Everything’s Gonna Be Alright [Suho/Eunji]

EXO 12 Love Stories Relay

Everything’s Gonna Be Alright

 


 

Di tengah pekerjaannya, Junmyeon memutuskan untuk beristirahat sebentar. Ia meraih ponsel Samsung S3-nya yang sedang di-charge dekat meja kerjanya. Junmyeon tersenyum saat melihat beberapa notification di ponselnya, beberapa chat dari teman-temannya.

 

Kris: Aku sudah di Seoul. Aku tinggal di rumah temanku.

Suho: Oh ya? Kenapa tidak di apartementku?

Kris: Kenapa? Sendirian, ya? Kekeke~ Kris sent you a sticker

 

Junmyeon menahan senyumnya, lalu mengetik kembali.

 

Suho: Enak saja! Suho sent a sticker

 

Asyik ber-LINE ria dengan teman lamanya itu, seseorang mengetuk kubikel Junmyeon. Salah satu rekan kerjanya,

“Oi, anak CEO!”

Junmyeon menoleh. Julukan ‘anak CEO’ sudah melekat pada Junmyeon 2 tahun ini. Ya, dia anak dari seorang CEO Badan Pemberantasan Korupsi, Kim Junman. Tidak seperti orang lain jika anak dari seorang CEO bisa langsung menjadi top manager, Junmyeon memulai karirnya dari seorang karyawan. Ayahnya ingin Junmyeon berkembang, agar nantinya ia bisa memimpin BPK dengan baik. Kepala staff Junmyeon kini menghampirinya,

“Oh! Lee Sajang!” kata Junmyeon langsung memberi hormat.

“Ey, sudah sudah jangan seperti itu. Apa kau sudah mendengar beritanya?”

“Berita apa?”

“Ayahmu menangkap satu tersangka korupsi lagi.”

“Kasus apa?”

“Itu, kasus proyek pembangunan  musium yang baru... katanya ia salah satu penerima dana.” Bisiknya. Junmyeon mengangguk-angguk. Kini BPK memang sedang mencari pelaku sang koruptor dari proyek Musium nasional Seoul. Tidak disangka, ayah dan para staff-nya bisa langsung menangkap salah satu channel penerimaan uang dari total 4 orang.

“Kau tahu siapa?”

“Siapa?” tanya Junmyeon penasaran. Sebelum kepala staff menjawab, di ujung ruangan para karyawan mulai berkumpul di sebuah TV layar lebar yang digantung di sudut ruangan. TV itu menampilkan berita terhangat tertangkapnya mentri pariwisata republik Korea, Jeong Shiwan.

“Nah, itu dia. Tidak disangka. Ckck, sudah kuduga ada berkaitan dengannya.”

Mata Junmyeon melebar. Jeong Shiwan, kan...

Junmyeon buru-buru mengambil ponselnya, lalu kunci mobil.

“Oi, anak CEO! Mau kemana?!”

“Ma—makan siang!”

 

 

 

Sebenarnya makan siang hanya alasan saja, Junmyeon tidak begitu lapar. Ia mengarahkan mobilnya menuju sebuah SMA tak jauh dimana dari ia bekerja. Disana, keadaan begitu heboh, Junmyeon bisa merasakannya. Matanya mencari sosok yang dicarinya. Ah, mana dia... mana, mana... ah! Ketemu!

Junmyeon menatap seorang wanita dengan sweater putih, rok selutut dengan flatsheos berjalan dengan wajah yang sulit ditebak. Saat ia lewat, tidak jarang murid yang saling berbisik, atau bahkan langsung berteriak, “Guru musik kita anak dari seorang koruptor!!”

Junmyeon menatap iba sosok itu, lalu menghampiri wanita itu.

 

 

 

Jeong Eunji adalah seorang guru Musik di sebuah SMA terkenal. Ia pintar bernyanyi, juga pintar memainkan piano. Ia termasuk guru yang disegani oleh murid-muridnya, tapi tidak hari ini. Beritanya menyebar cepat. Ayahnya, Jeong Shiwan, mendapat tuduhan salah satu koruptor di proyek Museum nasional Seoul.

Karena ia tahu jadi bahan pembicaraan, ia buru-buru pulang dan mencoba tidak mendengar cemoohan muridnya. Tidak hanya murid, tapi begitu juga staff guru yang lain. Langkahnya terhenti saat melihat sepasang sepatu mengkilap. Eunji mendongak, lalu menatap sosok yang ia sangat kenal. Sosok itu pun menutup kedua telinga Eunji.

“Jangan dengar. Anggap saja kaset rusak.” Katanya. Eunji menatap sosok itu... rasanya sangat tenang. Ia mengangguk, lalu mengikuti sosok itu masuk ke dalam sebuah mobil.

 

 

 

Junmyeon tidak tahu harus kemana, yang jelas ia harus menjauhkan wanita disampingnya ini dari media, juga orang-orang awam. Junmyeon menoleh, melihat gadis itu fokus pada ponselnya. Dengan cepat, Junmyeon meraih ponselnya.

“Y—ya...”

“Jeong Eunji. Melihat artikel lagi? Jangan dilihat!”

Eunji menahan air matanya, “A...aku ingin tahu... ayah.. ayah...”

“Kau ini keras kepala, ya? Pokoknya jangan nonton TV, radio, dan internet. Jauhkan dirimu dari media.”

Eunji tidak menjawabnya. Junmyeon menatap raut wajah Eunji dari kaca spion. Ia terlihat sangat sedih... Junmyeon tahu.

 

 

 

Kini mereka berada jauh dari keramaian. Junmyeon memakirkan mobilnya di pinggir sebuah bukit. Dari atas sana, mereka bisa memandang pemandangan kota Seoul yang indah. Tidak sekali Junmyeon mengajak Eunji kesini. Mereka kesini jika sedang mumet dengan pekerjaan mereka.

“Kau tidak apa-apa?”

Eunji menghela napas, “Aku... Junmyeon-sshi, kenapa kau melakukan ini?”

Junmyeon menatap Eunji bingung, “Apa maksudmu?”

“Ayahmu yang menangkap ayahku. Kau juga bekerja di BPK. Apa... apa kau tidak berpikiran sama seperti mereka? Ayahku koruptor... perbuatan keji. Semua orang pasti membenci ayah, membenciku—“

“Jeong Eunji,” Junmyeon memotong, “Apa kau tahu, semua yang dipanggil BPK bukan berarti benar seorang pelaku. Status mereka masih tersangka. Ayahmu dipanggil BPK untuk keterangan lebih lanjut. Jadi, belum tentu ayahmu seorang koruptor.”

Eunji menghela napas, “Apa kau mengatakan itu hanya untuk membuatku tenang?”

“Astaga, Eunji... aku sungguhan. Kan aku yang bekerja di BPK, bukan kau. Aku tahu ayahku, dia tidak akan menarik kesimpulan begitu mudah.”

Eunji meraih tangan Junmyeon pelan. Junmyeon bisa merasakan ketakutan dalam gesturnya, “Junmyeon... apa... kau membenci ayahku? Aku... aku... aku yakin ayahku bukan pelakunya... sungguh, aku juga tahu ayahku... ayah tidak akan melakukan hal seperti itu, ya kan?”

Mata Eunji menatap mata Junmyeon. Kelemahan Junmyeon adalah jika sudah menatap mata gadis itu,

“Ya, Eunji-ya. Aku yakin. Aku juga cukup tahu ayahmu.”

“Terima kasih, Junmyeon. Aku cukup tenang sekarang.”

“Hei, Eunji.” Panggil Junmyeon.

“A—apa?”

“Sini.” Junmyeon menepuk bahunya. Eunji terkejut, pria di depannya ini seakan tahu apa yang ia mau. Tanpa banyak berkata, Eunji langsung menangis di pundak Junmyeon. Junmyeon tahu, sedari tadi Eunji menahan tangisnya.

“Menangislah, Eunji.”

 

 

 

Keesokan harinya, Eunji benar-benar mengikuti saran Junmyeon. Dari menjauhi media sampai... headset. Junmyeon bilang, jika mereka mulai membicarakanmu, pakai saja headset ini. Pura-pura tidak dengar. Kau akan lebih baik.

Dan benar adanya. Setiap ia lewat, ia memasang headsetnya. Perasaannya pun membaik.

 

 

 

Junmyeon sendiri mencoba menyelesaikan kasus ini sendirian. Ia mencoba membongkar masalah ini. Ia selalu menemui Jeong Shiwan di sel-nya, menanyakan beberapa pertanyaan. Jeong Shiwan mengaku bukan ia pelakunya.

“Kau percaya padaku, kan, Kim Junmyeon?”

Junmyeon menghela napas, “Entahlah. Yang pasti, aku akan mengupas masalah ini lebih dulu dari Ayah.”

“Terima kasih, Kim Junmyeon. Ah... iya, putriku... bagaimana kabar putriku...”

Junmyeon tersenyum tipis, “Anda tenang saja, putri anda... baik-baik saja...”

“Tolong bilang padanya, ayah akan segera keluar... tolong jangan khawatir... ayah sayang padamu. Ya?”

Junmyeon mengangguk, “Serahkan saja padaku.”

 

 

 

Selama Junmyeon mencari tahu kebenaran kasus ini, ia juga menghibur Eunji sekuat tenanga. Dari mengajaknya jalan-jalan, karaoke, sampai main di Lotte World. Junmyeon kira ini berjalan lancar, tapi sesuatu terjadi.

Di satu hari minggu yang tenang, teman Junmyeon mengirim pesan via LINE.

 

Lay: Yah, Junmyeon-ah! Is that you?

Suho: Apa?

Lay: ini! Buka linknya cepat >>> http;//t.co

 

Junmyeon menaikkan satu alisnya dan meng-klik link yang dikirim oleh temannya itu. Muncul artikel yang memuat wajahnya dengan wajah Jeong Eunji.

Anak dari CEO BPK dan anak dari Kementrian Pariwisata bertemu?

Disana berisi pertanyaan dari media juga beberapa saksi mata yang melihat mereka berdua sedang berjalan bersama. Pertanyaan terakhir yang membuat Junmyeon geram, apakah ada hubungannya dengan kasus proyek museum ini? Apa mereka menutupi kebenaran yang ada?

Junmyeon menutup artikel itu. Tak lama, ayahnya menelepon. Tepat seperti dugaannya.

“YA! Apa yang kau lakukan, kenapa kau ada di media!” bentak ayahnya. Junmyeon menghela napas,

“Abeoji, percayalah padaku. Aku akan membereskannya.” Pip. Setelah mematikan ponselnya, satu pesan masuk.

 

Eunji: Junmyeon-ah... bagaimana ini... kau dibicarakan di media... maaf, ini salahku? Apa yang harus kulakukan?

Suho: tenanglah, Eunji. Semua akan kubereskan. Semua akan baik-baik saja.

 

Eunji menatap ponselnya cemas. Nama Junmyeon kini muncul dimana-mana. Ia juga tidak membalas pesan terakhirnya, hanya di-read. Diteleponpun tidak diangkat. Semua ini salahku... batinnya. Ia mulai menangis lagi.

1 minggu kemudian.

Media kembali heboh dengan berita terbaru dari BPK. Tadi pagi, CEO dari BPK mengeluarkan klarifikasi bahwa Kementrian Pariwisata Jeong Shiwan bebas dari tuduhan. Eunji yang mendapat berita itu dari temannya cepat-cepat menyalakan TV. Benar saja, ayah Junmyeon mengeluarkan statement bahwa ayah Eunji tidak bersalah. Ayahnya... bebas.

Ponsel Eunji berdering, dari ayahnya.

“Ayah!”

“Putriku... ayah bebas, nak. Tunggu ayah dirumah, ya?”

Eunji tidak bisa menahan air matanya, “Eung! Cepat pulang, ayah...”

 

 

 

Keadaan menjadi normal. Eunji tidak lagi mendapat cemoohan dari murid-muridnya, atau pesan-pesan menyakitkan di akun SNS-nya, atau artikel-artikel buruk ayahnya. Yang ia cemaskan kini adalah Junmyeon, sudah hampir satu minggu ini sosok itu seakan hilang di tengah bumi.

Setelah bertanya pada Ayahnya, Eunji jadi tahu kebenarannya. Ada usaha keras Junmyeon dibalik semua ini. Iya, maaf tidak memberitahumu, Nak. Junmyeon, bocah itu yang memecahkan kasus ini. Kini ia di apartementnya, dengan wajah cukup babak belur. Ia berusaha keras untuk mengungkap siapa pelakunya...

Kini Eunji berada di jalan menuju apartement Junmyeon di daerah Gangnam. Dengan wajah khwatir, Eunji terus menerus memencet bel sampai dibukakan.

“Junmyeon-ah! Junmyeon! Kim Junmyeon! Buka pintunya—“

Pintu pun dibuka.

“J—jeong Eunji?”

Melihat wajah Junmyeon yang mendapat luka lebam di pipi kiri, luka di ujung bibir juga kening yang di-plester Eunji langsung memeluknya. Junmyeon yang tidak tahu menahu memerah,

“Y—ya, Jeong Eunji! K—kenapa tiba-tiba...”

“Bodoh! kenapa tidak bilang? Kenapa tidak mengabariku? Kenapa kau mengorbankan dirimu sendiri untuk ayahku, aku?! Kenapa?!”

Junmyeon tersenyum tipis, lalu melepas pelukan Eunji. Kini ia mengusap air mata Eunji yang mulai turun,

“Ini memang pekerjaan BPK, kan? Kami menangkap yang bersalah. Ayahmu tidak bersalah, dan aku menemukan pelaku aslinya.”

Eunji menghela napas, “Kenapa bisa babak belur begini?”

Junmyeon menggaruk tengkuknya, “Ahaha! Biasa, pria. Aku melewati beberapa bodyguard dari si pelaku. Ini sih tidak apa-apa—“

“Tidak apa-apanya! Dasar bodoh! jangan pernah bikin aku khawatir lagi!”

Junmyeon terkekeh, “Iya deh, bu guru—“

Hup. Eunji memeluknya lagi. Kali ini, Junmyeon membalas pelukannya, erat.

Hari itu pun, Eunji berjanji gilirannya untuk menjaga Junmyeon, setelah selama ini Junmyeon-lah yang menjaganya. Seperti katamu, Junmyeon... semua akan baik-baik saja. Mulai sekarang juga, semua akan baik-baik saja...

 


 

Wohohoh EXOPINK agaiiin and this is my OTP >///< oh my MyunJi Feels...........

Hehehe what do you think?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
mika_lou #1
Chapter 3: Krismi ❤
Mutingiss #2
Chapter 1: hiyaaa! ini singkat tapi sweet bangeeeett!! aku sukaa
AriesRising
#3
Chapter 4: This is so good! I rarely read ff in bahasa, but this one was written cleverly.
Well done!
Sehooney
#4
Chapter 9: yeah chorong sama d.o, bikin lanjutannya dong author atau ga bikin pairing baru lagi buat chorong hihi ^^
erikakook #5
Chapter 8: harusnya ada ceritanya chorong sama siapa gitu