂🍂🍂
 
Hyuna yang sedang membaca buku didalam kamarnya terpaksa mengalihkan tatapannya saat melihat seseorang mengetuk pintu kamarnya
 
Dengan perut yang sudah mulai terasa berat hyuna berjalan membuka pintu kamarnya
 
"Hyunseung oppa? Oh? Apa ini?" Hyuna melihat hyunseung yang membawa beberapa kantung berwarna-warni 
 
"Tadi saat aku kembali dari club aku melewati toko peralatan bayi, aku membeli ini" 
 
"Jinjja ? Apa ini oppa?" 
 
"Lihatlah"
 
Hyuna membawa tiga buah kantung berwarna kuning hijau dan pink itu kedalam kamarnya lalu melihat isinya 
 
"Waah yeppo..." Ternyata hyunseung membelikan pakaian bayi untuk calon anaknya nanti 
 
"Choa?(suka?)"
 
"Tapi oppa ini pakaian untuk wanita memangnya kau yakin anak kita nanti perempuan?"
 
"Aigoo kenapa aku tidak terfikir kesana , entahlah aku hanya merasa kalau anak kita adalah perempuan" 
 
"Yasudah tidak apa-apa , nanti jika ternyata anak kita laki-laki kita bisa membelinya bersama nanti" 
 
Hyunseung tersenyum dan mengangguk ia menatap kedua mata Hyuna dalam-dalam membuat hyuna merasa salah tingkah 
 
"Oppa 
 
Hyunseung kembali hanya tersenyum lalu ia berjongkok tepat dihadapan hyuna yang duduk dipinggir ranjang lalu dengan sangat Lembut Hyunseung membelai lembut perut hyuna yang membuncit 
 
Hyuna merasa tersentuh ia tak pernah membayangkan jika hal ini akan terjadi ia fikir selamanya ia tidak akan pernah merasakan Hyunseung membelai perutnya yang sudah membesar 
 
Hyuna tersenyum dan kedua matanya berkaca-kaca sebelah tangannya terulur mengelus lembut kepala hyunseung yang mencium perutnya 
 
Nyonya jang yang hendak mengantarkan susu untuk hyuna melihat hyunseung sedang mengecup perut hyuna nyonya jang benar-benar merasa tersentuh dengan dengan pemandangan dihadapannya ini
 
Terimakasih tuhan akhirnya kau menyatukan kembali keluargaku kau mendekatkan aku lagi dengan putraku, dan terimakasih karena telah mengirimkan hyuna pada keluargaku dia adalah sumber kebahagiaan keluargaku maafkan aku yang pernah menyakiti perasaannya kini aku sangat menyayanginya seperti anakku sendiri 
 
Selama ini hyuna mematikan ponselnya agar choi tidak dapat menghubunginya lagi tapi kini ia memutuskan untuk mengaktifkannya ia terkejut ada banyak panggilan dari choi lalu saat ia hendak mematikannya kembali ponselnya kembali berbunyi dan choi yang menelfonnya 
 
"Hyuna ?" 
 
Hyuna terkejut dan segera membalikkan tubuhnya membuat ponselnya terlepas dari genggamannya 
 
Hyunseung segera mengambil ponsel hyuna yang terjatuh 
 
"Ada apa hyuna? Kau tidak mengangkatnya?" Lalu hyunseung melihat ke layar ponselnya dan terdiam menatap hyuna yang masih menatapnya dengan wajah tegangnya 
 
"Choi? Kenapa choi bisa menghubungimu lagi?" 
 
Tanpa menunggu jawaban hyuna hyunseung segera mengangkatnya 
 
"Hyuna????" 
 
"Ini aku" jawab hyunseung dengan suara mematikannya 
 
"Hyunseung ?!" 
 
"Jangan ganggu hyuna lagi jika sampai kau berani mengganggunya lagi aku akan membunuhmu"
 
"Jangan harap kau bisa melakukannya karena sebelum kau melakukannya aku yang akan melakukannya terlebih dahulu dan aku tidak akan pernah berhenti untuk kembali membawa hyuna kembali, dia sudah kembali menjadi anak buahku dia milikku"
 
"Kurang ajar! Jangan pernah berani sedikit pun untuk berfikir membawa hyuna pergi dariku!" 
 
"Lihat saja nanti" lalu panggilannya terputus 
 
Hyuna segera mengambil ponselnya dari genggaman hyunseung 
 
"Hyuna ? Apa kau kembali menjadi anak buah choi? Kenapa dia bisa menghubungimu lagi?? Apakah benar selama ini kau kembali bekerja padanya ?" 
 
Hyuna terlihat ketakutan dengan tatapan tajam hyunseung padanya 
 
"Hyuna !" Tiba-tiba hyunseung meninggikan suaranya 
 
"Iya , aku kembali menjadi anak buahnya" 
 
Hyunseung benar-benar terkejut dengan jawaban hyuna ia tidak percaya hyuna bisa mengkhianatinya dan memilih kembali bekerja pada pria yang kini telah menjadi musuh besarnya 
 
"Kenapa kau melakukannya?" 
 
"Maafkan aku , aku tidak tau harus melakukan apa lagi saat itu hanya dia yang berada disisiku saat aku menderita lalu dia menawarkanku untuk kembali kembali menjadi anak buahnya dan maafkan aku karena saat itu aku sangat kesal dan marah aku tidak bisa memaafkan orang-orang yang telah menyakitiku, maka dari itu aku memutuskan menerima tawarannya" 
 
"Kenapa kau tidak pernah mengatakan ini padaku?" 
 
"Maafkan aku oppa, sejak awal aku ingin mengatakannya tapi.. Aku tidak memiliki kesempatan itu , aku melihat kau sangat bahagia dengan bayi ini aku tidak mau membuatmu marah dan kecewa, maafkan aku" 
 
"Hyuna ini bukan hal yang main-main, ini hal yang berbahaya aku tidak mau sampai terjadi sesuatu padamu dan juga bayi kita, kau lihat kan sekarang? Setelah kau kembali lagi menjadi anak buahnya kau akan sulit untuk terbebas darinya dia akan terus mengejarmu!" 
 
Hyuna benar-benar merasa bersalah dan sedih karena telah membuat hyunseung marah dan kecewa 
 
Lalu ponsel hyuna kembali berdering hyuna segera memeriksanya dan hyoyeon yang menghubunginya 
 
"Yoboseo?" 
 
"Hyuna kau menangis ?" 
 
"Ani , aku tidak menangis.. Ada apa Unnie ?" 
 
"Tapi suaramu terdengar seperti habis menangis, kau benar baik-baik saja ? Apa anak buah choi menyakitimu?!" 
 
"Unnie kenapa kau bertanya seperti itu? Apa kau tau sesuatu?" 
 
"Iya hyuna sebenarnya aku sudah ingin mengatakannya dari kemarin tapi ponselmu tidak aktif kau kemana saja ?" 
 
"Astaga maafkan aku unnie aku sengaja mematikan ponselku agar choi tidak menghubungiku, Unnie katakan apa yang terjadi ?" 
 
"Sebenarnya choi memerintahkan anak buahnya untuk mencari dan membawamu kembali ke markas" 
 
"Ne aku sudah tau unnie baru saja choi menghubungiku" 
 
"Benarkah? Apa yang dikatakannya?" 
 
Hyuna menatap hyunseung yang masih berdiri tegap dihadapannya 
 
"Choi.. Dia bicara dengan hyunseung oppa" 
 
"Apa ?! Lalu .. Bagaimana sekarang?" 
 
"Entahlah Unnie, tapi aku rasa ini awal yang sangat buruk , mungkin.. Aku akan kembali aku akan menyerahkan diriku pada choi.." Sebelum hyuna melanjutkan ucapannya hyunseung kembali merebut ponsel dari tangan hyuna 
 
"Dengar ! Aku tidak akan membiarkan anak buah choi membawa hyuna apalagi membiarkan hyuna menyerahkan dirinya sendiri"ujar hyunseung dengan menatap tajam kearah hyuna 
 
"Hyunseung ini aku hyoyeon, kau memang harus melindungi hyuna karena anak buah choi sepertinya sedang menuju kerumahmu" 
 
"Apa ?! Tapi bagaimana bisa mereka mengetahui dimana rumahku?!" 
 
"Itu bukan hal yang sulit hyunseung , bahkan kau juga bisa dengan mudah melakukannya" 
 
"Baiklah aku akan berjaga dan bersiap terimakasih" 
 
"Oppa ada apa ?" 
 
"anak buah choi akan segera kemari untuk membawamu" 
 
"Mwo?!" 
 
Hyunseung mendekat dan memegang kedua bahu hyuna 
 
"Jangan khawatir aku adalah calon suamimu dan aku adalah ayah dari bayimu, aku pasti akan melindungimu bahkan walaupun aku harus mengorbankan nyawaku" 
 
Hyuna terlihat cemas lalu hyunseung menarik hyuna kedalam pelukannya 
 
"Tenanglah aku akan membebaskanmu dari semua ini , aku berjanji akan membawamu kekehidupan yang lebih baik dan juga anak kita nanti" 
 
Maafkan aku oppa, ini semua salahku.. 
 
 
Pukul 00.35am ksl
Rumah Jang 
 
Hyuna yang sudah tertidur segera terjaga saat mendengar suara dari balik jendela kamarnya 
 
Hyuna mengerutkan keningnya melihat seperti ada seseorang dibalik kaca kamarnya itu , hyuna turun dari ranjangnya dan mengambil pisau yang berada bersama buah-buahan diatas meja 
 
Dengan tangan yang sudah memegang erat pisau ditangannya hyuna memberanikan diri membuka tirai jendela kamar itu dan ternyata hanya kucing yang sedang mencakar-cakar jendela kamarnya , hyuna membuang nafasnya lega lalu kembali menutup tirainya hingga terdengar ketukan pintu kamar membuat hyuna terkejut 
 
"Ne changkaman" hyuna segera membuka pintunya 
 
"Hyuna kau baik-baik saja?" 
 
"Oppa ada apa ? Aku baik-baik saja" 
 
"Aku bermimpi anak buah choi membawamu pergi" 
 
"Gwaenchana oppa, aku disini mereka tidak membawaku, oppa kembalilah kekamarmu jangan sampai nanti eommonim melihatmu ada disini malam-malam" 
 
"Aku akan tidur disini" 
 
"Oppa andwae kau tidak bisa .." Belum sempat melanjutkan ucapannya hyunseung mendorong hyuna masuk kedalam kamar 
 
"Sudah jangan membantah aku akan tetap tidur disini" 
 
"Lalu bagaimana jika eommonim tau?" 
 
"Memangnya kenapa ? Ibu tidak akan marah lagi pula kita akan segera menikah" 
 
"Kemarilah" Hyunseung menarik hyuna kedalam pelukannya dan membiarkan hyuna tertidur disampingnya dengan meringkuk seperti seorang bayi yang meringkuk didalam kandungan
 
"Suara apa itu?" Tanya hyunseung 
 
"Tadi aku sudah melihatnya , hanya kucing" 
 
"Kucing ? Tapi dirumah ini kan tidak memelihara kucing jika kucing liar itu tidak mungkin karena tembok rumah ini sangat tinggi kucing liar tidak akan bisa memanjatnya kecuali..."
 
Hyuna tertegun dan langsung menatap hyunseung penuh tanya dan fikiran didalam kepalanya begitupula dengan hyunseung 
 
"Oppa jangan-jangan ada seseorang yang masuk kedalam rumah sehingga ada kucing yang bisa masuk lewat pintu depan?" 
 
"Iya sayang aku juga berfikir hal yang sama , tapi kemana perginya para penjaga" 
 
Hyunseung pun memeriksanya kebawah dan tidak melihat siapa pun dibawah sana 
 
"Oppa" 
 
"Hyuna kau masuk kedalam kamarmu dan kunci pintunya" 
 
"Baik oppa" 
 
"Tuan" 
 
"Ada apa ahjumma?" 
 
"Tuan penjaga didepan semuanya tidak sadarkan diri tuan.." Ujarnya dengan panik 
 
Hyuna dan hyunseung membulatkan kedua matanya dan saling berbalas tatapan 
 
"Jangan katakan ini pada ibu" 
 
"Baik tuan"
 
"Dan ahjumma , segera masuk kedalam kamar dan kunci pintu apa pun yang terjadi jangan pernah membukanya kecuali aku yang mengatakan ahjumma sudah boleh keluar dari kamar ahjumma mengerti kan?"
 
"Ne baik tuan.." 
 
"Yasudah cepatlah masuk kedalam kamar dan kunci pintunya" 
 
"Ibu" Hyunseung teringat pada ibunya ia pun segera berlari menuju kamar ibunya dan ternyata ibunya tengah tertidur diranjangnya 
 
"Bu.." 
 
Perlahan nyonya jang membuka matanya saat hyunseung membelai lembut rambutnya 
 
"Hyunseung? Ada apa nak?" 
 
"Bu, bisakah ibu tidur bersama hyuna ?" 
 
"Eum? Ada apa nak? Apa hyuna sakit lagi?" 
 
"Iya.. Iya hyuna merasa sakit lagi pada perutnya maka dari itu bisakah malam ini ibu tidur menemaninya?" Ujar Hyunseung yang berbohong ia hanya tidak ingin sesuatu terjadi pada hyuna atau pun ibunya maka dari itu Hyunseung memilih untuk menyembunyikan keduanya didalam satu kamar 
 
"Hyuna sayang kau kenapa ?" Tanya nyonya jang 
 
"Ne?" Hyuna terlihat bingung dengan nyonya jang yang tiba-tiba masuk kedalam kamarnya dan mencemaskannya lalu ia melirik Hyunseung yang berdiri dibelakang nyonya jang akhirnya hyuna mengerti apa maksud Hyunseung 
 
"Iya eommonim .. Tadi perutku kembali sakit entahlah aku takut terjadi sesuatu nanti malam jika aku tidur sendiri eommonim bisa menemaniku malam ini?" 
 
"Tentu sayang ibu akan tidur disini ya.. Kau jangan khawatir" 
 
"Baiklah bu , ibu tidur disini bersama hyuna ya aku akan segera kembali kekamarku" lalu Hyunseung memberikan isyarat pada hyuna untuk mengunci pintunya
 
"Nak kenapa kau mengunci pintunya?" 
 
"Ne? Aku.. Eum.. Hanya.. Agar tidak ada yang mengganggu eommonim saat tidur"
 
"Aah begitu , yasudah kemari tidurlah" 
 
"Ne eommonim" Hyuna berjalan kearah ranjang dan tidur disamping nyonya jang 
 
Yatuhan lindungilah Hyunseung oppa.. Kumohon 
 
Hyunseung mengambil pistol didalam laci kamarnya dan segera mempersiapkan senjatanya dengan penuh kewaspadaan Hyunseung berjalan keluar dari dalam rumah dan melihat beberapa anak buahnya tak sadarkan diri
 
Dimana mereka ? Mereka pasti sudah berada disekitar sini
 
Lalu tiba-tiba seseorang memukul bahu Hyunseung dari belakang hingga Hyunseung tersungkruk kedepan
 
"Ah!!"
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Troubleshipper #1
Chapter 25: Makasih thor! Makasih udah buat ending kayak gini T.T
Troubleshipper #2
Lega dkit sih hyuna hyunseung udah kmbali. Tapi feelingku mslh msih bnyak... T.T
Troubleshipper #3
Chapter 19: Trouble.. Trouble.. Mssalah mkin bnyak thor.. Ane bperr T.T
Troubleshipper #4
Chapter 14: Saya yg sakit hati hyunseung mau nikah T.T.
Troubleshipper #5
Chapter 13: Wlwkwk.. Ngakak subuh2 pas baca "kantung" hyuna. Btw, happy birthday unni.
Exquisitely #6
Great Looking Plot~
Troubleshipper #7
Chapter 10: Ah... Author jdi balik ke chap 1 lagi kannn.. Ah chanyeol siapa?? Hahaha..
Troubleshipper #8
Chapter 9: Aku pikir ini chap penuh dgn kesedihan.. Tapi ternyata diluar dugaaan. Emosi reader dibuat naik turun.. Daebak author! Gomawo udh updte..
Troubleshipper #9
Chapter 6: Diawal udah dibuat ketawa pas hyunseung oppa jadi malas karena hukumannya.. Aku sukses banget bayangin wajahnya, hahha.. Tapi diakhir dibuat khawatir juga, ah entahlah thor.. Yg pnting Next.. Hehe
Troubleshipper #10
Chapter 3: Tiap dialog mereka, feel nya dapet bgt.. Ucapan hyunseung terkesan dingin, agak cuek.. Tp syang sama hyuna. Wkwk, aku sok tau..

Smgt thorr..