The Newcomers

Before The Dawn
Please Subscribe to read the full chapter

Telah diputuskan bahwa Sungjae akan dilindungi di sarang Hyejeong untuk sementara waktu. Setelah Sungjae dilepas oleh Institut begitu datang perwakilan klan Hyejeong yang berwajah garang, mereka langsung makan siang. Begitu juga Sanghyuk dan Seolhyun yang tadi belum sempat sarapan. Hyukjae tidak hadir karena masih belum sembuh.

“Aku, dengan persetujuan Donghae telah memutuskan,” kata Eric di sela-sela makan. “Bahwa Lee Areum akan dilatih.”

Ada erangan malas yang keluar dari beberapa diantara mereka, kecuali Naeun yang hanya tersenyum miring. Untung saja Areum sedang tidak ada, kalau iya, entah apa yang akan terjadi.

“Dan dengan sangat disayangi, Sera sepertinya tidak akan bisa menjadi tutor untuk kesempatan ini. Untuk sementara, Sera harus menggantikan Hyukjae yang sedang sakit di kursi Dewan.” Lanjut Eric.

“Memangnya Hyukjae oppa sakit apa, sih? Sepertinya tidak sembuh-sembuh.” Celetuk Seolhyun, berusaha menghindari pembicaraan tentang Areum.

Sayangnya, Eric hanya menganggap perkataannya tadi sebagai angin lalu. Dia berkata lagi. “Aku sudah berunding dan setuju dengan Sera bahwa yang akan melatihnya adalah Taemin.”

“Kenapa aku?” seru Taemin. Ketakutannya menjadi nyata.

“Di situasi seperti sekarang, kau yang paling pantas, Taemin-a.”

“Tapi—“

“Kami sudah mempercayaimu, Nathan Blackwood,” Kata Eric. Jika dia sudah memanggil para Pemburu Bayangan dengan nama asli mereka, berarti dia sudah menegaskan perkataannya. “Sebaiknya kau jaga kepercayaan itu.”

Taemin tidak berkomentar.

Selang beberapa waktu kemudian, Hayoung masuk kedalam ruangan lalu membisikkan sesuatu di telinga Eric. Setelah mendengar itu, Eric langsung bangkit dari duduknya, meninggalkan ruangan sebentar lalu kembali dengan tiga orang lelaki.

Lelaki pertama yang kelihatannya paling tua tidak berekspresi, matanya hampir tertutup poninya yang tebal. Lelaki kedua yang lebih tinggi dua senti dari yang sebelumnya berkulit agak gelap, dia melihat-lihat sekeliling ruangan dengan bosan. Lelaki terakhir sepertinya masih berumur sekitar dua atau tiga belas tahun, dan, astaga, rambutnya dicat biru. Orang-orang bisa saja mengira dia warlock kalau tidak ada rune di kulitnya.

“Nah semuanya,” kata Eric. “Perbolehkan aku memperkenalkan kalian pada Midwinter bersaudara dari Institut Beijing; Kim Myungsoo, Kim Jongin, dan Kim Mingyu.”

“Tapi jangan berani-berani memanggilku dengan nama itu.” Celetuk si rambut biru dengan aksen. “Panggil aku Marshall. Semua orang seperti itu.”

Myungsoo mendelik pada adiknya, lalu dia tersadar sesuatu dan langsung membungkuk pada orang-orang. “Senang bertemu kalian semua. Semoga kalian dapat membantu kita untuk beradaptasi disini. Maafkan juga jika nanti Jongin berbuat sesuatu yang mengganggu. Dia masih belum rela meninggalkan Beijing.”

Balik kini Jongin yang mendelik pada kakaknya. Sementara Myungsoo mengedarkan pandangan ke seluruh orang di meja makan. Lalu saat matanya bertemu dengan mata Naeun, tatapannya berhenti disana seakan diberi lem. Dia melakukannya seakan-akan sedang menatap perempuan tercantik di dunia.

Naeun yang menyadarinya langsung salah tingkah dan kembali memusatkan pandangan pada makanan.

--

“Taemin, bisa bicara sebentar?”

Taemin menoleh dan mendapati Naeun dibelakangnya. Suasana hatinya yang sedang buruk karena pengumuman Eric tadi langsung berubah begitu melihatnya. Dia tersenyum.

“Boleh.”

Tanpa sepatah kata lagi, Naeun melangkah pergi menuju koridor kosong, diikuti Taemin dibelakangnya. Gadis itu menyandarkan punggung di dinding koridor, sementara Taemin meletakkan telapak tangan disamping kepalanya, sebelah tangannya mengelus rambut Naeun.

“Kenapa?”

Ada yang aneh sekarang. Taemin sudah sering melakukan ini, dan Naeun selalu menatap matanya. Tapi tidak hari ini.

“Ada yang mengganjal di hatiku akhir-akhir ini.” Kata Naeun.

“Apa itu? Ceritakan saja padaku. Kamu tahu aku selalu siap mendengar keluh kesahmu.” Ujar Taemin lembut.

“Ini tentang hubungan kita.”

Kening Taemin mengerut. “Sori?”

“Lee Taemin, begitu banyak malam kulewatkan untuk bertanya-tanya tentang hubungan kita. Apa maksud dari ini semua? Setelah bertahun-tahun kita bersama, semuanya terasa sama saja, Lee Taemin. Tidak ada perubahan yang berarti.”

Tangan Taemin menjauh dari kepala Naeun. “Kamu bahkan tidak memanggilku Nathan.” Gumamnya.

Naeun mendesah. “Sekarang, jika aku tanya padamu, apa alasanmu mencintaiku? Apa yang akan kau jawab?”

“Karena—kamu beda dari yang lain. Apa yang membuatmu berbeda—aku bahkan tidak bisa menjelaskannya.”

“Itu saja?”

“Dan—dan—“ Taemin kesusahan mencari kata yang tepat. “—Kamu cantik,”

Naeun mendesah untuk yang kedua kalinya. “Sudah kuduga.”

“Kau apa?”

“Kita berhenti saja, ya.”

“Berhenti membicarakan ini?”

“Berhenti pacarannya.”

“Mengapa?” suara Taemin meninggi. “Kamu kira dengan melatih Areum aku akan berpaling darimu? Tidak! You’re literally one in a million, Marcella Pontmercy.”

“Bukan soal itu!” balas Naeun dengan suara yang tidak kalah tinggi. “Karena—kau—ah, lupakan saja!”

Naeun melangkah menjauh, tapi Taemin dengan tangkas menarik bahunya kasar, memojokkannya di dinding. Lalu, Taemin mendekatkan wajahnya. Naeun berusaha mendorong bahu Taemin menjauh, tapi tangan Taemin terus memegangi bahunya dengan kuat.

“Hentikan!” seru Naeun, matanya berkaca-kaca.

Taemin tidak kunjung berhenti. Karena itu, Naeun mengangkat lututnya, meninju selangkangan Taemin. Taemin yang kaget mundur sambil memekik, ditambah dengan tamparan ekstra dari Naeun di pipi.

Naeun langsung berlari meninggalkan koridor itu. Kedua telapak tangannya menutupi wajahnya, menahan air matanya yang tumpah. Kepalanya berusaha menghalau memori-memori yang tidak pernah ingin diingatnya lagi.

--

Mata Myungsoo mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru kamar barunya yang baru ia rapikan, lalu dia mengangguk puas. Myungsoo lebih suka merapikan kamarnya sendiri daripada dirapikan pelayan dan nanti hasilnya tidak sesuai dengan harapannya. Malah akan menambah pekerjaan mereka saja

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
keyhobbs
#1
Chapter 8: karena udah lama gk update jdinya agak2 pusing sama castnya-_- btw, seolhyun sama sanghyuk gk ada ya d chap ini..
affexions
#2
Chapter 7: update soon please:)
keyhobbs
#3
Chapter 7: Haduh taehyung..taehyung...kayaknya kehasut sma tu lukisan jdinya kek gitu,,-_-
keyhobbs
#4
Chapter 6: wah wah naeun-taemin putus semudah itu?humm~~ haduh...poor seolhyun:( berarti mereka gk akan punya anak dong?
affexions
#5
Chapter 6: daebak!!! kim's brothers sudah sampai:) can't wait for the other characters.. waaaah.. poor seolhyun:(
update soon please^^
affexions
#6
Chapter 5: great chapter!!!:) update soon please^^
keyhobbs
#7
Chapter 5: wah..love this chapter! Cause there's sanghyuk's parabatai, nam woohyun:) tpi ketemunya sama seolhyun, klo sama sanghyuk,pasti dia seneng bnget^^
koala_panda #8
Chapter 5: Wowww... Cool.. update soon please
affexions
#9
Chapter 4: daebak!!:) update soon please^^
keyhobbs
#10
Chapter 4: gila! Itu rumah vampirnya gede banget ya...nah lho, itu vampir yg nemuin taehyung siapa tuh? Pelaku pembunuhannya kah?