*4

The Way I Wanted U
Please Subscribe to read the full chapter

A GIRL

 

••••

 

Tetesan air hujan membasahi tanah dan alam yang masih diselimuti hawa pagi. Matahari tak muncul hari ini. Ramalan Guang hao, salah satu penduduk pulau yang tugasnya meramal cuaca, benar adanya. Menurut Hao, dalam seminggu ini akan ada cuaca yang buruk. Sebagai tindakan pencegahan, yifan memerintahkan seluruh penghuni pulau untuk tidak keluar rumah namun tetap bekerja dengan menggunakan remote V*. Meski begitu yifan tetap menghimbau agar selalu waspada dan siap siaga.

 

Pemandangan hutan thunder yang dilihat Yifan dengan teropongnya, sedikit menjadi tontonan yang menyenangkan. Kilatan yang menyambar membuat keindahan tersendiri. Puas dengan tontonan pagi ini, yifan duduk kursi goyangnya. Terlintas di otaknya tentang pertanyaan puku semalam. Yifan sendiri pun tidak tau siapa yang ditanyakan oleh puku.

 

"Siapa josephine?"

 

Suara puku terus mengiang dikepalanya.

 

"Apakah josephine itu adalah bagian masa lalu puku? Atau josephine adalah puku? Atau--"

 

Yifan mengacak rambutnya. Terlalu banyak delusi yang menghampirinya. Rasa penasaran akan sosok josephine sukses membuat yifan terlihat frustasi. Ia ingin tau. Sangat ingin tau.

 

 

Kring kring

 

"Halo?"

 

.....

 

"Maaf anda salah sambung"

 

.....

 

"Tsk... sudah kubilang anda salah sambung"

 

.....

 

"YAK!! TUAN YIXING, SUDAH KUBILANG ANDA SALAH SAMBUNG!!"

 

 

°°•••°°

 

Kehangatan memancar dari jendela yang dibiarkan terbuka. Pria yang masih tertidur di ranjang empuknya seperti enggan berangkat.

 

"Suamiku, bangunlah"

 

"Sebentar lagi sayang"

 

"Hubungi anakmu itu dulu"

 

"Nanti saja"

 

"Terserah saja. Aku mau memasukkan koper-koper ke pesawat. Dan kau pergilah dengan pesawat yang lain"

 

"Tunggu sayang!!"

 

 

Tap Tap Tap 

 

Ditekannya tombol ponsel dan menemukan nomor yang dituju.

 

Klik

 

"Selamat pagi anakku"

 

"Halo?"

 

"Apa kabar nak?"

 

"Maaf anda salah sambung"

 

"Kau Wu Yifan bukan?"

 

"Tsk... sudah kubilang anda salah sambung"

 

"Ah, oppa. Aku ini gadismu~~"

 

"YAK!! TUAN YIXING, KUBILANG ANDA SALAH SAMBUNG!!"

 

"YAK!! BOCAH, SOPAN SEDIKIT DENGAN AYAHMU. KAU MAU PULAUMU ITU AYAH TENGGELAMKAN HUH?"

 

"AYAH!!"

 

"WU YIFAN!!"

 

"Hmmm... maaf"

 

"Hahaha... kau selalu kalah dari ayah nak. Kami akan berkunjung. Mungkin minggu depan, kami harus ke italia dulu. Persiapkan semuanya tanpa ada cacat sedikitpun. Mengerti?"

 

"Ayah~~"

 

"Apa?"

 

"Kau bukan gadisku ,kau adalah ayahku"

 

"Hahaha... ayah tau. Ah, apakah ini kode bahwa kau sudah memiliki gadis? Atau kau mau ayah bawakan gadis tercantik heh?"

 

"Apa maksud ayah?  Sudahlah, ayah dan ibu cepat kemari. Hati-hati dijalan"

 

"Hmmm... tunggu saja bocah"

 

"Yak. Ayah. Yifan sudah dewasa"

 

"Kau masih bocah"

 

"Ayah~~~"

 

*sambungan diputus dengan tawa lebar yixing yang membuat heran istrinya.

 

"Kalian selalu seperti itu"

 

"Ayah dan anak yang keren bukan?"

 

"Yifan yang keren. Kau tidak"

 

"Sayang~~"

 

"Jangan memonyongkan bibir seperti itu. Tidak pantas lagi. Kau bukan anak gadis, kau itu pria tua, Tuan Wu"

 

"Kata yifan juga begitu, aku bukan gadisnya"

 

"Apa maksudmu?"

 

"Hahaha... tidak. Hanya candaan konyol keluarga Wu"

 

Jia hanya menggelengkan kepalanya.

 

°°•••°°

 

 

Pasir pantai masih basah, selain terkena ombak yang menerjang, hujan pun masih turun meski rintik-rintik. Namun tidak mengehentikan puku untuk bermain air. Menggunakan jas hujan yang diambilnya dari lemari pakaian, puku tanpa pengawalan siapapun bermain sendiri didinginnya pantai.

 

"Kenapa semua orang berada didalam rumah? Ini menyenangkan sekali. Bermain air hujan dan air laut"

 

Puku berlarian mengejar ombak yang tidak terlalu besar.

 

"WOHOOOOO~~"

 

 

 

 

Ddukk~~ 

 

"Aww..."

 

Puku menginjak gundukan pasir dan membuatnya terjatuh.

 

"Tadi tidak ada gundukan pasir ini. Huh, aneh sekali"

 

Puku beranjak dan membersihkan kakinya dari pasir yang menempel. Namun ombak besar datang tiba-tiba menghantam tubuh puku, tubuh kecil itu terhempas ke pasir.

 

"Aww~~ ini lebih sakit"

 

Puku mencoba berdiri. Tubuhnya yang terlindungi jas hujan pun basah kuyup. Ombak besar tadi benar-benar menerjangnya. Untungnya ia masih bisa menahan tubuhnya agar tidak terbawa air laut.

 

"Butuh bantuan?"

 

"Oh?"

 

Seorang gadis berpakaian putih bersih dengan tangannya yang memegang payung berwarna merah muda polkadot. Puku tidak menaruh curiga apapun. Diulurkannya tangan mungilnya dan gadis itu membantunya berdiri.

 

"Kau baik-baik saja? Namaku Anabele"

 

"Ah, namaku puku"

 

"Puku? Kau lebih terlihat seperti tuan josephine"

 

Puku membulatkan matanya.

 

"Kau? Kau kenal josephine?"

 

Anabele mengangguk. Tanpa membalas pertanyaan puku, gadis berambut pirang itu lebih memilih berlari kearah hutan thunder. Tangannya mengarah kearah puku untuk mengikutinya. Tanpa sadar puku mengikuti anabele. Mereka

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
nymphDew88 #1
Chapter 9: Suka sekaliiii... Suka sekali.... Sukaa sekaliii
Rindibooc #2
Chapter 9: ceritanyaaa kereen. sorry baru komen soalnya gue baru baca juga hhe.
Lamonzyfam
#3
BRu bc nih ff,hmm kren.
Walaopon awal ny sdkit bt bnggung,tp mkin di bca mkin kren..
Smga bkal bnyk ff2 krisbermu
krisber_1806 #4
Chapter 9: uuuuuuhhhh so sweet....
keren thor...
di tunggu krisber fic yang baru yaaahhh
SnowVillain
#5
Chapter 9: aku suka authornim di partnya hae oppa bilang amber unnie ku kena serangan jantung..hahhaha..aku suka endingnya authornim, akhirnya krisber tetap bersatu..:') authornim #fighting... :)
hernandaastri
#6
Chapter 9: kyyaaa jdi ngiri X)
so sweet and romance bgt X)
RiskaAzmi #7
Chapter 9: god job author-nim (y)
di tunggu ff yang lainnya :)
ekanorsyafiqah
#8
Chapter 9: Happy ending !!