PART I: A Stranger and Strange Feeling

Give Me A Heart, Loneliness

 

Musim dingin di kota besar.

Selain udara dingin yang membuat malas bergerak atau berkeliaran di luar ruangan, maka yang terdengar adalah lantunan lagu-lagu ballad yang semakin mempertegas rasa sepi. Banyak yang berlalu lalang sendirian, minum-minum sendirian, makan sendirian. Serba sendirian jadi hal sangat wajar. Lebih praktis tapi kekosongan tak bisa ditampik.

You're not alone, your friend said, but yes you are.

Yunho tersenyum getir membaca isi chat room di ponselnya lalu meletakkannya kasar di meja. Kali ini mejanya menghadap kaca bening yang membuatnya leluasa memandangi jalan di luar. Lumayanlah ada tontonan orang-orang lalu lalang atau lampu-lampu yang mengingatkan statusmu yang terasing dalam keramaian. Cih...

Apa yang kau harapkan dari kota besar?

Musim dingin mulai memasuki puncaknya namun salju belum juga turun. Tapi udara menggigit itu cukup membuatmu yang mengenakan tiga lapis pakaian hangat tetap kedinginan di dalam kafe yang hangat. Apa mungkin karena sendirian?

Yunho memilih memanfaatkan kehangatan gelas berisi kopi untuk menghangatkan kedua tangannya yang sedingin es. Pesan tadi cukup membuatnya semakin kehilangan suhu tubuh. Bukan pesan putus atau perpisahan, hanya saja kalimat yang membuatnya jengkel. Untung kafenya lengang, karena sudah hampir tengah malam, jadi hatinya semakin tenang.

Lalu matanya menangkap sesuatu dari langit.

Salju pertama.

Dari kecil hingga dewasa, turunnya salju pertama jadi momen yang disukai Yunho hingga membuatnya diledek sok mellow. Rasanya memang membawa nostalgia, semacam aroma tanah basah oleh air hujan.

Yunho memandangi dengan khidmat dan seksama tiap butiran salju yang turun dari tempat duduknya. Tersenyum seperti anak kecil, membuat matanya berbinar-binar. Semua orang dewasa memang memiliki sisi anak kecil dalam dirinya.

Lalu matanya terdistraksi sebuah pantulan seseorang di kaca.

Seorang pria yang berdiri lama melakukan hal yang sama dengannya, memandangi salju jatuh.

Karena terpaku cukup lama akhirnya membuat Yunho penasaran dan menoleh untuk mencari sosoknya. Bukan di belakangnya, ternyata orang itu berdiri di sebelahnya meski agak jauh jaraknya. Pria yang tampan sekali, bahkan dari sudut pandang seorang pria juga. Seperti seorang model runway.

Pria itu menatap butiran salju berjatuhan dengan sorot mata sedih namun juga kosong.

Tanpa diduga, pria itu tiba-tiba mengalihkan pandangan ke Yunho. Merasa diperhatikan.

"Oh sorry," Yunho terkesiap lalu menunduk. "Aku cuma kaget ada yang memperhatikan first snow segitunya."

Pria itu tak bergeming, tak ada perubahan gerakan apapun. "Pick up line?"

Yunho tentu saja kaget dan langsung panik, khawatir pria itu agak mabuk lalu menghajarnya. "Bukan, bukan begitu, aku tidak bermaksud kurang ajar."

"Kalau itu pick up line, itu berhasil." tetap tak ada perubahan gerakan sementara Yunho terdiam kaget. "Namaku Changmin, kalau kamu percaya dan aku boleh duduk di situ."

Butuh beberapa detik untuk Yunho akhirnya mengambil keputusan mempersilahkan si pria aneh itu duduk di sebelahnya.

"Seumur hidupku, aku tidak pernah bersikap seperti ini-"

"Aku juga baru pertama kali seperti ini, memandangi salju pertama segitunya tadi."

Yunho ingin menjelaskan maksudnya adalah mengijinkan stranger mendekatinya namun toh ekspresi Changmin saat mengatakan itu membuatnya luluh. "Jadi ingat mantan?" malah kalimat itu yang keluar.

No offense, no string attached, totally stranger.

"Sesuatu yang tidak ingin kuceritakan pada siapapun."

Yunho mengendikkan bahu. "Kalau aku memang suka, dari dulu."

"Berarti kamu tipe romantis ya."

"Kenapa semua orang bilang begitu sih?" gerutu Yunho yang heran karena orang asing pun komentarnya begitu. "Aku hanya menghargai keindahan."

Yunho memperhatikan Changmin tidak membawa minuman dan aroma dari luar tercium jelas oleh hidungnya. "Kamu tidak pesan minum?"

"Kamu yang bayari ya."

Yunho terpana dengan sikap sok kenal orang ini dan sekarang perlu menilainya lebih seksama. "Baiklah, asal kamu juga tidak minta kubawa pulang."

"Why not?"

"Stop surprise me Changmin-ssi!"

Changmin tertawa keras, tawa yang benar-benar lepas hingga badannya sedikit membungkuk. "Percayalah, aku baru pertama kali ini juga melakukan hal seperti ini."

"Palsu."

"Serius."

"So, why?"

"Tunggu, aku beli minum dulu ya." Changmin sempat mengedipkan mata sebelum beranjak dengan uang pemberian Yunho.

Belum sempat merasakan hangat menjalari pipinya, Yunho terkesiap mendengar dering ponselnya. Rentetan pesan masuk yang tak digubrisnya tadi akhirnya mencapai puncak dengan menelponnya. Tak ingin diteror, Yunho memutuskan menerimanya saja.

Benar dugaannya, kabar yang tidak baik.

Changmin sudah memegang cup kopi miliknya untuk balik ke meja tapi dilihatnya Yunho terburu-buru keluar dari kafe. Tanpa pikir panjang, Changmin mengikutinya dengan susah payah walau kakinya panjang.


Changmin berpikir Yunho akan menghentikan taksi jika melihat dari seriusnya berbicara di ponsel. Ternyata Yunho terus berjalan cepat hingga nyaris terpeleset licinnya jalanan yang mulai basah oleh salju. Changmin sampai meminum sedikit kopinya agar tidak tumpah ia bawa berlari.

Akhirnya tidak berapa lama Yunho berhenti di depan sebuah toko yang tutup dan ia mengitarkan pandangannya. "Kamu menguntitku?"

Changmin gelagapan mendengar nada tajam itu. "Kamu tiba-tiba saja berlari dengan panik jadi aku khawatir. Siapa tahu kamu membutuhkan bantuanku."

"Khawatir?"

Changmin menelan ludahnya. Oke, itu terdengar salah sekali.

Tapi Yunho tiba-tiba berubah ekspresinya dan membuat Changmin waspada. Mungkin sebaiknya segera membalikkan badan dan anggap semua ini tak pernah terjadi.

"Kamu yang bilang sendiri ya siapa tahu aku membutuhkan bantuanmu. No turn back."

Oh, thanks...itu juga terdengar sangat salah sekali.

 


************

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
garnet87
i'm so boring and suddenly feel want to write something. Please don't excpecting too much on me ^^"

Comments

You must be logged in to comment
angelmax #1
Chapter 5: Sweat banget.. Tp sayangnya terlalu singkat.... Sequel juseyo ya author nim.... Hehe
angelmax #2
Kyaaaaa..eke Baru nyadar ada epep ini.... Huweeee TT ga nyadar ah ada epep homin lg dari author nim yg satu ini hiks
Capcusss deh eke mo baca...
Bigeast88 #3
Chapter 5: Sukaaaaaa ceritanya~
Ngarep ada lanjutannya :3
bonamama0201 #4
Chapter 4: Finally!!! Tapi ini bukan akhirnya kaan?
Pengen cerita pas mereka akhirnya ud pacaran.. hehe
Makasih ya udah update.. fighting!!
Anashim #5
Chapter 4: ahirnya lebih dari sekedar teman..
itu yunho beneran suka cjangmin kan? bukan karena takut ditinggalin?
LMS_239
#6
Chapter 3: Wooo changmin, pantes mantannya kykny banyak u.u
Ciyeee yunho baper gegara changmin
Kekeke
LMS_239
#7
Chapter 2: Pray for their next meeting XD
Changmin berani jg lngsung nyium yunho hahahaha
LMS_239
#8
Chapter 1: Pertemuan yg unik XD
Tp moga membawa berkah buat yunho n changmin XD
Anashim #9
Chapter 1: sepertinya changmin bakal dijadiin pacar pura2 yunho..hihi