Chapter 4

Chouzetsu no Hogosha (Amazing Guardian)
Please log in to read the full chapter

Other Character: OC’s Kang Eennoo (Namja), EXO’s Xi Luhan (Namja), EXO’s Kim Minseok (Yeoja), EXO’s Kim Jongdae (Namja), OC’s Choi Seeun (Yeoja)

Chapter 4

 

 “Selamat malam Kang Eennoo-ssi…” Suara itu terdengar sangat dekat, tidak terlalu keras, tapi sanggup membuat bulu kuduk berdiri.

“Si… siapa??” Dalam kegelapan, namja yang dipanggil Eennoo itu langsung bangun. Cepat-cepat tangannya meraih meja kecil di sebelah tempat tidur dan menyalakan lampu tidur yang ada di atasnya.

Begitu lampu menyala, Ia langsung terkesiap. Tiba-tiba saja, dua orang asing dengan dandanan aneh telah berdiri di samping tempat tidurnya, sebagian dari otak kecilnya bahkan sempat mengira mereka adalah hantu.

Tapi pikiran konyol itu langsung hilang begitu kedua makhluk asing itu mengeluarkan suara, “Guardian time!” ucap keduanya dengan nada yang sangat kontras, yang yeoja berambut ungu mengucapkan dengan ceria, sedangkan yang namja berambut biru mengucapkannya dengan nada seperti orang mengintrogasi penjahat, sangat kaku dan sedikit menyeramkan.

“Gu, Guardian?” Kang songsaenim sontak terpaku, matanya melebar dengan ekspresi aneh. Wajah tirus dengan bingkai mata kecil yang terlihat tak seimbang dibandingkan hidungnya yang berukuran besar itu menatap Suho dan Kris. Rambut berombaknya kusut dan tak beraturan, seperti tidak pernah tersentuh sisir dalam jangka waktu lama.

Tanpa Kang songsaenim sadari, ada rasa takut yang melandanya. “Legenda Hogosha High School, jadi kalian benar-benar ada, tidak mung…”

“GOTCHA!” Mereka berdua memutus ucapannya.

“Kami datang untuk menyapa anda…” Suho langsung mengembangkan senyum simpul yang entah kenapa membuat guru itu semakin bergidik.

Yeoja itu memajukan wajahnya  tepat di depan Kang songsaenim. “Atau…” Suaranya mendadak berubah menjadi bisikan. “…harus kupanggil Hades?”

Setelah ucapan terakhir Suho, Kang songsaenim tak bisa lagi menutupi ketakutan dirinya yang jelas terpancar, tidak hanya dari ekspresi wajahnya, bahkan tubuhnya bergetar dengan sangat hebat. “Da… darimana kalian tahu…”

“Cerberus.” Kris langsung menjawabnya. “Tidak sulit untuk menemukan tiga murid kesayangan songsaenim yang ada dibalik semua ini…”

Entah muncul kekuatan dari mana, Kang songsaenim langsung berdiri tegak, wajahnya terlihat tegang. “Mereka tidak bersalah, akulah yang memerintah mereka!”

“Heeeh.” Suho mengeluarkan suara ejekan. “Wah, wah… kami benar-benar tidak menyangka anda langsung mengakuinya…”

“Karena sudah tidak ada gunanya aku mengelak, toh kalian juga sudah tahu.”

“Ani.” Kris tiba-tiba menatap guru itu dengan mata elang-nya, dan tanpa sadar, Kang songsaenim mundur selangkah hingga kakinya menabrak ujung tempat tidur. “Kami belum tahu apa alasan anda melakukan teror di kelas 3-A.”

Selama sedetik Kang songsaenim berusaha mencerna ucapan Kris, lalu mendadak saja Suho bisa melihat perubahan ekspresi yang diperlihatkannya. ‘Dia lega?’ Suho bertanya dalam hati, heran.

“Anda mantan yankee, kan?” Yeoja itu berusaha memancing.

Tanpa disangka-sangka Kang songsaenim justru tersenyum menanggapinya. “Guardian memang hebat. Kalian bahkan bisa mendapat informasi seperti itu.”

“Ya, itu kelebihan Guardian.” Suho membalas senyumnya. “Tapi kami akan melepaskan anda sekarang. Hari ini hanya salam perkenalan.”

Dahi Kang songsaenim langsung berkerut-kerut, ia kembali tegang. “Kalian tidak menangkapku?”

“Tidak… maksud kami, belum saatnya.” Kris menjawab pertanyaannya dengan nada seperti sebuah peringatan, membuatnya bergidik lagi.

“Oke, sampai berjumpa lagi Hades.” Suho dengan langkahnya yang anggun berjalan menjauh. “Guardian tidak akan melepaskan anda dan Cerberus.”

Dengan sisa-sisa kekuatan yang ia punya, Kang songsaenim masih sanggup bicara. “Cerberus hanya menjalankan…”

“Anda tidak akan bisa melindungi mereka.” Suho langsung memotong kalimatnya. “Seorang guru yang bahkan tidak bisa melindungi murid-murid kelasnya sendiri, tak punya hak untuk bicara seperti itu.”

Ucapan tersebut telak membuat Kang songsaenim tersentak, ia tak bisa membalas ucapan Guardian yang tiba-tiba mendatanginya malam ini, bagai sebuah mimpi buruk yang tidak akan pernah berakhir.

Suho dan Kris berjalan ke arah jendela besar yang langsung menuju taman depan rumah Kang songsaenim yang tinggal seorang diri. Sebelum keluar, mata Suho menangkap sesuatu di meja tulis yang dilewatinya, tepat di sebelah jendela. Selama beberapa lama ia memandang tumpukan kertas-kertas yang ada di atas meja, mengamatinya serius.

Dan tiba-tiba saja ia mengerjapkan mata beberapa kali, seolah ada sesuatu yang baru saja disadarinya. Hal kecil yang cukup menyita perhatiannya sekarang.

“Suho-ya, kajja!” Kris memanggilnya, namja itu sudah berdiri di samping jendela.

Suho langsung mengangguk, dan tepat ketika mereka berdua akan melompat keluar, Kang songsaenim yang sejak tadi sibuk dengan pikirannya sendiri tiba-tiba memanggil mereka lagi. “Kenapa kalian tidak menanyakan alasanku meneror mereka?”

Kris langsung melayangkan pandangan pada yeoja di sebelahnya, menunggu jawaban pertanyaan Kang songsaenim. Ia sempat mengernyit karena melihat Suho terdiam cukup lama, sampai-sampai Kang songsaenim kembali mengulang pertanyaannya. “Apa kalian mendengarku? Kenapa kalian tidak menanyakan alasanku?”

Suho akhirnya tersenyum dan memandang namja itu, menjawabnya lembut, “Itu hanya membuang-buang waktu, karena anda tidak akan bisa mengatakan alasannya.”

Tidak hanya Kang songsaenim yang terkejut, bahkan Kris yang biasanya tak pernah mengubah ekspresi wajahnya dibuat bingung. Jawaban Suho barusan benar-benar tidak sesuai dengan rencana awal mereka.

Setelah itu semua berjalan cepat, Kang songsaenim tak bisa dibuat lebih kaget lagi, ia hanya berdiri dengan wajah kaku, sampai-sampai ia tidak sadar bahwa kedua Guardian telah menghilang dari hadapannya.

“Suho-ya, apa maksudmu tadi?” Begitu sampai di bawah, Kris langsung melontarkan pertanyaan.

“Ada perubahan rencana.” Suho hanya sekilas memandangnya, lalu dengan langkah-langkah besar ia buru-buru meninggalkan tempat tersebut. “Kris, hubungi Steven dan Kai. Suruh mereka kembali secepatnya.”

Melihat Suho yang tiba-tiba berubah pikiran, Kris langsung mengerti. “Apa kau menemukan sesuatu di kamar Kang songsaenim?”

Suho mengangguk sekali. “Itu bukan bukti, tapi paling tidak bisa membuatku menyadari sesuatu…” Ia berpikir sejenak sebelum melanjutkan, “…yang mungkin sama sekali tidak kita pikirkan sebelumnya.”

***

Besoknya, pagi-pagi sekali sebelum siswa-siswa lain datang kesekolah, Joonmyeon, Sehun, dan Jongin sudah berada di ruangan OSIS. Tidak seperti biasanya, kali ini suasananya terasa lebih tegang.

“Noona, apa maksudmu? Bukannya kau bilang mereka sendiri yang akan…” Ucapan Sehun langsung terputus begitu Joonmyeon menggelengkan kepala.

“Mianhae, kemarin aku melewatkan sesuatu. Sekarang kita harus membuat rencana baru.” Ia memandang Sehun dan Jongin bergantian. “Awalnya kupikir dengan mengancam, mereka akan buka mulut, tapi ternyata aku salah. Bukan mereka, tapi kita sendiri yang harus menemukan alasan teror itu.”

“Tapi bagaimana caranya?” Jongin terdengar sedikit frustasi.

Belum sempat Joonmyeon menjawab, pintu ruangan mendadak terbuka. Yifan dengan ketenangannya yang luar biasa masuk ke dalam ruangan sambil membawa setumpuk buku-buku tebal.

“Apa ini cukup?” Ia langsung meletakkannya di meja Joonmyeon.

“Ne, gomawo.” Yeoja itu membuka buku yang berada di tumpukan paling atas.

Jongin dan Sehun langsung mendekatinya, mengambil masing-masing satu buku yang ada di meja Joonmyeon. “Mitologi Dewa Yunani dan Romawi.” Jongin membaca salah satu judulnya.

“Kenapa kau tiba-tiba…” Sehun yang sempat heran dengan sikap Joonmyeon mendadak tak melanjutkan ucapannya, ia seolah mengerti. “Apa kau pikir kita bisa menemukan alasannya dalam buku-buku mitologi ini?”

“Tidak ada salahnya mencoba.” Joonmyeon menjawab tanpa memandang mereka, ia sibuk membaca detail cerita mengenai para dewa dalam buku yang ada dihadapannya.

Yifan mengangguk setuju, ia lalu mengambil satu buku dalam tumpukan itu. “Kalau mereka memutuskan untuk menggunakan nama-nama dalam mitologi, itu berarti ada kemungkinan besar mereka juga punya pandangan seperti Cerberus dan Hades dalam legenda yang sebenarnya.”

Jongin langsung melanjutkan, “Bisa saja mereka memilih nama-nama itu karena sesuai dengan keadaan mereka saat ini.”

“Ya. Benar sekali.” Joonmyeon mengangguk, masih tak melepaskan pandangan dari buku yang ada dihadapannya. Dan tiba-tiba saja ia mengernyit, membaca sederet kata, lalu mengulanginya lagi. Joonmyeon terdiam beberapa saat, lalu sebuah senyum puas terukir di wajahnya.

“Joonma, kau menemukan sesuatu?” Yifan yang pertama kali sadar.

“Ya, mungkin.” Yeoja itu mengerling padanya, lalu beralih pada Sehun dan Jongin. “Waktu kalian pergi ke rumah masing-masing Cerberus kemarin, apa mereka langsung mengakui kesalahannya?”

“Ne.” Keduanya mengangguk, ada ekspresi heran dalam wajah mereka begitu mengingat kejadian itu.

“Benar-benar tidak seru.” Sehun mengangkat bahu. “Aku sama sekali tak menyangka ketiganya langsung mengaku, dan meminta…” Ia berhenti sejenak, lalu meralat kata-katanya,

“…atau mungkin lebih tepatnya memohon pada kita agar tidak menangkap Hades atau dua sekutunya yang lain. Di tempat dan waktu yang berbeda, ketiga Cerberus mengatakan hal yang sama, sungguh tidak masuk akal.”

“Jadi, mereka semua juga bersikap sama seperti Hades…” Yifan memicingkan mata, merasakan keganjilan.

“Apa mereka bersikap begitu untuk mengacaukan kita?” Jongin terdengar sedikit kesal, ia paling benci harus dibuat bingung.

Joonmyeon langsung tertawa, memperlihatkan sederet giginya yang putih cemerlang. “Bukan. Kurasa itu sama sekali tak ada hubungannya.” Ia lalu menyerahkan buku yang dibacanya.

“Coba kalian lihat ini.” Joonmyeon menunjukkan sederet kata yang tadi sempat menarik perhatiannya.

Dalam beberapa detik, ketiga namja itu pun langsung membelalakkan mata. Ekspresi wajah mereka yang tegang perlahan-lahan berubah.

“Jadi Cerberus…” Sehun tak menyelesaikan kalimatnya, ia merasa dibodohi, tapi juga lega disaat bersamaan.

Jongin juga menunjukkan ekspresi yang sama. “Aku benar-benar tidak berpikir sampai sana…”

“Sejak awal, ini semua berhubungan.” Yifan mengingat kembali semua petunjuk dan informasi yang ia dapat sejak menangani kasus ini.

“Tunggu sebentar…” Joonmyeon tiba-tiba teringat sesuatu. “Hunnie, kau masih menyimpan foto-foto yang diambil Cerberus untuk meneror kelas 3-A, kan?”

“Tentu saja. Aku sudah membajak komputer mereka.” Sehun buru-buru membuka laptopnya. “Semua data mereka sudah aku simpan di sini. Tidak hanya Cerberus, bahkan foto-foto yang ada di ponsel murid-murid kelas 3-A juga sudah kusimpan.”

“Ada apa Princess?” Jongin menghampiri mejanya. “Apa ada yang aneh dengan foto-foto teror itu?”

“Pasti ada bukti dalam foto-foto ini yang menunjukkan pelaku sebenarnya.” Joonmyeon terdengar sangat yakin.

Tanpa perlu dikomando, ketiga anggota lainnya langsung duduk di meja masing-masing. Meneliti satu per satu foto tersebut.

Setelah lebih dari satu jam, Yifan akhirnya memfokuskan pandangan pada sebuah foto yang mengusik perhatiannya. Menelitinya selama beberapa detik, lalu memperbesar gambarnya, dan tiba-tiba saja ia melebarkan mata. “Coba kalian lihat ini!”

Joonmyeon, Sehun, dan Jongin langsung beranjak menuju meja Yifan, mengelilinginya, lalu bersamaan memandang satu foto yang ada di layar laptop.

Terlihat seorang siswa yeoja yang sedang bersalaman dengan kepala sekolah. Kim Kibum, salah satu murid yeoja di kelas 3-A ada di ruang kepala sekolah bersama beberapa anak kelas tiga lainnya. Ruangan itu tidak begitu besar, hanya ada sebuah sofa hitam panjang, meja kerja tepat di depan jendela, dan sebuah radio tua serta televisi kecil yang berjejer di atas rak yang ada di belakang meja kerja. Tidak ada yang aneh, selain tentu saja foto itu diambil diam-diam tanpa satu orang pun yang sadar.

“Ini…” Sehun tak sanggup menyelesaikan ucapannya, ia terlalu senang. Akhirnya satu lagi bukti penting ditemukan dalam kasus ini.

“Benar-benar… kita nyaris saja tertipu.” Jongin langsung menggelengkan kepala beberapa kali. “Ruang kepala sekolah adalah satu-satunya yang tidak punya CCTV, dan kita jelas-jelas tidak bisa mengintai tempat itu. Dia benar-benar hebat memilih tempat untuk memotret.”

“Bukan.” Joonmyeon kontan mengerutkan kening. “Kurasa pelakunya tidak mengetahui tentang CCTV yang kita letakkan di sekolah ini. Saat itu, apa yang dicarinya ada di ruang kepala sekolah, jadi bisa dipastikan ini murni kebetulan.”

Yang lainnya langsung mengangguk setuju.

“Dia teledor,” ucap Yifan sambil tersenyum tipis.

“Jadi, apa yang akan kita lakukan sekarang?” Dibandingkan tadi, Jongin terdengar lebih bersemangat.

“Hunnie…” Joonmyeon menunjuknya. “Malam ini bawa mereka ke gedung olahraga. Kita akan menyelesaikannya di sana.”

Ia lalu mengalihkan pandangan pada dua namja yang ada disampingnya. “Wufan-ah, Kkamjong…” Joonmyeon melempar senyum manis, lantas menunjuk mereka bergantian. “Pancing dia keluar dari sarangnya.”

***

“Kang songsaenim, kenapa songsaenim ada di sini?” tanya seorang namja dengan suara berbisik, ada nada terkejut dalam ucapannya.

Wajah namja itu kecil, dan memiliki mata bambi, sedangkan bibirnya kecil dan kissable yang membuatnya terlihat seperti anak kecil.

“Seharusnya aku yang bertanya padamu, apa yang kau lakukan malam-malam di sini, Luhan?” Kang songsaenim memanggil nama muridnya, salah satu dari peneror kelas 3-A yang juga menjadi leader dari Cerberus.

“Luhan? Kang songsaenim juga?” Dua suara lain, namja dan yeoja, terdengar dari depan pintu gedung, ada nada cemas dalam suara mereka karena tidak bisa melihat dengan jelas.

Di tengah malam seperti ini, gedung olahraga Hogosha High School memang terlihat sangat gelap karena tempat ini ada di belakang gedung utama. Tidak ada satupun lampu yang menyala, kecuali cahaya temaram dari luar yang sedikit membantu mereka untuk melihat.

“Minseok, Jongdae?” Kang songsaenim tak bisa menutupi rasa terkejutnya. “Kenapa kalian semua ada di sini?” Suaranya tiba-tiba meninggi.

“Aku hanya…”

“Damn!” Ucapan Kim Minseok langsung terputus oleh umpatan keras yang diucapkan Luhan. “Kalian juga mendapat surat ini?” Namja itu lalu menyerahkan selembar kertas yang dibawanya.

Ketiga orang yang bersamanya juga membawa kertas di salah satu tangan mereka. Kertas yang sama, dengan tulisan yang sama pula.

Datanglah ke Gedung Olahraga jam 10 malam ini. Kalau kau mau menyelamatkan ketiga sekutumu, datanglah sendirian. Karena kau sendiri yan

Please log in to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
ephemeral24
2412 streak #1
Chapter 8: awwww it was just getting to the part we've all been waiting for! POOR YIFAN HUHUHU Jun wake up???
and also the introduction of a black guardian???
so sad that it's the last of the available chapters...

still, thank you for this authornim!
ephemeral24
2412 streak #2
Chapter 7: JUST GET TOGETHER YOU TWO! UGHHHHH
awwwww... how sweet of Jun to make Leerang realize that she needs to be confident and needs to love herself first... really nice!
ephemeral24
2412 streak #3
Chapter 6: OH YIFANNNNNN WHAT DO WE DO WITH YOU
Sehun, that was rude! a rejection is not bad, but the way he did it was really mean! Jun just wants to teach Sehun a lesson
ephemeral24
2412 streak #4
Chapter 5: damn, Yifan is down baddddddd
Jun is really intelligent and deductive and so perfect to be the leader of Guardians!!!
ephemeral24
2412 streak #5
Chapter 4: wow, i have no words at how elaborate this whole thing is, even if I'm a bit confused... bravo authornim!
ephemeral24
2412 streak #6
Chapter 3: wow, this request is bigger in scale than the first one... it's so well thought of and elaborate i would've been doubtful if only one student pulled it off... turns out it was a group of students and a teacher even? interesting!!!

can't wait to find out what happens next!
ephemeral24
2412 streak #7
Chapter 2: okay, first of all! COOLEST GUARDIANS!
they do their job right and they have the right leader for it! Jun is incredibly analytical and discerning to have figured it out from the letter alone! and yet they still staged the whole operation to let the two realize their mistakes and to change the way they live from then on... they really deserve that guardians title

but what's more interesting is how Yifan deduces everything not from facts but from Jun's face, to be able to read what's on the other's mind perfectly... idk man, if that's not love idk what is!!!

ps. why do they always scream Guardian Time lmao
ephemeral24
2412 streak #8
Chapter 1: interesting... this secret group the SC has is very interesting! also, Jun's shift in personality LOL well someone has to keep the others in check! if not her, no one will lol
ChiminCake #9
Chapter 8: Note : thanks to readers-nim for read my fanfic and big thanks for your comment and subscribers.

Bukankah ini remake dari judul yang sama. Kenapa kamu menyebut ini ff kamu?
Rasanay tidak benar kali kamu menyebut ini ff kamu. Kamunkan cuma remake tidak bis amenyebut ini ff kamu.
churaphica #10
Chapter 8: penasaran sm black guardian???