Chapter 12

Perfection
Please Subscribe to read the full chapter

Taeyeon POV.

Aku mematikan mesin mobil dan memandang ke arah depan. Tepat dimana gedung yang tidak besar dan dimiliki pria tua itu. Aku menyelipkan sebuah pistol dan beberapa isi peluru yang aku taruh pada handbag. Kubuka pintu mobil dengan perlahan lalu memulai aksiku ini. Sebenarnya aku ingin menemukan bukti dengan cara lain selain cara bodoh Sooyoung.

Mungkin disana aku bisa mendapatkan sebuah surat-surat penting pada ruangan pria tua itu. Karena yang aku tahu setiap korban pembunuhan Kim Dong Min akan menandatangani sebuah surat untuk ia ambil hartanya. Ya Dongmin adalah perampok sekaligus pembunuh.

Pintu utama gedung ini tertutup rapat namun tidak di gembok, aneh seperti masih ada seseorang di dalam gedung ini. Tanpa pikir panjang kubuka pintu itu dengan perlahan hingga tak meninggalkan bunyi sekecil apapun. Kakiku dengan cepat menaiki tangga yang ada di gedung tersebut.Aku merunduk saat ada penjaga yang tengah berkeliling dengan senter yang menemaninya. Aku merangkak perlahan menaiki satu-persatu anak tangga tersebut sampai sebuah sinar menyorot tepat di mataku.

“Hei siapa itu!” Penjaga itu dengan reflex mengejarku, aku melompati pembatas tangga dan berguling di lantai. Penjaga itu masih mengikutiku, aku melemparkannya kursi agar menghalangi langkahnya. Gagal penjaga itu melompatinya.

Aku berlari memutar arah kembali mendekati tangga yang ada di ruangan itu, kuraih pembatas tangga dengan tanganku mencoba untuk melewatinya. Naas penjaga itu meraih kedua kakiku membuatku bertahan dengan menggenggam pembatas tangga.

“Kau tidak bisa lari lagi.” Ujarnya sambil bersiap mengikat kakiku, dengan cepat ku ayunkan kedua kakiku hingga mengenai wajahnya. Ia mengerang kesakitan dan terjatuh di lantai. Aku berdiri dan menghampirinya. Memberi satu pukulan keras di tulang hidungnya yang membuat ia tak sadarkan diri.

Dengan cepat aku kembali menaiki tangga mencoba mencari ruangan pribadi si pria tua tersebut. Aku menemukannya, ya aku menemukannya. Ruangan itu berada di ujung lorong lantai dua, aku tersenyum dan langsung berlari untuk mempersingkat waktuku.

BRUK.

Aku terjatuh dengan keras saat kurasa ada yang sengaja menyandung kakiku. Aku menoleh ke belakang, lagi-lagi penjaga. Dia tengah lari ke arahku dengan tangan yang terkepal mencoba memberi ku pukulan namun berakhir dengan kepalanya dan sebagian badannya masuk ke dalam tempat sampah yang cukup besar karena aku tendang. Ku dorong tempat sampah yang berisikan penjaga itu ke dekat tangga.

“Ada salam terakhir ahjussi ?” Aku bertanya dengan lembut. Namun tampaknya penjaga ini sedang meronta-ronta di dalam tempat sampah. Aku mengangkat bahuku dan menendang tempat sampah itu ke bawah dengan terlebih dahulu melewati anak tangga.

Aku kembali melewati lorong itu dan pada akhirnya aku masuk kedalam ruangan pria tua itu. Tidak dikunci, ini sebuah keberuntungan bagiku atau mungkin jebakan ? Yang penting tetap hati-hati.

Ruangan itu gelap gulita, aku mencoba berjalan sambil meraba dinding. Mencoba menemukan saklar lampu. Namun tanganku merasakan sesuatu yang aneh seperti tubuh manusia. Dengan cepat aku menjauh dan kuraba dinding di dekatku, berhasil aku menemukan saklarnya.

Lampu menyala terang namun yang tadi aku pegang benar-benar manusia, parahnya aku mengenal dia.

“Soonkyu!”

“Taeng!”

Aku membelalakan mataku sambil melepas topi yang kupakai, ia menundukan kepalanya. Aku menghampirinya sambil menarik bahunya agar menatapku. Ia terdiam dan tak berkata, aku perhatikan pakaiannya yang memakai seragam kantoran.

“Jangan bilang kau…” Aku mencoba mengusir pikiran negatifku. Tapi jika dia bukan pegawai disini lalu apa ? Tidak mungkin dia client atau tamu di gedung ini. Aku menggelengkan kepalaku pelan.

“Aku bekerja disini.” Soonkyu mengakuinya, tanganku yang tadi memegang bahunya melemas dan turun begitu saja. Soonkyu mencoba meraih tanganku dan menggenggamnya. Aku melepaskannya dan berpaling untuk tidak melihat wajahnya.

“Taeng dengarkan aku.”

“DIAM!” Bentakku membuatnya yang tadi mencoba mendekatiku kini menjauh. Namun kurasakan sebuah tubrukan keras dari belakang. Soonkyu terjatuh Karena seorang penjaga menendangnya, aku meraih tubuhnya dan langsung menghampiri penjaga itu. Dia membawa senjata tajam, aku menghindari serangan-serangan brutalnya yang dengan cepat untuk menusukku.

Aku menendangnya saat ia sudah sangat dekat denganku. Ia terjatuh dan kembali bangkit untuk menyerangku, dengan cepat aku meraih tangannya yang memegang pisau itu. Penjaga itu berusaha keras menggerakan tangannya sebelum pada akhirnya ia sedikit menggores lengan kiriku.

Dengan cepat aku memukul wajahnya dan langsung menyikut kuat perutnya. Ia meronta dan tergeletak di lantai. Aku menjauh darinya dan meraih tangan Soonkyu dan berlari untuk keluar dari gedung ini. Gagal sudah aksiku ini.

Aku masih menarik tangan Soonkyu dan menyuruhnya masuk ke dalam mobilku. Aku langsung menyalakan mesin dan melaju dengan cepat meninggalkan gedung itu. Aku berhenti dan menepi ke pinggir jalan, aku menatap Soonkyu yang masih menundukan wajahnya.

“Kanapa kau kerja disana ?” Tanyaku dengan nada tenang. Ia mendongakan kepalanya dan menatap mataku,

“Aku tahu tentangmu Taeyeon.” Aku mengerutkan keningku tak percaya. Apa maksudnya ? “Aku tahu tentang XYZ, aku tau tentang pembunuhan keluargamu dan aku tahu kau pasti akan balas dendam.” Aku membelalakan mataku, selama ini. “Aku memata-mataimu. Aku bekerja disana untuk membantumu, untuk menemukan surat-surat perjanjian itu bukan ?”

“Soonkyu kau..”

“Aku sudah berusaha selama setengah tahun namun aku belum mendapatkannya. Dia menyimpannya di ruang pribadi itu benar, tapi entah dimana ia meletakannya. Sekarang aku terancam karena mungkin mereka akan mengetahui kebohonganku. Aku takut.” Soonkyu langsung menangis sambil menutupi wajahnya. Aku mendekatinya dan memeluknya, menepuk pelan punggungnya.

“Tidak usah khawatir ada aku. Terimakasih telah berusaha membantuku.” Ia mengangguk dalam pelukanku dan aku tersenyum. Soonkyu melepaskan pelukannya.

“Datanglah besok ke kedai. Ada sesuatu yang ingin aku tunjukkan padamu.”

***

Author POV.

Tiffany keluar dari ruang kerjanya sambil membawa banyak berkas di tangannya. Ia terdiam sekaligus terkaget melihat seorang gadis yang tengah berdiri di samping pintu dengan memakai kacamata dan juga topi. Tiffany tersenyum sebentar dan berjalan menuju ruangan yang ditujunya dengan cepat.

Ia kembali lagi dan menghampiri gadis itu. Dengan gerakan cepat ia sudah memeluk erat gadis itu.

“Kau jahat sekali tidak menghubungiku selama 2 minggu dan selalu tidak ada di Apartement.” Gadis itu tersenyum sambil menggenggam tangan Tiffany dengan erat.

“Mau berkencan ?” Tanya gadis itu dengan sarkastik. Tiffany menganggukan kepalanya dengan semangat membiarkan tangganya di genggam oleh gadis itu.

“Apakah kau membawa motor matic-mu lagi ? Taetae ?” Taeyeon gadis itu menoleh ke arah Tiffany dan menggeleng dengan pelan. Ia membenarkan letak topinya dengan satu tangan yang bebas.

“Tentu saja tidak. Aku kapok membuatmu berteriak seperti itu, aku tuli hingga beberapa menit.” Taeyeon menunjukan raut wajah lucu dan memegang kupingnya lalu menunjukannya pada Tiffany, seolah-olah ia benar-benar tuli.

“Ya! Kau berlebihan sekali.” Tiffany mencubit pipi Taeyeon dengan gemas. Taeyeon mengelus pipinya dengan tangan kanannya. Tiffany tersenyum melihat reaksi Taeyeon lalu kemudian matanya beralih menatap sebuah perban yang melilit lengan kiri yang tengah ia genggam.

“Ayo silahkan masuk tuan putri.” Tiffany tersadar akan lamunannya dan melihat Taeyeon telah membukakan pintu untuknya, ia tersenyum sebelum memasuki mobil kepunyaan Taeyeon tersebut.

“Taeyeon-ah apakah terjadi sesuatu denganmu ?” Tiffany memainkan jarinya sambil menatap Taeyeon yang sedang memakai seatbelt-nya. Taeyeon mengerutkan keningnya dan kemudian tersenyum menyadari sesuatu yang dimaksud kekasihnya.

“Sedikit luka saat aku mengendarai motor matic itu. Tidak apa-apa..” Taeyeon menjawab tenang dengan satu tangan yang mengatur gigi serta satu tangan lainnya memainkan stir mobil.

“Tidak bisakah kau tidak membuatku khawatir ? Dua minggu hilang begitu saja tanpa kabar lalu kau menemuiku dengan tiba-tiba dengan luka yang ada di tanganmu. Waktu itu aku menemui Yoona dan ia bilang kau tidak pulang ke apartement. Itu membuatku khawatir.” Ujar Tiffany sambil menatap Taeyeon.

“Tidak terjadi apa-apa denganku. Kau tidak perlu khawatir dan maafkan aku karena tidak menghubungimu, aku sedang melakukan sebuah pekerjaan. Miyoung-ah.” Tiffany memukul pelan lengan Taeyeon. Membuat gadis pendek itu tersenyum, lalu matanya menatap lampu lalu lintas yang berwarna merah. Sesaat ia menarik rem tangannya dan menatap Tiffany.

“Bisakah aku mendapatkan ciuman rindu ?” Tanya Taeyeon menggoda Tiffany.

“Of course. Close your eyes baby.” Taeyeon menuruti kata-kata Tiffany dan ia memejamkan matanya sambil memanyunkan bibirnya. Tiffany beralih mengambil sesuatu di jok belakang, itu sebuah boneka.

“CHU~” Taeyeon membuka matanya saat ia merasakan sesuatu yang lembut menyentuh bibirnya. Ia dengan kesal menyingkirkan bonek itu dan menggerutu kesal sambil memasang wajah lucu.

“Ah kyeopta! Mianhae..” Lalu Tiffany memulainya. Ia memulai untuk mencium Taeyeon dan melumat bibir si mungil itu. Kali ini ia yang menjadi pemimpin dalam ciuman ini.

***

Seorang lelaki membuka sedikit kaca helm yang ia pakai. Ia menoleh ke samping dan membelalakan wajahnya. Sepasang kekasih yang ia kenal salah satu dari mereka sedang berciuman dengan mesra di dalam mobil. Lalu tatapannya teralih pada lampu lalu lintas yang masih menyala dengan warna merah. Ia terse

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Eriika
#1
Chapter 15: Buena historia
Eriika
#2
Hsuai
Aesthetic_blue #3
Chapter 13: I love this ff :*
kpop_poppop #4
yulsic
wufanneey
#5
Chapter 1: Wah. Ada snsd fanfic, dalam bahasa pula. Harus saya list buat jadi bacaan waktu liburan nih.

Author-nim, untuk sekarang ijin subcribe dulu ya. Gomawo.
romancefanfics #6
updatee:)))
joowonlov #7
i hope you can update soon^
kpoplover38 #8
is this fic going to be long or short? anyway cant wait for the first chapter
hoseokislove #9
looking forward to the first chapter<3
kaisooshipper12 #10
ahh cant wait^^