~8~
This love.
"Hei, gwenchana?" Key terus menggerak-gerakkan tangannya tepat di depan pengamen itu. Diamatinya wajah pengamen itu lekat-lekat. "Eh, kau yeoja ternyata??" Tanyanya kaget. Mendengar itu, Amber sontak bangkit dari duduknya.
If I hold onto you, it hurts
But if I let you go, it hurts even more
This place is deeper than a dream inside a dream
I have no confidence to escape from it~
~~~
Tak peduli seberapa lelahnya ia, Amber terus berlari meninggalkan Key yang terus menatapnya heran. Ia pasti sudah sangat lelah, hingga berhalusinasi melihat orang yang jelas-jelas sudah meninggal. Ya, itu pasti hanya halusinasinya saja.
"Tapi percayalah, takdir sudah mempersiapkan kebahagian lain untuk mu"
Ucapan itu tiba-tiba kembali terngiang diotaknya, kata-kata yang pernah diucapkan Kibum saat ia koma beberapa bulan yang lalu.
"Inikah kebahagiaan lain yang kau maksud hyung? kau brengsek!!" Tak peduli dengan nafasnya yang terengah-engah, Amber terus berlari melewati gang kecil menuju apartemennya.
"Disaat aku sudah bersusah payah melupakan mu, kenapa kau biarkan aku mengingatmu lagi? Oh !!" Umpatnya kesal, setelah sekuat tenaga ia berusaha menjadi kuat dan tidak menangis lagi, ia kembali dihadapkan pada sosok rapuhnya dulu, tak terasa air mata bercucuran deras membasahi kedua pipinya.
Setiba di apartemennya Amber segera menutup pintu apartemennya dengan keras, ia terduduk lemas dilantai, menyandar di daun pintu yang tadi dibantingnya itu.
"Kau dan aku adalah teman terbaik, takkan ada teman yang lebih hebat dariku, dan takkan ada teman yang lebih hebat dari mu. Jadi kita akan selalu bersama kan, Amber?"
Amber memeluk lututnya erat. "Pembohong!" Umpatnya entah yang keberapa kalinya, badannya kian bergetar saat kebersamaan itu kembali teringat dibenaknya. Bolehkah ia menangis? Ani.. ia tidak boleh menangis, bagaimanapun ia sudah berjanji di depan makam Kibum.
"Hyung... Hyung kau memang benar, sampai saat ini tidak ada yang lebih hebat dari mu, hyung" Gumamnya sembari mengusap kedua pipinya yang sudah basah. Meski kadang-kadang ia masih menangis, tapi ia percaya Kibum akan mengerti itu kenapa, karena ia begitu merindukan namja itu, meskipun ia tahu merindukannya begitu sangat menyakitkan, tapi ia tidak bisa mengelak dari perasa
Comments