Time Without You -sepenggal masa lalu-

..isn't you, ..is you

“appa..eomma..hyung..Kyunnie pulang” ucapnya sebelum mata Kyuhyun tertutup ditemani gelapnya ruangan dengan sinar dari langit menghangatkannya-seperti pelukan keluarganya dari Surga kembali menjaganya malam ini.

.

.

Seekor burung bercicit ria pada sebuat batang pohong. Kyuhyun menggeliat mendengarnya, perlahan matanya terbuka, mengerjap-ngerjapkan kelopak mata untuk menyelaraskannya dengan cahaya yang menyeruat masuk dari jendela kaca di depannya. Masih dalam keadaan meringkuk di lantai yang menjadi alasnya tidur semalam, Kyuhyun tersenyum tipis mengamati burung yang ternyata sedang bersandau gurai dengan anak-anaknya dalam sarang.

Kyuhyun kemudian duduk bersila sambil meregangkan otot tangan dan punggungnya. Pegal rasanya tidur berbantalkan tangan di atas lantai. “sepertinya aku harus segera menemukan tempat tidurku”.

Kyuhyun mengambil pigura yang selalu berada di dekatnya. Kyuhyun membelalakkan wajahnya ketika dilihatnya ada retakan pada kacanya. “hehehe. Appa, eomma, hyung..mian ne?” ucapnya pada foto di depannya setelah sadar retakan itu akibat dirinya menindih pigura saat tidur.

Dia kemudian beranjak ke ransel yang tergeletak tak jauh darinya. Diambilnya smartphone yang sudah sengaja dinonaktifkan semenjak dia akan bertolak dari Jepang. Sebelum mengaktifkannya kembali, Kyuhyun menghembuskan nafas kasar, paham apa yang akan langsung terjadi jika dia kembali mengaktifkan ponsel pintar itu.

Dddrrrtt..dddrrrtt…

Seperti dugaannya, sebuah panggilan langsung muncul sesaat setelah smartphone itu aktif. Layarnya menunjukkan jajaran sebuah huruf kanji disusul dua huruf hiragana dibelakangnya.

“moshi-”

“KYU!” teriakan dari seberang telfon langsung menggema, memaksa Kyuhyun menjauhkan smartphonenya dari telinga, karena memang dia masih sangat menyanyangi alat pendengaran itu.

“urusai yo one-chan (berisik sekali kau, noona)” gerutunya sambil kembali meletakkan layar canggih itu di telinga dengan harapan telinganya tidak akan kembali tersakiti oleh suara di seberang.

Dan harapannya terkabul. Tidak ada teriakan-teriakan lagi yang menyakiti telinganya, hanya diam untuk beberapa saat dan disusul sebuah isakan halus. Kakaknya mulai menangis. “yokatta..(syukurlah..)” ucap kakak kandungnya di sela isaknya

Kyuhyun mulai menyadari bagaimana perasaan di seberang telpon. Sedikit menyesal telah merutuki sang kakak. Hanya meninggalkan sepucuk surat-bukan, dari pada sebuah surat, lebih disebut sebuah memo karena hanya berisi satu kalimat-aku kembali ke Korea-. “gomen (maaf)” ucap Kyuhyun lirih sebagai tanda penyesalan.

Terdengar tarikan nafas panjang disusul hembusnya perlahan-suara perempuan itu mencoba kembali tenang. “ima kankoku ni iru no? (sekarang apa kau di korea?)”

“hem, boku wa sakuya touchaku shimaa (aku tiba tadi malam)”

“kyu.. hayaku kaero (cepatlah pulang)” bujuk Aika-kakak Kyuhyun. Bukan dia tidak tau salah satu keinginan terbesar adiknya itu adalah kembali ke Korea, tapi baginya, Negara sakura sudah menjadi rumahnya. Rumah untuk dia dan Kyuhyun kembali.

“nihon ni modorimasen (aku tidak akan kembali ke Jepang)” ucap Kyuhyun lugas. Tidak. Dia sudah bertekad untuk mencetang semua harapannya, dan kembali ke Korea adalah langkah awal untuk mewujudkannya.

“dame dayo, kyu..kankokugo-(jangan begitu, kyu..bahasa korea-)”

“dekimasu(aku bisa)” potong Kyuhyun tegas menunjukkan keyakinannya. “daijoubu one-chan (aku baik-baik saja, noona). Shinpai shinakute ii yo..(tidak perlu khawatir..)” lanjutnya sebagai penanda jawaban atas kekhawatiran kakaknya.

“ehem” suara orang ketiga menginstrupsi tanpa mengalihkan matanya dari Koran pagi.

Aika menatap laki-laki di depannya yang duduk di salah satu kursi di meja makan. Laki-laki yang wajahnya tertutup Koran sepenuhnya, namun dengan jelas di jari manis tersemat cincin yang sama dengan miliknya.

“onii-san ka (itu kakak)?” tanya Kyuhyun yang juga mendengar deheman yang sengaja dikeraskan agar dia juga mendengar.

“hem” Aika menganggukkan kepalanya pelan, dia sebenarnya malu dengan tingkah suaminya. Deheman yang tidak hanya berarti menunjukkan sebuah eksistensi, namun lebih pada tuntutan jawaban dari pertanyaan yang bahkan tidak dilontarkan secara lisan.

“boku wa mada hataraite imasu (aku masih bekerja)” ucap Kyuhyun menjawab deheman dari sang kakak ipar. Hidup bertahun-tahun dengan kakak iparnya tentu sudah membuat Kyuhyun paham bagaimana watak sang kakak ipar, bagaimana sang kakak ipar sangat menjunjung tinggi norma-norma dalam bekerja.

Memang sang kakak ipar adalah orang yang sangat keras. Namun sifat itu juga yang membuat perusahaan yang dia dan kakak ipar nya bangun dari awal menjadi berkembang seperti sekarang. Mereka mulai mengembangkan perusahaan yang bergerak di bidang game developer, ketika dia dan keluarganya dulu benar-benar sedang membutuhkan uang. Hingga saat ini, sang kakak sudah menjadi CEO dari perusahaan yang sudah tidak bisa dikatakan kecil dan Kyuhyun sebagai manajer development dalam tim besar serta sebagai manajer technical dalam tim kecil. Jabatan-jabatan yang bertugas sebagai pion dalam pembuatan produk game.

Setelah menyeruput kopi dan tentu kelegaanya mendengar jawaban dari adik ipar, sang kakak iparnya-Kashiwabara Shuji-langsung beranjak dari duduknya dan mengambil jasnya yang tersampir rapi di kursi sampingnya dalam diam. Shuji sudah tidak terlalu ambil pusing dengan apa yang dilakukan Kyuhyun selama dia masih bisa menyelesaikan pekerjaannya dan income  perusahaan tidak menurun.

“kyu, denwa shimasu yo..(nanti aku hubungi..)” setelah mendengar persetujuan dari seberang telpon, Aika langsung memutuskan sambungan dan membantu suami tercintanya merapikan jas kerjanya, masih dalam diam. Masih terus mengikuti langkah Shuji hingga mencapai pintu utama.

“itterasshai (hati-hati di jalan)” ujar Aika ketika sang suami mulai memutar knop pintu. Salam yang hanya dijawab suara pintu tertutup dari Shuji.

Aika kembali hanya bisa menghembuskan nafas berat sebagai arti keluh kesahnya. Perlahan dia duduk di sofa ruang keluarga yang menghadap ke taman samping rumah. Sebuah taman yang memperlihatkan beberapa kain yang sedang dijemur menunjukkan bahwa Aika sudah menyelesaikan salah satu kewajiban sebagai ibu rumah tangga.

Sudah hampir delapan tahun dirinya menjadi istri dari seorang berkebangsaan Jepang. Entah sejak kapan, Shuji yang berkribadian hangat berubah menjadi sosok angkuh. Diingatnya dulu, Shuji lah yang selalu berada di barisan depan ketika dia dan keluarganya berada dalam kesulitan.

Mengingat keluarganya, ingatannya kembali berputar ke belakang-ketika suatu kabar didapatkannya secara mendadak secara beruntun. Adik tirinya menghilang dan adik kandungnya dalam keadaan sekarat. Aika langsung kalang kabut ketika sang ayah mengucapkan bahwa Kyuhyun kecilnya harus segera mendapat donor jantung. Shuji-yang saat itu masih menjabat pacarnya-menjadi satu-satunya penyandar untuknya, membantunya mencari donor jantung. Hingga kabar baik, Shuji-nya akhirnya mendapatkan donor jantung. Namun, seperti bermain bianglala, kabar baik itu diikuti kabar buruk, adik tirinya dinyatakan meninggal.

Aika bahkan masih ingat bagaimana keadaan ayah, Kyuhyun dan ibu tirinya ketika menginjakkan kaki di Jepang untuk melakukan operasi cankok jantung untuk Kyuhyun. Raut berduka, khawatir dan harapan jelas terpantri di wajah pasangan suami istri itu. Kehilangan salah satu anak dan anak lainnya dinyatakan oleh dokter bahwa operasinya kemungkinan tidak akan berhasil. “Kyu..hontou ni daijoubu?(apa kamu sungguh baik-baik saja?)” ragunya sambil menyandarkan kedua tangannya di atas paha, menangkupkan kedua telapak tangan pada seluruh wajahnya yang menunduk. Tak dapat dipungkiri, saat ini dirinya memang membutuhkan sandaran dengan segala pemikirannya.

Cukup lama Aika berdiam diri seperti itu, hingga dia merasa pikirannya sudah cukup tenang untuk berpikir jernih tentang apa yang bisa dan harus dilakukannya. Jari lentiknya kemudian mulai bergerak di atas layar sentuh handphone nya. Terdiam sejenak ketika layar sudah menampilkan sebuah nama yang ditulis dengan huruf alphabet. Park Jung Soo. Sedikit ada keraguan apakah dia akan menghubungi nama itu. Dia paham, jika dia ingin pikirannya sedikit tenang memikirkan adiknya di Korea, maka dia harus melakukannya. Dengan keyakinan, nomor itu masih aktif dia mulai melakukan panggilan.

“yeobseyo” salam telfon dari seberang saluran.

.

.

Park Jung Soo P.O.V

Setelah panggilan internasional itu berakhir, disinilah aku sekarang. didepan sebuah rumah berpagar hitam yang sama tingginya dengan tembok berwarna merah yang mengelilinginya. Sebuah pagar dan tembok setinggi dua meter tak kayal membuatku tidak dapat langsung melihat seperti apa keadaan rumah di dalamnya. Kupencet bel untuk menunjukkan kehadiranku. Tak selang lama, seorang namja keluar dan “Hyung!” panggilnya langsung menyeruak ke dalam pelukanku, membuatku sedikit terhuyung ke belakang.

“eu..kyu, kau masih mengingatku?” tanyaku aneh. Bagaimana bisa seseorang langsung menyeruak ke pelukan orang asing seperti ini. Tidak bisa dikatakan asing, karena memang kita pernah beberapa kali bertemu ketika aku bermain ke rumahnya. Tapi itu belasan tahun yang lalu, terlebih saat itu dia masih berusia belum genap lima tahun.
“hem, mochiro (tentu)! Nae wingless angel” kembali Kyuhyun memelukku. Kuusap lembut punggungnya. Bahkan dia masih ingat tentang wingless angel. Kuingat pertama kali aku menginjakkan kaki di rumah ini, bersama Cho Ahra, sahabat SMA ku sekaligus kakak kandung Kyuhyun.

‘hyung siapa?’ tanya seorang balita dengan permen lollipop strawberry di genggaman tangan kanannya dan PSP di tangan kirinya. Mata kucingnya menatap penuh tanya padaku.

‘hyung? Hm..hyung adalah seorang angel’ jawabku sedikit sombong sambil mengacak-acak rambut eboninya.

‘en jel?’ tanyanya semakin bingung dan kesulitan mengucap kata dalam bahasa inggris yang jelas belum dipahaminya.

‘hem. Angel adalah malaikat’ angguk ku tersenyum melihatnya memasukkan lollipop ke dalam mulutnya. Matanya semakin membulat dengan manik cokelatnya. Dia hanya terdiam menatap tepat di sepasang mataku.

‘bisa telbang?’ kalimat yang bukan mengarah ke pertanyaan, tapi seperti sebuah kesimpulan yang diperolehnya setelah menatapku beberapa saat. Jangan lupakan wajahnya yang berbinar ketika mengingat kesimpulan yang didapatnya bahwa malaikat dapat terbang dengan sayapnya.

‘ani. Hyung adalah malaikat tanpa sayap’

“kau tak mempesilahkan hyung masuk, euh?” tanya Jung Soo setelah melepas peluk rindu mereka dan saat itu aku sadari mata manis milik Kyuhyun mulai berair.

“ani” jawab Kyuhyun dengan senyum yang sedikit menyunggingkan salah satu sudut bibirnya. Senyum apa ini? Dan pertanyaanku terjawab ketika dia langsung membuka pintu mobil depan dan langsung duduk di kursi penumpang. Diserahkannya jas putih kebanggaanku yang memang sebelumnya aku letakkan di kursi samping pengemudi. Kembali dia tersenyum “kurasa hyung perlu cuti hari ini” lanjutnya dan kemudian menutup pintu mobil. Senyum itu adalah senyum evil, menyadarkanku bahwa Kyuhyun polos yang aku kenal sudah berubah wujud.

Setelah sadar dengan-apa maksud setan kecil itu masuk ke dalam mobilku-, aku mulai berjalan memutari mobil dan masuk ke dalam kursi kemudi. Meletakkan jas kedokteranku di jok belakang dan kembali menatapnya yang masih memasang senyum evilnya. “apa kau sudah mengetahuinya dari kakakmu?”

“hem, Ai nee-chan sudah mengatakan bahwa mulai sekarang aku menjadi tanggung jawab hyung” perkataan Kyuhyun menyadarkanku bahwa Cho Ahra yang ku kenal, sudah berganti nama menjadi Kashiwabara Aika. Cho Ahra yang menjadi cinta pertamaku sudah menjadi istri orang bermarga Kashiwabara. “maka dari itu, seharian ini hyung harus menemaniku” lanjutnya menyadarkan lamunanku.

“baiklah balita besar” lanjutku dan mulai menjalankan mobil. Tujuanku adalah mencari sarapan. Kulirik dia yang sesaat terdiam seolah memikirkan sesuatu.

“ya! Hyung!” teriaknya ketika baru sadar siapa yang aku maksud balita besar. “aku bukan balita!”

“haha. Sadarlah, Kyu. Kau memang giant baby. Bahkan aku tadi melihat matamu mulai berair” ujarku masih dengan tatapan fokus pada jalanan kota Seoul yang ramai dengan aktivitas pagi. Hanya senyap yang menjadi balasan dari ucapanku.

“itu karena aku merindukannya” ucap Kyuhyun lirih. Kutatapnya ketika bertepatan lampu lalu lintas berwarna merah. Tatapan itu, tatapan kosong yang mengarah keluar jendela dengan wajah sendu.

.

.

tbc

mian lama update, baru kembali ke kota Perantauan

oh yeah..sama sekali tidak percaya diri dengan kemampuan bahasa Jepang. Apalagi sudah lama tidak mengikuti tontonan Jepang  >,< mungkin ada yang bisa bantu koreksi.

sedikit menjawab apa yang sudah terjadi?

tentang Cho Ahra-Kashiwabara Aika-sudah sedikit disinggung di chapter pertama kalau Kyuhyun adalah anak kedua dari pernikahan pertama, bukan? Dan Aika adalah anak pertama. Dari pada bingung, saya jelaskan disini saja ya. Jadi, Aika berjarak 12 tahun dari Kyuhyun. Ibu mereka meninggal ketika melahirkan Kyuhyun. Aika yang tumbuh didampingi sang ibu membuatnya tidak mudah untuk menerima sang appa yang akan menikah lagi. Namun dia juga tidak secara terang-terangan menolak, terlebih dia sadar adiknya membutuhkan sosok eomma dan perempuan yang dipilih appa-nya adalah perempuan yang sangat baik dan menawan. Karena itu, sesaat setelah pernikahan appa-nya, Aika langsung pergi ke Jepang untuk melanjutkan pendidikannya.

Di Jepang, dia bertemu dengan Shuji, laki-laki penuh kehangatan dan semangat yang menggebu tentang visi-nya di masa depan tentang membangun sebuah perusahaan.

 Ada yang bingung dengan jabatan Kyuhyun?

Jadi ada bagian developer yang dipimpin sama Manager Development. Tugasnya terlibat langsung dalam pembuatan game. Developer dibagi menjadi tiga tim kecil yakni tim technical, creative sama design. Masing-masing tim dipimpin oleh manajer juga. 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cezablenk77 #1
Chapter 8: Hwaaa... Good job! Lanjutkan! Di tunggu next chap!
kyuona #2
Chapter 8: Next chapt plisss...
Ini genre brothership kan? Atau bl??
choqyou03 #3
Chapter 8: Ff nya rame bangettt.. Ditunggu lanjutannya yaa ^^
MissT82 #4
Chapter 8: Ternyata siwon masih hidup tetapi dlm keadaan sakit hati yg mendalam..
Kyu harus memberikan penjelasan agar mereka bleh berbaik semula..
Kasihan kyu jika benar jantungnya dr pasaran gelap..sudah la hidup dlm bayangan masa lalu yg pahit, jantung tidak stabil, siwon yg berpura2 tidak mengenalnya..
Tika_choi
#5
Chapter 8: Wah~~ aku gak nyangka Siwon bakal benci sama Kyuhyun secara dia baik gitu kan, aku pikir Siwon klo masih hidup bakal lupa ingatan atau gimana. Tp mengingat dia ditinggalin begitu aja, wajar sih klo dia benci keluarganya dulu.
Tega ya appa mereka, buang 1 anak demi nyelamatin anak yg lain T^T dan juga bikin eomma Siwon dan Siwon sendiri benci sama Kyuhyun yg gak tau apa2 :'(
Jadi trnyata Kyuhyun punya sakit jantung toh, bisa gawat klo trnyata transplantasi jantung Kyuhyun beneran ilegal T^T
Makin penasaran sama ceritanya, aku sih maunya update asap, lama bgt kan klo nunggu Februari T^T tp klo emg kakak gabisa gak apa kok, real life more important^^ Keep writing and Fighting kak ^^9
DesvianaDewi #6
Chapter 8: Omooo... siwon jadi bener2 venci sama kyunnie :( mungkin sakit hati sih iyaa.. tapi kan dia harus coba mendengarkan penjelasan kyu dulu kan bisa :( ayooo kyunnie .. jangan mudah menyerah tuk dapatkan siwon hyungmu lagi nde baby :*

Hmm dan masalah transplatasi jantungnya kenapa? Apa bener ilegal?? Semoga dia bisa jadi penerima donor lagi..

Lanjuuuuttt yaaaa pliiisss aku suka banget sama ff ini ^^ jangan lama2 gehehe...
Nama ffn kamu apa sih?
Maynidit
#7
Chapter 8: Jd siwon msh hidup tp dia benci dg keluarga di masa lalunya. Tp bagaimana kalau dia tau keadaan kyuhyun yg tengah sakit, apa dia akan tetap dg pendiriannya atau malah berubah menjadi hyung kyuhyun yg dulu. Yg selalu menjaga kyuhyun meskipun harus mengkorbankan nyawanya sendiri.
Angela17 #8
Chapter 8: Wah... akun ff nya apa? Iya pake wifi yg gabung dgn cable tv memang gak bs dibuka..
Tp pake provider 2 huruf bisa buka kok...
ratnasparkyu #9
Chapter 8: Siwon benci sama kyu, andwae, siwon salah paham