PART II: Trust

Give Me A Heart, Loneliness

 

 


On the first snow fall, you meet in warm kafe then...

You ended up on the road with some stranger heading to Incheon. Sounds so crazy right?

....

...

"Jadi kamu sales kamera?"

Yunho mengangguk tanpa mengalihkan perhatiannya dari jalanan yang mulai licin. "Aku sudah bilang akan mengantar barang-barang ini besok pagi-pagi tapi bosku terus menerorku untuk mengirimnya malam ini juga. Aku capek sekali sebenarnya. Besok ada fair di Incheon dan toko kami ikut."

"Kupikir ada apa-apa melihatmu sepanik tadi."

Yunho ganti yang tertawa lepas, melepas kepenatan dan kepusingannya bekerja selama pekan ini mempersiapkan fair ini. "Hei, ini juga penting bagiku. Kamu kebanyakan nonton drama ya?"

Changmin melengos dan memilih melihat ke luar jendela sambil meminum kopinya yang sudah jadi dingin. Hidup itu harus dinikmati kan.

"Kamu juga kenapa main ikut saja? Kalau aku orang jahat bagaimana? Gimana pekerjaanmu juga?"

Hidup itu harus dinikmati kan. Jadi Changmin bersikap itu bukan logika yang teramat penting di dalam hidupnya.

"Kamu juga mengajakku begitu saja kan, bagaimana kalau aku orang jahat?"

"Kalaupun memang jahat, aku yakin kamu bukan kriminil. Karena kamu tetap ikut padahal tak tahu namaku. Impas."

Changmin membuka dan menutup mulutnya sebelum memutuskan untuk pilih kalimat yang singkat saja. "Itu benar."

Yunho tertawa lagi. "Namaku Yunho kalau kamu percaya, karena aku sudah mengijinkanmu duduk di sebelahku."

Akhirnya mereka berdua tertawa bersama lalu menghembuskan nafas panjang.

"Aku tidak punya kisah cinta yang rumit untuk diceritakan sepanjang perjalanan ini."

"Aku punya tapi tidak ingin mengingatnya apalagi menceritakannya."

"Baguslah."

Kemudian keheningan menyergap mereka namun anehnya tidak canggung. Yunho membesarkan sedikit suara radio untuk menahan kantuknya dan sesekali melirik Changmin yang menatap kosong ke luar jendela. Ternyata radio sedang memutar lagu yang milik Bae Suzy yang sedang hits belakangan ini.

nal barabogo issneun siseondeuri duryeowo (I’m afraid they look at me)
nareul yaegihaneun maldeuri museowo (I’m afraid they talk about me)
nan tto haengbokhan cheok deo deo haengbokhan cheok (So I’m pretending to be happy again, Like happier than before)
haneun naega silheo (I hate it)

Lalu Yunho tak percaya melihat Changmin tertidur.

Namun di balik mata tertutupnya itu, Changmin ikut menggumamkan samar-samar lagu itu.


niga bogo sipeul ttae niga geuriul ttae (When I want to see you and when I miss you)
gidaego sipeul ttae doedoragago sipeul ttae (When I want to lean back and when I want to go back)
nan tto haengbokhan cheok deo deo haengbokhan cheok (I’m pretending to be happy, Like happier than before)
haneun naega dwaesseo (I do this)

Lagu itupun menyeretnya dalam tidur di tempat yang asing dan bersama orang asing ini.

Tidur paling nyenyak sejak setahun terakhir dalam hidupnya.

Di sana, Yunho memutuskan akan memasukkan lagu ini ke playlist-nya.

 

 

***********

 


Changmin baru terjaga ketika Yunho mengguncang-guncang tubuhnya dan menawarinya makan di convenient store. Langit masih gelap ketika mereka makan ramyun cup dalam diam.

"Aku sudah menaruh barang-barang di lokasi, sekarang aku harus balik ke Seoul lagi, tapi masalahnya aku ngantuk sekali."

Changmin melihat kantong mata dan wajah Yunho yang kelelahan. Dia tadi sudah diberitahu kalau sengaja tidak dibangunkan saat Yunho mengurusi barang-barang tokonya di lokasi fair. "Maksudmu ganti aku yang menyetir?"

Yunho mengangguk dan nyengir. "Kan kamu menawarkan bantuan."

"Biasanya aku akan bilang tidak bisa nyetir tapi gak apa-apa deh kali ini." Changmin kembali memakan ramyun dan Yunho berterimakasih. "Pantas saja kamu membiarkanku tidur di mobil."

Changmin pun heran karena sepanjang perjalanan balik ke Seoul yang hening nyatanya tidak canggung.

Dia tak pernah merasakan hal ini sebelumnya.

Mungkin karena itu Changmin jadi terlalu lama menatap Yunho yang tertidur pulas di jok sebelahnya. Bahkan ada rasa ingin menyibakkan poninya yang jatuh namun berhasil ia urungkan niat itu. Dia masih waras.

"Sudah sampai ya?" Yunho membuka mata dan langsung melihat jam tangannya meski pandangannya masih kabur.

"Sebentar lagi sampai."

Yunho meregangkan ototnya sebisa mungkin lalu mengomentari langit masih segelap tengah malam walau sekarang menjelang pagi. "Aku butuh kopi."

Sungguh Changmin tak keberatan jika itu bukan sekedar kopi. Mungkin ajakan duduk di ruang tamu?

Namun tentu saja, hanya segelas kopi di convenient store setelah mencuci muka. Dia masih waras.

Mereka masih sama-sama waras.

"Terima kasih sudah membantuku."

"Kamu ini aneh ya..." Changmin memberi jeda dengan menyeruput kopinya yang ketiga dalam waktu kurang dari 12 jam hidupnya yang aneh. "Aku ini orang asing tapi kamu mempercayakan aku menyetir mobilmu dan bahkan kamu tinggal tidur."

Yunho terdiam memandangi jalanan di luar yang mulai terlihat terang sedikit. "Oh iya ya..."

Changmin tersedak. "Yah! Untung kan aku bukan orang jahat! Bagaimana kalau aku ini jahat? Mobilmu kucuri lalu kamu kubuang di tengah jalan?"

"Oh iya ya..."

"Kenapa kamu bodoh sekali sih?!"

"Dan kamu care sekali padaku padahal kita baru pertama ketemu hahaha~"

Belum sempat menjawab karena terhenyak oleh kalimat itu, Changmin disela pertanyaan Yunho selanjutnya soal mau diturunkan di mana.

"Tinggal saja aku di sini."

Tadinya Yunho termangu beberapa detik lalu berakhir menjawab "baiklah". Sebersit kekecewaan di hati Changmin tapi ditepisnya. Itu bukan haknya untuk kecewa.

Namun akhirnya Changmin mengejar Yunho yang sudah masuk ke mobil lalu mengetuk jendelanya.

Dengan ogah-ogahan Yunho menurunkan jendelanya. Udara yang dingin menerobos masuk ke dalam mobil tanpa ampun karena Changmin hanya termangu beberapa detik. Yunho baru hendak membuka mulut untuk protes.

...lalu Changmin menciumnya.

Yunho merasakan bibir yang dingin itu mengecup cepat bibirnya yang masih hangat.

Yunho membeku.

Changmin tersenyum canggung lalu berbalik untuk berlari masuk ke dalam store lagi. Di dalam sana ia tidak berani melihat ke arah luar dan menunggu apakah Yunho akan masuk menyusulnya.

Ternyata tidak.

Changmin mengepalkan tangannya, memasukkan ke saku jaket, melanjutkan berjalan dengan berusaha agar tidak terganggu oleh perasaannya. Kewarasannya yang mulai terkikis. Mungkin karena dingin, dan lebih baik begitu, pikir Changmin menipu dirinya sendiri.

Seperti itulah 12 jam mereka.

 

 

***********

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
garnet87
i'm so boring and suddenly feel want to write something. Please don't excpecting too much on me ^^"

Comments

You must be logged in to comment
angelmax #1
Chapter 5: Sweat banget.. Tp sayangnya terlalu singkat.... Sequel juseyo ya author nim.... Hehe
angelmax #2
Kyaaaaa..eke Baru nyadar ada epep ini.... Huweeee TT ga nyadar ah ada epep homin lg dari author nim yg satu ini hiks
Capcusss deh eke mo baca...
Bigeast88 #3
Chapter 5: Sukaaaaaa ceritanya~
Ngarep ada lanjutannya :3
bonamama0201 #4
Chapter 4: Finally!!! Tapi ini bukan akhirnya kaan?
Pengen cerita pas mereka akhirnya ud pacaran.. hehe
Makasih ya udah update.. fighting!!
Anashim #5
Chapter 4: ahirnya lebih dari sekedar teman..
itu yunho beneran suka cjangmin kan? bukan karena takut ditinggalin?
LMS_239
#6
Chapter 3: Wooo changmin, pantes mantannya kykny banyak u.u
Ciyeee yunho baper gegara changmin
Kekeke
LMS_239
#7
Chapter 2: Pray for their next meeting XD
Changmin berani jg lngsung nyium yunho hahahaha
LMS_239
#8
Chapter 1: Pertemuan yg unik XD
Tp moga membawa berkah buat yunho n changmin XD
Anashim #9
Chapter 1: sepertinya changmin bakal dijadiin pacar pura2 yunho..hihi