Chapter 7

Chouzetsu no Hogosha (Amazing Guardian)
Please log in to read the full chapter

Other Character: OC’s Im Leerang (Yeoja)

Chapter 7

 

“Jadi, apa yang ingin kau bicarakan?” tanya Jongin tanpa basa-basi. Saat ini hanya ada dia dan Yifan di ruang OSIS. Sebelumnya, Yifan meminta Joonmyeon pulang lebih dulu meski biasanya mereka selalu pulang bersama, dengan alasan ingin mengecek pembukuan OSIS, yang Yifan yakin, Joonmyeon pasti tidak berminat pada hal-hal seperti itu.

“Apa kau tidak mau menerima permohonan Im Leerang?”

“Pertanyaan apa itu?” Emosi Jongin langsung tersulut. “Tentu saja aku tidak bisa menerimanya. Itu bukan permohonan! Itu hanya sebuah balas dendam, Wufan!”

“Wajar kalau kau berpikir begitu. Tapi, ada satu hal yang perlu kau ingat Jongin…” Sambil melipat kedua tangannya di depan dada, Yifan dengan tenang menjelaskan. “Tiga peraturan Guardian yang dibuat oleh L.”

Jongin terdiam seketika. Sudah cukup lama ia tak mendengar nama itu disebut. Namun ia tidak mungkin melupakannya barang sedetik pun. Guardian yang sudah ada sejak tujuh belas tahun lalu memang memiliki tiga peraturan yang harus selalu dipatuhi sebagai anggota. Peraturan yang dibuat oleh orang misterius, yang telah membentuk legenda itu sejak generasi pertama. Orang nomor satu atau lebih tepatnya, pemimpin dari semua Guardian di Hogosha High School.

Dan… dialah… L.

“Peraturan pertama…” Yifan kembali bicara. “Titah leader Guardian adalah mutlak.”

Jongin langsung menelan ludah, tak bisa mengelak. Tapi ia masih berpikir untuk mencari jalan keluar. Tetap tak mau menyerah mencari ide agar permohonan yang menurutnya kejam itu dibatalkan. Dan tiba-tiba saja teringat sesuatu. Wajah tegangnya perlahan-lahan digantikan oleh sebuah senyum kemenangan. “Wufan, apa kau melupakan peraturan kedua?”

Yifan hanya mengerutkan kening. Tidak begitu mengerti.

“Orang yang menghianati Guardian harus dilenyapkan.” Jongin melanjutkan ucapannya dengan nada penuh percaya diri. “Joonmyeon telah menghianati Sehun. Sebagai leader dia berniat untuk menyakiti anggota Guardian. Karena itu, kita harus menghentikan ini semua sebelum dia benar-benar melanggarnya.”

“Bukan.” Yifan menggelengkan kepala sebagai jawaban, lalu tersenyum samar. “Dia tidak melanggar aturan. Joonmyeon memang menghianati Oh Sehun, tapi bukan menghianati Steven.” Ucapan terakhir Yifan langsung membuat Jongin ternganga. Ia benar-benar tak bisa menduga jalan pikiran namja di sampingnya ini.

“Wufan…” Jongin mendesah kesal, sambil memegang dahinya seperti orang sakit kepala. “Aku tahu kalau kau dan Joonmyeon sudah mengenal sejak kecil, tapi ini bukan langkah yang bijaksana untuk selalu membelanya. Apalagi menuruti semua keinginannya yang egois…”

“Jongin.” Hanya satu kata terucap dari mulut Yifan, namun itu sanggup membuat Jongin terdiam seketika. Ia tak mampu melanjutkan perkataannya saat melihat pandangan Yifan yang sangat tajam dan begitu mengintimidasi. “Joonmyeon tidak pernah menjadi orang yang egois. Tidak sekalipun. Terutama saat dia menjadi Guardian.”

Saat itu juga mata Jongin seolah terbuka lebar. Ia cukup tersentak dengan ucapan terakhir Yifan. Dan dia merasa kesal saat menyadari kalau apa yang diucapkan namja itu benar. Setelah diingat lagi, Joonmyeon memang memiliki kesan egois dan otoriter, tapi di lain sisi ia selalu berusaha mengerti perasaan orang lain, bahkan rela memikirkan berbagai cara untuk menyelesaikan masalah target-target Guardian.

‘Sifatnya yang seperti itu…’ Jongin menghela napas setelah merenung cukup lama, memikirkan sesuatu yang akhirnya dapat ia sadari karena ucapan Yifan. ‘Ya, yeoja itu tidak pernah benar-benar menjadi orang yang egois.’

“Dan satu hal yang perlu kau ingat…” Yifan melanjutkan perkataannya sambil memandang Jongin lurus-lurus. “L memilihnya menjadi leader Guardian bukan tanpa alasan.”

Ucapan telak. Jongin tak bisa lagi membalas. “Baiklah, kau yang menang.” Ia mengangkat kedua tangannya di depan dada. “Aku akan ikut apa kata leader Guardian.”

Yifan langsung menyambut perkataan itu dengan senyum tipis, namun hangat dan bersahabat.

“Tapi aku masih tidak habis pikir,” ujar Jongin. “Sejujurnya, kenapa Joonmyeon mau menerima permohonan penuh balas dendam seperti itu? Ini bukan seperti dirinya yang biasa.”

Untuk pertama kalinya Yifan mengangguk. Setuju dengan perkataan Jongin. “Dia sedikit memaksakan diri,” ucapnya muram.

“Apa maksudmu?”

Yifan terdiam begitu lama, sebelum memutuskan untuk menjawab. “Joonmyeon tidak bisa membiarkan yeoja itu begitu saja.”

“Hmm…” Jongin menggaruk kepalanya sambil tersenyum kecut. “Benar-benar… Aku sama sekali tak paham dengan ucapanmu.”

“Aku tak bisa mengatakan apa-apa sekarang. Tapi kau akan mengerti nanti.” Yifan lalu beranjak menuju pintu diikuti Jongin. “Percayalah padanya.”

Meski masih penasaran, namja itu akhirnya bisa menerima penjelasan Yifan. “Joonmyeon dipilih menjadi leader bukan tanpa alasan, kan?” Ia mengulangi lagi ucapan Yifan sambil tersenyum kecil.

***

Keesokan paginya, tiba-tiba saja kegaduhan terjadi diseluruh penjuru Hogosha High School. Semua murid berdesakan untuk melihat papan pengumuman yang tertempel di dinding setiap koridor lantai satu sampai lantai tiga. Sebuah pengumuman, yang tidak hanya menghebohkan para murid, tetapi juga para guru sekolah tersebut.

Mulai hari ini, Sekertaris OSIS Hogosha High School, Oh Sehun, kelas 2-C akan di-skors dari Organisasi Siswa untuk jangka waktu yang belum ditentukan.

-Kim Joonmyeon. Ketua OSIS Hogosha High School-

“Apa yang sebenarnya terjadi?”

“Aneh sekali, padahal aku tidak pernah melihat ada masalah diantara mereka. Apa Sehun membuat kesalahan pada Princess Kim?”

“Ini benar-benar bencana! Apa ini artinya mereka bertengkar?”

Suasana riuh makin tak terkendali, apalagi sosok-sosok yang jadi bahan perbincangan belum juga kelihatan batang hidungnya. Bahkan para guru tidak bisa mengendalikan keributan yang semakin menjadi.

Di tengah-tengah keadaan itu, ada seorang yeoja yang berdiri di tepi koridor. Dengan pandangan takut dan cemas ia terus menggigit kuku ibu jarinya. Jantungnya pun berdebar sangat kencang. Leerang masih tak percaya dengan tulisan yang terpampang di depan matanya. Bolak-balik ia baca pengumuman itu, tapi tetap tidak ada yang salah.

Dan di saat Leerang masih sibuk dengan pikirannya sendiri, suasana riuh perlahan-lahan berubah jadi lebih mencekam. Langkah-langkah kaki itu semakin dekat, hingga orang-orang yang membentuk lingkaran di depan koridor membuka jalan untuk mereka bertiga. Joonmyeon yang berdiri diantara Jongin dan Yifan memandang sederet orang-orang yang mengelilingi mereka. Dengan gerakan yang anggun ia melihat papan pengumuman  sekilas, lalu ia kembali menghadap semua warga Hogosha High School yang sejak tadi tidak melepaskan pandangan darinya.

“Oh Sehun telah melakukan kesalahan yang tidak bisa ditolerir. Sebagai ketua OSIS, saya memutuskan untuk men-skors-nya dari jajaran pengurus sampai batas waktu yang belum ditentukan.” Ucapan yang dilontarkan Joonmyeon di depan seluruh warga Hogosha High School membuat mereka menarik napas sesaat. Kekagetan dan rasa ingin tahu tidak bisa dibendung lagi. Mereka sangat ingin bertanya, karena kejadian ini sungguh mendadak dan banyak yang tidak terima dengan keputusan ini.

“Baiklah. Sekian.” Joonmyeon langsung menutup ucapannya. Ia tidak memberikan kesempatan pada orang-orang untuk menanggapi perkataannya apalagi bertanya alasannya.

Tanpa ada yang berani membantah, perlahan orang-orang di sekitar mereka membubarkan diri. Meski diliputi banyak pertanyaan, siswa-siwi Hogosha High School tidak akan melakukan aksi protes. Reputasi OSIS sangat bagus dan membanggakan selama satu tahun ini dan itu tidak bisa dipandang sebelah mata.

Kim Joonmyeon juga menempati posisi hiraki tertinggi saat ini. Bukan hanya dengan posisinya sebagai ketua, tetapi juga kebaikan yang ditunjukkan pada semua warga sekolah, yang membuat orang-orang berpikir keputusan itu bukan diambil dengan seenaknya. Ditambah keberadaan Wu Yifan dan Kim Jongin di sampingnya, faktor-faktor itu memperkuat kepercayaan mereka pada OSIS dibanding Oh Sehun. Meski di sisi lain, mereka semua masih penasaran dengan kesalahan yang dituduhkan Joonmyeon pada namja itu.

Saat membubarkan diri, Leerang berusaha mencuri-curi pandang pada tiga anggota OSIS yang berdiri di depan papan pengumuman, dan…

Glek!

Ia langsung terperanjat saat pandangan matanya bertumbukan dengan Joonmyeon. Selama beberapa detik, ia tak bisa menghindari tatapan mata yang seolah bisa menembus dirinya itu. Leerang pun buru-buru mengalihkan pandangannya dan berjalan pergi.

Jantungnya berdebar tak karuan. Ia sama sekali tak menduga sesuatu yang menghebohkan ini terjadi setelah kejadian kemarin. “Aniyo! Ini pasti cuma kebetulan. Ini pasti tidak ada hubungannya dengan permohonanku pada Guardian,” gumam Leerang seolah berusaha meyakinkan dirinya sendiri.

Tanpa bisa ditahan, tubuhnya tiba-tiba bergetar hebat. Di dalam toilet perempuan, ia menatap wajah pucatnya di cermin, begitu lama. Dahinya lalu berkerut, pikirannya benar-benar kacau. Dengan gerakan kasar ia memutar keran wastafel, lalu menyiramkan air yang mengalir itu kewajahnya.

Leerang kembali terdiam. Melalui cermin ia bisa melihat tetesan air yang pelan-pelan jatuh dari wajah dan rambutnya. Tak ada suara apa pun di kamar mandi itu selain suara tak menyenangkan yang terdengar saat ia mulai menggigit kuku-kuku jarinya lagi.

Drrrtt…

Getaran di saku rok seragam sontak membuatnya tersentak. Ia masih sempat mengelus dadanya untuk menenangkan diri, lalu melihat nomor yang meneleponnya di layar ponsel. “Nomor tidak dikenal?” Leerang mengerutkan kening sesaat, sebelum memutuskan untuk mengangkatnya.

“Guardian time!” Suara itu terdengar dari seberang. Suara yeoja yang asing ditelinganya.

Leerang tak sanggup menjawab sapaan itu. Bibirnya terasa kaku. Ia hanya berdiri diam dengan wajah terguncang. Leerang seperti tak percaya dengan pendengarannya.

“Im Leerang-ssi, Guardian akan mengabulkan keinginanmu…” Suara nyaring itu menggantung ucapannya, lalu mengakhiri kata-katanya dengan tekanan keras. “Dimulai dari hari ini.”

Deg!

Mata Leerang langsung terbelalak lebar. Jantungnya serasa berhenti sedetik. Tak ada satu kata yang sanggup ia ucapkan ketika Guardian menutup sambungan teleponnya di seberang. Ia tidak menyangka permohonan yang ia kirimkan tanpa pikir panjang itu benar-benar terkabul, bahkan sampai menggerakkan seluruh warga Hogosha High School pagi tadi.

“Apa yang harus kutakutkan…” Diantara napasnya yang memburu, Leerang masih berusaha menenangkan diri. Ia menatap wajahnya lagi di cermin. “Aku sama sekali tidak salah melakukan ini. Namja itu memang pantas mendapatkannya.”

Setelah beberapa saat, ketegangan di wajah Leerang berangsur-angsur hilang dan digantikan dengan senyuman yang dipaksakan. Tipis dan hanya sesaat.

Sementara itu, di ruang OSIS, Joonmyeon masih duduk sambil memandang ponsel yang ada di tangan kanannya, sedangkan dua namja yang berdiri di depan kursinya hanya bisa memandang yeoja itu dalam diam. Menunggu.

Joonmyeon meletakkan ponsel itu di atas meja sambil berdiri dari tempat duduk. Dengan tatapan serius ia memandang Yifan dan Jongin bergantian, “Saatnya kita mulai.”

***

Sudah tiga hari sejak pengumuman yang membuat heboh Hogosha High School. Dan tidak berubah jadi lebih baik. Benar-benar terasa janggal untuk dilihat. Empat orang anggota OSIS yang biasanya terlihat bersama, sekarang berpisah jadi dua kubu. Dan yang lebih membuat suasana makin tidak mengenakkan, keempatnya berada di kelas yang sama. Teman-teman yang ada disekitar mereka pun tak bisa berbuat apa-apa selain memilih berpihak pada salah satunya.

Hanya dalam waktu tiga hari, keberadaan Sehun yang dipuja-puja di Hogosha High School benar-benar berubah seratus delapan puluh derajat. Tidak satupun orang yang berani berada di dekatnya. Bukan karena mereka tidak mau, tapi itu karena keberadaan OSIS yang begitu kuat. Meski Joonmyeon, Yifan, dan Jongin tak pernah mengatakan apa pun, atau meminta orang-orang untuk tak memperdulikan Sehun, namun mereka semua tidak bisa menutup mata melihat perlakuan tiga serangkai itu terhadapnya.

Mereka bertiga secara terang-terangan mengacuhkan Sehun. Bahkan menganggapnya seperti angin lalu, seolah kebersamaan mereka selama satu tahun ini tak berarti apa-apa. Keputusan dan perlakuan yang berubah drastis ini membuat para siswa bertanya-tanya tentang ‘kesalahan tak termaafkan’ apa yang mungkin dilakukan Sehun sampai ia harus menerima hukuman yang begitu kejam.

“Sehun oppa kelihatan lebih pucat dari biasanya. Apa dia baik-baik saja?”

“Tapi kita tidak bisa melakukan apa-apa untuknya.”

“Sampai kapan sih Sehun di-skors dari OSIS? Aku benar-benar kasihan melihatnya.”

“Dia kelihatan menderita.”

Berbagai komentar masih hangat terdengar dari seluruh penjuru Hogosha High School. Para murid, terutama yeoja yang terlihat begitu cemas dengan keadaan namja itu. Tapi Sehun yang memilih tidak bicara pada siapapun sejak tiga hari lalu, membuat semua orang terpaksa hanya memandangnya dari jauh. Sikap Sehun pun berubah jadi pendiam dan penyendiri. Ia tidak lagi peduli dengan orang-orang di sekitarnya. Ya, melihat kenyataan bahwa Sehun tak ingin dibantu adalah salah satu faktor lain yang membuat warga Hogosha High School terpaksa tak berbuat apa-apa.

Segerombolan yeoja yang berbicara tentang Sehun baru saja melewati tempat Leerang berdiri. Ia tak bisa menahan dirinya untuk tak mendengar obrolan mereka. Diam-diam, perasaan bersalah yang berusaha ia tekan kembali memenuhi hatinya. Begitu sesak dan ingin membuatnya menangis.

Sejak tadi Leerang berdiri di situ. Melalui jendela kaca di depannya, ia melihat dengan jelas namja yang sangat disukai sekaligus dibencinya itu. Seorang diri, duduk di taman sambil membaca buku.

Leerang menatap Sehun begitu lama. Perasaan suka, sedih, kasihan, sekaligus benci seolah melebur jadi satu dalam hatinya. Leerang lalu menerawang jauh, melalui jendela kaca di depannya, ia hanya melihat siluet bayangan dirinya sendiri. Dan tiba-tiba saja perasaan kesal itu kembali memenuhi hatinya. Kebencian dan rasa sakit hati pada Sehun ternyata memang lebih kuat dibanding perasaan bersalahnya. Tanpa sadar, ia menempelkan kepalan tangannya di jendela kaca itu, air matanya serasa akan tumpah, namun tiba-tiba saja Leerang terlonjak saat ia menyadari, ada bayangan lain yang terpantul di jendela kaca itu.

Ia buru-buru menoleh ke belakang dan tubuhya langsung membatu. Di depannya, seorang namja tampan bertubuh tinggi berdiri sambil tersenyum.

“Hai… bel masuk baru saja bunyi. Kau tidak masuk ke kelas?” tanya Jongin sambil mendekati yeoja itu, lalu berdiri tepat di sampingnya.

“A… aku akan masuk sekarang.” Buru-buru Leerang menjawab pertanyaan Jongin, berniat untuk secepat mungkin pergi dari situ.

“Apa kau melihat Sehun dari sini?” Ucapan Jongin sontak menahan langkah kakinya.

“Aku tidak…”

“Sebaiknya kau lupakan dia. Sehun sudah bukan Sehun yang dulu. Dia juga bukan anggota OSIS lagi,” potong Jongin dengan nada santai.

Entah muncul keberanian darimana, tiba-tiba saja Leerang bertanya, “Kenapa Sehun oppa dikeluarkan dari OSIS?” Suaranya sedikit bergetar.

Jongin tidak menjawab pertanyaan tersebut. Ia justru tersenyum sambil menatap kedua mata di depannya dengan wajah menggoda. “Kalau menurutmu sendiri kenapa?”

Leerang menelan ludah, menghindari tatapannya. “Aku tidak tahu.”

“Hmm…” Jongin hanya mengeluarkan gumaman. Namun, ia kembali memamerkan senyuman manis. “Apa kau benar-benar tak tahu kenapa Sehun dikeluarkan dari OSIS?”

Leerang hanya bisa menggelengkan kepala.

“Misalnya… karena itu bisa membuat Sehun menderita?” Itu bukan jawaban. Jongin malah berkata dengan nada seperti menebak. Bertanya, seolah meminta kepastian.

Mendengarnya, perasaan Leerang tiba-tiba menjadi kalut. Ia tidak menyangka Jongin bisa mengatakan sesuatu yang justru paling tak ingin ia dengar.

“Aku permisi.” Tanpa berlama-lama, Leerang bergegas dari sana. Tak ingin lagi berhadapan dengan Kim Jongin yang membuatnya begitu terintimidasi.

Tak berapa lama setelah kepergian Leerang, getaran saku dalam celana Jongin membuat namja itu mengangkat ponselnya. “Oke. Selesai dengan mudah,” ucapnya pada orang di seberang.

“Bagus. Kuakui caramu menakut-nakutinya tadi cukup ampuh.”

“Menakut-nakuti?” Jongin tertawa kecil. “Princess, jangan gunakan kata-kata yang bisa merusak image-ku dong. Aku sebenarnya tidak tega melihatnya ketakutan seperti itu.”

Langsung saja terdengar suara mencibir di ujung telepon.

“Jangan menipuku Kkamjong. Padahal tadi kulihat kau cukup menikmatinya.”

Ucapan itu sontak membuat Jongin tertawa lebar. “Jadi, bagaimana selanjutnya?”

Joonmyeon terdiam sejenak, lantas bicara dengan serius melalui sambungan teleponnya. “Malam ini. Sesuai rencana.”

***

Ketiganya menjentikkan jari bersamaan, kemudian menunjuk wajah yeoja yang pucat pasi di depan mereka. “GOTCHA!” ucap mereka seirama.

“Gu… Guardian, bagaimana bisa kalian…” Suara Leerang bergetar ketakutan, bahkan nyaris tak terdengar. Di dalam kamar pribadinya, ketiga orang asing yang mencolok itu berdiri di depan jendela kamar yang terbuka lebar.

Perlahan-lahan Suho mendekati yeoja itu, lalu berbisik tepat di telinganya. “Guardian akan membuat Oh Sehun menderita dengan sempurna.” Ia memamerkan seringaian lebar, lantas melanjutkan kata-katanya perlahan. “Sesuai dengan yang kau harapkan.”

Leerang langsung terkesiap. “Ja… jadi kalian yang membuat Sehun oppa di-skors dari OSIS? Bahkan membuat semua orang tak memperdulikannya lagi?”

Kai langsung tertawa. “Itu sekedar makanan pembuka. Masih ada hal lain yang bisa membuatnya lebih menderita.”

Leerang menelan ludah sekali, berusaha untuk menguatkan hati. “Apa lagi yang bisa membuatnya menderita?”

“Bukannya kami sudah bilang akan membuatnya menderita dengan sempurna?” Kris membalas pertanyaannya, nada bicaranya benar-benar tanpa perasaan. “Membuat Oh Sehun menderita secara mental masih belum cukup.”

“A… apa maksud kalian?”

Suho menyunggingkan senyum sebagai jawaban. “Buat dia menderita dengan kedua tanganmu.”

Serangan rasa terkejut langsung merayapi Leerang. Matanya melotot tak percaya.

“Tenang saja. Kau tak perlu takut apa pun…” Kai malah menunjukkan ekspresi yang begitu tenang. “Pekerjaan Guardian adalah rahasia, jadi tidak ada yang tahu meski kami melakukan sesuatu yang buruk.”

“Apa kalian tidak merasa ini berlebihan?”

“Berlebihan?” Kris sontak mendengus lalu memajukan wajahnya ke depan yeoja itu. Leerang tanpa sadar menahan napas. “Ini adalah keinginanmu sendiri. Dan Guardian hanya mengabulkannya tanpa cacat.”

Leerang tak bisa membalas ucapan itu. Mata kuning Kris yang begitu tajam seolah menghipnotisnya seolah tak sanggup melawan.

“Jadi… apa kau masih ingin melakukannya?” Suho membuyarkan pikiran yeoja itu. “Atau kau mau mundur sekarang?”

Leerang melayangkan pandangan pada Suho yang menunggu jawabannya.

Tak ada satupu

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ephemeral24
2412 streak #1
Chapter 8: awwww it was just getting to the part we've all been waiting for! POOR YIFAN HUHUHU Jun wake up???
and also the introduction of a black guardian???
so sad that it's the last of the available chapters...

still, thank you for this authornim!
ephemeral24
2412 streak #2
Chapter 7: JUST GET TOGETHER YOU TWO! UGHHHHH
awwwww... how sweet of Jun to make Leerang realize that she needs to be confident and needs to love herself first... really nice!
ephemeral24
2412 streak #3
Chapter 6: OH YIFANNNNNN WHAT DO WE DO WITH YOU
Sehun, that was rude! a rejection is not bad, but the way he did it was really mean! Jun just wants to teach Sehun a lesson
ephemeral24
2412 streak #4
Chapter 5: damn, Yifan is down baddddddd
Jun is really intelligent and deductive and so perfect to be the leader of Guardians!!!
ephemeral24
2412 streak #5
Chapter 4: wow, i have no words at how elaborate this whole thing is, even if I'm a bit confused... bravo authornim!
ephemeral24
2412 streak #6
Chapter 3: wow, this request is bigger in scale than the first one... it's so well thought of and elaborate i would've been doubtful if only one student pulled it off... turns out it was a group of students and a teacher even? interesting!!!

can't wait to find out what happens next!
ephemeral24
2412 streak #7
Chapter 2: okay, first of all! COOLEST GUARDIANS!
they do their job right and they have the right leader for it! Jun is incredibly analytical and discerning to have figured it out from the letter alone! and yet they still staged the whole operation to let the two realize their mistakes and to change the way they live from then on... they really deserve that guardians title

but what's more interesting is how Yifan deduces everything not from facts but from Jun's face, to be able to read what's on the other's mind perfectly... idk man, if that's not love idk what is!!!

ps. why do they always scream Guardian Time lmao
ephemeral24
2412 streak #8
Chapter 1: interesting... this secret group the SC has is very interesting! also, Jun's shift in personality LOL well someone has to keep the others in check! if not her, no one will lol
ChiminCake #9
Chapter 8: Note : thanks to readers-nim for read my fanfic and big thanks for your comment and subscribers.

Bukankah ini remake dari judul yang sama. Kenapa kamu menyebut ini ff kamu?
Rasanay tidak benar kali kamu menyebut ini ff kamu. Kamunkan cuma remake tidak bis amenyebut ini ff kamu.
churaphica #10
Chapter 8: penasaran sm black guardian???