002

However You Are
Please Subscribe to read the full chapter

“Dia kecelakaan, Yeol.” Chanyeol sedikit terjengkal diduduknya; terkejut. Matanya membulat sempurna. Bagaimana orang yang sangat dicintai dan sangat ia rindukan saat ini; dikatakan oleh sahabatnya bahwa ia kecelakaan. “Baekhyun.....” Chanyeol bernafas berat menghembuskan nama kekasihnya.

“Kenapa kau baru memberitahuku, Kai?” Chanyeol bertanya agak marah. Kenapa sahabat kekasihnya itu baru memberitahunya sekarang. “Kejadian ini dua minggu yang lalu, Chanyeol. Aku terus saja mengirimimu sms dan menelpon nomermu, tapi...”

“Chanyeol kau harus kesana, huh! Dia menderita; sangat merindukanmu. Dan satu lagi,” Kai menarik nafas sebelum mengatakannya. Chanyeol jelas serius memerhatikan Kai. “Tolong jangan masalahkan ini menjadikanmu tak mau dengannya; melepaskannya; aku tahu kau sangat mencintainya; dan bagaimanapun keadaannya....”

Air mata menetes dari mata Chanyeol. Seperti hal berikutnya yang akan Kai katakan padanya merupakan hal paling buruk. “Dia lumpuh, Chanyeol. Kuharap kau menerima ini, sebagai kekasihnya. Jangan meninggalkannya, oh?”

“Bagaimana aku meninggalkannya...aku sangat mencintainya, Baekhyun...” Chanyeol menunduk dan menangis.

Chanyeol dan Baekhyun bertemu dua tahun lalu. Saat Chanyeol masih kuliah. Mereka bertemu dan saling jatuh cinta. Seperti takdir, sampai saat ini mereka masih sepasang kekasih yang saling mencintai.

Kai merupakan sahabat Baekhyun yang sangat baik. Pada Baekhyun maupun Chanyeol. Kai sebenarnya menyukai Baekhyun; dia mencintai sahabatnya itu. Tapi  karena Baekhyun sudah bersama orang lain; yang ia cintai; tak ada hal yang bisa Kai lakukan selain mendukung Baekhyun; kekebahagiannya. Kai menyayangi Baekhyun, sangat. Dia akan selalu berusaha sekuat tenaga melakukan apa yang Baekhyun inginkan. Dia ingin membuat Baekhyun bahagia; walaupun hanya sebagai sahabat.

Kepada Chanyeol yang merupakan rivalnya terhadapa Baekhyun; Kai pun baik. Dia tidak pernah show off bahwa dia menyukai Baekhyun. Dihadapan Chanyeol, Kai bersikap sewajarnya kepada Baekhyun. Lain halnya jika tak ada Chanyeol; Kai menjaga Baekhyun; semacam Baekhyun berada ditangannya. Jika ada Chanyeol, dia menyerahkan sepenuhnya Baekhyun ketangan Chanyeol.

“Kau pergilah kerumah sakit!” Kai menepuk pundak Chanyeol. Chanyeol mengangkat wajahnya melihat kepada Kai. “Ini belum waktunya. Banyak sekali pekerjaanku yang menumpuk, Kai.”

Chanyeol yang memang pekerja keras dan sangat sulit meninggalkan pekerjaannya. Kai tersenyum hangat pada Chanyeol. “Memang apa yang harus kulakukan dengan berkas-berkas ini?” Chanyeol terkejut dengan yang Kai tanyakan. Apa Kai mau menggantikan Chanyeol mengerjakan tugas kantornya itu?

“Kai?”

“Katakan Chanyeol....”

.

.

.

.

.

“Terimakasih banyak Kai. Aku pergi...!” Pamit Chanyeol setelah memberi wejangan pada Kai dan memeluk Kai sebelum ia pergi.

Baekhyun duduk dikursi rodanya sambil melihat keluar jendela kamarnya. Hari sudah mulai sore; dia menunggu seseorang; orang itu kenapa tidak datang seperti biasanya, yang selalu datang pukul satu. Baekhyun menunggu Kai, dia kesepian tanpa Kai.

Ponsel yang ia pangku sedari tadi tiba-tiba berbunyi. Kai menelponnya.

“Kai...kau dimana? Kenapa tidak kesini, huh?!” Tanpa mengucapkan salam ditelpon, Baekhyun menuntut Kai yang tak datang hari ini. Padahal Kai berjanji untuk datang setiap hari menemani Baekhyun. Hanya kali ini, yah, Baekhyun akan lebih senang jika tahu siapa yang akan datang ketempatnya.

“Mianhe, Baekhyun. Ada yang harus kulakukan. Mian, ne? Sebagai gantinya, eumh, besok kubawakan macaron, otte?” Baekhyun terkekeh atas tawaran Kai. Kai pikir, Baekhyun anak kecil yang mau saja dibohongi macaron olehnya.

“Shireo! Kau dimana?” Baekhyun berpura-pura marah pada Kai.

“Ya! Baekhyun, apa kau marah? Eh, aku ada urusan, makanya aku tidak bisa bersamamu.”

“Huh. Aku merindukanmu....”

“Ha?” Karena Baekhyun hanya berlirih saat mengatakannya. Kai tidak menangkapnya dengan jelas.

“Ani.”

“Yasudah Baekhyun. Kau istirahat dengan baik, eoh?” Baekhyun menganggukkan kepalanya yang tak akan bisa Kai lihat karena ini percakapan via telpon. “Aku menyayangimu...”

“....”

“Jalja Baekhyun.”

“Chanyeol.....” Baekhyun terkejut dihadapannya Chanyeol berdiri, menatapnya penuh kerinduan. Chanyeol berlutut didepan kursi roda Baekhyun. “Gwenchana?” Dirabahnya seluruh tubuh Baekhyun mengecek bahwa kekasihnya itu tidak apa-apa. Kecelakaan dua minggu lalu, mungkin sudah baikan.

Entah kenapa Baekhyun menepis tangan Chanyeol saat Chanyeol hendak memeluknya. Chanyeol mundur dan melihat kewajah Baekhyun.

Pipi itu tirus. Mata itu begitu sayu. Wajahnya lelah.

Baekhyun mulai berkaca-kaca melihat Chanyeol yang tersenyum hangat kepadanya –senyum yang ia tunjukkan untuk menutupi betapa merasa bersalahnya dia baru datang sekarang.

“Kau kemana?” Baekhyun menahan tangisnya.

“Mian....”

“Chanyeol, kau jahat!!” Baekhyun mulai menangis. Chanyeol kembali mendekat dan meraih tangan Baekhyun. Memukulkan tangan Baekhyun kedadanya. “Pukul aku...pukul aku sebagai balasan kenapa aku baru datang sekarang. Pukul aku sampai aku kesakitan, Baekhyun.” Baekhyun memukul-mukul dada Chanyeol sambil air matanya terus mengalir dipipinya. Chanyeol mulai berkaca-kaca melihat kekasihnya yang begitu lemah. Biasanya Baekhyun akan memukul Chanyeol dengan keras saat dia marah pada Chanyeol –saat Chanyeol melakukan kesalahan. Tapi pukulannya saat ini, benar-benar sangat lemah.

“Bodoh...” Chanyeol tersenyum pada Baekhyun. “Kenapa sangat lemah? Pukul aku seperti ini...” Chanyeol menggenggam tangan Baekhyun dan dia bawa tangan itu memukuli dadanya lebih keras. Baekhyun menarik tangannya dari genggaman Chanyeol. Dia memundurkan kursi rodanya dan berbalik –tak menghadap Chanyeol.

“Mianhe...” Chanyeol berdiri dibelakang Baekhyun. “Mianhe...” Ulangnya sedikit bergetar karena ia sudah tak bisa menahan dirinya yang ingin menangis melihat Baekhyun. Chanyeol mendekat kekursi roda Baekhyun dan berlutut  lagi dihadapannya. Dia melihat Baekhyun yang menangis dan dengan refleks tangan Chanyeol terangkat –ib

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
hus #1
Chapter 2: Aigoo ini sweet plus sedih bingit huweee :ccc
Poor baekkie.. Btw logat betawi nya kemana? Hehehe