Hello, Antis

Silent Hello
Please Subscribe to read the full chapter

“Yahhh, udah abis”, kata Dahyun dengan nada kecewa ketika Trio Lestari mulai menyanyikan lagu terakhirnya. Jam udah menunjukan pukul 11 malam.

“Yuk, ntar nggak bisa keluar”, ajak Hansol. Padahal lagu yang dibawakan baru setengah jalan. Dahyun menurut, abis bener juga kalau nunggu sampai beneran kelar bisa-bisa mereka jadi pepes di tengah-tengah begitu banyak orang berebutan mau keluar. Nyatanya, nggak Cuma Hansol yang menyiasati untuk keluar duluan, banyak juga yang udah mulai bergerak menuju pintu utama. Makin dekat dengan pintu utama, makin banyak orang yang juga mau keluar. Dahyun dan Hansol mulai berdesakan. Bahaya juga kalau sampe mereka kepisah. Sampai ada tangan yang menggandeng Dahyun. Awalnya Dahyun mau ngelepasin.

“Pegangan sama gue, jangan sampe lepas”, kata Hansol menengok sejenak ke arah Dahyun. Mendengarnya ngomong begitu, Dahyun membalas genggaman tangan Hansol. Ia menggenggamnya erat-erat karena takut terpisah. Untungnya mereka berhasil keluar. Makin menjauh dari pintu utama, mereka makin bisa bernafas karena orang belum semuanya keluar.

 “Hampir aja kita nggak bisa keluar”, kata Hansol.

“Iya, untung lo ngajak cabut duluan”, balas Dahyun setuju. Dahyun melirik ke arah tangannya, Hansol masih menggenggamnya. Padahal mereka udah di luar arena konser, nggak gitu rame dan Dahyun bisa dengan jelas mengikuti Hansol. Tapi jauh di dalam hati, it doesn’t bother her at all.

Hanya dua cowok yang pernah menggenggam tangan Dahyun selama hampir 17 tahun hidupnya. Ayah dan Abang. Ayah selalu menggandeng tangan Dahyun saat masih kecil, tangan Ayah besar dan hangat. Sedangkan Abang hanya menggandeng tangan Dahyun atas dasar suruhan Bunda. Jadi kadang kalau Bunda nggak lihat, Abang buru-buru ngelepas.

Hari ini ada cowok lain yang menggenggam tangan Dahyun dan rasanya beda. Tangannya lebih kecil dari Ayah, kira-kira sama dengan tangan Abang. Saat Hansol menggandengnya, ada rasa yang nggak pernah Dahyun rasakan ketika Ayah atau Abang menggandengnya. Rasa hangat yang diam-diam merayapi tubuhnya, yang sontak membuatnya tersenyum tanpa alasan, juga berharap. Agar  Hansol nggak ngelepasin tangannya. Tapi, harapan itu luntur seketika.

“Vernon!”, panggil seseorang. Mendengar ada yang memanggil “Vernon”, berarti yang manggil anak sekolahnya. Hansol langsung melepas genggamannya. Dari kejauhan ada sepasang cowok-cewek yang mukanya nggak asing menghampiri mereka. Namanya kalo nggak salah Hoshi dan Mina. Cowoknya alumni yang baru lulus kemarin, sedangkan ceweknya satu angkatan di bawah mereka. Catat, keduanya termasuk anak gaul di sekolah.

“Lo kemari juga? Anjir udah lama gue nggak ngeliat lo. Makin cakep aja”, kata Hoshi sambil tos-tosan ala cowok.

“Hai Kak”, sapa Mina di sebelahnya. Nyapanya cuma Hansol doang.

“Hehehe iya nih. Ah lo bisa aja, lo kuliah juga rapihan”, jawab Hansol seadanya.

“Sejak kapan lo suka musik indie? Tumben banget”, kata Hoshi. Dalam hati Dahyun bertanya-tanya, kayaknya Hoshi baru tau Hansol suka musik indie. Either karena Hansol nggak pernah kasih tau atau Hoshi emang nggak sedekat itu sama Hansol.

“Gue suka sama Payung Teduh, jadi kemari deh”, balas Hansol. Hoshi mengangguk-angguk.

“Ke sini sama siapa? Jangan bilang sama Kwan”, tebak Hoshi.

“Nggak, ini sama mmm temen”, jawab Hansol, suaranya samar ketika bilang Dahyun temennya.

“Hai, gue Hoshi. Namanya siapa? anak mana?”, Hoshi mengajak Dahyun kenalan. Saat Hoshi mengulurkan tangannya, Dahyun bisa menangkap muka Mina yang nggak enak. Yailah, begini aja cemburu?

“Dahyun. Gue satu sekolah sama Hansol kok”, jawab Dahyun hanya menyambut salaman Hoshi sebentar terus langsung dia lepasin buru-buru.

“Hah? Hansol?”, tanya Hoshi bingung.

“Kak Vernon maksudnya”, celetuk Mina dari belakang.

“Jieeee sekarang Vernon kemajuan ya mainnya ama cewek nggak ama Kwan lagi. Kwan tau nggak sekarang lo selingkuh ama cewek? baek-baek diambekin Kwan!”, ejek Hoshi.

“Apaan deh, temen doang!”, ujar Hansol. Nada Hansol terdengar serius, sedangkan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
teayouagain #1
Chapter 17: thank you for making such a good yet hilarious fanfic!; i i look forward for your another work but make sure you write about danon lol
teayouagain #2
Chapter 1: i like this already
Indias331 #3
Chapter 17: Sequel dong harus. Jarang ada yg nulis cerita tentang mereka. So plase keep updating your story.. ?
Indias331 #4
Chapter 16: Noo... jangan pisaah..
Indias331 #5
Chapter 15: Sweet surprise sih ini. Non.. noona gak kuku..
Indias331 #6
Chapter 14: Duh dahyun ngambeknya ngeri ih..
Indias331 #7
Chapter 13: Dahyun bangsad abiis gilak.. haha suka deh sama ceritanya. Ringan dan bikin ngakak.
Indias331 #8
Chapter 12: Lanjuuutt..
Indias331 #9
Chapter 11: Yang galau readernya ini sih.. ?
Indias331 #10
Chapter 10: Udah, tembak aja gih non..