PART V: The Lovers
Give Me A Heart, Loneliness
"Morning Changmin-ah!" Yunho menyapa dengan suara riangnya ketika berjalan melewati
dapur. Bahkan dia menyempatkan mendaratkan kecupan cepat di bawah telinga Changmin
lalu berakhir duduk di depan TV.
"Morning apanya? Ini sudah jam berapa kamu baru bangun?"
"Ini weekend dan kemarin aku lembur jadi aku mau tidur sepuasnya."
"Cih, tidur sepuasnya. Tetap saja kamu punya waktu untuk ngeseks denganku semalam."
"Seperti kamu nggak doyan aja."
Nada cuek itu malah membuat Changmin malu sendiri. Dia tak pernah mengira Yunho
seusil itu dan diakuinya termasuk tipe romantis hingga membuatnya ingin muntah.
Sifat aslinya perlahan terlihat setelah mereka mulai resmi berpacaran sekitar
setengah tahun lalu.
Berapa bulan ya? 6 atau 8 atau malah 10 ya?
Changmin buru-buru menyelesaikan pekerjaannya menyiapkan breakfast. "Masalahnya aku
harus ketemu klien siang ini. Sepertinya aku bakal telat nih," gerutunya.
Changmin mulai mondar-mandir mempersiapkan diri sementara Yunho leha-leha memainkan
game di tab sambil mengunyah roti yang dijejalkan Changmin ke mulutnya.
Setelah merasa siap, Changmin menyambar ponsel di atas meja dapur dan
mengantonginya. Tapi tak lama kemudian dikeluarkannya dan di-unlock. "Haish! Tuh kan
ini hapemu. Mana hapeku?"
"Sepertinya aku melihatnya di meja sebelah kasur." jawab Yunho tanpa melepaskan
game-nya.
Changmin langsung melesat dan untunglah itu benar. "Kan sudah kubilang ngapain sih
beli hape sama persis-"
"Kamu sih apa-apa gak mau couple-an."
Changmin terdiam bukan karena jawaban Yunho tapi karena tiba-tiba menyadari satu
hal.
......
Satu yang luput dari perhatiannya entah berapa bulan itu.
......
Selama ini yang ia tahu hanya merasa jengkel karena sering salah mengambil atau
membawa ponsel Yunho yang sama persis dengan miliknya. Bukan sekedar tipe dan casing
hapenya tapi wallpaper sama dan susunan aplikasinya tidak jauh beda. Ia pun jadi
terbiasa mengecek dengan membuka folder foto atau playlist lagu untuk memastikan
karena sudah pasti bagian itu mereka tidak sama.
......
Jadi....apakah Yunho...?
......
Rasa-rasanya darah Changmin perlahan terserap ke tanah lalu kembali lagi ketika
mengecek aplikasi chatting di ponselnya. Clean. Tidak ada orang itu.
Kapan aku menghapusnya?
Apakah aku pernah lupa menghapus chat kami?
Changmin menatap tajam ke arah Yunho yang semakin seru memainkan game. Lalu Yunho
menatapnya. "Katanya kamu telat?"
Menghembuskan nafas berat, Changmin memaksakan diri tersenyum. Entah sudah berapa
menit yang hilang dan dia tak peduli lagi kliennya sudah menunggu.
"Kamu...mencintaiku kan hyung?"
Yunho menjawab dengan tersenyum lalu kembali menekuri game-nya.
Bahkan dia tidak bertanya kenapa.
****THE END****
A/N : Gomawoyo buat semuanya yang udah baca ya walo harus subscribe. Komen ga komen saya menghargai kalian semua kok karena toh saya juga sesukanya kalo nulis fic. Sebenarnya/seharusnya ini ada spin-off soal "orang itu". Apakah aku perlu membuatnya?
Comments