NOW OR NEVER

4 Seasons in Galaxy

Aku berlari kecil menuju ke kafe, waktu sudah menunjukkan pukul tiga sore aku terlambat setengah jam karena  ada halyang harus aku urus di tempat kuliah ku. Aku segera medorong pintu masuk kafe, wangi bunga  chamomile yang lembut menyambutku, aku bahkan sempat menutup mata untuk menghirup wanginya.

“ Selamat sore! Maaf aku terlambat!” Sapa ku.

 Di meja kasir terlihat dua laki – laki yang sedang asyik mengobrol dan seketika mereka menoleh kearah ku. “ Baby yah! Kau sudah datang rupanya! “ Hiro, sang owner kafe dan juga si Waiters yang aku sukai menyapa kemudian melambaikan tangannya kearah ku. Hiro terlihat sangat keren! Dia bergaya seperti eksekutif muda, celana panjang hitam dan kemeja putih bahkan berdasi.,rambut Hiro ditata rapi menyamping. Disebelah Hiro ada Yong yang salah satu waiters di kafe Milky Way .Yong terlihat bergaya lebih  kasual dengan kaus putih tangan panjang dan ripped jeansnya. Yong tersenyum simpul kearah ku kemudian beranjak menuju meja bar.

“ Baiklah! Let the show begins!” Seru Hiro dengan antusias. Kata – kata itu adalah ciri khasnya  setiap kali akan membuka kafe , Hiro seperti mengucapkan kata – kata magic dan menyebarkan kekuatan magicnya keseluruh ruangan.

Ya, saatnya kafe Milky Way dibuka! Kafe Milky Way buka setiap hari Senin hingga  Sabtu mulai pukul setengah tiga sore sampai dengan Sembilan malam, hal ini juga menguntungkanku karena tidak bertabrakan dengan jam kuliah. Biasanya diakhir pekan kafe akan ramai didatangin anak –anak sekolah, kafe ini cukup popular  dikalangan anak –anak sekolah terutama siswi sekolah menengah atas. Tanpa menjelaskan panjang lebarpun sudah bisa dipastikan apa alasan siswi – siswi tersebut datang ke kafe ini, menu yang disajikan bukan jadi alasan yang utama meskipun menurutku menu makanan dan minumannya juga enak, Milky Way bisa dibilang seperti magnet yang menarik banyak perhatian anak- anak remaja khususnya remaja perempuan karena Hiro dan kawan – kawan begitu mempesona.

“ Aaahh! Maaf aku terlambat! Halo semua! “ Dee dengan terburu – buru masuk kedalam kafe dan segera duduk dimeja kasir, ia mengeluarkan dompet dan handphone dari kantung celana jeansnya yang terlihat cukup ketat dan menyimpannya di laci sekali, ia mengelap  wajah dan sekitar lehernya dengan tisu. Sesekali ia merapihkan kausnya yang berantakan.

“ ya, Dee, sepertinya berat badan mu naik” Tukas Hiro sambil menarik jeans Dee di bagian pinggang.

“Aargh! Hyung!Hentikan! kau mau merobek jeansku?” protes Dee kesakitan, Hiro tertawa kecil

. “ Kau sendiri apa ada janji berkencan dengan seseorang? Kenapa pakaianmu formal sekali? Apa kau ingin mewariskan kafe ini kepada ku dan mulai bekerja di kantor?” Tanya Dee dengan nada sedikit mengejek.

 “ Kau ini, apa kau lupa kalau aku berkencan dengan  setiap pelanggan wanita yang datang ke kafe kita? Mereka sangat berharga maka aku harus tampil bergaya didepan mereka.” Ujar Hiro membela diri.

 Aku dan Yong yang sedang membereskan gelas hanya bisa tertawa geli. Ya, jika kau jadi aku, mengetahui laki –laki yang kau suka ternyata seseorang yang juga sangat narsis, suka bertingkah konyol  pasti akan mengejutkan mu, sulit bagi mu untuk pecaya, tapi itulah daya tariknya. Hiro sangat supel dan ceria, dia ramah kepada setiap orang dan perhatian. Hiro sangat memperhatikan betul para pelanggan kafenya seperti menerima kedatangan saudara yang tinggal jauh dari kita, ia menyambut kedatangan para pelanggan kafe dengan penuh kebahagiaan. Menurutnya itu adalah salah satu strategi dalam menjalankan bisnis, dia ingin semua yang datang ke kafe Milky Way diperlakukan dengan hangat seperti teman dekat atau bahkan keluarga.

“ Astaga.. aku tidak menyangka owner kita adalah seorang paman yang genit. ” Ejek Dee sambil melirik ke arah Hiro yang berdiri disampingnya. Hiro tertawa kecil sambil menarik sedikit kerah baju Dee.

“ Ah! Iya! Tema lagu hari ini! Kita harus putar lagu apa?” tanya hiro sambil menatap ke arah ponselnya. “ Bagaimana kalo tema hari ini seperti rock n roll? Yang tidak akan membuat mu mengantuk, bagaimana? Yong Hyung? Apa kau punya ide?” Dee menoleh ke arah Yong yang dari tadi hanya dia karena sibuk mengelap gelas – gelas.

“ Lagu? Hmm..” Yong berfikir keras. “ Ah! Yong hyung! Apa sesulit itu menentukan lagu?” tukas Dee yang menggerutu karena Yong lama menjawab.” Baby noona, kau punya ide? “

“ Aku? Lagu rock?” tanya ku kaget karena ini pertama kalinya aku dimintai pendapat.

“ Apa kau punya lagu favorite kesukaan mu?” Tanya Dee.

“ Lagu rock, sebenarnya aku hanya mendengarkan lagu – lagu rock klasik.”

“ wooooow! Benarkah??” Hiro dan Dee berdecak kagum, “ Ini jarang sekali, aku belum pernah bertemu dengan orang yang memiliki selera musik seperti mu. “ Puji Hiro. Aku hanya tersenyum malu.

“ Bagaimana kalau The Doors? Break on through, Love Her Madly “ tanyaku.

“ Baby noona, aku tidak menyangka selera mu setua itu” Ucap Dee terkesima. “ Apa maksudmu tua? Musik klasik itu musik yang hebat, mereka adalah pioner bagi musik modern” bela Hiro.

“ Bagaimana kalau The Beatles? Lagu mereka juga bagus – bagus.” Yong  menunjukkan gambar The Beatles yang ada dilayar ponselnya. “ Benar juga, kau suka dengan band itu. Baiklah! Hari ini tema kita adalah rock klasik. Aku akan siapkan lagu – lagunya.” Tukas Hiro bergegas menuju ke meja belakang kasir dan memutar lagu dari playlist di ponselnya.

Hari itu hanya ada kami berempat di kafe, para pelanggan mulai berdatangan beberapa menit setelah kafe dibuka. Aku menyambut mereka dan melayani pesanan, Dee sibuk melayani pelanggan di meja kasir, Yong bertugas membuat minuman, lalu dimana Hiro? Selain sebagai owner Hiro juga bertugas sebagai koki,  Hiro adalah pecinta masakan italia maka menu makanan yang dijual di Milky Way kafe adalah makanan italia yang terbilang mudah dibuat . Spaghetti, aneka pasta, sup tomat italia, bahkan bruschetta. Makanan ini juga sangat populer dikalangan anak – anak remaja yang datang di kafe.

 Kadang sesekali aku mengintip bagaimana Hiro saat ia sedang memasak, ia sangat serius tapi juga menikmati saat – saat memasak ,terkadang dia memasak sambil bernyanyi atau bersenandung mengikutin alunan lagu yang di mainkan di ruangan kafe. Aku belum pernah sama sekali melihat dia mengeluh dengan segala pekerjaan yang dia kerjakan sendiri, jika ia terlihat lelah dia hanya menghentikan pekerjaannya, mengambil segelas air minum , mengelap keringat disekitar wajah dan kembali lagi bekerja sambil bersenandung.  Hati gadis mana yang tidak terus meneruh jatuh padanya? Dengan kepribadiannya yang menyenangkan dan karisma yang hebat, tidak ada alasan buat para gadis terutama buat ku untuk tidak mengaguminya.

                Waktu sudah menunjukkan jam setengah sembilan malam, pelanggan satu persatu pergi. Disaat – saat seperti ini biasanya kami sudah mulai membereskan barang, merapihkan meja dan menghabiskan waktu untuk duduk bersama. Tapi saat itu raut wajah Hiro terlihat kurang senang , ia mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. Dia terlihat mondar mandir didepan pintu masuk kafe. Tak lama datanglah dua orang laki – laki yang menghampirinya, itu adalah Jay dan Lee, anggota kafe Milky Way lainnya yang tidak kalah menarik. Jay dan Lee yang kakak beradik bertugas membantu membersihkan dan merapihkan kafe, Jay juga sering membantu Hiro di dapur. Setelah bebicara serius selama beberapa menit di depan pintu kafe mereka bertiga akhirnya menghampiri Aku, Dee dan Yong yang sudah duduk disatu meja.

“ Apa yang terjadi dengan kalian? Jay? Kau baik – baik saja?” Tanya Yong khawatir karena memang harusnya Jay datang lebih awal membantu Hiro.

“ Maaf hyung, kami ada urusan keluarga mendadak jadi kami tidak sempat datang bahkan tidak mengabari kalian” Jawab Jay sambil merapihkan rambut coklatnya yang terlihat berantakan , ia kemudian duduk berhadapan dengan Yong kemudian Lee tanpa berkata apa – apa pun ikut duduk disampingnya.

Lee terlihat sedikit gugup  apalagi setelah Yong bertanya tadi karena Yong sendiri terlihat seperti orang tua yang sedang bertanya pada anaknya. Yong yang berkepribadian tenang dan pendiam ditambah lagi bersuara berat memang disegani oleh yang lain, bahkan aku bisa bilang hanya Hiro atau Dee lah yang banyak bicara dengan Yong. Dia memiliki karisma tersendiri, berbeda dengan Hiro dan Dee sekalipun. Karismanya sangat kuat hingga kau tidak bermampu berkata banyak dihadapannya, sebenernya dia buka orang yang menyeramkan hanya saja ada hal yang tidak bisa dijelaskan setiap aku melihat kearah wajahnya. Dia jarang bicara banyak bahkan mungkin keberadaan dia seperti tidak terlihat tapi dia menjadi bagian yang penting di kafe Milky Way, dia tipe yang sedikit bicara tapi banyak bekerja .

“ Aku khawatir dengan kalian berdua, lain kali kalian harus cerita pada ku dan yang lain. Kita ini adalah satu tim.” Tukas Hiro kepada Jay dan Lee.

“ Katakan saja, siapa tahu kami bisa membantu kalian. Kita sudah kenal bukan satu atau dua tahun ini kan?” Kata Yong menambahi kata – kata Hiro.

“ Benar! Kita ini keluarga, makanya Hiro hyung  selalu meminta kita berkumpul seperti ini setiap kafe tutup.” Tutur Dee.

Hiro menepuk pundak Lee , “ Anak bodoh, kalaupun kalian mau menghindar dari kami apa kalian pikir kalian bisa menghindar? “ Dee tertawa, tawa itu memecah ketegangan yang ada, “ Kalian pikir apa kalian bisa lolos dari cengkraman ku?” lanjut Hiro sambil tersenyum melihat ke arah Lee.

Jay dan Lee akhirnya bisa tersenyum , meskipun tidak ada penjelasan lebih lanjut tentang apa yang terjadi pada mereka tapi suasana menjadi mencair. Aku tidak tahu lebih banyak tapi aku merasakan persahabatan diantara mereka sangat dalam mereka saling percaya dan mendukung satu sama lain, aku bisa melihat dari wajah – wajah mereka dan perasaan  hangat yang aku rasakan sampai ke dadaku. Aku masih belum percaya sama sekali kalau aku berada disekitar mereka.

“ Ada apa, Babyz? Apa kau baik – baik saja? Kenapa kau meletakkan tangan mu  dada?” pertanyaan Hiro memecah lamunanku, tanpa sadar aku sedang menyentuh dadaku, aku malu sekali apalagi yang lain juga melihatku dengan seksama.

“ Aaa..tidak ada apa – apa, aku hanya...sepertinya aku ingin batuk tapi entah kenapa sulit sekali batuk. Aku akan ambil air putih hangat saja.” Aku segera beranjak ke dapur melarikan diri dari mereka. Muka ku terasa panas sekali, aku masih malu dengan yang baru saja terjadi aku bahkan marah pada diriku sendiri karena bertingkah bodoh. Aku menepuk – nepuk pipi agar bisa fokus lagi dan berhenti memikirkan yang aneh – aneh.

Aku melangkah kaki ku pelan – pelan menghampiri mereka yang sedang tertawa membicarakan sesuatu, aku berharap mereka lupa dengan kejadian tadi, aku berharap mereka tidak berkomentar apa – apa.

“ Kau pulang lah, tidur lebih awal. Biarkan sisanya kami yang bereskan.” Ucap Hiro sambil memberikan tatapan manisnya pada ku. Andai dia tahu aku ingin lebih lama berada di kafe bersamanya menghabiskan waktu membicarakan hal – hal yang seru.

“ Terima kasih untuk hari ini, aku akan menghubungi mu besok” katanya lagi,

“ Baiklah kalau begitu, terima kasih untuk hari ini, terima kasih semuanya!” Aku mengambil tas dan jaket ku yang kusimpan di bawah meja bar, berpamitan  pada semua orang dan bergegas pulang.

 

                Aku senang sekali jika hari Jumat datang, karena aku tidak punya jadwal kuliah di hari itu. Biasanya aku menghabiskan waktu di kostan ku lebih lama membaca buku atau pergi jalan – jalan dengan teman. Sejak aku menjadi pekerja part time, hari Jumat adalah hari dimana aku akan bermanja – manja dengan tempat tidurku, aku tidak ingin melakukan apapun aku ingin bermalas – malas. Alarm berbunyi tepat di pukul tujuh dengan segera aku mematikannya kemudian alarm di ponsel berbunyi juga, serangan bertubi – tubi ini membuatku terbangun. Aku segera bangkit dan menuju kamar mandi, aku hanya akan sikat gigi saja dan kemudian kembali lagi ke tempat tidur karena tidak berniat melakukan apa – apa hari ini.

“ Terima kasih untuk hari ini, aku akan menghubungimu besok”

Kata – kata terakhir Hiro tadi malam dengan tiba – tiba terngiang ditelingaku. Aku baru menyadarinya dan berfikir keras memahami apa maksud kata – kata itu.

“ Dia mau menghubungi ku atau apa? Apa ada hal yang ingin dia bicarakan?

“ aah, ini menyebalkan.. kenapa aku terus seperti ini, lama – lama aku terlihat seperti orang bodoh”

Aku terus berbicara dalam hati. Tak lama ponsel ku berbunyi, kau pasti bisa menebak siapa yang menghubungi ku. Ya! HIRO! Aku kaget sekali sampai tanganku bergetar, dia bilang dia akan menjemputku sepuluh menit lagi dan tanpa ragu lagi aku segera membuka lemari pakaian, aku menghancurkan lipatan – lipatan pakaian yang baru saja dilipat rapi tadi malam, aku bingung aku panik lebih bingung dan panik dibandingkan saat aku menghadapi tes masuk Universitas.

“ Pakai baju apa? Apa ini pantas? Apa ini aneh?”

Aku terjebak dalam situasi ini, situasi yang sebenarnya sudah umum dialami para gadis saat akan berkencan. Aku segera mengganti baju ku dan menggunakan make up. Aku bergegas keluar dan berlari karena kamarku ada dilantai dua.

Aku siap!” pekik ku dalam hati. Baju ku terlihat sempurna, wajah ku terlihat cantik dengan make up yang natural bahkan aku menggunakan lipstik favorite ku yang berwarna peach dengan bau seperti permen Alpenliebe. Dan datanglah mobil jazz berwarna silver didepan gerbang, suara klakson terdengar seperti menyapa ku tanpa ragu aku bergegas masuk kedalam mobil.. ini akan jadi kencan pertama yang tidak terduga ku dan Hiro. Hatiku berdegup kencang, senang, bahagia, penasaran dan gugup bercampur jadi satu..aku tidak akan melewatkan kesempatan ini, bahkan jika tiba - tiba 1000 keraguan melanda ku aku akan tetap memberanikan diri mendekatkan diriku selangkah lebih dekat dengan Hiro....

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet