Malam semakin larut, Key sama sekali belum beranjak dari duduknya. Sudah hampir 3 jam gadis yang terbaring dihadapannya itu pingsan atau lebih tepatnya tertidur karena shock ditambah lelah fisik yang dialaminya, dan selama itu pula Key dengan sabar menunggui gadis itu sadarkan diri. Bagaimanapun ini salahnya juga, kalau saja tadi ia tidak mengageti pasti gadis dihadapannya itu tak akan tercebur kedalam sungai.

          Tapi syukurlah tadi ia bertemu Jonghyun, jadi ia bisa mengantar gadis itu ke apartemen tempat gadis itu tinggal. Kalau tidak, entah kemana ia akan membawa gadis itu malam ini, tidak mungkin dibawa pulang, karena sudah bisa ditebak Minho akan mengamuk, belum lagi dituding yang aneh-aneh nantinya.

       Key menopangkan dagunya sembari menatap Amber, disentuhnya kening gadis itu yang berkerut. “Apa kau mimpi buruk?” Gumamnya sembari mengusap kening Amber, membuat gadis itu menggeliat kecil.

       Key perlahan bangkit, persendiannya mulai terasa kaku karena sedari tadi duduk dengan posisi yang sama. Diperhatikannya apartemen milik gadis itu, sepi.

         “Apa dia tinggal sendirian disini?” Pikir Key.

          Perlahan Key beranjak mendekati meja hias yang terletak tak beberapa jauh dari ranjang, diperhatikannya peralatan yang ada disana, hanya ada sisir dan bedak tabur. Apa gadis itu tidak pernah berdandan? Ah pantas saja kalau penampilannya begitu.

         Merasa tak ada yang menarik lagi, Key perlahan beranjak keluar kamar. Diperhatikannya ruang tamu di apartemen itu, bantal sofa tergeletak di lantai, beberapa bungkus snack berserakan diatas meja. Apa gadis itu tidak pernah membersihkannya? Bagaimana bisa seorang yeoja hidup seperti ini? Pikir Key heran.

         “Sulit dipercaya!” Gumam Key menggeleng-gelengkan kepala memperhatikan seisi apartemen tersebut. Ia perlahan menuju ruangan lain, dapur. Berharap ada sesuatu yang bisa dimakan untuk mengganjal perutnya yang sudah lapar minta diisi.

         “Mwoya??? Apa gadis ini hanya makan ramen setiap hari?” Key menatap jejeran ramen yang tertata di dalam lemari. Ia menghela nafas berat, mau tak mau malam ini