chapter 6

It's Okay My Love
Please Subscribe to read the full chapter

Title               : It’s Okay My Love

Pairing           : Woogyu (Woohyun x Sunggyu of INFINITE)

Genre             : Angst, Romance, Drama

Length           : chapter 6 of 6

Rating            : PG-13

Note               :

.

.

            Don’t like don’t read. No bashing please! No harsh comment whatsoever!

© 2016 David Rd Copyrights

.

.

遥かこの先が 見えない道でも
君が笑うなら 前に踏み出すよ
だからさあ歩こう 二人で歩こう

I held you tight in my arms just like what I did back then

I held you even more tighter than I did back then

Shall we walk again, Let’s walk again together

.

.

Seorang wanita berusia lima puluhan dengan wajah yang masih cantik namun terkesan menguarkan aura kejam keluar dari mobil sedan mewah yang berhenti di parkiran Seoul International Hospital dengan tergesa-gesa. Sambil menenteng tas tangan yang pastinya berharga jutaan won, wanita itu melangkahkan kakinya yang mengenakan sepatu hak tinggi hingga menimbulkan suara ketukan yang lumayan keras ke dalam gedung rumah sakit meninggalkan suami dan calon menantunya di parkiran. Dia tidak punya waktu untuk menunggu mereka. Ada hal penting yang harus diurusnya segera.

“Yeobo, tunggu aku!” teriakan suaminya tidak dipedulikan seolah-olah yang ada di pikirannya hanya satu orang.

Sunggyu. Kim Sunggyu. Ya, mendengarkan nama itu saja sudah membuat jantungnya berdegup kencang dan membuat otaknya berputar cepat mencerna suasana. Dia tidak akan membiarkan anaknya untuk kembali mendekati pria itu. Nam Woohyun tidak boleh kembali pada Kim Sunggyu. Tidak. Bahkan, untuk seratus tahun pun dia akan tetap menolak hubungan mereka.

Walaupun dia hanya menengok Woohyun sekali, tetapi ingatan wanita itu masih tajam. Beberapa kali berbelok dan beberapa bangsal kemudian, dilihatnya pintu kamar rawat anaknya.  Entah kenapa ia merasa keringat dingin mulai membasahi dahinya. Sial, ini pertanda buruk, rutuk wanita itu dalam hati. Tangannya sedikit bergetar saat menyentuh gagang pintu. Sekuat tenaga ditepisnya firasat buruk yang tiba-tiba hinggap.

Kosong. Itulah yang didapati wanita itu kala pintu ruangan menjeblak terbuka. Tidak ada siapapun di ruangan itu. Kemana perginya Nam Woohyun? Apa jangan-jangan dia mengejar Kim Sunggyu? Atau mungkin dia sudah berbaikan dengan Sunggyu? Ani. Tidak bisa. Kalau mereka bersama, itu artinya perbuatan jahatnya pasti sudah terbongkar.

“Lho, mana Woohyun?” sang suami yang baru saja sampai bertanya pada Mrs. Nam yang masih membeku. Karena tidak mendapat tanggapan, CEO Jung Corp itu mengalihkan pandangannya pada Choi Jinhee yang masih sedikit tersengal.

“Aku juga tidak tahu Abeoji,” perempuan cantik itu menggeleng pelan seraya mengatur pernapasannya.

“Maaf tuan dan nyonya, apa yang sedang kalian lakukan di ruangan Woohyun-ssi?” suara seorang suster membuat ketiga orang di dalam ruangan menoleh bersamaan.

“Sus, dimana Nam Woohyun sekarang?” suara wanita itu sedikit bergetar. Dalam hati ia berusaha berdoa agar semua yang dipikirkannya tidak menjadi kenyataan.

“Oh, pasien sedang di ruang operasi. Dokter Kim mengajukan jadwal operasi karena kondisi Woogyu tiba-tiba menurun,” suster berparas manis itu dengan tenang memberikan informasi yang membuat ketiganya mengernyit bingung. Ruang operasi? Woogyu?

“Operasi? Operasi macam apa sus?” pria berperawakan tinggi tegap kini turut tertarik dengan keadaan yang sedang berlangsung.

“Begini Tuan, Woohyun-ssi sedang menjalani operasi transplantasi hati untuk menyelamatkan anaknya yang menderita atresia bilier.”

“Transplantasi hati katamu,” Mrs. Nam beringsut ke arah sang suster marah, kedua tangannya terjulur meraih dan mencengkeram erat baju seragam suster sambil melemparkan tatapan mengancam. Suster manis  dengan tagname Han Yuju itu kaget dan ketakutan mendapati perilaku beringas wanita yang baru ditemuinya.

“Yeobo,” Mr. Nam bergerak meraih lengan kanan istrinya mencoba menghentikan perbuatan bodoh istrinya dibantu Jinhee yang meraih lengan kirinya. Keduanya terlihat seperti petugas rumah sakit jiwa yang sedang menenangkan salah satu pasiennya.

.

.

.

Setengah jam sebelumnya

Dokter Kim memasuki ruangan yang masih dipenuhi dengan suara bincang-bincang, sesekali terdengar juga gelak tawa dan candaan yang berbanding terbalik dengan keadaan ruangan itu beberapa hari yang lalu. Lagi-lagi Dokter Kim merasa bahwa dirinya seperti sedang membawakan berita buruk dan penghancur kebahagian sesaat orang-orang di dalam sana. Hah, memang berat tugas seorang dokter.

“Oh, Dokter Kim, apa yang membawa Anda kemari?” Howon yang kebetulan melihat dokter berusia empat puluhan itu memasuki ruangan segera berdiri dan menghentikan tawanya.

Susah memang mengatakannya, tapi apa boleh buat. Setelah menarik napas dalam, pria yang sudah menjadi dokter selama dua puluh tahun itu berkata,”Woohyun-ssi, kita harus melakukan operasi sekarang,” semuanya terdiam. Tidak ada yang berani bergerak seakan-akan satu gerakan kecil akan membuyarkan kenyataan yang mereka dengar.

Sunggyu mengalihkan pandangannya seketika ke arah dokter Kim dengan panik,”Ada apa, Dok?”

“Sunggyu-ssi, kondisi Woogyu menurun. Kami khawatir kalau operasi tidak dilakukan sekarang juga, nyawa Woogyu bisa terancam,” pria berjas putih itu berjalan ke tengah ruangan.

Woohyun mengenggam erat tangan istrinya membuat Sunggyu yang gemetar menatapnya. Kedua iris mata itu memancarkan kesedihan dan ketakutan, Woohyun tahu hal itu. Siapa yang tidak takut akan kehilangan anak semata wayangnya yang selama ini menemani hidupnya, mengisi hari-harinya, dan menjadi penyemangat dalam hidupnya yang menyedihkan ini. Semua orang tua pasti akan merasa sedih seperti Sunggyu.

“Tenanglah, Gyu! Kami berdua akan baik-baik saja,” tangan besar sang atlet mengusap lembut jemari Sunggyu menyadarkan sang istri dari lamunannya.

“Tapi Hyun -.”

”Sst, tidak ada tapi-tapian,” Woohyun melepaskan genggamannya kemudian menangkup wajah Sunggyu supaya mereka bertatapan. “Woogyu anak yang kuat, dia pasti bisa melewati operasi ini. Tenang saja, aku akan mendukungnya. Dan dengan doa kalian semua, operasi ini pasti akan berjalan lancar. Percaya padaku,” Sunggyu mengangguk.

“Kami akan mendoakan supaya operasi ini berhasil,” Howon yang sedari tadi menatap sepasang suami istri itu terenyuh diikuti anggukan setuju oleh kelima orang lainnya. Bagaimana tidak? Dia ingin sahabatnya mempunyai masa depan yang cerah setelah melalui hari ini. Dia berharap Woogyu bisa sembuh, menyatukan kedua orang tuanya, dan mendapatkan keluarga yang bahagia.

.

.

.

Apa-apaan semua ini? Woohyun sedang melakukan operasi transplantasi hati untuk seorang anak kecil? Apa dia sedang tidak waras? Apa yang sebenarnya terjadi? Siapa anak kecil itu? Berbagai macam pertanyaan terus berputar di benak wanita yang masih secara tergesa-gesa berjalan menuju ruang operasi. Wajahnya menunjukkan ekpresi bingung dan ketakutan. Berbagai macam spekulasi muncul di otaknya, tetapi dia tidak menginginkan spekulasinya menjadi kenyataan.

Lagi-lagi pria paruh baya dan seorang gadis cantik mengejar Mrs. Nam yang berlari mendahului mereka. Berdasarkan penjelasan yang didengarnya dari suster tadi, ayah atlet sepakbola ini seolah bisa menyimpulkan bahwa Woohyun melakukan operasi ini secara sukarela. Tapi, masalahnya siapa anak kecil yang membutuhkan transplantasi hati itu? Kalau tidak salah namanya Woogyu? Apa jangan-jangan ...

Jinhee tidak habis pikir, kenapa keluarga Nam suka sekali berlari-lari seperti ini. Padahal seingatnya, cuma Woohyun yang menjadi atlet, tapi bahkan ayah dan ibunya saja mempunyai kecepatan berlari yang jauh di atas rata-rata untuk ukuran orang yang sudah lanjut usia. Sebenarnya apa tujuan mereka ke rumah sakit sih? Apakah olahraga sore dengan berjalan cepat sepanjang lorong rumah sakit atau mengamankan posisi Jinhee sebagai calon istri Nam Woohyun?

Langkah panjang Mrs. Nam terhenti saat di hadapannya terdapat seseorang yang sangat ingin dihapusnya dari ingatan. Tentu, siapa lagi kalau bukan Kim Sunggyu. Pria tinggi bermata sipit dengan wajah polos dan rambut karamel. Jantungnya seakan berdetak sepuluh kali lipat mendapati kenyataan bahwa operasi yang sedang dijalani Woohyun ada hubungannya dengan pria itu.

PLAK

Semua orang terperangah saat Mrs. Nam yang berjalan dengan cepat ke arah Sunggyu kemudian mendaratkan sebuah tamparan keras ke pipinya. Bahkan Mr. Nam pun tidak sempat mencegah tindakan anarkis istrinya.

“Kau apakan Woohyun-ku?” dengan segala daya upaya, ibu mertua yang kejam itu memelototkan matanya pada Sunggyu sambil berteriak. Tangannya terangkat, berusaha meninggalkan bekas tamparan untuk kedua kalinya di pipi mulus istri anaknya. Tetapi kali ini Mr. Nam bertindak cepat dan menahan tangan istrinya sekuat tenaga.

Masih memegangi pipinya yang barusan kena tampar, Sunggyu memberanikan diri menatap mata sang mertua. Dia tidak boleh terus-terusan takut dengan perempuan ini. Walaupun Mrs. Nam adalah ibu dari suaminya, dia tidak bisa bersikap lemah dan tersakiti. Sekarang, dia punya dua orang yang harus dilindungi. Iya, Woogyu si buah hati dan Woohyun si belahan jiwanya.

“Aku tidak melakukan apapun pada Woohyun, Mrs. Nam yang terhormat,” dengan mantap Sunggyu menjawab pertanyaan ibu mertuanya seraya balas menatap dengan tegas kemudian menurunkan posisi tangannya dari pipi ke samping celananya.

“Pembohong! Katakan padaku apa yang kaulakukan sehingga Woohyun mau melakukan operasi bedebah ini!” ujar Mrs. Nam masih berusaha meronta dari kungkungan suaminya.

Keempat orang yang berada di belakang Sunggyu ingin sekali rasanya membantu Sunggyu menangani masalah ini. Tapi mereka semua tahu kalau hal ini hanya bisa diselesaikan oleh Sunggyu seorang. Sunggyu harus bisa membuktikan kalau dia benar mencintai Woohyun dan tidak ingin Mrs. Nam mengganggu hubungan mereka lagi.

“Woohyun melakukan operasi ini atas kemauannya sendiri. Dia sedang berusaha menyelamatkan anaknya dari kematian,” kedua tangan Sunggyu mengepal erat karena menahan marah. Kemarahan yang ditahannya sekian tahun kepada mertuanya yang tidak pernah sekalipun bertindak baik padanya. Mertua yang selalu menyakiti dan membuat hidupnya bagai di neraka. Mertua yang membuatnya harus mengalami kenyataan pahit membesarkan anak seorang diri.

Sebuah seringaian licik terbentuk di bibir tipis Mrs. Nam,”Anaknya?”

Sunggyu tidak tahu apa maksud seringaian itu, tapi firasatnya mengatakan kalau itu bukan pertanda baik. Mr. Nam yang mendengarkan perkataan Sunggyu justru menunjukkan ekspresi sebaliknya. Kalau benar yang sedang menjalani operasi itu adalah anak Woohyun, berarti dia adalah cucunya. Cucu yang selama ini sudah didambanya.

“Apa kau yakin kalau anak itu bukan anak selingkuhanmu hah?” kata-kata itu. Bagaimana setelah empat tahun berlalu, kelakuan busuk mertuanya masih tetap sama. Kata-kata kasar dan tuduhan tidak beralasannya masih saja membuat Sunggyu sakit hati.

Jaehwan dan Howon ingin sekali maju dan membalas perkataan menyakitkan yang dilontarkan Mrs. Nam, tapi pasangan mereka dengan sekuat tenaga menahannya. Ternyata apa yang Sunggyu katakan tentang kekejaman mertuanya selama ini benar. Bagaimana Sunggyu bisa bertahan dengan kehidupannya yang seperti itu? Dan bagaimana juga Woohyun tidak mengetahui kelakuan kasar ibunya? Kalau saja mereka yang berada di posisi itu, sudah pasti mereka tidak akan tinggal diam.

“Bagaimana bisa Anda berkata seperti itu? Tentu saja Woogyu anak Woohyun,” rasa sakit itu muncul lagi ke permukaan. Sakit yang sudah berusaha ia kubur dalam-dalam seolah mendesak keluar dalam bentuk air mata. Kedua mata Sunggyu memerah dan suaranya sudah mulai parau.

“Pria miskin sepertimu pasti menggunakan alasan anak untuk berusaha mendapatkan semua harta kekayaan keluarga Nam. Oleh karena itu, kau mengaku-aku kalau anak harammu itu adalah anak Woohyun. Iya kan? Sudah berapa banyak pria yang kau tiduri untuk mendapatkan anak itu hah?”

PLAK

Semuanya ternganga karena tindakan Mr. Nam barusan. Iya, Mr. Nam telah menampar istrinya. Jinhee berjengit kaget melihat pria yang biasanya bersikap tenang dan logis kini menampar istrinya di depan banyak orang. Begitu pun Myungsoo yang notabene adalah keponakan mereka. Belum pernah sekali pun ia menyaksikan sang  paman marah, berbicara dengan nada tinggi, apalagi menyakiti istrinya secara fisik.

“Yeobo, apa yang kau lakukan?” tatapan tidak percaya Mrs. Nam arahkan pada pria yang sedang menatapnya tajam. Kumis tebal yang bertengger di wajah Mr. Nam menambah aura gelap di sekitar pengusaha berusia lima puluhan itu.

“Hentikan ucapan bodohmu!”

“Ucapan yang mana? Tidak ada satu pun ucapanku yang salah, semuanya benar,” masih saja Mrs. Nam berusaha membela diri walaupun pada kenyataannya dia sudah tersudut.

“Kau tidak lihat kalau Woohyun dan cucuku sedang dioperasi di dalam sana?” bentaknya kasar sembari menuding ruang operasi yang masih tertutup.

“Omo, apa kau juga percaya kalau anak itu anak Woohyun?” kedua mata sang ibu mertua jahat membulat tidak percaya mendengar perkataan suaminya. Apa suaminya sudah gila karena mempercayai Sunggyu? Bagaimana bisa anak yang di dalam sana adalah cucunya? Pria itu bahkan menghilang sel

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
diniazakee #1
Chapter 7: Aku baru ketemu ff woogyu ini setelah obrak-abrik aff...
Ceritanya keren, walaupun di chapter awal alurnya terlalu cepat, tapi seterusnya aku bisa menikmati ff ini dengan baik. Plus plus dengan gombalan Woohyun >\\\\<
Aku tunggu ff Infinite lainnya, terutama woogyu, dan sungjong (aku gak liat nama dia disini wkwk)
KiwiPrincess #2
Chapter 7: Uwaaahhh kereeeennnn...aku suka bangettttttt...haha..100000000 thumbs up for you XD

Yeay Woogyu mau punya adik.. :p
ruuann
#3
Chapter 7: aaarrrhhh...keren banget thor ceritanya.
perasaan saya benar-benar masuk ke dalam ceritanya.
terima kasih sudah berbagi cerita yang sangat indah ini. ^_^
keep fighting thor...
Riska_Nam
#4
akhhh aku suka banget critanya gyu lucu woohyun sweet
parkdaeun
#5
Chapter 7: Assdgsksla Sunggyu imut banget disini Woohyun sweet banget aaaaa Woogyu juga kawaiii sekali ;-; astaga thor baper aku bacanya(?) paling suka scene dimana woogyu mau nyemangatin papanya aaa <3 thank you sequelnya!
aiai_kimie #6
Chapter 7: Sungguh keluarga idaman. Terharu hiks banget bacanya.
Woohyun sweetnya g O.D .. the best buat author.
Gomawo ff woogyunya warrbyazaaaah.. ;)<3
KimAnHee #7
Chapter 6: Aaaaaahh (lagi -_-) manisnyaaaaaaa..
Woogyu lucu banget sih, pengen kukarungin trus ku jadiin pajangan dikamar :v
Entah knp, pas bca bgian mrs. Mr. Nam dan Jinhee yg lari2 dirumah skit bwt aku pengen ketawa keras..
Autho-nim, makasih utk ff nya dan maaf bru kubaca, tiba2 aku terserang penyakit 'malas nunggu ff chapter' jd aku cuman ngontrol aja smpe ff nya udh complit bru ku baca, maaf yaa~ ^^
Dan, apakah ini ada sequel nya hehehe *garuk tengkuk* oh ya, 'That Should be Mine' sma 'I Like You The Best' nya ditunggu loh thor, nggak lupakan sma dua ff itu *kedip2 mata* kkk~
Aku masih setia menunggu loooohh..
Utk ff nya, aku suka pake banget sma cerita yg bs ngaduk2 perasaan org kek nasi campur(?) buatanmu thor, keren. Semangat utk ff lainnya \^o^/
Aku tw ini kepanjangan hahahahaha
KimAnHee #8
Chapter 5: Aaaaahhh (knp gini smw ya?) *toyor kepala sendiri* :v
Huwaaaaaa selamatkan anakkuuuu *maklum lg kumat :v* aduh itu si nenek sihir ngapain sih pake nyusul kerumah sakit, ntar malah bwt kegaduhan lg, setuju sma Nam appa 'ini tdk bs dibiarkan' makin ngelunjak tu org.....
KimAnHee #9
Chapter 4: Aaaahhh sedih banget pas bagian Woogyu ngehibur pasien lain sementara dirinya juga kesakitan *peluk Woogyu*
Dasar nenek sihir, jahat banget sih jd manusia dikutuk jd kodok baru tw rasa o.O *dipites Woohyun* :v :v
KimAnHee #10
Chapter 3: Aku gak tw Keo itu siapa, tp mereka keren, untung aja Gyu oppa ketemu sama orang baik, lah klo sma org jahat kek nenek sihir *lirik mrs. Nam* kan gawat jdnya o.O
Oke fix, karna ntu anak gak ada bapaknya, biar aku aja yg jd eomma nya o.O :3