SPRING IN FALL

4 Seasons in Galaxy

" Aku akan menjemput mu 10 menit lagi, bersiaplah! "

Kata - kata ini terngiang - ngiang di kepalaku, 10 menit lagi Hiro akan datang, serangan mendadak ini membuat ku panik setengah mati. baru saja aku akan kembali ke tempat tidurku untuk bermalas - malasan tapi kata - kata Hiro membuatku melupakan rasa kantuk.

Aku berdiri didepan rumah, merapihkan pakaian ku dan memastikan semuanya terlihat sempurna. Sesekali aku mengaca untuk melihat apa makeup hari ini sudah terlihat natural karena aku tidak mau terlihat berlebihan di depan Hiro. Tak lama mobil Hiro datang, ia membunyikan klakson  dua kali dan melambaikan tangan dari dalam mobil. Tanpa ragu aku masuk kedalam mobilnya.

" Hi! masuklah!" Sapa Hiro yang terlihat ceria.

Pagi ini dia terlihat sangat santai dan mempesona seperti biasanya. Hiro memakai Polo Shirt yang dipadu dengan celana kapri bermotif kotak abu - abu. tak lupa ia menggunakan kacamata model terbaru. Rambutnya basah, sepertinya ia baru saja mandi sebelum datang menjemputku. Hati ku berdetak kencang, aku tidak tahu apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Selamat pagi! Apa kau siap? " tanya Hiro sambil menginjak gas

" Pagi, Owner nim, kita akan kemana pagi ini?" tanya ku balik.

" pasang sabuk pengamanmu, kita akan ketempat yang seru , yang tidak pernah kau bayangkan."

" Tempat yang seru?"

Hiro mengangguk " Iya, Disana akan ada banyak orang tapi jangan khawatir mereka tidak akan mengganggu kita."

Hiro tersenyum menatap ku.

Tempat yang seru, bahkan orang - orang tidak bisa mengganggu kami?? tempat macam apa itu??

jantungku rasanya akan meledak hanya karena memikirkannya saja, aku tidak bisa bayangkan apa yang akan aku rasakan apabila kami sudah tiba disana.

Kenapa kau terdiam? Apa kau baru bangun tidur? Aku minta maaf kalau membangunkan mu lebih awal.”Hiro menatapku sejenak.

“ Ah,tidak. Aku sudah bangun sebelum kau menelepon ini hanya karena pertama kalinya kita pergi berdua dan aku masih sedikit canggung” jelas ku pelan.

" Heei kenapa kau harus canggung? .. hari ini akan menjadi hari yang menyenangkan jadi aku harap kau tidak canggung dengan ku"

" Baiklah" Jawabku dengan wajah yang berseri - seri, aku menoleh kearahnya, menatap wajahnya yang tampan meskipun hanya dilihat dari samping. Aku menebak - nebak kemana kami akan pergi menghabiskan waktu pagi ini, apakah sebuah restaurant? atau berbincang - bincang di pinggir sungai yang indah sambil menikmati kopi panas? aku tidak sabar untuk sampai ditujuan. kencan pagi ini akan menjadi kencan yang tidak kan terlupakan bagi ku. Kencan yang terlalu sempurna ini..pasti cuma khayalan ku saja kan? pasti aku bermimpi.

Dan.. sampailah kami di tempat tujuan.

Benar... ini cuma khayalan ku saja dan aku pasti bermimpi, aku mencoba mengusap mata ku karena sekarang aku berdiri di depan sebuah pasar tradisional yang terlihat ramai.

Tempat yang seru dan banyak orang itu sebuah pasar?

 aku merasa tiba - tiba energi ku tersedot habis. Ini sebuah kesalahpahaman yang besar, terlalu besar! Aku melihat pakaian ku, hari ini ,aku pakai mini dress! sepatu yang ku pakai adalah sepatu wedges! bagaimana aku bisa masuk kedalam pasar dengan pakaian seperti ini??

aku berdiri terpaku.

" Jadi, i..ini tem..patnya?" tanya ku terbata - bata.

" Benar!  ini tempat seru yang aku bilang tadi, kita akan menemukan banyak bahan makanann  karena semuanya jenis bahan tersedia disini. Akhirnya ..,aku bisa kesini setelah sekian lama." 

Hiro menatap kearah pasar itu dengan tatapan yang puas dan  bahagia. Bagaimana aku bisa protes jika melihat raut wajahnya seperti itu? tapi  dengan penampilan ku seperti ini? bahkan aku sengaja mengurai rambutku biar terlihat lebih manis, rasanya aku ingin menangis saja. Aku bahkan baru ingat kalau sekarang sudah mulai masuk musim gugur, udara sudah mulai dingin terlebih dipagi hari, angin berhembus cukup kencang aku mulai merasa kedinginan.

" Hari ini kau akan jadi asisten ku, kita akan belanja bahan untuk kafe, apa kau siap?"

" Iya, tapi owner..."

Tanpa banyak bicara Hiro menarik tanganku untuk masuk kedalam pasar. Aku lemas, tenaga ku seperti hilang, kencan impianku musnah sudah , musnah  dan menghilang diterpa angin yang berhembus kencang yang menerpa wajah ku.

 

Hiro mengambil sesuatu dikantung celananya, benda itu adalah secarik kertas berisi bahan - bahan yang akan dibeli kami. Hiro bergegas menuju ke kios sayuran, secara mengejutkan dia terlihat teliti dan detail sekali memilih sayuran yang segar, wajah seriusnya terlihat lagi. Hiro juga berkomunikasi dengan baik dengan sang penjual, sesekali mereka tertawa membicarakan sesuatu. Karena mood ku berantakan aku memilih untuk diam dan hanya memperhatikan Hiro.

" Lihat! aku dapat wortel yang bagus - bagus kan?" Hiro dengan bangga menunjukkan sekantung besar wortel yang baru dia beli.

Aku cuma mengangguk kemudian menghampirinya untuk mengambil kantung belanjaan itu.

" Heeei, siapa yang meminta mu membawa ini? memangnya kau sekuat apa?" tolak Hiro sambil menarik kantung yang mau aku ambil.

" Tapi aku bisa membawanya, kau bisa berikan padaku supaya kau bisa lebih leluasa berbelanjan"

" Tidak! ini lebih dari satu kilo beratnya. kau memang asisten ku, tapi bukan untuk membawa barang yang berat - berat, apa kau pikir aku sudah gila? ayo! kita masih harus mencari yang lain." Ajak hiro mendorong badan ku maju kedepan. Mood ku langsung berubah karena kata - katanya, aku tidak menyangka dia akan memperlakukan ku seperti itu, dia sangat mengesankan. 

Kami berjalan bersampingan, melihat kios demi kios dengan seksama, memilih bahan - bahan yang di cari. Aku tidak tahu kalau Hiro sehebat ini, dia pintar bernegosiasi harga , dia sangat ramah kepada setiap penjual seperti dia sudah kenal lama. Bukan itu saja, meski terlihat sibuk dia masih memperhatikan ku. Jika kami berjalan ditengah - tengah keramaian dia akan memastikan kalau tidak ada yang mendorongku dari belakang, dia bahkan tidak segan - segan menarik tangan ku jika ada yang berjalan atau berlari  terlalu dekat kearahku. Aku merasa sangat nyaman, matahari akhirnya muncul dan menyinari langit , jika aku menatap wajah Hiro yang terkena sinar matahari wajahnya terlihat sangat indah, aku seperti masih bisa mencium bau musim semi seperti ada bunga - bunga yang berjatuhan disekitar kami, langit pun terlihat sangat biru seperti tahu apa yang aku rasakan sekarang. Ini tidak buruk, ini sama saja seperti kencan kan? walaupun hanya sepihak. Aku perlahan - lahan menikmati kebersamaan ku dengan Hiro.

Karena Hiro tidak membiarkan aku membawa barang - barang yang berat, aku memilih untuk memegang catatan belanja dan mencari kios yang tepat. Seperti kata Hiro sebelumnya, pasar tradisional itu sangat lengkap, kami menemukan apa saja yang kami cari dan tidak kesulitan sama sekali. Aku sendiri cukup takjub dengan keadaan pasar yang begitu rapi dan bersih. 

 

Kami berjalan mengitari pasar selama 45menit, kaki ku mulai terasa berat ,aku kelelahan karena wedges yang kupakai. Tapi aku mencoba untuk tetap berjalan meskipun tertatih – tatih.

“Kau lelah?” Tanya Hiro

Aku menggeleng, “aku baik – baik saja, kau yang pastinya merasa lelah karena membawa kantung belanja yang berat.”

“ Tidak, aku baik – baik saja.”Jawabnya sambil berjalan menuju kios yang menjual cabai – cabaian.

“ Tapi tunggu, “ Hiro tiba – tiba  menghentikan langkahnya. “ Aku baru menyadari sesuatu, penampilan mu pagi ini…kenapa kau pakai…mini dress? Bahkan warna lipstick itu..”

“A..apa ada yang aneh dengan warna lipstick ku?” Aku panik karena akhirnya Hiro menyadari kalau pakaian yang ku pakai tidak biasa, aku secara reflek menghapus lipstick ku dengan tangan.

Hiro melipat kedua tangannya sambil memperhatikan ku dari atas sampai bawah,ia mengerutkan dahi “Jangan –jangan…kau berfikir kalau kita ….”

“Berfikir apa? Aku tidak berfikir yang macam –macam.. “ tukas ku membela diri, “ Aku cuma….semua baju pergi ku masih belum kering jadi aku hanya punya baju ini, dan lipstick ku memang seperti ini warnanya. Aku….tidak mungkin tidak menggunakan make up saat keluar apalagi…pergi dengan mu..”lirih ku yang terlihat salah tingkah . DIa tidak boleh tau kalau aku sudah salah paham dengannya mengira dia akan mengajakku kencan.

Hiro tertawa terbahak – bahak, mungkin aku terlihat lucu didepannya  dan aku rasa dia tahu apa yang aku pikirkan makanya dia sengaja menggodaku, rasanya aku ingin menangis saja karena aku malu setengah mati.

“ Tunggu disini sebentar,” Hiro meletakkan kantung belanjanya disamping ku kemudian berlari menuju sebuah kios dan kembali dalam beberapa menit. Ia mengeluarkan sesuatu dari kantung plastik yang ia bawa dari kios itu.

“ Pakailah ini supaya kakimu tidak mudah lelah.”

Hiro meletakkan sepasang sandal karet berwarna magenta didepan kaki ku,

“ Ah! Biar aku bantu” Hiro kemudian membantu membuka tali sepatuku. Aku tidak berkomentar banyak karena aku begitu tersentuh dengan perlakuan dia. Aku menggunakan sandal pemberiannya yang secara menakjubkan pas dikaki ku.

“ Aku akan simpan wedges mu di plastic ini supaya kau bisa membawanya”

“ Terima kasih ,Owner nim .” ucapku dengan raut muka yang bahagia.

“ Sama – sama, aku tidak bisa membiarkan mu tersiksa lebih lama lagi.”

Aku tersenyum dan mengangguk, aku tidak mampu berkata – kata lagi.

                “ Ayo sekarang kita ke toko herbal disana” Hiro menunjuk ke arah ujung , disana ada plang toko yang bertuliskan toko herbal.

“Tapi, kenapa kita tidak mampir ketempat penjualan ikan? Kita sudah mengitari pasar tapi belum ketempat penjual ikan”

“ Oh, itu karena aku tidak suka ikan,aku tidak suka seafood “

“ Apa Owner nim punya alergi?”

“ Tidak, aku hanya tidak suka bau amis dan rasa ikan, jika kau perhatikan baik – baik menu makanan di kafe kita tidak menggunakan ikan atau sejenis seafood, bahkan menu Fusilli dan Carbonara,aku tidak menggunakan saus tuna atau sejenisnya, yang ada hanya ayam atau daging.”

“Ooh begitu rupanya, “

“ Apa kau mau membeli ikan?kau mau kesana?”

“Tidak, aku tidak ingin kesana.Ayo kita masuk saja ,kita sudah sampai di toko herbal!”

Kami berdua masuk kedalam toko itu, wangi bermacam – macam tanaman herbal terasa begitu tajam. Toko itu  menyediakan aneka tanaman herbal yang dikeringkan, obat – obatan herbal dan juga aneka jenis teh yang masih berupa dedaunan atau bunga yang dikeringka  tapi masih terlihat segar.. Hiro pergi menuju rak yang menyediakan aneka jenis daun – daun teh dikeringkan. Dia mengambil sedikit ditangannya dan menciumnya satu persatu. Ada satu jenis teh yang membuat ku penasaran, ketika aku dekati ternyata itu bukan daun teh tetapi bunga.

“ Owner nim, apa yang sedang kau cari? Teh untuk menu di kafe ?”Tanya ku.

“ Benar, aku sedang mencari sesuatu yang baru. Selama ini kita hanya menyediakan teh biasa dan green tea, aku ingin menyediakan varian teh yang baru seperti Oolong atau black tea dan teh yang terbaik adalah berasal dari bahan yang segar seperti ini.”

“Kalau begitu,bagaimana dengan Chamomile tea? “ Aku menunjukkan bunga chamomile kering di telapak tanganku kepadanya. Hiro segera menghampiriku ,memegangi telapak tangan ku dan menciumi bunga chamomilenya. Dia memegang telapak tanganku dengan lembut lalu berdiri disamping ku lebih dekat,sampai lengannya menempel di lengan ku. Lagi –lagi jantungku berdetak kencang,. Andai Hiro tahu  kalau aku sedang berjuang menahan perasaan ku ini,rasanya aku ingin pingsan karena dia terlalu dekat.

“Ini bau kafe kita, tapi ini lebih segar” katanya

“ Chamomile tea sangat bagus untuk relaksasi, sifatnya menenangkan,melancarkan peredaran darah, untuk penderita insomania bahkan punya banyak manfaat untuk wanita seperti menghaluskan kulit mengobati iritasi. Kalau kita menjualnya aku kira teh ini akan laku dikalangan pelanggan khususnya wanita dan gadis – gadis sekolah.“

“ Wow, itu ide yang bagus! Bagaimana kau bisa tahu tentang teh ini?” Seru Hiro yang terkejut mendengar penjelasan ku.

“ Chamomile tea adalah teh kesukaan ku karena wanginya yang ringan dan menenangkan tapi aku juga baru kali ini melihat bunga chamomile yang seperti ini, biasanya aku hanya beli dalam bentuk kemasan”

“ Aah, apa karena itu juga kau memutuskan untuk bekerja di Milky Way? Kau terpikat dengan wangi aroma terapi chamomile? Atau terpikat karena hal yang lain? ” Tanya Hiro mencoba menggodaku lagi, aku hanya tertawa kecil. “ Baiklah! ayo kita jual Chamomile tea untuk mendapatkan hati para wanita!’ Seru Hiro sambil tersenyum  lebar sampai gigi kelincinya yang memikat terlihat.

                Setelah satu jam setengah akhirnya kami selesai berbelanja, sebelum menuju ke kafe Hiro berhenti disebuah kedai mie dan membeli beberapa porsi Bibimyun untuk dimakan di kafe, kemudian kami bergegas ke kafe.

“ Aku berterima kasih karena kau menemaniku hari ini” Hiro menginjak gas dan mulai menyetir.

“ Sama – sama, aku juga senang bisa membantumu” Jawabku.

“Oh ya, apa kau merasakan?wangi bunga chamomilenya tercium kuat sekali ,mobil ini jadi seperti  wangi mobil perempuan ” ucap Hiro sambil sedikit memejamkan matanya.

“ Iya, aku menciumnya. Sebenarnya aku mencium satu wangi lagi saat masuk ke dalam mobilmu.” Kata ku,

“ Apa itu? Parfumku? ” Tanya Hiro sambil mencium bajunya,

Aku mengangguk, ” Benar, ini  Calvin Klein ‘Escape’ kan?”

“Wooow! Kau buat ku merinding, bagaimana kau tahu??” Tanya Hiro yang terkejut karena tebakan ku benar.

“ Karena chamomile, salah satu bahan pembuatan Escape adalah bunga chamomile juga buah – buahan yang unik seperti plum,peach, leci, bunga mawar dan kulit pohon yang unik, Parfum ini adalah parfum keluaran edisi lama.”

“ Kau benar, produksi awalnya tahun 1991 dan kesukaanku adalah Escape woman edition.”

“ Parfum ini kukenal pada saat ibu mendapatkannya di hari ulang tahun, buat ku parfum ini adalah lambang dari musim semi, aku menyukainya”

“ Astaga..kau membuat ku kehilangan kata – kata, aku rasa penciumanmu cukup tajam.”Hiro tidak berhenti berdecak kagum dengan penjelasan ku.

Aku merasa bangga karena mendapat pujian dari Hiro,rasanya aku sudah melangkah satu langkah lebih dekat dengannya.  Ya, saat ini bagi ku Hiro adalah musim semi, bukan hanya karena wangi parfum yang dia pakai tapi juga karena dia selalu membuat hatiku berseri –seri. Aku merasa termotivasi dan mendapat sedikit keyakinan bahwa hubungan kami bisa berkembang lebih jauh nanti. Hiro adalah musim semiku karena tubuhnya dipehuni dengan bau bunga chamomile yang aku suka.

                Kami sampai dikafe lalu segera turun mengangkut barang – barang belanjaan, saat membuka pintu  kafe ternyata sudah ada Dee dan Joey yang sedang duduk berdua di sudut kafe, mereka tampak asyik berbincang – bincang dan Dee terlihat sibuk merapihkan poni Joey yang berantakan. Tatapan mata Dee terlihat seperti sangat bahagia. Jika orang lain melihat mereka berdua bersama pasti akan berfikir kalau mereka berpacaran, tapi Dee dan Joey menolak mentah – mentah jika disebut berpacaran.  Mereka hanya ” saling menjaga satu sama lain “ , pemikiran ini memang terdengar  tidak masuk akal dan sulit untuk diterima karena jika dilihat baik – baik ketika mereka saling menatap satu sama lain, mata mereka menunjukkan rasa suka yang tidak bisa ditutupi.

“ Ya! Apa yang kalian lakukan disini?” Tanya Hiro sambil meletakkan barang di meja bar.

“ Hyung! Kau sudah datang? “ Dee segera beranjak dari tempat duduk dan menghampiri Hiro dan memeriksa isi kantung belanjaan.

“ Apa –apaan ini? Lagu apa yang kalian putar? Yaa..kalian pikir kalian sedang syuting adegan romantic? “ Pekik Hiro yang terlihat sedikit kesal karena lagu – lagu pop romantis terdengar diruangan kafe.

“ Heei, kami hanya memutar lagu – lagu cinta, itu bukan hal yang aneh kan? kenapa kau cerewet sekali?” tukas Dee sambil menepuk bahu Hiro.

Joey kemudian beranjak dari tempat duduknya dan mendekati Hiro, “Oppa sendiri apa yang Oppa lakukan dengan Baby Eonni? “ Tanyanya sambil menatap Hiro dengan tajam kemudian menoleh kearah ku dan menyapa.

“ Apa kau tidak lihat? Aku dan Baby berbelanja bahan makanan, kalian malah asyik berpacaran dikafe”

“ Heei, hyung, bukannya kau yang meminta ku kesini? Kebetulan Joey sedang tidak ada jadwal kuliah jadi dia datang bersama ku.” Bela Dee

Hiro tertawa menyeringai.

“ Apa kalian berpacaran? Jelaskan pada ku, kalian pacaran kan? Kenapa sulit sekali mengakuinya, katakan saja, apa susahnya?”

Dee tidak menjawab tapi dia hanya tertawa kecil kemudian ia membantu Hiro meletakkan bahan – bahan di dapur.

“ Hiro Oppa, aku rasa kaulah yang seharusnya bertemu dengan seorang gadis dan mengajaknya berkencan. Kau sudah terlalu mencampur urusan orang!” Tukas Joey kesal sambil melipat kedua tangannya.

Aku bisa mendengar Hiro tertawa mendengar kata – kata Joey, kemudian Joey menghampiri ku dan menarik ku untuk duduk.

“ Eonni,katakan padaku, apa yang kalian lakukan tadi?” Joey terlihat penasaran

“ Kami? Kami hanya berbelanja di pasar..”

“Dengan pakaian seperti ini?? Apa yang kau lakukan? Bagaimana bisa kau pergi kepasar dengan pakaian yang cantik seperti ini.” Joey terheran –heran melihat ku . “Hiro Oppa benar – benar keterlaluan..”

“Bukan begitu..ini salahku, karena mendadak aku jadi tidak mempersiapkan baju yang tepat.”

“ Jangan bicara lagi! Aku juga perempuan, aku mengerti yang Eonni pikirkan! ” Tegas Joey,  dengan muka yang sedikit kesal kemudian bangkit dari duduknya. Aku menarik tangan Joey agar dia tidak membahas soal baju yang ku pakai dengan Hiro. Kemudian tak lama Hiro dan Dee menghampiri kami sambil membawa bungkusan bibimyun.

“ Astaga, aku baru menyadarinya..Baby Noona , pakaian mu cantik sekali!” Puji Dee, aku hanya membalas pujian itu dengan senyuman.

“ Hiro Oppa, bagaimana bisa kau membiarkan Baby Eonnie memakai pakaian seperti ini saat kepasar? Oppa benar – benar...” Tanya Jeoy mengintrograsi Hiro.

 Saat itu aku seperti berteriak dalam hati,aku tidak mau lagi membahas soal pakaian ku didepan Hiro,aku sudah cukup malu tadi dan aku rasa aku tidak tahan jika soal pakaian ku dibahas lagi.

Hiro hanya tersenyum tanpa berkata apa – apa, dia melirik ke arahku sedikit dan membuka kotak makanan beserta sumpit yang terbungkus rapi.

“ Apa kau tidak apa- apa, Noona? Ini sudah masuk musim gugur,udara di pagi hari pasti sangat dingin , kau harusnya menggunakan pakaian yang lebih hangat.”

Joey terus menatap Hiro dan dia menggeleng – gelengkan kepala.

“ Oenni, biar aku beritahu ,kau harus kuat, Hiro Oppa memang sangat baik dan bersikap gentleman..tapi kau tidak boleh terjebak olehnya, kau mengerti??” tukas Joey sambil sibuk mengunyah mie yang dia makan.
Dee tertawa kecil melihat tingkah Joey yang sedikit berlebihan, Hiro justru diam terpaku menatap Joe kemudian ia mencubit pipi Joey.

“ Yang suka ikut campur urusan orang lain itu sebenarnya kau,Joey. Lebih baik kau pikirkan saja hubungan mu dengan Dee” Joey berteriak kesakitan, dia kesal pada Hiro,Dee hanya tertawa melihat kelakuan mereka.

“ Oppa! Kau menyebalkan! “ Protes Joey kesal.

“ Hyung, kenapa kau meminta ku datang ke kafe pagi – pagi?” Tanya Dee

“ Karena Yong sedang sibuk, Jay dan Lee juga, maka hanya ada kita yang bisa datang kesini. Aku ingin membicarakan masalah kafe kita, aku rasa aku akan menambah beberapa menu. “ Jawab Hiro mulai terlihat serius.

“ Oppa, aku juga punya beberapa usul! Kita harus merbah dekorasi kafe kita , ini sudah setahun lebih sejak Milky Way dibuka, kita harus menggantinya dengan sesuatu yang baru.” usul Joey.

“Tapi untuk itu kita harus membiarakannya dengan Yong hyung terlebih dahulu, kita tidak bisa memutuskan begitu saja. Yong hyung yang bertanggungjawab penuh dengan keuangan kafe” Jelas Dee.

“ Kau benar, rasanya kita tidak bisa memutuskan apapun tanpa Yong” Hiro menghela nafas.

Karena pembicaraan mereka mulai serius aku memutuskan membereskan mangkuk bekas mereka makan dan menuju ke dapur untuk memcucinya. Saat sedang mencuci mangkuk yang kotor aku baru teringat sesuatu dan segera membuka bungkusan plastik berisi bunga chamomile.

“ Kau sedang apa?”

Hiro tiba – tiba muncul dari arah pintu.

“ Ah, Owner nim, aku akan membuat chamomile tea .” jawabku

“ Ide bagus, aku juga penasaran dengan rasanya. “

Aku mengangguk sambil tersenyum.

“ Oh iya, sebenarnya mendengar mu memanggil ku Owner nim aku agak...”

“ Apa kau merasa tidak nyaman dengan panggilan itu? “

Hiro melipat kedua tangannya sambil bersender di pintu.

“ Karena kau sudah menjadi bagian dari keluarga Milky Way, mulai sekarang aku mau kau memanggil ku Hiro Oppa.” Jawabnya dengan tenang.

Aku tercengang , aku tidak percaya dengan yang dia katakan. “ Oppa?” Tanya ku lagi, Hiro mengangguk. “ Apa kau sadar kalau hanya kau yang memanggil ku owner-nim. Owner nim...Owner nim,.. lagipula aku jadi terdengar tua. Rasanya agak sedikit canggung.”

Aku hanya terdiam bingung harus bereaksi seperti apa, aku ingin bersorak girang tapi tidak mungkin, aku berusaha tenang.

“ Jadi... mulai sekarang kau harus membiasakan diri memanggil ku Oppa, Hiro..Oppa..” Tukasnya sambil meniru gaya bicara Joey.

Aku tertawa meski tidak tahu kenapa aku tertawa, keadaan rasanya menjadi aneh, aku tidak yakin apa aku bisa memanggilnya seperti itu dan aku tidak tahu apa memanggil namanya seperti itu tepat. Seperti kata Joey, aku tidak boleh terjebak.

Aku mengalihkan perhatianku dengan segera membuat chamomile tea dan menyajikannya di cangkir. Saat aku keluar dari dapur Hiro terlihat antusias, Joey dan Dee yang sudah duduk bersebelahan juga terlihat penasaran dengan apa yang ku buat. Aku meletakkan secangkir chamomile tea didepan Hiro, secangkir chamomile tea panas yang ku hiasi dengan sebuah potongan bunga chamomile di tehnya dan juga dua sendok madu di mangkuk kecil.

“ Wow, chamomile? Eonnie, ini chamomile te?” Tanya Joey terpukau, raut wajahnya terlihat imut sekali.

“ Iya, ini chamomile tea.” Jawabku.

“ Kau juga suka bunga chamomile? Eonni, kita punya selera yang sama! Aroma terapi diruangan ini adalah chamomile dan itu adalah ideku! ” Seru Joey terlihat senang.

“ Tapi Noona, kenapa hanya ada satu cangkir saja? Kau tidak membuatkan teh ini untuk kami?” Dee protes karena aku hanya membawa satu cangkir untuk Hiro.

“ Apa kalian tidak paham, atau kalian memang sangat lugu? Atau kalian bodoh?  Ini adalah salah satu kandidat menu baru yang akan dijual disini, dan sebagai chef di sini akulah yang paling berhak mencobanya pertama kali, chamomile tea yang dibuat pertama kali oleh Baby ini bisa dibilang resep aslinya. Jadi ..harus aku yang pertama mencobanya“ Jelas Hiro panjang lebar.

Aku terkesan! Karena aku pun berpikir hal yang sama dengan Hiro, bahkan raut wajahku terlihat terkejut mendengar kata – katanya. Sebenarnya aku membuat tiga cangkir chamomile tea tapi aku ingin Hiro menjadi orang yang pertama meminum chamomile tea karena ini buatan ku pertama kalinya seperti menciptakan resep orisinil.

“ Woaahh, gaya bicara mu seperti seorang profesional, astaga..” Dee berdecak kagum kemudian dia tertawa kecil.

“ astaga, kenapa Itu..terdengar romantis?” Joey menatap Hiro dengan wajah yang terheran - heran.

Hiro tersenyum kemudian dia mengangkat cangkir tehnya, yang dia lakukan pertama adalah mencium wangi tehnya kemudian menuangkan sedikit madu dan mengaduk – aduknya. Hiro meminum teh itu pelan – pelan kemudian mencoba memberi komentar.

“ Apa rasanya enak?” Tanya Dee penasaran,

“ Tentu saja enak, aku yakin pasti enak.. bunga chamomile bahkan punya banyak khasiat,” Tukas Joey,

“ Benarkah?” Tanya Dee

“ Iya”

Hiro meletakkan cangkit teh dan menarik nafas, “ Ada wewangian bunga, rasa asam dan pekat bercampur dengan rasa manis dari madu. Aku tidak tahu menjelaskannya bagaimana tapi saat aku meminumnya aku merasa rileks, kau benar ini cocok sekali untuk pelanggan kita khususnya wanita. ”

“ Benarkah? Apa ada yang aneh?” Tanyaku memastikan kalau teh buatanku enak.

“ Aku rasa tidak, mungkin karena ini pertama kalinya aku mencoba, rasanya begitu kaya. Ini benar – benar idientik dengan wanita.” Katanya memastikan.

“ Benar..wanginya saja begitu lembut pelanggan wanita pasti sangat senang menikmati teh ini.” Ucap joey yang tanpa ragu – ragu  mengambil cangkir teh itu dari Hiro dan meminumnya. Hiro terkejut tapi hanya menggelengkan kepala.

“ Apa yang kau lakukan, kau sengaja ingin ciuman langsung dengan Hiro hyung??” Tanya Dee ke Joey dengan nada bicara agak tinggi, Dee terlihat sedikit cemburu.

Joey menghentikan minumnya dan menatap Dee sebentar kemudian dia meletakkan gelas teh kembali ketempatnya pelan – pelan dia terlihat agak takut setelah mendengar Dee berbicara, sebenarnya Dee cuma bercanda dengan kata – katanya karena setelah itu Dee mengusap rambut Joey pelan – pelan.

“ Astaga, aku benci adegan romantis kalian. Kenapa kalian tidak berpacaran saja ? ini membuatku gila” Gumam Hiro kesal melihat Dee dan joey bertingkah seperti pasangan.

Aku , Dee dan Joey tertawa melihat reaksi Hiro yang kesal.

“ Hiro Oppa, yang ku butuhkan adalah seseorang yang spesial yang bisa memperhatikan mu setiap saat. Aku tahu kau hanya iri.” Ucap Joey terdengar mengolok – olok Hiro.

“ Siapa bilang aku tidak punya seseorang yang spesial? “

“ Kau punya??” Tanya Dee terkejut, Hiro mengangguk dengan tenang.

“ Kau benar – benar punya??” Tanya Dee lagi. “ Tidak mungkin!” Seru Dee tidak percaya.

“ Benar, Hiro Oppa sangat berhati – hati jika bergaul dengan wanita. Dia tidak mudah dekat dengan wanita, jadi mana mungkin...”

Hiro kemudian menoleh ke arah ku,

“ Secara pribadi aku suka dengan sajian chamomile tea buatanmu, kita akan mulai menjualnya besok, aku minta kau ajarkan Yong cara membuatnya, oke?”

Hati ku senang sekali, dia memuji teh buatanku dan aku merasa sangat bangga.

“ Oke!” Jawabku dengan semangat ,tapi Hiro masih saja menatap ku seperti ada yang salah.

“ Oke...?” lirihnya.

Aku bingung, aku tidak tahu kenapa dia seperti itu lalu aku melirik kearah Dee dan Joey yang ternyata sudah lama menatapku dari tadi, mereka juga sepertinya kebingungan.

“ Oke?” tanyaku balik ke arah Hiro.

“ Oke..apa..?” Dia mulai memberi petunjuk.

Aku berfikir sebentar kemudian menyadari sesuatu, aku menelan ludah karena tidak yakin apa aku harus mengatakannya tapi aku memberanikan diri.

“ Oke..Hiro Oppa, aku mengerti.”

Tiba – Tiba Dee yang sedang mencoba teh milik Hiro tersedak dan raut wajah Joey terlihat shock setelah mendengar kata – kata itu.

“ Hiro Oppa!!???” teriak mereka bersamaan.

Aku hanya tersenyum dengan ekspresi kaku, aku membeku, aku bingung dan gugup karena mereka terlihat terkejut dengan kata – kataku sedangkan Hiro tampak tenang  dia bahkan tersenyum seperti inilah yang ingin dia tunjukkan kepada Dee dan Joey.

“ Kalian lihat? Aku juga punya seseorang yang spesial “

Hiro menepuk bahuku.

“Seseorang yang spesial? Aku? “ Tanya ku dalam hati ,

“ Yaa.. aku paham kalau pada akhirnya Baby noona memanggil hyung dengan sebutan oppa, tapi entah kenapa.... “ Dee terlihat kebingungan, dia menatap kearah ku kemudian kearah Hiro.

“ Eonniii! Apa kubilang tadi! Bagaimana kau terlihat tenang??” rengek Joey dengan raut muka yang sedikit kesal. “ Oppa ! jangan bercanda !”

Hiro masih terlihat tenang dia hanya tersenyum sambil melihat kearah Joey yang kesal dengan sikap Hiro.

“ Aku tidak bercanda, aku memintanya untuk memanggil ku Oppa karena buat ku dia sangat spesial.”

Aku tidak percaya dengan kata – kata yang keluar dari mulut Hiro, meskipun raut wajahku terlihat datar tapi hati ku rasanya ingin meledak dan  seperti ada kembang api berwarna – warni yang sedang meledak diatas kepalaku.

Benarkah? Benarkah aku spesial?

Apa dia benar – benar menyukai ku? Apa dia tahu perasan ku yang sebenarnya?

Aku terus bertanya – tanya dalam hati, sejujurnya keadaan ini membingungkan tapi aku berusaha untuk jeli mendengar setiap kata yang keluar dari mulut Hiro, aku harus mendengarkan penjelasannya lebih lanjut. Aku harus akui hati ku mulai goyah, kalau memang Hiro memiliki perasaan khusus kepada ku rasanya aku siap menerimanya sekarang juga tanpa banyak pertimbangan, Ya! Saat ini juga! Aku mempersiapkan hatiku, mungkin ini adalah wakutunya!

 

“ Kenapa? Kau penasaran kan? Sekarang kau bisa merasakan apa yang aku rasakan saat melihat kalian berdua bersama tapi dengan hubungan yang tidak jelas, kalian senang sekali membuat orang menduga – duga, ini menyebalkan ” Ucap Hiro.

“ Tapi, memanfaatkan Baby Eonni, tidak kah kau berfikir itu keterlaluan?” Joe terus saja berbicara ketus pada Hiro.

“ Aku tidak memanfaatkannya, dia adalah anggota terakhir di Milky Way, tentu ini sangat spesial buat ku! Maka aku memintanya berhenti memanggil ku Owner nim. Aku tidak ingin ada jarak diantara keluarga. “

“ Aahh, ya , hyung benar.  Joey, kau berfikir terlalu jauh. Tentu daja Hiro hyung menganggapnya seperti itu, Baby Noona spesial karena tidak sembarangan orang bisa masuk dan menjadi bagian dari kafe ini, kau tahu betul kan?  ” Dee mengelus rambut Joey.

“ Iya, betul..Joey, aku juga berfikir begitu, kau berfikir terlalu jauh, Owner nim..ah..maksudku Hiro Oppa hanya menggoda mu, jangan marah, aku tidak apa - apa” tandas ku sambil memegang tangan Joey dan Joey hanya menghela nafasnya.

Aku bohong! Aku tidak berfikir begitu! Tidak! Aku tidak apa – apa! Rasanya sekarang aku ingin berteriak sekeras – kerasnya! Aku juga seperti Joey yang salah paham karena kata – kata Hiro dan penjelesan terakhir Hiro membuat ku seperti disambar petir. Tapi aku tidak bisa , kata – kata Hiro ada benarnya dan aku sedikit bersyukur dengan ucapannya itu , rasanya aku ingin menangis atau pergi ketempat yang jauh saja.

 sisi Hiro yang tidak terduga ini, benar – benar membuatku terombang ambing. Benar kata Joey, Hiro seperti bermain dengan perasaan ku dan aku merasa terjebak, ya, entah kenapa aku merasa Hiro menjebakku saat ini. Dia berbahaya!

 Hiro.. musim semi ku yang indah...hati ku berbunga – bunga saat melihatnya, wanginya membuatku tenang, warnanya yang cerah menyejukkan mata ku. Tapi ternyata Hiro juga seperti  angin yang kencang yang meniup dedaunan hingga berjatuhan , seperti saat ini meniup hati ku dan membuatnya jatuh berserakan karena aku merasa dipermainkan  dan juga membuatku sulit bernafas.

Disaat - saat seperti ini aku menyesal tidak melanjutkan tidur ku tadi pagi, kalau ini cuma mimpi mungkin aku tidak apa - apa.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet