I'll be Fine

2PM "Crying Challenge"
Please Subscribe to read the full chapter

I'll be Fine

(jumiati)

Cast : Nickhun, Wooyoung

 

Aku berjalan perlahan ke gedung tempat acara itu berlangsung. Sebuah bangunan megah menjulang yang ada di tengah-tengah kota. Tubuhku gemetar, aku berhenti sebentar dan berpegangan pada pilar di depan gedung itu untuk meredakan detak jantungku. Sepertinya luka jahitan  pada perutkupun sedikit terbuka, karena aku merasakan cairan merembes ke perban. Aku meringis menahan sakit, tapi aku tidak ingin pulang, aku harus masuk ke gedung  dan menghadiri acara itu.

Aku kembali berjalan. Di depan pintu aku melihat standing poster setinggi tubuhku, dan terdapat foto sepasang pengantin di poster itu. Pasangan pengantin yang sangat serasi. Pengantin prianya sangat tampan, sedangkan pengantin wanita sungguh cantik. Mereka tersenyum bahagia, satu sama lain. Benar-benar gambar yang indah. Aku memandangi gambar itu untuk beberapa saat. 

Aku masuk ke dalam gedung, di depan pintu sudah berdiri beberapa orang keluarga kedua mempelai. Aku mengenal salah satunya, yang merupakan saudara si penganting pria. Dia tersenyum dan berjalan ke arahku.

"Hai." sapanya ramah. "Kemana saja kau selama ini?"

Aku membalas senyumnya sebelum menjawab. "Aku sibuk." Kami tertawa bersama dan berjabat tangan.

"Mana dia?" tanyaku, sambil mengedarkan pandangan.

"Dia di dalam ruangan pengantin pria. Yang lainnya sudah datang. Mereka sedang mengobrol, sebelum acara di mulai."

"Kalu begitu aku kesana saja sekarang."

"Ok, dia juga sedang menunggumu." 

Aku tersenyum, dan berlalu. Di dalam aula, sudah banyak tamu yang hadir. Mereka mengenakan pakaian serba indah dan mewah. Aku tersenyum miris, bagaimanapun juga aku tidak akan bisa masuk ke lingkungan mereka. Aku tidak akan mampu. Aku tidak akan bisa, walaupun aku berjuang sekuat tenaga.

Entah mengapa, aku sangat ingin bertemu dengan pengantin wanita lebih dulu. Aku berjalan ke arah ruangan yang tertutup, dan membuka pintunya. Di dalam ruangan terdengar suara beberapa wanita, yang sedang mengobrol. Aku mengintip sedikit, dan melihat mempelai wanita, yang sedang berbicara dengan beberapa temannya. Aku memperhatikannya sebentar, dia tersenyum manis pada teman-temannya. Gaun pengantin yang dia gunakan sangatlah indah. Gaun itu menonjolkan kulitnya yang putih mulus. Wajahnya di rias sempurna, sederhana namun menampilkan kecantikan alami. Bagaimana bibir itu berbicara dan gestur tubuhnya yang anggun, benar-benar sempurna. Sangat cantik, lebih cantik dari poster yang ada di depan pintu.

Aku menutup pintu itu perlahan dan pergi dari ruangan itu. Aku merasakan rasa nyeri di dadaku. Aku memegang dada untuk meredakan nyerinya, lalu aku pergi dari ruang itu dan menuju ruangan pengantin pria yang tepat berada di depan ruangan pengantin wanita. Aku juga mendengar suara tertawa ramai di dalam ruangan, aku tersenyum kecil mendengar  tawa meraka yang tanpa beban, selalu ceria dan bahagia. Aku memegang handle pintu sambil menarik nafas dalam-dalam. Berdoa dalam hati, biar aku menjadi kuat menghadapinya dan bertemu dengannya. 

Dengan perlahan aku membuka pintu, dan masuk kedalam. Semua orang menoleh dan menatap ku tajam.

"Hey, guys. Apa kabar?" tanyaku riang dan tersenyum. Melihat mereka lengkap berlima, sungguh aku merindukan mereka. 

Mereka mendekatiku dan bergantian memeluk tubuhku. aku meringis menahan sakit di perutku, tapi aku diam saja.

"Woo, kemana saja kau selama ini?" tanya Chansung, setelah di melepaskan pelukannya.

"Aku sibuk." jawabku singkat.

"Begitu sibuknya, hingga kau tidak memberi kabar pada kami? Kau tahu, Nichkhun selalu merongrongku hampir tiap hari, bertanya tentang kau, dan jika dia tidak menemukanmu, mungkin dia akan menyewa seorang detective." 

Aku tertawa mendengar ucapan Taecyeon, dan melirik pengantin pria yang masih duduk di tempatnya semula. Wajahnya sedikit cemberut. Aku mendekatinya, dan mengulurkan tanganku padanya.

"Hai, apa kabar?" aku tersenyum kecil. 

Dia diam saja, tidak membalas uluran tanganku, wajahnya masih cemberut.

"Eh guys, kami akan keluar. Kalian harus bicara, ok." kata Minjun sambil menarik yang lain keluar ruangan.

"Terima kasih." Aku berteriak kecil dan melihat mereka menghilang di balik pintu.

"Mengapa kau baru muncul sekarang?" Nichkhun bartanya dengan ketus.

Aku menoleh dan kembali menatap wajahnya beberapa lama, dan kembali tersenyum.

"Tuxedo itu sangat cocok denganmu, kau tampan sekali dan sangat gagah." 

"Aku tidak ingin mendengar pujianmu. Aku hanya ingin mendengar penjalasanmu." katanya dengan nada yang masih ketus.

"Maaf, aku sibuk Khun. Banyak yang mesti aku lakukan." 

"Begitu sibuknyakah, hingga sahabatnya akan menikah pun dia tidak muncul? Kau bahkan tidak pernah muncul di kampus lagi, tidak memberi kabar padaku, bahkan dengan yang lainnya. Begitukah kelakuan seorang sahabat baik?" sekarang dia berteriak kesal.

Aku diam saja, aku meremas kedua tanganku gugup. Sahabat? Aku hanya sahabat bagimu bukan?

"Aku sangat merindukanmu Woo, aku sangat membutuhkanmu. Tapi kau menghilang tanpa jejak." 

"Maaf." kataku singkat, dan menundukkan kepalaku. Tapi tubuhku di tarik ke dalam pelukannya. Di peluknya tubuhku dengan erat, dengan kedua tangannya.

Sesaat kami diam, menikmati kebersamaan kami. Mataku perih karena menahan air mata, aku mengedip-ngedipkan mataku supaya air mataku tidak jatuh.

"Syukurlah, akhirnya kau muncul sekarang, kalau tidak aku akan membatalkan pernikahanku."

"Sshht, kau tidak boleh berkata seperti itu. Kau sangat menginginkan pernikahan ini dan menginginkannya untuk menjadi istrimu? Bukankah kau sangat mencintainya." ada rasa nyeri di dadaku, saat aku mengatakan hal itu.

"Aku memang mencintainya Woo, tapi aku juga sangat membutuhkan sahabat baikku. Aku membutuhkanmu, Woo."

"Sekarang, kau tidak akan membutuhkan aku lagi, ada istrimu yang akan mengisi hidupmu." aku mundur sedikit, dan melepaskan pelukannya. Tidak ingin merasakan aroma tubuhnya yang memikat, jika aku berada di pelukannya beberapa saat lagi aku mungkin akan menangis.

"Tapi kau harus menepati janjimu untuk menjadi bestmanku. Aku ingin kau berdiri bersamaku di altar, dan menyerahkan cincin itu. aku tidak ingin yang lainnya. Aku hanya ingin kau yang melakukannya." dia memaksakan kehendaknya.

"Baiklah." akhirnya aku menjawab sambil tersenyum.

"Woo?"

"Ya?"

"Mian."

"Untuk apa?"

"Entahlah, aku merasa bersalah padamu. Kau tahu, aku merasa telah memperalatmu dan mempermainkan perasaanmu."

Aku tersenyum dan menaruh tanganku di atas kepalanya, sudah menjadi kebiasaan kami jika kami meminta maaf atapun memaafkan kesalahan satu sama lain. Dan orang yang akan memaafkan, dia harus menaruh tangannya dia atas orang yang melakukan kesalahan.

"Khun aku telah memaafkanmu sejak waktu itu." 

Diapun akhirnya tersenyum. Kami tertawa bersama dan dia merangkul pundakku, berjalan keluar ruangan. Bertepatan dengan suara MC yang mengatakan jika upacara itu akan di mulai.

Kami berjalan ke depan altar, Taecyeon yang semula menjadi bestman, menyerahkan sebuah cincin padaku. Aku memandangi benda yang ada di tanganku sesaat, lalu aku meremasnya dengan kuat. Seakan ingin meremas hatiku yang akan runtuh. Tubuhku gemetar, tapi aku tetap tersenyum. 

Himne perkawinan, sudah di mainkan, lalu muncul pengantin wanita di depan pintu yang bergandengan dengan ayahnya. Pengantin wanita tersenyum manis pada semua tamu, dan memandang ke depan. Ke arah calon suaminya. Aku melirik Nichkhun, dia sedang menatap mempelainya yang berjalan ke arahnya. Tatapan mereka terkunci, tatapan memuja dan penuh cinta, tatapan itu tak pernah berpaling ataupun berkedip. Aku kembali berpaling, dan mengerjapkan mata, air mata sudah menggenang di sudut mataku, tapi dengan sekuat tenaga aku menahannya agar tidak jatuh. 

Ketika mempelai wanita sudah dekat, Nichkhun meraih tangannya yang di serahkan oleh ayah mertuanya. Nichkhun manarik tangan wanita itu dan setelah dekat, Nichkhun merengkuh pinggang wanita itu agar sedikit merapat ketubuhnya. Nichkhun membisikkan sesuatu ketelinganya, yang membuat pipi wanita itu menjadi merah. 

"Baiklah, sekarang kita mulai acara yang sangat dinantikan oleh kedua mempelai ini." Pendeta berkata sambil tersenyum simpul.

Selanjutnya aku tidak mendengar apa yang dikatakan Pendeta ataupun MC acara tersebut. Aku sedikit terlonjak, ketika namaku di sebut, karena harus memberikan cincin itu pada Nichkhun dan Nichkhun langsung memasukkannya ke jari manis istrinya. 

Tubuhku lemas dan gemetar, keringat dingin mengalir di wajahku. Pandangan mataku sedikit berkunang-kunang, namun aku tidak ingin pingsan di hadapan mereka. Aku tidak menyadari jika upacara itu telah selesai, yang kulihat sekarang Nichkhun telah mencium wanita itu dengan lembut, penuh cinta. Mereka saling merangkul erat. 

Akhirnya pertahananku yang rapuh itu selesai, aku tidak kuat menopang tubuhhku lagi, untunglah aku sempat berjalan ke kursi yang terdekat, lalu akupun duduk. Menarik nafas panjang beberapa kali, dan menghapus keringat di wajahku dengan sapu tangan. 

"Hei Woo, kau tidak apa-apa?" aku tidak menyadari jika teman-temanku yang lain telah ada di dekatku, dan Taecyeon bertanya tentang kondisiku.

"Tidak apa-apa. Aku hanya sedikit pusing." 

"Tapi wajahmu pucat sekali Woo?" ucap Junho khawatir.

"Sebenarnya dari awal kondisiku tidak baik. Tapi sekarang sudah tidak apa-apa." jawabku lagi.

"Kalau begitu, ayo kita mengambil beberapa makanan, mungkin Youngie hanya sedikit lapar." ajak Chansung.

"Ya, babo! Jangan mengatas namakan Youngie jika kau lapar. Sana pergi sendiri ke meja prasmanan, kami akan bersama Youngie di sini sebentar lagi." teriak Junho.

Aku tersenyum melihat tingkah Junho dan Chansung, mereka belum berubah. Masih sering bertengkar dan berteriak satu sama lain. Tapi aku juga mengetahui jika mereka saling menyukai.

"Ehm guys, kebetulan aku ingin menyampaikan sesuatu pada kalian. Aku akan pindah ke Busan, dan mungkin aku akan berhenti kuliah." kataku dan mengagetkan mereka.

"Mwo?" teriak mereka komapak.

"Aku akan mengikuti ayahku yang akan pensiun dan menghabiskan masa tuanya di sana. Aku datang sekarang karena ingin berpamitan pada kalian."

"Tapi, apakah kau sudah mengatakan pada Nichkhun Woo? Kau tahu dia pasti akan marah mendengarnya." kata Taecyeon.

"Ya, benar. Kaukan sahabatnya paling dekat, kalian itu soulmate. Aku bahkan pernah mengira kaulah yang akan jadi istrinya." kata Junho sambil tersenyum dengan mata bulan sabitnya.

"Maka dari itu aku minta pertolongan kalian. Kalianlah yang harus mengatakannya aku sudah lelah menghadapi kemarahannya lagi." 

"Baiklah, kami akan mengatakannya, tapi kami tidak akan menanggungnya jika dia marah lalu mengobrak-ngabrik seluruh daratan Korea untuk mencarimu."

Aku tersenyum mendengar perkataan Minjun itu. Tenang saja, walaupung dia mencariku dan mengobrak-abrik negara ini, dia tidak akan bisa menemukanku. Karena aku akan berusaha menghilang dari hidupnya.

"Sekarang, ayo kita pindah keruangan sebelah, sepertinya pesta sudah di mulai dari tadi." ajak Taecyeon.

"Kalian duluan saja, aku akan pergi ke toilet sebentar." Aku berdiri dan langsung menuju toilet. Aku menoleh dan melambaikan tanganku pada mereka. Mereka tersenyum dan pergi ke ruangan

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Nunneo74
#1
Chapter 3: ♦♦ : angst klise, tapi setidaknya bisa membuat saya merasakan sakit hati si tokoh
Mrs_Jang #2
Chapter 3: ◆◆◆
Uyounggie
#3
Chapter 5: Cup yg ini.. dibuat panjang donk...!! Sedihhh bangettt
vickywahyu #4
Chapter 11: Udah diumumin ya/? Humm
Bikin lagi donk admin semuanya. Seru lhoo :D
Hehe~ #peace
ShinPM98
#5
Chapter 5: Super angst for me...i want a sequel ㅠ.ㅠ
cnl_keykhun40
#6
Chapter 7: ♦♦
Jadi.. si nichkhun gak tahu kalau Wooyoung suka sama dia? astaga~ dia selalu kasihan :(
bisa gak gantian Nichkhun yang sengsara? kebanyakan Woo yang menderita. kan kasihan :(
cnl_keykhun40
#7
Chapter 6: ♦♦ Ohh.. wooyoungie kasihan :( kok kebanyakan wooyoung yang tersakiti ><
cnl_keykhun40
#8
Chapter 5: ♦♦
ahh.. gantung sekali >< pengen ada sequel. kasihan banget si woo.. khun gak peka, nyebelin.. Oh.. jadi galau ><
cnl_keykhun40
#9
Chapter 4: ♦
mianhae.. sebenarnya idenya bagus dan sedikit ekhm.. , aku tidak terlalu suka. gak nge feel ._.
cnl_keykhun40
#10
Chapter 3: ♦♦♦
Gak hampir nangis sih.. Tapi hatiku hampir remuk kayaknya/?
Nice story..
Kasian banget si wooyoung. Harusnya ada nichkhun disana yang akan jadi bintang untuk menemani woo yg menjadi bulan. Ohh.. Pasti lebih sweet..
But its good job..