Chapter 6

Chouzetsu no Hogosha (Amazing Guardian) 2
Please Subscribe to read the full chapter

Other Character: EXO’s Huang Zitao (Yeoja)

Chapter 6

 

Sudah beberapa minggu ini Guardian menangani kasus-kasus yang kalau dilihat dari segi jumlah, memang jauh lebih banyak dibanding yang biasa mereka kerjakan. Ditelisik melalui data statistik website Guardian saja, normalnya mereka berempat membutuhkan satu minggu untuk menyelesaikan dua kasus. Bila kasusnya rumit dan membutuhkan penyelidikan yang lebih mendalam, setiap kasus mungkin bisa memakan waktu lebih dari tujuh hari. Tapi kalau bicara tentang keadaan saat ini, boleh dibilang sedikit berbeda dari yang sebelumnya. Sekarang, satu permohonan bahkan bisa diselesaikan dalam jangka waktu satu hari tanpa perlu membuat rencana dan pengamatan yang menghabiskan banyak energi maupun pikiran. Bayangkan, itu berarti dalam satu minggu mereka bisa menyelesaikan lima sampai tujuh permohonan sekaligus. Kesimpulan dari situasi inilah yang dapat disebut kuantitas tidak seimbang dengan kualitas.

Contohnya saja minggu kemarin, mereka harus berkeliling di pusat perbelanjaan daerah Busan demi mencari anjing bernama Kimmy yang hilang gara-gara ketelodoran sang pemiliknya, Taehyung. Keesokan harinya menjadi guru privat pelajaran fisika untuk Naeun, yang sebenarnya seangkatan dengan mereka. Kemudian membantu Kwon songsaenim, pembina klub biologi untuk mengumpulkan katak-katak liar yang akan dijadikan bahan percobaan. Ada juga Minah dari kelas 1-A, meminta tolong untuk menyampaikan surat cintanya pada seorang sunbae yang sudah lama ditaksirnya. Ya, hanya permohonan semacam itulah yang masuk ke website Guardian beberapa minggu belakangan. Dan karena keputusan mutlak Joonmyeon, sekarang mereka berempat sibuk menyelesaikan berbagai macam kegiatan aneh yang selama ini tak pernah mereka tangani sebelumnya. Omelan maupun keluhan sudah menjadi rutinitas harian yang selalu terlontar dari mulut Sehun dan Jongin.

“Ini benar-benar memalukan!” pekik Kai frustasi, ketika mencari hewan liar di bukit belakang sekolah, “Padahal kita sudah memakai kostum Guardian yang keren begini, tapi kita malah terjebak di tempat seperti ini!”

Steven yang memegang senter sambil mengamati rerumputan di bawahnya langsung menimpali, “Lebih parahnya lagi, jam kerja kita benar-benar tidak tepat!”

“Tidak tepat bagaimana maksudmu?” Suho yang berdiri beberapa meter darinya terlihat bingung, “Kita selalu bekerja tengah malam sampai sebelum matahari terbit. Bukannya itu ciri khas Guardian yang sudah ada sejak dulu?”

Steven langsung memajukan bibirnya, jengkel sekali. “Mungkin hanya Guardian generasi keenam saja yang mau menerima permohonan seperti mencabut rumput lapangan sekolah dan menjadi guru privat di tengah malam!”

Kai mengangguk berkali-kali, sangat setuju dengan pendapat Steven. Namun perhatiannya tersita saat mendengar sayup-sayup suara hewan di sampingnya. “Oh, ketemu satu lagi!” Ia spontan berjongkok sambil melihat makhluk kecil berwarna hijau yang sekarang berada di sebelah kaki kirinya, “Kena kau!” Bersamaan dengan teriakannya, Kai langsung melompat untuk menangkap katak tak berdosa itu.

Namun sayang sekali, reflek hewan tersebut ternyata jauh lebih cepat. Dengan satu kali lompatan, berhasil melarikan diri bahkan sebelum tangan Kai menyentuh tubuh berlendirnya.

“Huwaaa!” Detik berikutnya terdengar suara berdebam disertai teriakan keras.

Suho dan Steven yang berada di situ pun langsung menoleh ke arah sumber suara, dan begitu tahu apa yang terjadi, mereka tak bisa lagi menahan tawa. Ya, ternyata si rambut emas baru saja terjatuh dalam posisi yang cukup memalukan. Karena kegelapan malam, dia tak melihat lereng bukit yang semakin meninggi, sialnya lagi, kostum Guardian yang memiliki jubah menjuntai di belakang punggung membuat kaki Kai terselip dan akhirnya terjerembap di tempat itu. Wajahnya pun sukses mencium tanah lembut yang makin menghancurkan image rupawannya.

“Hahaha…” Suara tawa Suho dan Steven mengeras, terus terbahak dengan penuh kenikmatan.

“Jangan tertawa!” Kai langsung bangkit berdiri, cepat-cepat menyingkirkan tanah yang menempel di wajah dan sekujur tubuhnya, “Aku terpeleset karena menginjak jubahku tahu! Kenapa kita harus memakai kostum yang merepotkan seperti ini hanya untuk menangkap kodok sih?”

“Bukannya tadi kau bilang kostum kita keren?” timpal Suho, yang sontak membuat Kai berdecak pelan.

“Ini memang keren. Maksudku, kalau mengerjakan tugas semacam ini kita bisa memakai pakaian biasa saja, kan? Toh tidak ada orang lain yang akan melihat kita.”

“Sekalipun terlihat, kurasa tidak masalah.” Steven mulai menyadari sesuatu setelah mendengar pendapat Kai, “Kalau dipikir-pikir, permohonan yang kita tangani akhir-akhir ini bukanlah sesuatu yang harus dirahasiakan. Justru karena kita beraksi di tengah malam dengan memakai kostum begini yang malah dapat menimbulkan kecurigaan.”

“Betul sekali. Misalnya mencari peliharaan yang hilang atau membersihkan gudang peralatan olahraga, permohonan ringan yang tidak butuh penyelidikan para target, sepertinya bisa kita kerjakan setelah pulang sekolah tanpa harus memakai kostum Guardian…”

“Ani.” Suho tiba-tiba memotong kalimat Kai, “Bagaimanapun kecilnya permohonan yang kita terima, Guardian tetaplah Guardian. Kita harus menaati kode etik itu.”

“Haah…” Steven dan Kai menghela napas dalam-dalam, “Baiklah.” Dengan terpaksa menyetujui perintahnya tanpa banyak protes lagi. Selain karena kalimat yang diucapkan Suho ada benarnya, peraturan nomor satu tentang titah pemimpin Guardian tentu tidak bisa dilanggar.

“Ngomong-ngomong…” Suho menoleh ke kanan-kirinya, seketika sadar, “Ke mana Kris?”

Belum ada yang menjawab, namja itu tiba-tiba saja sudah muncul dari pepohonan yang ada di depan mereka bertiga. Dengan santai membawa kantong kain berwarna coklat seukuran tas ransel.

“Itu semua isinya kodok?” Kai menatap Kris takjub, tapi ekspresinya langsung berubah jijik saat mendengar suara-suara yang berasal dari kantong yang dibawanya.

“Begitulah.”

Kalau dilihat dari ukuran kantong serta suara berisik yang memenuhinya, mungkin ada lebih dari sepuluh katak yang berhasil ditangkap oleh Kris.

“Hebat sekali!” Steven terpana, “Bagaimana cara kau menangkap sebanyak itu?”

Sebagai jawaban atas pertanyaannya, Kris langsung mengacungkan tangan kirinya yang sejak tadi memegang sesuatu.

“Hmm?” Steven, Kai, dan Suho mengerutkan kening saat melihat alat berbentuk stik itu dari dekat.

“Apa ini?” Kai mengambilnya dari tangan Kris, memperhatikan dengan seksama, “Bolpoin? Senter mini?”

“Itu detektor,” jelas Kris santai, “Otomatis akan berbunyi bila ada hewan yang bersuara dalam jarak satu meter.”

“Kau yang membuatnya?” Walaupun Kai sudah sering melihatnya menciptakan alat-alat aneh, tetap saja dia merasa kagum, “Bisa mendeteksi hewan apa saja?”

“Khusus untuk mendeteksi frekuensi audiosonik yang biasanya dimiliki katak.”

Steven yang suka membantu Kris dalam penelitianpun kelihatan tertarik, “Ini tidak bisa mendeteksi gelombang suara infrasonik atau ultrasonik?”

“Itu cuma alat percobaan untuk menangani permohonan Kwon songsaenim, jadi hanya kumasukkan satu jenis frekuensi saja,” jawab Kris sambil mengendurkan ikatan kantong yang dibawanya di tangan kanan, “Meski ada juga katak yang menghasilkan suara ultrasonik, tapi kurasa jenis katak itu langka dan tidak akan bisa kita temukan di sini.”

“Wah…” Kai menggeleng-gelengkan kepala sambil bertepuk tangan kecil, “Tidak salah kalau kau yang selalu ranking satu dalam ujian ya?”

Meski sudah dipuji terang-terangan, Kris sepertinya tidak terlalu tertarik dan hanya mengangkat bahu, tanpa makna. Itulah salah satu sifat yang sangat membedakannya dengan Kai maupun Suho. Kalau kedua orang ini sangat mencintai pujian, Kris justru tidak mau tahu dan tidak peduli.

“Oke.” Suho menepuk kedua tangannya sekali, kemudian memberikan senyum puas pada tiga Guardian lainnya, “Kali ini pun…”

“Mission complete!”

***

“Jumlah permohonan sepertinya tidak menurun seperti minggu-minggu kemarin,” ucap Sehun dengan rasa takjub. Ia terlihat bersemangat saat melihat laptopnya.

Jongin yang sejak tadi sibuk mengagumi wajahnya sendiri di depan cermin sontak memamerkan senyum lebar, “Jeongmal?” Dia cepat-cepat menggeser kursinya mendekati tempat Sehun, “Apa ada jenis permohonan yang serius kali ini?”

Ekspresi senang di wajah Sehun seketika berubah, dia menggelengkan kepala sebagai jawaban, “Kali ini bahkan ada yang meminta kita menjaga yeodongsaeng-nya karena dia sibuk belajar untuk ujian.”

Jongin langsung merengut, sebal, “Apa kita terlihat seperti baby sitter?”

“Mungkin,” sahut Joonmyeon tiba-tiba, menjawab pertanyaan itu sambil menuangkan teh di dalam cangkirnya. Kelihatan tetap relaks. Tanpa beban.

Jongin dan Sehun langsung menatapnya hampa, tak sanggup lagi mengeluarkan emosi. Mereka sudah benar-benar mati rasa dan cuma bisa mengikuti perintah yeoja itu tanpa mau berekspetasi tinggi. Tapi siapa sangka, Yifan yang sejak awal tidak pernah mengutarakan apa pun malah mengernyitkan dahi. Ditatapnya Joonmyeon dalam diam, meski sudah berusaha keras untuk mengenyahkan segala prasangkanya pada yeoja itu, namun perubahan sikap Joonmyeon masih membuat Yifan tak bisa berhenti bertanya-tanya. Rasanya Joonmyeon menjadi terlalu tenang, terlalu santai, dan terlalu cuek… yang justru terasa begitu aneh di mata Yifan.

“Sekarang Tao ingin wajahnya secantik Jessica Jung.” Sehun tiba-tiba berkata lantang, membuyarkan seluruh pikirannya.

Kalau biasanya Joonmyeon pasti akan marah mendengar permohonan seperti itu, kali ini dia justru menarik napas panjang, menekan tubuhnya di sandaran kursi lebih dalam, kemudian mendesah pelan, “Apa sebenarnya yang diinginkan Tao?”

“Princess…” Jongin buru-buru berkata, dengan nada panik, “Kau sedang tidak berpikir untuk menerima permohonan itu, kan?”

Joonmyeon diam saja dan lebih memilih untuk membaca e-mail di laptopnya sekali lagi. Entah apa yang sedang dipikirkannya, tapi mendadak saja dia menjentikkan jari, “Huang Zitao, target lock on!”

Brak!

Sehun dan Jongin berdiri langsung dari kursi masing-masing, “Hah?!!” Keduanya kaget bukan main. Tapi begitu melihat Joonmyeon yang acuk tak acuh, dengan terpaksa mereka langsung mengalihkan pandangan pada Yifan, berusaha meminta pertolongan, tapi sayangnya namja itu hanya diam, menopangkan kepala di salah satu tangan sambil memperhatikan mereka bertiga dengan tatapan bosan. Ekspresi dinginnya seolah menunjukkan penolakan untuk ikut campur.

“Yang benar saja!” Tidak tahan lagi, Sehun menggebrak mejanya. “Noona, kau sudah gila! Bagaimana caranya kita menangani permohonan Tao? Apa kau berniat membawa yeoja itu ke dokter bedah plastik?!”

Jongin pun cepat-cepat menimpali, “Meski orangtuamu adalah ahli di bidang kecantikan, tapi aku tak menyangka Princess akan berani melakukan hal seperti ini.” Dia menggeleng-gelengkan kepala, “Apa yang akan dikatakan orang-orang kalau Tao sampai mengubah wajahnya sama seperti artis?”

Joonmyeon spontan mengangkat kedua bahu, menanggapi protes mereka berdua tanpa antusias, “Kalau itu yang benar-benar dia inginkan, kenapa tidak?”

Melihat Jongin dan Sehun yang sudah kehabisan kata-kata, akhirnya Yifan menghela napas panjang sambil beranjak dari kursi, terpaksa turun tangan. Sepertinya tidak tega membiarkan kedua temannya itu mengalami shock hampir setiap hari, hanya karena tidak mampu menghadapi sikap dan ucapan Joonmyeon.

“Joonma.” Yifan menghampiri tempat yeoja itu, menatapnya tenang, “Memenuhi permintaan Tao sama saja membahayakan dirinya sendiri.”

“Hmm?” Joonmyeon mengerutkan kening, tapi tetap tak menghentikan kesibukannya menikmati teh dan camilan yang dibelikan Yifan hari ini, “Bukannya sekarang zaman sudah canggih? Berbahaya bagaimana?”

“Yeoja itu memiliki banyak idola, bisa saja besok dia berubah pikiran,” tandas Yifan yang membuat Jongin dan Sehun mengangguk-anggukkan kepala, mendukung semua pernyataan itu dengan penuh semangat, “Apa kau berniat menyuruh Tao operasi plastik setiap kali dia menyukai idola baru?”

Joonmyeon berhenti mengunyah, kali ini kata-kata Yifan cukup membuatnya berpikir serius. Namun ekspresinya seketika berubah, dia balik menatap ketiga namja itu dengan heran, “Aku tadi bilang kalau itu benar-benar yang Tao inginkan, kurasa kita tidak bisa berbuat apa-apa selain menurutinya. Tapi…” Joonmyeon lalu menyeringai, seakan memberikan sebuah pandangan baru, “Apa kalian benar-benar berpikir Tao ingin operasi plastik?”

“Hmm…” Yifan mengerutkan kening sebentar, namun tak perlu waktu lama untuk membuatnya mengerti. Sekarang dia malah menunjukkan senyum tipis yang dibalas Joonmyeon dengan kerlingan mata, seperti isyarat khusus yang hanya bisa dimengerti oleh mereka berdua. Sayangnya, reaksi itu jauh berbeda dari Jongin maupun Sehun yang kelihatan tak paham sama sekali.

“Menurutmu, Tao punya alasan lain yang menyebabkan dia terus-terusan ingin mengubah wajahnya?” Yifan bertanya seolah mengungkapkan apa yang ada di kepala Joonmyeon.

“Begitulah.”

“Ooh…” Jongin dan Sehun secara otomatis menganggukkan kepala dengan kompak, seolah baru mengerti. Bagi mereka berdua, Yifan bagaikan satu-satunya penerjemah yang sanggup menyampaikan pemikiran absurd dan aneh Joonmyeon menjadi lebih mudah dicerna.

“Apa kita perlu menyelidiki sesuatu sebelum menemuinya?” tanya Sehun sambil membuka profil Huang Zitao di laptopnya, nampak sangat berapi-api untuk memulai penyelidikan seperti yang dulu kerap mereka lakukan sebelum kemunculan Black Guardian.

Joonmyeon tertawa kecil, “Tidak perlu,” tolaknya ringan, yang kontan membuat semangat Sehun turun drastis.

“Waeyo?”

“Untuk menghadapi Tao, kita hanya perlu bicara langsung dengannya.” Joonmyeon tersenyum simpul, menyembunyikan berbagai arti di baliknya, “Kita mulai malam ini.”

***

“Guardian time!” Suara tersebut langsung membuat yeoja yang sudah tertidur pulas itu membuka mata.

“M… mwoo?!” Tao pun melompat dari tempat tidur, suara yang barusan didengarnya bagaikan alarm tanda bahaya yang tiba-tiba saja berbunyi, dan sukses besar membangunkannya dari mimpi indah. Kepanikan dan kebingungan langsung membuat Tao tanpa sadar mengambil boneka panda di atas tempat tidurnya, bahkan sudah bersiap melemparkannya ke arah orang-orang aneh yang berdiri tepat di depan kedua matanya.

Selama beberapa detik Tao berusaha mengumpulkan kesadaran dan semua keberanian yang dia miliki, sampai akhirnya berhasil menatap keempat orang yang terlihat bagai penyihir tersebut dengan seksama. Ekspresi tegang tak bisa disembunyikan dari wajahnya.

“Eh?” Tao tiba-tiba saja menjatuhkan boneka dari tangannya. “Ka, kalian… Gu… Guardian?” Yeoja itu jadi tergagap-gagap. Matanya membelalak, antara bingung, takjub, dan tak percaya. Ia tercengang sampai-sampai bibirnya tak bisa berhenti bergetar.

“GOTCHA!” Ketegangan di ruangan itu seketika luruh saat para Guardian mengeluarkan kata khas mereka.

Suho lebih dulu berjalan mendekati Tao, yang masih membatu di tempat tanpa mampu mengedipkan mata saat melihatnya.

“Annyeong Huang Zitao-ssi.” Suho menyapa dengan senyum samar, hanya sesaat, namun berhasil membuat yeoja di depannya langsung menarik napas, terkesiap oleh aura kuat yang dimilikinya, “Sebelum Guardian mengabulkan permohonanmu, kami ingin tahu apa alasanmu mengirim permohonan seperti itu pada kami.”

“Itu…” Tao berhasil mengeluarkan suara dengan lebih tenang, walaupun tak bisa dipungkiri masih ada rasa takut dan segan yang belum bisa dikendalikannya, “Apa kalian membaca permohonanku?”

“Setiap hari,” jawab Suho sambil tertawa pelan, “Tapi permohonanmu sedikit susah untuk dikabulkan, karena apa yang kau inginkan selalu berubah-ubah.”

Steven dan Kai langsung tersentak mendengar ucapan Suho. Wajar bila mereka kaget, karena biasanya Guardian dengan percaya diri akan berkata bahwa tidak ada satupun permohonan yang tak bisa mereka tangani… tapi coba lihat sekarang. Sang leader malah terang-terangan mengatakan mereka kesulitan mengabulkannya. Sungguh tak bisa dipercaya. Suho seakan menjadi terlalu jujur, kalau tidak mau dibilang sedikit bodoh. Di mata mereka berdua sikap itu sama saja seperti menunjukkan kelemahan Guardian di depan para target.

Kris yang berdiri di antara Steven dan Kai tiba-tiba menepuk pundak mereka berdua, lalu tersenyum menenangkan. Seolah mengetahui dengan pasti apa yang mereka cemaskan, “Suho bisa mengatasinya,” bisiknya pelan.

Steven dan Kai menoleh ke arah Kris bersamaan, ingin sekali membantah, tapi pada akhirnya cuma bisa mengangguk ragu-ragu. Keyakinan dalam suara Kris sebenarnya membuat mereka semakin penasaran dan bingung.

Steven pun langsung mendesis di telinga Kris, tak bisa menahan rasa panik dalam suaranya, “Bagaimana cara dia menghadapi Tao?”

“Kali ini kita jelas-jelas tidak mempersiapkan rencana apa pun,” tambah Kai dalam suara bisikan yang sama.

Kris menunjukkan senyum tipisnya yang menawan sebagai jawaban. Tetapi sudah cukup membuat dua Guardian di kanan-kirinya tutup mulut tanpa syarat. Seperti sebuah amanah raja yang tak bisa disanggah. Bukan karena rasa takut, tapi lebih karena pengaruhnya yang besar sehingga orang-orang menjadi yakin kemudian mengikuti apa yang dia katakan tanpa merasa kesal sedikitpun.

Dan jujur saja, Kris bukan asal bicara saat dia mengatakan Suho bisa menyelesaikan kasus kali ini. Satu hal yang membuatnya percaya adalah kenyataan bahwa Huang Zitao adalah teman yeoja terdekat Joonmyeon di Hogosha High School. Meski tidak pernah menunjukkan kepribadian aslinya di depan Tao, ataupun bersikap apa adanya seperti sepasang sahabat, namun hanya dengan meliha

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
cia_ns #1
Chapter 11: omaygat aku baru buka ini lagi dan udh end ternyata hehehe. walaupun aku udh baca versi aslinya dan agak bingung ya soalnya yg aslinya latarnya jepang eh yg ini korea, jadi agak bingung sendiri. but good job!!
chryss2295 #2
Chapter 11: aku nemu ini di FFN, trusgak sabar sama kelanjutnnya...
aku bukan EXO-L tapi aku salut sama ff 1 ini.. daebak baget
keep writing XD
phcxxi #3
Chapter 11: HAIIII AKU GA SABAR NUNGGU DI FFN JADI LANGSUNG CUSS KESINII YUHUUU SEPERTI BIASA SIST INI FF DAEBAK SEKALIII LOPE DEHH <3
lustkai #4
Chapter 11: hi :) aku nemu ini di ffn tadi pagi dan dikatakan di aff udah end malah lol langsung kesini;; sumpah ini keren banget ya as expected jepan !
ddkrisho
#5
Baru tau cerita ini gegara rekomendasi temen dan ternyata WAAAAAA KEREN BANGEEEET! jadi penasaran sama novel aslinya deh ;3 ehiya maaf ya thor, baru comment disini, padahal gue juga baca amazing guardian yang pertama hehe;3
CrystiaBell #6
keren banget :3 btw gua punya novel aslinya dari ran orihara :v
HyewonB #7
Hii reader baru disini kekeke salam kenal all. Btw ini ff nya kereennn
YudaSONE #8
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #9
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....
YudaSONE #10
Chapter 11: Huahh akhirnya selesai!! Bikin sequel please.....