Last.
SWEET BLOODBunyi pintu bergesel dengan lantai langsung tidak mengganggu tidur si dia . Dia berjalan dengan berhati - hati ke arah seseorang yang terbaring elok di atas katil .
Dia tersenyum apabila memandang wajah manusia itu . Perlahan - lahan rambutnya digosok lembut .
" Maaf . " Kini tangannya beralih pada leher perempuan itu .
Mata perempuan itu terbeliak dengan serta - merta apabila lehernya dicengkam kuat oleh pemuda itu . Tangannya tergapai - gapai bagai cuba mencari udara .
Dia cuba menjerit namun tidak berdaya melakukannya . Wajahnya bertukar warna .
Cengkaman lelaki itu makin kuat . Melihat perempuan itu masih tidak kehabisan udara , dia mengeluarkan sebilah pisau yang tajam sebesar tapak tangan lelaki .
Tanpa rasa belas kasihan , dia menusuk pisau tersebut bertalu - talu pada wajah milik perempuan itu . Darah yang membasahi wajahnya dibiarkan mengalir .
Lelaki itu melepaskan tubuh kaku itu dan pisau di tangannya . Dipandang selamba wajah yang urat saratnya timbul seperti menanggung kesakitan yang amat dan hampir terbelah dua .
Untuk kali kedua dia mengelus rambut ikal mayang milik perempuan itu . " Maaf Jihyo . "
*
Splash !
Percikan kuat terhasil dari balingan itu . ' Benda ' yang dibalingnya perlahan - lahan tenggelam ke dalam laut .
" Bagus . " Suara lembut seorang perempuan menyapa telinganya . Dia menepuk - nepuk bahu lelaki itu .
" Aku buat bukan sebab kau . " suaranya kedengaran serius . " Kalau aku tak boleh dapat dia , tiada siapa boleh . "
Irene menjongket bahunya . " Whatever . Kau dah buat kerja kau . Aku dah buat kerja aku . Selesai . " Irene meninggalkan tempat itu . Dia berjalan melepasi sebuah rumah yang dipenuhi bau hanyir .
' Dia orang patut ikut serta aku membunuh setan itu . Malangnya dia orang ni terlalu bodoh kerana sayangkan perempuan tak guna tu , ' getus hati Irene yang ditujukan pada Bangtan Boys .
Di dalamnya rumah itu terdapat tujuh orang lelaki yang dibunuh dengan kejam . Keadaan ketujuh - tujuh mereka kini berlumuran darah dan hampir lunyai .
Lelaki itu masih berdiri kaku sambil memandang laut . Air matanya tidak henti - henti mengalir dengan deras . Menyesal ? Semuanya tiada guna .
*
Comments