Remember When

2PM "Crying Challenge"
Please Subscribe to read the full chapter

Remember When

(angangbooungeeowl)

Cast: Nichkhun, Wooyoung

 

Tujuh belas tahun delapan bulan kami selalu bersama. Berbagi semua hal tentang apapun yang kami punya. Berbagi cerita tentang segala hal yang telah kami lakukan. Melakukan apapun bersama. Selama itu denganmu, aku merasa akan selalu baik-baik saja. Hanya denganmu...

 

Seni kehilangan adalah hal sangat aku kuasai dengan baik. Semenjak kecil, setiap aku kehilangan sesuatu, kau akan selalu mampu mendapatkannya kembali untukku. Lalu kau akan menghiburku, seakan itu bukanlah suatu masalah. Mulai saat itu, kehilangan bukanlah hal yang kubenci. Namun, kehilangan kini menjadi sesuatu yang berbeda.. Kehilangan yang terasa kini menjadi sesuatu yang tidak dapat aku kuasai, bahkan ia telah melampaui luas batas dalam diriku sendiri.

 

Pagi yang cerah menjelang akhir musim semi itu angin bertiup lembut, seakan mengajak semua orang untuk keluar rumah menikmati udara sejuk yang menenangkan. Di tengah distrik pemukiman di daerah Seongbuk-dong terdapat sebuah rumah yang cukup luas milik sebuah keluarga yang sangat berada. Keluarga itu memiliki dua orang putra berusia 18 tahun dan 17 tahun. Di pekarangan depan rumah, terlihat seorang anak laki-laki sedang mengejar seorang anak lelaki didepannya.

“Wooyoung-ah! Tunggu aku!”

Panggilan yang didengar oleh anak lelaki di depannya itu, tidak membuatnya berhenti melangkahkan kaki masuk ke bus. Setelah menempelkan kartu T-moneynya di mesin yang terletak di dalam bus ia lalu cepat-cepat mengambil tempat duduk yang tersisa. Di deretan paling belakang, terdapat deretan penuh para pelajar. Sambil menempelkan headset di kedua telinganya, ia menjatuhkan kepalanya di sisi jendela dan memejamkan kedua matanya, tak menganggap ada sesosok lelaki yang berada di deretan para penumpang yang berdiri karena tak mendapatkan kursi. Sesosok lelaki itu menatapnya seolah-olah ia akan mati jika dia tidak membalas tatapannya. Entah kenapa, di dalam kepalanya terputar kembali rekaman yang tidak ingin ia ingat-ingat lagi. Rekaman akan sebuah kejadian yang membuat kepalanya berdenyut-denyut ketika mengingatnya. Dadanya terasa sesak ketika ia harus menerima kenyataan pahit yang harus ia terima di hari yang seharusnya menjadi paling indah dalam hidupnya.

“Wooyoung-ah!”

Suara itu kembali terdengar tepat di salah satu sisi telinganya. Otaknya segera bekerja untuk merespon apa yang sedang terjadi karena ia yakin jika ia sudah mengeraskan volume musiknya sebelum menutup matanya, jadi tidak mungkin ada suara yang masuk. Namun betapa kagetnya saat ia membuka mata dan mendapati orang yang paling ia hindari saat ini tepat ada di depannya, sedang memandangnya. Matanya terbelalak sempurna. Sontak ia mendorong tubuh yang lebih besar dan segera turun dari bus bersama siswa-siswa lain yang hendak turun. ‘Sial’ runtuknya setelah ia turun dari bus. Ia pun melangkahkan dengan cepat kedua kakinya sambil berusaha meredakan debaran dadanya yang semakin kencang.  Kepalanya mulai berdenyut-denyut karena ia langsung berlari sehabis terbangun dari tidur.

 

-Wooyoung’s POV-

 

“Wooyoung-ah! Kamu tidak apa-apa?”

Suara itu kembali lagi. Dengan napas terengah sehabis mengejarku, ia menepukkan kelima jarinya di bahuku. Ternyata tanpa sadar aku telah duduk ditengah jalan.

“Tak apa!” Kuhentakkan sebelah tangannya yang ada di pundakku, lalu dengan terhuyung kulanjutkan langkahku.

“Kok begitu sih sama hyung.. Kau beneran tak apa? Apa kau sakit?” Cerocosnya sembari menjajari langkahku dan menatapku cemas.

“Hmm..” jawabku singkat.

Kini para siswi yang berdiri di samping kakakku saling lirik, mulai memandangi sosok kakakku dengan mata berbinar. Tidak heran wanita manapun mungkin akan segera takluk hanya dengan melihat wajahnya yang tampan blasteran. Nichkhun, nama yang tanpa kusadari menjadi nama paling populer di kalangan para siswi di sekolah. Bukan hanya wajahnya saja yang tampan, tapi perwatakan yang ramah, serta otak yang encer, membuat mata semua wanita yang memandangnya berbinar penuh kekaguman. Sedangkan aku sendiri hanya menatap Nichkhun datar, sama sekali tak peduli.

“Kok tega sih kamu meninggalkan hyung. Apa kau lagi ada masalah? Ayo bicarakan sama hyung,” keluhnya dengan suara cemas. “Wooyoung-ah..”

“HYUNG!” potongku, “Sebaiknya hyung cepat-cepat menuju gerbang. Lihat, kekasih hyung sudah menunggu di depan gerbang.”

Hari ini masih terlalu pagi, tetapi kakak yang selalu kucintai melebihi apapun ini justru membuatku kesal sampai ke ubun-ubun. Bahkan kalo mau lebay, aku nyaris mati di tengah jalan karenanya. Tak tahukah kakakku itu, bahwa sedari kecil aku sudah jatuh cinta kepadanya? Tidak tahukah dia bahwa sedari kecil dialah yang selalu paling utama dibanding apapun di dunia ini? Dan tak tahukah dia bahwa aku kini tak sanggup lagi bernafas karena aku harus membagi orang paling nomor satu di duniaku dengan orang lain? Mengingat itu semua sungguh membuat denyut-denyut di kepalaku semakin sakit.

“Hyung temani kau sampai ke gerbang ya Wooyoung.”

“Hyung !” bentakku sambil menahan pusing yang semakin menjadi-jadi ini.

“Ah masih galak, maaf ya akhir-akhir ini hyung jarang berbicara dan menemanimu bermain. Kau tau sendiri kan...”

“HYUNG!” tegurku sekali lagi. “Tidak semuanya yang otak hyung cemaskan itu yang membuatku seperti ini. Sekarang tenanglah dan cepatlah pergi temui kekasihmu itu.”

Tentu saja, kakakku menolak untuk tenang dan kembali berceloteh menceritakan hal yang tak penting yang dilaluinya bersama wanita itu. Tidak salah lagi, kini rasanya aku ingin mati saja tenggelam di sungai Han daripada mendengar sesuatu yang membuat dadaku kembali sesak dan kepalaku hampir pecah. Sekarang, aku hanya berharap semoga ada dewa penolong yang datang untuk mengusir kakakku menjauh dariku.

 

Hari itu adalah hari di mana ulang tahun ke tujuh belasku. Kalau boleh jujur, sebenarnya aku tidak ingin ulang tahunku dirayakan. Aku hanya berharap ulang tahun yang sama dirayakan berdua bersama dengan hyung atau dirayakan besama dengan keluarga. Namun hari itu hyung memaksaku untuk membuat pesta dan merayakan bersama teman-temanku karena ini merupakan ulang tahun istimewa ke tujuh belasku. Aku hanya menyetujuinya. Semua saran dan kata-katanya selalu kupatuhi semata-mata karena aku sangat menyayanginya. Namun tak kusangka ternyata ada makna di balik itu. Saat itu, seusai kuucap doa dan tiup lilin, ia membisikkan bahwa ia akan memberiku sebuah kejutan yang

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nunneo74
#1
Chapter 3: ♦♦ : angst klise, tapi setidaknya bisa membuat saya merasakan sakit hati si tokoh
Mrs_Jang #2
Chapter 3: ◆◆◆
Uyounggie
#3
Chapter 5: Cup yg ini.. dibuat panjang donk...!! Sedihhh bangettt
vickywahyu #4
Chapter 11: Udah diumumin ya/? Humm
Bikin lagi donk admin semuanya. Seru lhoo :D
Hehe~ #peace
ShinPM98
#5
Chapter 5: Super angst for me...i want a sequel ㅠ.ㅠ
cnl_keykhun40
#6
Chapter 7: ♦♦
Jadi.. si nichkhun gak tahu kalau Wooyoung suka sama dia? astaga~ dia selalu kasihan :(
bisa gak gantian Nichkhun yang sengsara? kebanyakan Woo yang menderita. kan kasihan :(
cnl_keykhun40
#7
Chapter 6: ♦♦ Ohh.. wooyoungie kasihan :( kok kebanyakan wooyoung yang tersakiti ><
cnl_keykhun40
#8
Chapter 5: ♦♦
ahh.. gantung sekali >< pengen ada sequel. kasihan banget si woo.. khun gak peka, nyebelin.. Oh.. jadi galau ><
cnl_keykhun40
#9
Chapter 4: ♦
mianhae.. sebenarnya idenya bagus dan sedikit ekhm.. , aku tidak terlalu suka. gak nge feel ._.
cnl_keykhun40
#10
Chapter 3: ♦♦♦
Gak hampir nangis sih.. Tapi hatiku hampir remuk kayaknya/?
Nice story..
Kasian banget si wooyoung. Harusnya ada nichkhun disana yang akan jadi bintang untuk menemani woo yg menjadi bulan. Ohh.. Pasti lebih sweet..
But its good job..