Chapter 8

Perfection
Please Subscribe to read the full chapter

Author POV.

Taeyeon baru saja keluar dari supermarket, dia tampak terlihat berbeda dengan rambut pendeknya. Baru keluar dari sel tahanan tampaknya membuatnya rajin, lihat saja ia membeli bahan-bahan makanan untuk dirinya sendiri. Mulutnya mengunyah sesuatu dan tangannya memegang banyak bungkusan.

Ia berjalan sebentar dan sudah sampai ke apartementnya sendiri. Ia menaiki lift untuk mencapai lantai yang ia tuju, setelah suara khas itu berbunyi ia langsung keluar dari lift itu.

Dibukanya pintu apartement yang sejak 5 tahun telah ia tinggalkan, dalam pikirannya terlintas mungkin hari ini akan sangat melelahkan mengingat pasti apartemenya itu kotor. Tapi anehnya saat ia masuk ke dalam tidak tercium bau aneh dan sebagainya, ia mencari stop kontak untuk menyalakan lampu yang mati tersebut.

“Engh..” Seseorang mengerang pelan membuat Taeyeon kaget. Ditaruhnya belanjaan yang sedari tadi ia bawa. Seorang gadis tengah tertidur di sofa dan ia mengenali gadis itu, senyumnya mengembang lebar dan rasanya ia ingin menangis. Itu Sooyoung.

Taeyeon melihat sebuah botol Wine yang masih tersisa seperempatnya. Ia berdecak pelan namun senyumnya tak hilang sedikitpun. Ia berjalan mendekati gadis itu dan mengacak rambut hitam gadis itu.

“Enghh… Mwoya ?” Gadis itu terkaget melihat Taeyeon yang berdiri di hadapannya dengan menyedekapkan kedua tangannya dan jangan ketinggalan Gadis pendek itu menyeringai. Sooyoung mengusap matanya dan beranjak bangun.

“Apa-apaan ini ? Kau meminum minuman ini karena tidak ada aku ? Huh.. pintar sekali kau.” Ledek Taeyeon namun tangannya tergerak mengambil botol itu dan menenggak langsung cairan itu. Sooyoung tertawa kecil melihatnya namun ia dengan santainya memeluk gadis yang lebih pendek darinya.

“Harus aku akui aku merindukanmu Pendek.Hhh..” Sooyoung berucap pelan membuat Taeyeon tersenyum kecil, tangannya tergerak untuk mengelus dan menepuk punggung Sooyoung dengan perlahan.

“Aku juga. Tapi aku ingin meminta bantuanmu, terserah kau mau atau tidak..” Taeyeon melepaskan pelukannya. Ia memandang lekat gadis di hadapannya, tatapannya biasa namun bagi Sooyoung tatapan itu adalah tatapan yang menekan.

“Apa ?”

“Membebaskan salah seorang Narapidanan.” Sooyoung tersentak dan sedikit mendorng tubuh kecil Taeyeon. Gadis pendek itu hanya tertawa dan mengangkat belanjaannya yang tergeletak di dekat pintu.

“Apakah kau gila ? Kau ingin masuk ke dalam Sel tahanan lagi ya ?” Taeyeon menggeleng pelan dan memasukan bahan makanan itu ke dalam kulkas dan membawa sebuah bungkus snack besar. Ia kembali menghampiri Sooyoung dan duduk di sofa.

“Hanya saja Narapidana itu adalah seorang gadis dan ia seumuran denganmu. Dia terlalu baik untuk masuk ke dalam sana. Aku sangat berterimakasih padanya karena ia membuatku tidak kesepian.” Ucap Taeyeon datar dan membuka bungkusan snack itu.

“Apa hubungannya dengan kita ?” Tanya Sooyoung sambil memasukan tangannya ke dalam bungkusan snack, berusaha untuk mengambilnya.

“Tidak ada hubungan apa-apa. Aku hanya ingin membebaskannya. Itu saja..” Jelas Taeyeon sambil menepuk tangan Sooyoung yang merauk banyak snacknya.

“Aku kelaparan. Masakan sesuatu untukku.” Pinta Sooyoung dengan memelas, Taeyeon memalingkan wajahnya namun tak urung bibirnya membuat senyuman.

“Masak saja sendiri. Kau sudah besar..” Ujar Taeyeon dengan nada dingin. Sooyoung berdecak kesal mendengarnya. Taeyeon sangat berbeda sekali menurutnya, gadis pendek itu nampak lebih dingin dan itu membuatnya jengkel. Sooyoung bukanlah orang penyabar.

“Ya.. ya.. ya.. Seterah kau saja. Aku tidak akan membantumu membebaskan orang itu. Tidak akan.” Sooyoung berucap dengan penuh penekanan. Taeyeon menyeringai mendengar kata-kata itu, kelakuannya barusan mendapat tempelengan dari Sooyoung.

“Sejak kapan kau berubah seperti ini !? Menyebalkan sekali kau !” Sooyoung beranjak dari tempatnya dan menuju dapur, Taeyeon melihatnya dan memerhatikannya. Ia melihat Sooyoung yang membuka bungkus Mie instan dan membuat Taeyeon berdecak pelan.

“Hentikan. Tunggu saja di sana, aku akan memasakannya. Taruh lagi Mie instan itu. Makanan tidak sehat mau kau makan. Dasar!” Walaupun perkataan Taeyeon cukup menyinggung hati Sooyoung. Namun gadis tinggi itu berteriak senang karenanya. Cara perhatian Taeyeon sangat berbeda.

Tiffany POV.

Jessica berjalan pelan di belakangku, 5 menit yang lalu aku lihat gadis itu sedang asyik dengan ponselnya namun sekarang aku tidak tahu apa yang dia lakukan. Kami di panggil ke ruang inspektur karena sepertinya Mr. Park merindukan kami. Entahlah asal kalian tahu saja sudah 2 bulan team-ku kosong dari misi.

“Fany-ah!” Jessica berlari kecil mengikuti langkahku yang cepat, aku berhenti dan menolehkan kepalaku ke belakang. Aku menatapnya penasaran dan ia memasang sebuah senyuman.

“Waeyo ?”

“Opsir Lee memberitahuku bahwa Taeyeon telah bebas.” Ucapnya dengan penuh semangat, aku menatapnya tak percaya kemudian ia langsung tersenyum lagi.

“Aku akan menemuinya nanti dan semoga saja ia ada di Apartemennya.” Jessica mengangguk menyetujui perkataanku.

“Kudengar kasus pembunuhan berantai beberapa tahun lalu sudah terselesaikan ya ?” Aku menoleh ke arahnya dan mengangguk. Ya aku tahu kasus itu, kasus dimana dua keluarga mati terbunuh dalam waktu yang berdekatan. Ironis

“Kasus itu di tangani oleh Mr.Park bukan ?” Jessica kembali mengangguk, ia dengan cepat membuka pintu ruangan Mr. Park dan membiarkanku mengikutinya di belakang.

“Hei Girls ! Aku punya kasus yang harus kalian tangani.” Kulihat di dalam ruangan itu ternyata sudah ada Yuri yang langsung menyambut dengan senyuman. Aku langsung mengambil posisi duduk di samping Yuri.

“Kasus apa ?” Tanya Jessica dengan singkat. Hahaha Aku suka itu Jessie..

“Pembunuhan.” Jawab Mr. Park dengan tenang. Aku menganggukan kepalaku sambil mendengarkan penjelasan tentang kasus itu. Sedikit rumit memang tapi tidak serumit saat harus menangkap Agent XYZ.

Kami ditugaskan untuk menangkap Si pembunuh itu, tidak sulit karena semua barang bukti telah di pecahkan. Mungkin selama 3 hari kasus ini akan selesai, mengingat Team-ku bisa dikatakan handal. Baguslah kalau begitu, aku ingin bertemu dengan Taeyeon. Aku merindukannya

Author POV.

Dua orang gadis turun dari sebuah Motor matic dengan warna yang tampak mencolok, salah satu dari gadis itu membawa kotak yang terisi penuh dengan Botol yang berisikan susu putih. Gadis yang satunya berjalan mengikuti sambil membenarkan topi yang bercorak putih-hitam seperti corak di tubuh sapi.

Si gadis yang memakai topi itu tampak memencet bel yang ada di samping gerbang besar tersebut. Terdengarlah suara pria yang bertanya padanya.

“Siapa ? Apa keperluanmu ?” Suara itu terdengar tak jelas namun dapat di mengerti.

“Kami pengantar susu, bolehkan kami masuk ?”

“Oh silahkan. Tunggu sebentar.” Tak beberapa lama gerbang besar itu terbuka dan mata mereka langsung menangkap banyak pria yang berseragam sama. Mereka berdua perlahan memasuki gerbang itu dengan santai namun salah seorang penjaga menghentikannya.

“Tunggu sebentar.” Ujar penjaga itu sambil menatap curiga pada dua gadis yang ia hentikan. Tanpa sadar si gadis pembawa kotak itu menelan ludahnya dalam diam lalu matanya melirik gadis pendek yang memakai topi di sampingnya.

Penjaga itu memegang gadis bertopi itu dengan sentuhan yang sedikit seduktif membuat gadis itu menatapnya resah. Ia masih membiarkannya karena tangan penjaga itu masih berada di sekitar bahunya belum beranjak ke daerah yang lainnya (?) . Tapi lama-kelamaan tangan si penjaga itu tampak nakal dan penjaga itu juga mendekatkan wajahnya ke wajah si gadis.

“Hentikan kelakuan sampahmu Tuan. Aku ingin masuk, permisi.” Ucap Si gadis bertopi itu yang langsung mencengkram pergelangan tangan si penjaga. Raut wajah kesal dan kecewa tampak di wajah si penjaga tadi dan dengan santainya dua gadis itu masuk ke dalam sebuah ruangan.
Tibalah mereka di sebuah ruangan yang terdapat 2 orang penjaga yang tengah duduk di sudut ruangan. Dengan perlahan dua gadis itu menghampiri Penjaga itu.

“Dimana kami harus meletakan semua ini ?” Satu penjaga itu mendongak dan melihat gadis yang membawa kotak itu tengah bertanya. Penjaga itu terdiam sebentar tampak berpikir sebelum rekan yang ada di sampingnya menyikutnya.

“Kau bisa menaruhnya disana Nona.” Sergah si penjaga itu dengan sopan, gadis pembawa kotak itu tersenyum dan berjalan menuju meja yang tadi di tunjuk oleh si penjaga.

“Baiklah tugas kami telah selesai. Dimana pintu keluarnya ?” Tanya gadis bertopi itu dengan senyum manisnya. Gadis yang tadi membawa kotak itu menghampirinya sambil saling menatap, sejenak gadis bertopi itu menyeringai.

“Disana, kau bisa belok kea rah ka-“ Belum selesai penjaga itu berbicara gadis bertopi itu telah lebih dulu memukul tulang hidung si penjaga dan membuatnya pingsan seketika. Gadis pembawa kotak itu pun sama ia juga memukul penjaga yang satunya.

“Dimana sel tahanannya, pendek ?” Gadis pembawa kotak itu menyenggol pelan gadis bertopi di sampingnya. Tanpa menjawab gadis bertopi itu berlari menuju sebuah lorong dan menarik tangan si gadis pembawa kotak itu.

Sembari berjalan gadis bertopi itu menyiapkan pistol dan juga memasang alat peredam pada pistolnya. Gadis pembawa kotak itupun menyiapkan senjatanya dan tak lupa memasangkan peredam juga. Secara tiba-tiba si gadis bertopi menghentikan langkahnya namun gadis jangkung si pembawa kotak itu berjalan santai.

“Hei Bodoh!” Satu tarikan yang sedikit kasar berhasil membuat gadis pembawa kotak itu mundur beberapa langkah. Ia menatap sebal pada gadis bertopi itu.

“Harusnya kau bisa memberikan aba-aba padaku, Kim Taeyeon. Caramu tadi kasar sekali.” Gerutu si gadis pembawa kotak dengan kesal. Gadis yang di panggil Taeyeon hanya terdiam tampak tak mau merespon perkataan gadis itu.

“Jawablah aku pendek! Kau menyebalkan sekali.” Ujar gadis itu lagi.

“Baiklah Nyonya Choi Sooyoung yang terhormat.” Sooyoung terkekeh geli mendengar kata-kata Taeyeon. Tapi sesungguhnya ia mengerti Taeyeon berusaha melindunginya karena di ujung lorong sana ada 3 penjaga yang tengah siaga.

“Apa yang harus kita lakukan ?” Tanya Sooyoung pelan.

“Tentu saja memusnahkan serangga malang yang berjaga di sana. Kajja.” Tanpa aba-aba lagi Taeyeon dan Sooyoung dengan mudahnya berlari sambil melesatkan peluru kepada penjaga itu. Taeyeon melompati sebuah meja untuk menembakan pelurunya agar mengenai satu penjaga yang mencoba bersembunyi. Sooyoung sudah lebih dulu membuat satu penjaga tergeletak.

“Maaf Tuan.” Ujar Taeyeon yang berada di atas meja sambil menodongkan pistolnya pada penjaga yang ada di bawah meja, dengan tangan yang gemetar penjaga itu berusaha mengeluarkan pistolnya namun naas Taeyeon lebih dulu melesat

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Chapter 15: Buena historia
Eriika
#2
Hsuai
Aesthetic_blue #3
Chapter 13: I love this ff :*
kpop_poppop #4
yulsic
wufanneey
#5
Chapter 1: Wah. Ada snsd fanfic, dalam bahasa pula. Harus saya list buat jadi bacaan waktu liburan nih.

Author-nim, untuk sekarang ijin subcribe dulu ya. Gomawo.
romancefanfics #6
updatee:)))
joowonlov #7
i hope you can update soon^
kpoplover38 #8
is this fic going to be long or short? anyway cant wait for the first chapter
hoseokislove #9
looking forward to the first chapter<3
kaisooshipper12 #10
ahh cant wait^^