*7

The Way I Wanted U
Please Subscribe to read the full chapter

THE LAST BLOOD 

 

••••

 

Sebuah buto yang dikendarai yifan amber dan liem berjalan menuju rumah paman hao. Liem yang duduk di depan fokus mengendarai dengan mata yang juga was-was. Dan yifan duduk bersama amber yang sudah dipakaikan jubah seperti yang diminta oleh paman hao. Hampir tiga puluh menit mereka pun sampai di rumah paman hao.

 

"Yifan puku. Kemarilah masuk" ucap bibi Lan mempersilahkan dua tamu penting itu masuk.

 

Sebelumnya amber berhenti "Bibi, kau bisa memanggilku amber"

 

"Ah, iya. Tapi bibi lebih suka memanggilmu puku" balas bibi Lan. Amber hanya tersenyum dan mengangguk. Yifan yang berada di belakang bibi Lan kemudian menepuk bahu wanita yang sudah dianggapnya ibu.

 

"Puku sudah mengingat semuanya" -dan bibi Lan membelai rambut yifan. "Kau harus yakin pada dirimu sendiri nak. Semua akan berakhir indah"

 

Yifan terhenyak untuk beberapa detik. Kemudian senyumnya mengembang.

 

Di sebuah ruang kosong, paman hao sudah menunggu kedatangan mereka. Terlihat disana paman hao sedang duduk bersila dan memejamkan kedua matanya. Amber membuka jubahnya kemudian ,Yifan dan amber pun memasuki ruangan paman hao. Ada dua karpet yang dikhususkan untuk mereka duduk.

 

"Amber Josephine Liu …" -ucap paman hao.

 

Yifan dan amber saling berpandangan. "Darimana paman hao bisa tau"

 

" … ketahuilah ada banyak rekarnasi di dunia ini sejak zaman telah dimulai. Dan kini kami semua telah menemukan rekarnasi tersempurna yang pernah ada. Kau, amber josephine liu adalah …"lanjutnya namun kembali berhenti untuk menghirup nafas dalam.

 

"Darah terakhir keluarga Liu" -paman hao seketika membuka matanya. Dan menatap amber dalam diam.

 

"Temui dia dan lakukan apa yang dikatakan lady-witches. Disaat bulan purnama tiba di hari ke dua puluh" -ucapan paman hao dimengerti amber. Lady-witches, penyihir wanita yang membisikan semua hal yang akhirnya membuatnya bisa mengingat kembali.

 

"Aku belum tau siapa dia. Tapi hanya ada satu Xi di pulau ini"

 

"Xi?"

 

◆◆

 

Hujan kembali mengguyur pulau dan kali ini turun dengan deras. Tidak beruntungnya karena yifan dan amber masih berada di perjalanan pulang. Baru sepuluh menit mereka pergi hujan sudah datang. Liem yang menyetir pun agaknya kesusahan karena air yang menggenangi jalan. Yifan merapatkan dirinya dengan amber, suara petir dari hutan thunder bercampur dengan petir hujan membuat gadis ini merinding. Kilatan cahaya berkali-kali datang.

 

"Yifan, bisakah lebih cepat?" Pinta puku.

 

Namun tiba-tiba buto berhenti tanpa sebab. Liem kemudian memeriksanya sementara yifan dan amber masih dalam posisinya. Kemudian yifan merasakan suhu tubuh amber sangat panas, dilepasnya amber yang bersender ditubuhnya.

 

"Suhu badanmu panas sekali. Kau sakit?"

 

Amber menggeleng. Dan sorot matanya ketakutan.

 

"Itu"

 

Amber menunjuk ke salah satu rumah yang yifan kenal. Rumah yang terdapat dua patung beruang disana.

 

"Ada apa am?"

 

Amber menggeleng kuat. "Aku tidak yakin tapi …"

 

Yifan semakin penasaran. "… pemilik rumah itu adalah keturunan xi . Dia darah pertama keluarga Xi" lanjut amber.

 

"Xi? Maksudmu Xi Luhan?"

 

"Eum"

 

 

 

BUGHHH 

 

 

 

"Tuan yifan!!!"

 

 

"Liem!!"

 

 

Dahan besar secara cepat jatuh dan menimpa Liem. Kakinya tertindih dahan besar itu. Liem mengerang kesakitan. Yifan akhirnya keluar membantu liem. Merasa tak nyaman, amber pun keluar dan membantu yifan. Hujan semakin deras membuat dahan terasa licin. 

 

"Biarkan tuan. Tinggalkan saja aku. Nanti tuan sakit. Aakhh!!" Ujar liem menahan sakit.

 

Yifan tak menggubrisnya. 

 

"Am,bisa kau panggil luhan. Cepat!! Rumahnya yang paling dekat sekarang" -yifan mengerang karena beban yang diangkatnya tidak sebanding dengan kekuatannya.

 

Saat itu amber tidak ambil pusing, ia berlari ke rumah luhan. Namun nafasnya tercekat saat melihat beruang itu. Dua patung beruang itu menatapnya dengan mata merah. Amber menelan ludahnya.

 

"XI LUHAN!!!" -teriak amber akhirnya.

 

 

Dan pintu terbuka menampilkan sosok luhan yang memakai jubah hitam sama sepertinya. Wajah luhan datar namun tersirat sesuatu yang lain. Tak berapa lama amber tersadar kemudian menarik luhan. Tapi tangan amber tertahan kuat oleh luhan. Gadis itu mencoba berontak namun entah ada kekuatan lain yang juga menahannya.

 

"Luhan lepaskan!! Tolong lepaskan!!" Teriak amber.

 

Luhan menyeringai. "Tidak semudah itu ,josephine"

 

 

"Luhan, yifan membutuhkan bantuanmu. Sekarang!!"

 

Tapi perkataan amber tidak membuat luhan melepas pegangannya, malah semakin kuat seolah-olah akan meremukkan tangan kecil itu. Amber merasakan sakit yang luar biasa. Airmatanya jatuh karena menahan sakit.

 

"Luhan!!!" -yifan berteriak dari kejauhan.

 

"Urusan kita belum selesai josephine" -selesai berucap luhan melepaskan tangan amber kemudian dalam sekejap ia berubah memakai baju biasanya. Dan berlari ke arah yifan. Amber terpaku melihatnya. Pemuda itu menggunakan sihir. Amber semakin yakin jika benar luhan adalah orang yang harus ia musnahkan.

 

"Josephine… josephine"

 

Amber termangu dan tubuhnya terhentak setelah dua patung beruang itu menyebut namanya.

 

"Kalian tunggu waktunya saja" amber berucap sinis dan tanpa ia sadari kedua matanya menyalang biru menatap patung beruang didepannya.

 

◆◆

 

Detak jantung liem masih tak beraturan melihat berbagai alat medis. Selama ini liem hanya bergantung dengan obat-obatan tradisonal. Namun kali ini sakitnya harus menggunakan alat-alat medis yang canggih demi kesembuhannya.

 

"Tenanglah liem oppa, semua akan baik-baik saja. Kakimu sudah ditangani dengan orang yang benar" -amber berusaha menenangkan liem yang takut dengan alat-alat canggih itu.

 

"Terimakasih puku"

 

Kali ini amber diam ketika setiap orang tidak terbiasa memanggilnya amber. Mungkin mereka semua sudah tak bisa meninggalkan panggilan puku yang mulai melekat padanya.

 

"Istirahatlah disini" kemudian yifan masuk dengan membawa sup hangat untuk liem. Dengan sigap amber pun mengambil mangkuk sup dari tangan yifan dan menyuapi liem. Yifan menggelengkan kepalanya. Sifat peduli mereka -puku&amber- sama.

 

"Am, jika sudah selesai ,bisa kita b

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nymphDew88 #1
Chapter 9: Suka sekaliiii... Suka sekali.... Sukaa sekaliii
Rindibooc #2
Chapter 9: ceritanyaaa kereen. sorry baru komen soalnya gue baru baca juga hhe.
Lamonzyfam
#3
BRu bc nih ff,hmm kren.
Walaopon awal ny sdkit bt bnggung,tp mkin di bca mkin kren..
Smga bkal bnyk ff2 krisbermu
krisber_1806 #4
Chapter 9: uuuuuuhhhh so sweet....
keren thor...
di tunggu krisber fic yang baru yaaahhh
SnowVillain
#5
Chapter 9: aku suka authornim di partnya hae oppa bilang amber unnie ku kena serangan jantung..hahhaha..aku suka endingnya authornim, akhirnya krisber tetap bersatu..:') authornim #fighting... :)
hernandaastri
#6
Chapter 9: kyyaaa jdi ngiri X)
so sweet and romance bgt X)
RiskaAzmi #7
Chapter 9: god job author-nim (y)
di tunggu ff yang lainnya :)
ekanorsyafiqah
#8
Chapter 9: Happy ending !!