chapter 5

It's Okay My Love
Please Subscribe to read the full chapter

Title               : It’s Okay My Love

Pairing           : WOOGYU (Woohyun x Sunggyu of INFINITE)

Genre             : Angst, Romance, Drama

Length           : chapter 5 of?

Rating            : PG-13

Note               :

Hello hello author balik lagi setelah menghilang sekian lama. Cieee sekian lama. Iya sekian lama karena lagi lagi alasan kerjaan yang bertumpuk. Bagaimanapun juga, sesibuk apapun, fanfic ini harus selesai. Dan inilah akhirnya, chapter 5 nongol. Selamat membaca...

.

.

            Don’t like don’t read. No bashing please! No harsh comment whatsoever!

.

.

© Davidrd copyrights ©

Pria di pelukanku ini masih menangis sambil sesekali menatap ruang gawat darurat yang belum juga terbuka. Aku berusaha menenangkannya dengan mengusap pelan lengannya dan membisikkan kata-kata penenang walaupun sebenarnya kata-kata itu kutujukan pada diriku sendiri. Walaupun aku baru mengenal Woogyu beberapa hari yang lalu, aku sudah sangat menyayangi anak itu. Apalagi setelah aku tahu bahwa dia adalah anak kandungku, aku makin menyayanginya. Aku tidak tega melihat kondisinya yang lemah seperti itu.

Kutatap Sunggyu yang masih menyandarkan punggungnya pada dadaku sembari menyandarkan kepalanya di ceruk leherku. Tangan kami bertautan dan sesekali aku memberikan usapan kecil pada punggung tangannya untuk memberikan efek rileksasi padanya. Sepertinya hal itu agak berhasil karena sekarang dia sudah berhenti menangis.

Dongwoo dan Howon yang kebetulan ada di samping kami hanya bisa melemparkan tatapan iba. Aku tahu mereka pasti sangat marah padaku karena aku telah lancang memeluk Sunggyu seperti ini, tapi aku tidak bisa meninggalkannya sendirian dalam keadaan kacau. Bagaimanapun Sunggyu masih istriku karena aku tidak pernah menceraikannya, bahkan aku tidak akan pernah menceraikannya.

Istriku yang sudah empat tahun hilang kini telah kembali, tetapi perawakannya sangat berbeda dengan yang terakhir kali kuingat. Tubuhnya terlihat semakin kurus, pipinya yang dulu agak gembil kini berubah tirus, matanya yang biasanya memancarkan cinta dan kebahagiaan kini tampak suram dan lelah, kantong matanya tercetak jelas menggelayut di wajah tampannya, bahkan kulihat tulang selangkanya menyembul dari balik sweater yang dikenakannya. Sunggyu pasti sangat menderita selama ini, apalagi dia harus menghadapi kenyataan bahwa anak satu-satunya, buah cintanya denganku mengidap penyakit yang berbahaya.

“Gyu, gwaenchana. Semuanya akan baik-baik saja. Aku yakin Tuhan akan memberikan jalan bagi kesembuhan Woogyu,” kukecup puncak kepala Sunggyu yang diikuti anggukan pelan olehnya.

Tiba-tiba Howon yang tadinya sibuk berbicara dengan Dongwoo menatapku sesaat sebelum akhirnya dia seperti menginstruksikan sesuatu kepada kekasihnya itu. Sang pengacara terlihat mengangguk dan mereka berdua bangkit dari posisi duduknya. Howon duduk di samping Sunggyu dan Dongwoo yang berada di sampingku berbisik,”Woohyun-ah, mari bicara sebentar!” Aku menyetujui usulnya karena cepat atau lambat aku harus menyelesaikan semua masalah ini jika aku ingin hidup bahagia bersama Sunggyu dan Woogyu.

Setelah kami menemukan tempat yang lumayan jauh dari jangkauan Sunggyu dan Howon, tepatnya di tangga darurat karena tempat ini merupakan satu-satunya tempat yang hening, bebas gangguan, dan kebisingan, Dongwoo mendesah pelan.

“Apa yang ingin kau katakan Dongwoo-ssi?”

“Tak perlu terlalu formal denganku, Woohyun-ah. Kau dulu kan adik kelasku di SMA,” kami memang tidak terlalu akrab, aku hanya tahu kalau dia kebetulan adalah kakak kelasku saat SMA yang populer karena ketampanannya dan skill rap nya.

“Ah, kau masih mengingatku rupanya. Kau kan satu tahun di atasku Hyung , jadi kukira kau tak mengingatku,” aku menggaruk tengkuk karena malu menyadari kebodohanku.

“Tentu aku tahu siapa kau. Nam Woohyun, pangeran lapangan yang selalu dipuja banyak murid perempuan, tetapi tidak pernah sekalipun melirik mereka yang mendekatinya. Kau terkenal sangat dingin, tetapi sepertinya hal itu salah.”

“Apanya yang salah?”

“Tentang anggapan orang padamu. Aku kira kau tak sedingin yang orang lain katakan.”

“Ah, ya, aku tidak pernah peduli dengan anggapan mereka. Aku hanya mempedulikan apa yang orang-orang terdekatku pikirkan. Itu saja. Oh, ya, kenapa kau ingin mengajakku bicara?”

Dongwoo tersadar dari nostalgianya,”Woohyun-ah, tahukah kau apa penyakit Woogyu?”

“Penyakitnya?” alisku berjengit, bagaimana bisa aku tahu hal itu,”Jujur saja aku baru bertemu dengannya beberapa hari yang lalu. Aku tidak tahu apa penyakitnya, yang aku tahu hanya penyakitnya berat karena ia berada di bangsal anak yang menetap di rumah sakit dalam waktu cukup lama.”

“Baiklah alasanmu masuk akal. Kuberitahukan padamu kalau Woogyu, ani, anakmu menderita atresia bilier. Hatinya tidak berfungsi sebagaimana mestinya dan satu-satunya cara mengobatinya adalah dengan melakukan pencangkokan atau transplantasi hati.”

Aku menatapnya tidak percaya. Transplantasi? Itu artinya jika Woogyu tidak segera mendapat donor, dia bisa mening... ah, tidak. Aku tidak boleh berpikiran negatif.

“Adakah yang bisa kulakukan untuknya, Hyung? Aku ingin menebus semua kesalahanku pada Sunggyu,” dia tersenyum dan mengangguk.

 

© Davidrd copyrights ©

 

Pintu ruang operasi terbuka menampilkan empat orang berpakaian serba hijau keluar sambil mendorong sebuah tempat tidur pasien yang diatasnya terbaring sesosok lemah anak kecil dengan berbagai macam selang dan peralatan medis menempel di tubuhnya. Kedua pria yang sedari tadi harap-harap cemas menunggu ruangan terbuka langsung berdiri dan berusaha mendekat kepada rombongan tersebut, tetapi hal itu dihentikan oleh seorang dokter yang keluar paling akhir.

Dokter Kim memegang lengan Sunggyu pelan memberikan gelengan kepala sebagai isyarat baginya untuk tidak mengikuti rombongan yang membawa Woogyu menuju ruang ICU. Ingin rasanya Dokter Kim memberikan kabar bahagia pada setiap keluarga pasien yang ditemuinya setelah keluar dari ruang operasi, tapi rasanya hal seperti itu mustahil terjadi setiap waktu. Nalurinya sebagai seorang dokter membuatnya ingin menyelamatkan nyawa banyak orang, tapi takdirnya sebagai manusia hanya memberinya kesempatan untuk berusaha, sedangkan penentuannya ada di tangan Tuhan.

  “Dok, bagaimana keadaan Woogyu? Dia baik-baik saja kan? Woogyu akan terus bertahan kan, Dok?” Sunggyu menggenggam tangan sang dokter membuat pria berpakaian hijau itu balik menggenggam tangannya. Howon yang berdiri di samping sahabatnya itu mencoba memberikan dukungan moral dengan meletakkan kedua tangannya di pundak Sunggyu.

Setelah menghela napas pelan, sang dokter bersuara,”Sunggyu-ssi, kondisi Woogyu sudah sangat mengkhawatirkan. Saya takut kalau Woogyu tidak segera menemukan seorang donor, akan terjadi hal yang buruk padanya.” Tangan Sunggyu di genggamannya bergetar hebat, “Maaf sebelumnya, tapi kami sudah berusaha semaksimal mungkin. Sekarang sebaiknya kita berdoa semoga ada seseorang yang bersedia menjadi pendonor bagi Woogyu.”

Sunggyu hampir saja ambruk mendengar ucapan sang dokter. Dia masih belum bisa menerima kenyataan kalau malaikat kecilnya akan berakhir seperti ini. Mungkin Tuhan sedang menghukumnya karena dosanya yang telah lalu, tapi kenapa harus Woogyu? Kenapa tidak dia saja yang menderita?

“Saya bersedia menjadi donor untuk Woogyu, Dok,” Sunggyu menengok ke asal suara dan mendapati Woohyun yang melemparkan pandangan mantap ke arah pria yang berstatus sebagai istrinya itu.

Dokter Kim yang bingung karena seorang atlet sepakbola terkenal barusaja mengajukan diri sebagai donor dari anak kecil yang mengidap atresia bilier,”Ehm, maaf, tapi ada hubungan apa Anda dengan Woogyu, Nam Woohyun-ssi?”

“Saya ayah kandung Nam Woogyu, Dok,” Dongwoo yang berada di belakang seniornya itu tersenyum mendengar jawaban tanpa keraguan itu, begitu juga Howon yang langsung meraih Sunggyu dalam pelukannya.

“Benarkah?”

“Ne. Kalau Anda tidak percaya, bisa Anda tanyakan pada istri saya, Kim Sunggyu,” ujar Woohyun sembari berjalan menuju pria yang masih sangat dicintainya itu.

“Sunggyu-ssi, apakah yang diucapkan Woohyun-ssi itu benar?”

Sunggyu mengangkat wajahnya dan mengangguk pelan mengiyakan ucapan sang suami. Hal itu membuat Dokter Kim tersenyum cerah,”Baiklah, kalau Anda memang bersedia menjadi pendonor, sebaiknya sekarang kita melakukan pemeriksaan untuk melihat kecocokan hati Anda dengan Woogyu.”

Setelah melalui serangkain pemeriksaan, akhirnya Dokter Kim keluar dari laboratorium dengan kertas hasil yang menentukan nasib Woogyu selanjutnya. Saat Dokter Kim memasuki ruangan kerjanya, sebuah senyum bahagia terpancar di wajahnya. Keempat pria yang melihatnya langsung menghela napas lega. Walaupun belum ada pernyataan langsung dari sang dokter, tapi mereka tahu bahwa semuanya akan baik-baik saja.

“Operasi bisa kita lakukan enam jam lagi. Woohyun-ssi, sekarang sebaiknya Anda berganti dengan pakaian operasi.”

 

© Davidrd copyrights ©

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
diniazakee #1
Chapter 7: Aku baru ketemu ff woogyu ini setelah obrak-abrik aff...
Ceritanya keren, walaupun di chapter awal alurnya terlalu cepat, tapi seterusnya aku bisa menikmati ff ini dengan baik. Plus plus dengan gombalan Woohyun >\\\\<
Aku tunggu ff Infinite lainnya, terutama woogyu, dan sungjong (aku gak liat nama dia disini wkwk)
KiwiPrincess #2
Chapter 7: Uwaaahhh kereeeennnn...aku suka bangettttttt...haha..100000000 thumbs up for you XD

Yeay Woogyu mau punya adik.. :p
ruuann
#3
Chapter 7: aaarrrhhh...keren banget thor ceritanya.
perasaan saya benar-benar masuk ke dalam ceritanya.
terima kasih sudah berbagi cerita yang sangat indah ini. ^_^
keep fighting thor...
Riska_Nam
#4
akhhh aku suka banget critanya gyu lucu woohyun sweet
parkdaeun
#5
Chapter 7: Assdgsksla Sunggyu imut banget disini Woohyun sweet banget aaaaa Woogyu juga kawaiii sekali ;-; astaga thor baper aku bacanya(?) paling suka scene dimana woogyu mau nyemangatin papanya aaa <3 thank you sequelnya!
aiai_kimie #6
Chapter 7: Sungguh keluarga idaman. Terharu hiks banget bacanya.
Woohyun sweetnya g O.D .. the best buat author.
Gomawo ff woogyunya warrbyazaaaah.. ;)<3
KimAnHee #7
Chapter 6: Aaaaaahh (lagi -_-) manisnyaaaaaaa..
Woogyu lucu banget sih, pengen kukarungin trus ku jadiin pajangan dikamar :v
Entah knp, pas bca bgian mrs. Mr. Nam dan Jinhee yg lari2 dirumah skit bwt aku pengen ketawa keras..
Autho-nim, makasih utk ff nya dan maaf bru kubaca, tiba2 aku terserang penyakit 'malas nunggu ff chapter' jd aku cuman ngontrol aja smpe ff nya udh complit bru ku baca, maaf yaa~ ^^
Dan, apakah ini ada sequel nya hehehe *garuk tengkuk* oh ya, 'That Should be Mine' sma 'I Like You The Best' nya ditunggu loh thor, nggak lupakan sma dua ff itu *kedip2 mata* kkk~
Aku masih setia menunggu loooohh..
Utk ff nya, aku suka pake banget sma cerita yg bs ngaduk2 perasaan org kek nasi campur(?) buatanmu thor, keren. Semangat utk ff lainnya \^o^/
Aku tw ini kepanjangan hahahahaha
KimAnHee #8
Chapter 5: Aaaaahhh (knp gini smw ya?) *toyor kepala sendiri* :v
Huwaaaaaa selamatkan anakkuuuu *maklum lg kumat :v* aduh itu si nenek sihir ngapain sih pake nyusul kerumah sakit, ntar malah bwt kegaduhan lg, setuju sma Nam appa 'ini tdk bs dibiarkan' makin ngelunjak tu org.....
KimAnHee #9
Chapter 4: Aaaahhh sedih banget pas bagian Woogyu ngehibur pasien lain sementara dirinya juga kesakitan *peluk Woogyu*
Dasar nenek sihir, jahat banget sih jd manusia dikutuk jd kodok baru tw rasa o.O *dipites Woohyun* :v :v
KimAnHee #10
Chapter 3: Aku gak tw Keo itu siapa, tp mereka keren, untung aja Gyu oppa ketemu sama orang baik, lah klo sma org jahat kek nenek sihir *lirik mrs. Nam* kan gawat jdnya o.O
Oke fix, karna ntu anak gak ada bapaknya, biar aku aja yg jd eomma nya o.O :3