Again

Again (Unbreakable 2)

Taeyeon memutar bola matanya, berusaha untuk menebak siapa pengirim pesan ini.

 

Me                   : Siapa ini?

Unknown       : Artis-mu.

 

Debaran jantung Taeyeon tanpa sadar menjadi lebih cepat dan gadis itu segera meletakkan ponselnya di pinggiran bath tub. Ia membenamkan diri lagi ke dalam air, membiarkan air tersebut membasahi rambutnya dan meninggalkan sisa-sisa busa pada rambutnya yang ia cat menjadi kecokelatan.

Taeyeon mengeringkan tangannya kembali dan mengetikkan balasan untuk orang itu.

 

Me                   : Ada apa?

Unknown       : Kenapa noona cuek sekali?

Me                   : Kukira pesanmu yang sebelumnya memanggilku Manajer Kim.

 

Taeyeon mengetuk-ngetukkan jarinya di pinggiran bath tub. Cukup lama balasan yang harus ditunggu dari Baekhyun dan hal tersebut membuat Taeyeon tanpa sadar mendengus kesal berulang kali. Jiwa remaja-baru-besarnya muncul lagi dan ia menjadi uring-uringan sendiri karena laki-laki itu tak kunjung membalas pesannya.

“Dasar bocah menyebalkan.” Gumam Taeyeon setengah menggerutu.

Tak lama setelah gerutuannya berakhir, ponsel Taeyeon berdering. Sebuah panggilan masuk dari nomor yang sedari tadi bertukar pesan dengannya.

Omo,” Taeyeon membelalakkan matanya. “Yeoboseyo.

Yeoboseyo, noona?

Taeyeon kembali merasakan jantungnya berdebar tidak karuan. Meskipun suara Baekhyun sudah jauh berubah dibandingkan sembilan tahun lalu, namun tetap saja suara laki-laki itu terdengar sangat berbeda di telepon. Taeyeon diam-diam berteriak tanpa suara sembari tanpa sadar menggigit bibirnya.

“Ada apa?” tanya Taeyeon, mengulangi pertanyaannya tadi.

Terdengar sebuah helaan nafas disana sebelum Baekhyun kembali angkat suara. “Sebenarnya aku ingin menghampiri noona, namun aku tidak tahu dimana noona tinggal.” Ujar Baekhyun, mengawali perkataannya. “Besok aku akan membeli beberapa potong pakaian, jadi aku harap noona bisa menjemputku jam sepuluh. Kau sudah menerima seluruh dataku dari paman, ‘kan?

“Ya. Aku mengerti.” Jawab Taeyeon singkat, berbanding terbalik dengan jantungnya saat ini.

Aku akan menunggu noona.”

Taeyeon terdiam. Ia menghela nafasnya pelan-pelan, lalu senyuman getir tersungging di bibirnya.

“Kau mendapatkan nomor ponselku darimana?”

Kau manajerku, aku harus tahu segalanya tentangmu.

Taeyeon kembali tersenyum. “Kenapa tidak mengirimiku pesan saja?”

Entahlah,” gumam Baekhyun di seberang sana dengan perlahan. “Mungkin... karena aku baru bertemu dengan noona namun aku sudah merasa mengenalmu. Dan kemudian ingin mendengar suaramu.

Taeyeon terdiam, bingung harus menjawab apa. Tanpa sadar setitik air mata mengalir turun ke wajahnya.

“Aktingmu bagus, Byun Baekhyun. Merasa mengenalku?” tanya Taeyeon sinis. “Maumu apa, hah?”

Dan setelah itu, Taeyeon mematikan sambungan secara sepihak. Gadis itu menggerutu kesal dan segera menyelesaikan mandinya yang tertunda karena Baekhyun. Setelah selesai melepaskan penat yang ternyata tetap tidak hilang dari pikirannya, Taeyeon segera berpakaian dan meraih berkas-berkas Baekhyun yang tadi diberi oleh laki-laki itu padanya.

Tangannya membolak-balik file-file tersebut dan berhenti pada riwayat kesehatan Baekhyun. Matanya menangkap suatu kolom yang kemudian mampu membuatnya membelalak tidak percaya.

 

Mengalami kecelakaan motor pada bulan Mei 2015

 

Taeyeon berhenti membaca dan meniti kalimat tersebut baik-baik.

Jangan sampai hal yang dipikirkannya benar.

Tangan Taeyeon segera meraih laptop-nya yang tergeletak di tengah tempat tidur dan menyalakannya. Bagaimanapun juga, Baekhyun adalah calon artis dari sebuah agensi terkenal. Tidak mungkin semua hal yang terjadi pada laki-laki itu tidak diliput oleh media. Ditambah, kejadian tersbeut hanya berselan beberapa bulan dari waktu sekarang.

Setelah mengetikkan kata kunci di mesin pencari internet tersebut, Taeyeon tersenyum kecil karena beberapa hasil langsung muncul di halaman tersebut.

“Baek...”

.

.

Eomma!”

Baekhyun mengusap matanya yang merah dan segera membaringkan tubuh di sofa, bersandar pada kedua kaki ibunya. Bibirnya tersenyum manja dan laki-laki duapuluhan itu berguling-guling di sofa yang sempit sebelum akhirnya terjatuh.

Eomma, apa kau mengenal Taeyeon-ssi?” tanya Baekhyun pelan, memandang ibunya yang sedang konsentrasi menontn televisi.

“Taeyeon?” tanya ibunya pelan. “Kim Taeyeon?”

Baekhyun segera bangun dan duduk dengan mata berbinar. “Benar! Eomma mengenalnya?”

Ibunya berpikir sebentar, lalu mengangguk. “Dia siswi teladan saat ayahmu menjadi kepala sekolah SMA Saenggi.” Ujar ibunya, memandang Baekhyun dengan alis berkerut. “Memangnya ada apa?”

“Dia menjadi manajerku––ibu tahu, Paman benar-benar menyebalkan.” Gumam Baekhyun pelan. “Jadi dia memang mungkin mengenalku? Apakah saat dia bersekolah disana, aku juga bersekolah di SMA Saenggi?”

Sang ibu tersenyum, mengusap kepala Baekhyun dengan sayang. Trauma otak yang disebabkan oleh kecelakaan beberapa bulan lalu memang membuat Baekhyun kehilangan sebagian memori yang pernah ia alami dulu. Mungkin ia melupakan masa-masa awal ia sangat membenci ayahnya dulu.

“Ya, dia seniormu. Dua tingkat diatasmu, kalau tidak salah.” Ujar Ibunya lembut. “Karena eomma ingat kalau kau pernah mengeluh tentang dua seniormu yang cukup menyebalkan, Gwangsu dan Taeyeon. Kalau tidak salah.”

Baekhyun mengerutkan keningnya. Ia tidak ingat pernah mengenal Kim Taeyeon sebelumnya. Namun nada suara dan perkataan Taeyeon kemarin benar-benar membuatnya bingung dan penasaran, dengan siapa ia berhadapan kali ini.

Lalu tiba-tiba Baekhyun ingat kalau ia telah membuat janji dengan Taeyeon jam sepuluh. Sementara sekarang, jarum jam sudah menunjukkan pukul sepuluh kurang sepuluh menit. Karena itu, dengan segenap kekuatan yang dimilikinya, Baekhyun segera berlari menuju kamar mandi dan bersiap-siap.

Sebelas menit kemudian laki-laki itu menerima pesan dari Taeyeon kalau ia sudah diluar. Setelah berpamitan pada ibunya, Baekhyun segera keluar dari rumah dan menemui Taeyeon.

Ia sempat tergugu ketika melihat manajernya itu tengah memainkan ponselnya tanpa menyadari kalau Baekhyun sudah berada di depannya. Ia hanya memakai kaus putih polos dan celana 6/8––tanpa blazzer dan make up––dengan rambut cokelatnya yang jatuh menjadi tirai, menutupi wajahnya.

Benar-benar seperti anak kecil.

Ternyata Baekhyun menyuarakan pikirannya dan Taeyeon segera mengangkat kepalanya. Ia tersenyum canggung pada Baekhyun karena mendengar perkataan pria itu dan segera menyimpan ponselnya di saku belakang celananya.

“Maaf, seharusnya aku berpakaian yang lebih sopan, ya?” tanya Taeyeon dengan wajah tidak enak. “Kalau kau mau kita bisa kembali ke rumahku agar aku bisa berganti pakaian dan sehabis itu kita bisa langsung––“

“Tidak apa-apa.” Potong Baekhyun langsung. “Aku... aku menyukainya.”

Baekhyun mungkin mengucapkannya tanpa sadar, dan ia tidak tahu kalau sekarang perempuan yang tiga tahun lebih tua darinya itu mati-matian menahan rona merah pada pipinya untuk tidak menjalar ke seluruh wajahnya. Taeyeon berdeham pelan, segera tertawa canggung dan masuk ke dalam mobil.

“Kau mau kemana?” tanya Taeyeon, setelah Baekhyun menutup pintu mobil dan duduk disampingnya.

“Aku ingin membeli beberapa potong baju untuk awal debut,” ujar Baekhyun pelan. “Tapi aku tidak tahu harus membeli dimana. Karena itulah aku memintamu untuk ikut, agar kau bisa memberikan tempat yang bagus untuk berbelanja dan pakaian-pakaian yang cocok untuk kupakai nanti.”

Taeyeon tersenyum singkat, memundurkan mobilnya dan keluar dari halaman rumah Baekhyun yang cukup luas.

 Diam-diam, setiap melihat Baekhyun yang sekarang, hatinya teriris tipis-tipis oleh rasa sedih. Setelah semua informasi yang dikumpulkannya, ia tahu kalau Baekhyun ternyata menderita hilang ingatan karena kecelakaan yang menimpanya beberapa bulan lalu, dan sepertinya Baekhyun melupakannya juga.

Sepertinya? Ia memang melupakanmu, bodoh, gumam Taeyeon dalam hati.

Noona? Kenapa menangis?”

Taeyeon menoleh bingung, lalu menyadari kalau pipinya sudah basah sekarang. Dengan gerakan gugup, Taeyeon cepat-cepat menghapus air matanya dan tersenyum kecil. “Ada debu masuk ke mataku,” ujar Taeyeon pelan, dengan gaya pembohong yang payah. “Mataku sakit sekali sampai-sampai aku menangis.”

“Benarkah? Coba kulihat.”

“Aku sedang menyetir.”

“Kalau begitu menepilah, dan biarkan aku yang menyetir.”

Baekhyun meraih tangan kiri Taeyeon, membuat perempuan itu terpaksa untuk menghentikan kendaraannya dan menepi. Dengan gerakan sedikit memaksa, Baekhyun menarik Taeyeon untuk keluar dan memastikannya untuk duduk di kursi penumpang depan.

Noona tidak terlihat baik. Bisa-bisa kau menabrak orang.”

Kepala Taeyeon masih setia menunduk untuk menyembunyikan rona merah dan bekas-bekas air matanya. Biar saja Baekhyun menganggapnya aneh. Ia menangis karena laki-laki itu, karena ingatannya yang hilang, dan karena Baekhyun yang sekarang sama sekali tidak mengenalnya seperti dulu.

Noona orang yang aneh.” Ujar Baekhyun pelan, sementara matanya sama sekali tidak melihat ke arah Taeyeon. “Tiba-tiba marah padaku kemarin. Dan sekarang tiba-tiba menangis begitu saja di depanku. Apakah aku berbuat salah padamu?”

“Jangan terlalu percaya diri menyimpulkan sesuatu.” Tukas Taeyeon langsung dengan menjaga nada suaranya agar tetap ketus. “Berkonsentrasi saja menyetir.”

Taeyeon sekarang harus menjaga jarak lagi dengan laki-laki ini. Meskipun Baekhyun tetap Baekhyun––sifat, nada bicara, dan wajahnya tidak berubah––, namun Baekhyun yang sekarang bukanlah Baekhyun yang dulu dikenalnya. Baekhyun yang sekarang hanya orang asing yang menganggapnya orang asing pula, dan bukan Baekhyun yang melamarnya.

Karena itulah Taeyeon harus menjaga hatinya kembali. Ia tidak boleh terlalu mudah jatuh cinta pada Baekhyun seperti sembilan tahun lalu. Mentalnya sudah jauh lebih dewasa dan ia bukan anak kecil lagi sekarang. Ia harus mampu mengatur diri dan perasaan agar bertindak secara realistis, bukan bodoh karena mengikuti kata hati.

Taeyeon tidak menyadari kalau Baekhyun sedang merutuki matanya saat ini. Ia yakin, ia dan Taeyeon bukan hanya sekadar kenal dulu. Pasti ada sesuatu yang pernah terjadi diantara mereka berdua namun Baekhyun tidak tahu, apakah hal tersebut baik atau buruk.

Baekhyun berdecak putus asa. Ia tidak suka situasi seperti ini. Dan ia sadar, Taeyeon tidak akan bisa didesaknya untuk bercerita.

Noona,” panggil Baekhyun, membuat Taeyeon menoleh. “Ngomong-ngomong... tadi kau akan membawaku kemana?”

.

.

O EM JI

JADI BIARKAN DULU CAPSLOCKNYA ON

TADINYA MAU HIATUS SAMPE UN DOANG, TAPI ENTAH KENAPA JADI LUPA SAMA CERITA INI PADAHAL BEBERAPA CHAP UDAH DI KETIK

EMANG AUTHOR KURANGAJAR

HAPPY EID MUBARAK BUAT READERS YANG MERAYAKAN! MOHON MAAFKAN AKU AKAN KETERLAMBATAN TOTAL INI

JADI LAGI SCROLL SCROLL IG DENGAN CANTIK DAN NGELIAT FOTO BAEKHYUN, TIBA TIBA...

ANJIR GUA BELOM APDET CERITA BERAPA LAMA

INTINYA MINTA MAAF

KUUSAHAKAN UPDATE DENGAN RUTIN

TOLONG JANGAN SANTET AKU PLZ

enjoy reading!

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Novykurnia #1
Ceritanya menguras air mata. Ditunggu kelanjutannya kakak author.. Bagus banget.
ziualhaq #2
Chapter 4: Kalo baekhyun inget skrg juga ga bakal seru sih ya. tapi ga tega liat taeng menderita gitu. huhu
lagi sedih2 nya malah jadi ngakak gegara pendeskripsian tentang mr hojung hahaaaha
update soon thor.. jangan berenti nulis jebaaaaaaaallll
ziualhaq #3
Chapter 3: Yah ilang ingatan :(
penasaran juga sih kemana aja baekhyun selama 9th ini???
aduh itu sih batin baek, hati nya taeng itu udah ada setengah di kamu mau segimana pun kamu ilang ingatan. syodih juga. ku jadi baper
ziualhaq #4
Chapter 2: Long time no seee.. aku baru cek lagi aff dan baru sadar kalo ketinggalan 3 chapter. Dan apa ini? apa2an tuh si baekhyun? dia pura2? ilang ingatan? atau gmn?????
ahhhhh taeng nya kasian, nunggu harap2 cemas, pas ketemu orang yg ditunggu nya malah sama sekali ga ngenalin dia :( ige mwoyaaaa
Aasyah #5
Chapter 4: Baper dah guee....
EkaRahma #6
Chapter 4: ASLI BAPER..........
dhesyanie #7
Chapter 4: Akhirnya chapt 4 nya di update lebih cepet,. Aduh ko Baper
EkaRahma #8
Chapter 3: Author kalau minta di ingetin buat next chapt nggak masalah kok wkwkwkwk dengan senang hati saya ingatkan :V
dhesyanie #9
Chapter 3: Next chapternya di percepat lagi dong,. Jgn sampe kelupaan lagi ya,ditunggu bgt loh chapter selanjutnya
Aasyah #10
Chapter 3: Finally... makasih thor udah update