Two

Décrocher La Lune

“Jongin” Jongin menatap Chanyeol, mengalihkan pandangannya yang sebelumnya mengarah ke Baekhyun yang sedang melakukan triknya, menghilang sebuah burung.

Chanyeol terdiam sejenak, seolah sedang memilih kata- katanya.

“Aku tidak mengerti apapun tentang sulap, dan aku tidak bisa melakukan apapun jika suatu hari sesuatu terjadi padanya” dan Jongin tahu kemana pembicaraan ini mengarah.

“Kau satu- satunya orang yang mungkin mengerti obsesi Baekhyun” meskipun pada kenyataannya Jongin tidak pernah mengerti obsesi Baekhyun, dia hanya diam, menunggu Chanyeol melanjutkan ucapannya“trik apa yang akan dia lakukan, bagaimana caranya melakukannya, cepat atau lambat dia akan melakukan sesuatu yang sangat berbahaya, dan kau tahu itu”

“Dan saat hal itu terjadi, aku tahu kau tidak bisa melarang  Baekhyun melakukan sesuatu yang berbahaya, dia terlalu keras kepala untuk mendengarkan ucapan orang lain. Yang aku minta hanyalah, pastikan dia akan baik- baik saja” mungkin karena mata Chanyeol yang terlihat begitu memohon, atau mungkin karena dia mengerti perasaan Chanyeol, meskipun Jongin tidak yakin dia bisa melakukannya, Jongin menemukan dirinya menganggukkan kepalanya.

 

Jongin melihat dengan horor saat Baekhyun jatuh berlutut sambil memegangi tangannya. Luhan berlari mendekati Baekhyun, tapi lelaki itu tidak berani menyentuh Baekhyun, mungkin lelaki itu takut jika ia malah semakin menyakiti Byun Baekhyun.

Jongin bisa mendengar penonton mulai panik. Tapi beberapa saat kemudian terdengar suara tawa Baekhyun, yang berdiri dari posisinya secara perlahan, kemudian menghadap ke arah audiensnya sambil menunjukkan sebuah peluru di tangannya.

“Bagaimana mungkin kalian bisa percaya bahwa aku akan kalah dengan sebuah peluru?” ucap Baekhyun kemudian, dan beberapa saat kemudian tawa beserta tepuk tangan memenuhi seisi teater.

Baekhyun memegang tangan Luhan yang tengah ternganga di sebelahnya, sebelum mengangkat tangan mereka di atas kepala “I’m Aigle, Goodnight and thank you” teriak Baekhyun mengalahkan suara tepuk tangan yang memenuhi teater itu.

Jongin hanya terdiam di tempatnya, meskipun dia sangat lega dengan fakta bahwa Baekhyun baik- baik saja, tapi Jongin juga ingin melemparkan pistol yang ada di tangannya ke arah Baekhyun yang telah membuatnya nyaris terkena serangan jantung.

 

--

 

“Kau nyaris membuatku terkena serangan jantung Baek” ucap Jongin saat mereka telah berada di backstage. Baekhyun hanya tertawa mendengarnya.

“Jika sesuatu terjadi padamu tadi, Chanyeol akan membunuhku”

“Chanyeol terlalu menghawatirkankanku, entah berapa kali aku telah mengatakan padanya bahwa aku akan baik baik saja” Baekhyun mulai melepas sarung tangannya.

Dan beberapa saat kemudian Baekhyun dan Jongin mendengar suara langkah kaki yang terdengar begitu terburu- buru mendekati mereka, membuat mereka berdua menoleh kearah datangnya langkah kaki itu, dan melihat Luhan mendekati mereka dengan muka merah, memandang Baekhyun dengan tatapan yang dimaksud bisa membunuh.

“O-oh” ucap Jongin, dan Baekhyun hanya menelan ludahnya. Beberapa saat kemudian Jongin melihat Luhan memukuli kepala Baekhyun dengan tangannya.

“IDIOT” Sebuah pukulan di kepala “SEMUA” dada “ITU” kepala “TIDAK LUCU” dan beberapa pukulan terakhir diarahkan Luhan ke arah punggung Baekhyun.

“Ow! Luhan hentikan! I’m sorry Okay?!” ucap Baekhyun sambil berusaha melindungi dirinya dari pukulan Luhan yang selanjutnya.

“KAU FIKIR KAU BISA KELUAR DARI SINI HIDUP- HIDUP SETELAH KAU NYARIS MEMBUATKU TERKENA SERANGAN JANTUNG?!” Baekhyun berlari menjauhi Luhan, dan Luhan segera mengejar laki- laki itu sambil melemparkan eyeliner yang sebelumnya terletak di atas meja.

“BAIKLAH BAIKLAH! AKU TIDAK AKAN MELAKUKANNYA LAGI!” teriak Baekhyun sambil masih berlari.

“YOU LITTLE ! AKU TADI BERFIKIR BAHWA AKU TIDAK AKAN MELIHAT WAJAHMU YANG MENYEBALKAN ITU LAGI UNTUK SELAMANYA DAN KAU HANYA TERTAWA TIDAK BERDOSA! BYUN BAEKHYUN AKU BERSUMPAH JIKA KAU MELAKUKANNYA LAGI---“ Jongin memutuskan saat itu juga untuk memasang headphonenya, masih banyak hal yang ingin dia dengarkan, dia tidak ingin tuli sebelum waktunya.

Saat Jongin menerima pekerjaan ini Jongin tidak pernah tahu bahwa rekannya adalah siswa taman kanak- kanak. 

 

--

 

“Aku pulang” sapa Baekhyun sambil melepas sepatunya.

“Baek? Kau baik- baik saja? Kau tidak terluka?” Chanyeol menanyakannya sambil berlari mendekati Baekhyun.

“Aku rasa aku akan mati” ucap Baekhyun.

“Apa yang terjadi?!” dan Chanyeol kini mulai panik.

“Luhan sudah gila kau tahu?! Dia melemparkan semua benda yang berada di hadapannya kearahku! Dan pukulannya! Oh Tuhan lelaki sekecil Luhan tidak seharusnya memiliki kekuatan seperti itu! Dan Jongin sama sekali tidak membantu, dia bahkan tidak melihat kearahku saat Luhan menyiksaku!” Ucap Baekhyun panjang lebar tidak lupa disertai dengan rengekan dan tangisannya.

Chanyeol hanya menghembuskan nafas lega meskipun dia tidak mengerti dengan apa yang dimaksud Baekhyun tapi setidaknya dia tahu bahwa Baekhyun baik- baik saja. Chanyeol membuka lengannya membuat Baekhyun mendekati lelaki itu sebelum memeluknya, yang segera dibalas oleh Chanyeol.

“Aku lapar” ucap Baekhyun kemudian. Chanyeol hanya terkekeh sambil menggelengkan kepalanya.

“As always” ucap Chanyeol.

 

--

 

Baekhyun terbangun dari tidurnya saat dia mendengar suara ponselnya berdering. Dia melihat ke sebelahnya, Chanyeol masih tertidur dengan lelap.

Baekhyun melihat ke arah jam dinding yang ada di kamar mereka,  jam enam pagi. Baekhyun meraih ponselnya dan menjawab panggilan itu tanpa melihat siapa yang menghubunginya terlebih dahulu.

“Baek—“ dan Baekhyun mengenal suara itu.

“Luhan, tidakkah kau lihat ini masih begitu pagi?”

“Uh-huh maafkan aku” ujar Luhan, tapi Baekhyun tidak mendengar nada penyesalan di suara Luhan, Baekhyun hanya memutar bola matanya.

“Jika kau menelfonku hanya untuk meminta permintaan maaf dariku karena semalam, baiklah maafkan aku Xiao Luhan aku tidak akan mela—“

“Baekhyun, kau sudah melihat koran pagi ini?” Luhan memotong ucapan Baekhyun, dan lelaki itu tidak membiarkan Baekhyun menjawab sebelum melanjutkan ”Oh tapi kau baru saja bangun, kau lebih baik segera membacanya”

“Nah, aku masih ingin tidur” Baekhyun kini mulai menguap, matanya terasa begitu berat.

“Baekhyun, kau akan bangun dan segera memeriksanya”

“Luhan, kau akan diam dan aku akan tidur”

“Baekhyun, kau menjadi Headline News demi Tuhan! Berhenti menjadi pemalas” dan Baekhyun segera terduduk di ranjangnya.

“Ucapkan lagi”

“Uh, berhenti menjadi pemalas?” tanya Luhan tidak yakin dengan permintaan Baekhyun.

“Sebelumnya” Baekhyun mulai kehilangan kesabarannya.

“Kau menjadi Headline News? Uh sebenarnya bukan kau dalam arti Byun Baekhyun karena kita semua tahu bahwa Byun Baekhyun seorang idiot yang sudah pasti tidak akan menjadi Headline News kecuali para wartawan ingin menunjukkan 10 orang terbodoh di negara ini mungkin kau dan Jongin akan berada di sana, yang kumaksudkan adalah Aigle” ucap Luhan panjang lebar, tapi Baekhyun sudah tidak mendengarkannya lagi, Baekhyun telah meninggalkan ponselnya di ranjangnya untuk berlari mengambil koran pagi itu di depan pintu rumahnya.

“Baek? Baekhyun? Kau meninggalkanku? Ugh kau sangat menyebalkan, aku terkadang berfikir bagaimana bisa aku bertahan menjadi asistenmu” dan Luhan memutuskan panggilannya.

 

 

Baekhyun melihat halaman awal koran yang berada di tangannya.

Aigle, si pesulap misterius menjadi orang pertama yang berhasil menangkap peluru.

“Chanyeol Chanyeol Chanyeol. Kau harus melihat ini” teriak Baekhyun sambil berlari ke kamar mereka tidak lupa dengan membawa koran pagi itu.

Baekhyun memposisikan dirinya di atas perut Chanyeol saat telah berada di kamar mereka.

“Chanyeol bangun, Chanyeol kau harus melihat ini” ucapnya sambil menarik baju Chanyeol, mencoba membangunkan lelaki itu.

“Baekhyun, diam dan biarkan aku tidur” Baekhyun tidak memiliki pilihan lain selain memukul kepala Chanyeol dengan koran yang berada di tangannya.

“Baek demi Tu—“ Chanyeol membuka matanya sambil mengerutkan dahinya.

“Chanyeol lihat ini” ucap Baekhyun sambil menunjukkan halaman awal koran yang berada di tangannya ke wajah Chanyeol.

“Baek, kau membangunkanku sepagi ini hanya untuk membaca koran?” Chanyeol yang masih belum benar- benar terbangun dari tidurnya, hanya menatap Baekhyun tak percaya.

“Chanyeol kau harus melihatnya” dan kini Baekhyun mulai merengek sambil memajukan bibirnya, membuat Chanyeol menggeleng- gelengkan kepalanya melihat tingkah kekanak- kanakan Baekhyun. Chanyeol pada akhirnya menyerah dan mengambil koran itu dari tangan Baekhyun, sebelum membaca berita utama di koran itu, dia mengerutkan keningnya sambil membaca.

“Baek, kau berada di headline news” ucapnya kemudian sambil masih membaca judul berita utama pagi itu berkali- kali, hanya untuk meyakinkan dirinya.

“I know right, aku tidak tahu bagaimana mereka bisa mengetahuinya, para jurnalis maksudku, tapi mungkin salah satu dari penontonku kemarin merekam pertunjukanku tapi entahlah” Baekhyun tersenyum menunjukkan seluruh giginya ke arah Chanyeol, yang dibalas dengan senyum yang sama oleh Chanyeol.

Baekhyun mengambil koran yang berada di tangan Chanyeol sebelum meletakkan koran itu di meja yang berada di sisi ranjang mereka, sebelum mencium bibir Chanyeol, yang tentunya langsung dibalas oleh Chanyeol.

“Selamat, kau berhasil melakukannya Baek” ucap Chanyeol setelah beberapa saat.

“Tentu saja! Aku sudah mengatakan padamu bahwa aku akan baik- baik saja, dan kau lihat? Mereka menyukainya saat aku melakukan sesuatu yang sedikit menantang” ucap Baekhyun, masih tersenyum.

“Baek kau tidak akan melakukan sesuatu yang lebih berbahaya dari ini” Baekhyun hanya memutar bola matanya, dan mencium kembali bibir Chanyeol, karena dia tidak ingin berdebat lagi dengan Chanyeol tentang hal yang sama. Mungkin Luhan dan Chanyeol benar, dia menyukai hal- hal yang berbahaya, dan apapun yang terjadi dan siapapun yang memintanya, Baekhyun tahu bahwa dia akan tetap melakukan sesuatu yang sama berbahayanya atau mungkin lebih berbahaya dari menangkap peluru.

 

 

--

 

Sorotan lampu, apresiasi, tepuk tangan para penonton, dan senyuman yang ada di wajah para penontonnya setiap kali dia berhasil melakukan triknya (dan semakin ekstrim aksinya, semakin keras pula tepuk tangan dan sorakan audiensnya) Baekhyun tidak akan menukarnya dengan apapun.

 

 

--

 

Baekhyun.

Byun Baekhyun.

Lelaki itu sedikit terlalu pendek untuk ukuran seorang laki- laki. Wajahnya terlalu manis, jari- jarinya terlalu feminine (dan halus) untuk seorang laki- laki. Tapi karena hal- hal itulah Baekhyun berbeda, karena dengan tinggi Baekhyun yang sedikit terlalu pendek itu membuat tubuhnya begitu pas di pelukan Chanyeol, dan wajah Baekhyun yang manis itu Chanyeol tidak pernah bisa benar- benar menghilangkan wajah lelaki itu dari pikirannya, dengan jari yang begitu feminine itu tangan Baekhyun akan terasa sempurna saat berada di genggamannya.

Baekhyun.

Byun Baekhyun.

Lelaki itu begitu keras kepala, bahkan hingga saat ini Chanyeol hampir tidak pernah bisa merubah pikiran Baekhyun. Tapi terkadang Baekhyun bisa menjadi begitu kekanak- kanakan. Baekhyun menyukai makanan yang hanya anak kecil yang mau memakannya, dan Baekhyun bisa menjadi begitu manja, terutama saat dia sedang sakit. Baekhyun terkadang bisa menjadi sangat bossy saat bersama Chanyeol, meskipun Chanyeol jauh lebih tinggi dan lebih besar daripada Baekhyun. Dan terkadang Chanyeol sedikit curiga bahwa Baekhyun memiliki bipolar disorder, karena mood lelaki itu bisa berubah hanya dalam sekejap.

Pada intinya Baekhyun adalah orang yang aneh, (sangat) manis, tapi aneh. Mungkin sebuah kebetulan, karena sejak kecil Chanyeol selalu menyukai sesuatu yang aneh.

Aigle.

Hingga saat ini Chanyeol masih sulit memepercayai bahwa Aigle adalah Byun Baekhyun. Meskipun tinggi badan Aigle terlihat familiar, dan jemari itu, tidak ada lelaki lain yang memiliki jari selentik itu selain Baekhyun, meskipun Aigle melepas topengnya dihadapan Chanyeol. Karena meskipun Aigle tersenyum dengan cara yang sama seperti bagaimana Baekhyun tersenyum, tapi di senyuman Aigle terlihat misterius dan asing, ucapan Aigle terdengar begitu mantap, tidak seperti Baekhyunnya yang sering, atau mungkin selalu menggunakan suaranya yang sebenarnya indah hanya untuk merengek dan berteriak- teriak.

Meskipun Baekhyun dan Aigle adalah orang yang sama, Chanyeol lebih menyukai Baekhyunnya yang kekanak- kanakan, Baekhyun yang akan tertawa seperti seorang maniak hanya karena sebuah lelucon konyol, Baekhyunnya yang akan merengek dimalam hari hanya karena dia tidak merasa cukup hangat, Baekhyun yang akan menangis saat menonton Lion King, danChanyeol hanya bisa menggeleng- gelengkan kepalanya saat itu.

Byun Baekhyun saat menjadi Aigle bukan lagi miliknya, Aigle adalah milik penontonnya. Dan obsesi Aigle, terkadang Chanyeol merasa sedikit takut dengan obsesi lelaki itu.

Chanyeol takut jika suatu hari dia tidak akan melihat Byun Baekhyunnya lagi, jika dia harus kehilangan Baekhyun, karena Baekhyun lebih memilih audiensnya, obsesinya, dan pekerjaannya daripada Chanyeol, dan yang paling menakutkan bagi Chanyeol adalah jika obsesi Baekhyun akan menghancurkannya. Chanyeol tidak bisa membayangkan hidupnya tanpa suara Baekhyun yang meskipun Chanyeol sering mengatakan bahwa suara Baekhyun menyebalkan, tapi sebenarnya Chanyeol menyukai suara lelaki itu.

Dan kini, dengan Aigle menjadi begitu terkenal karena aksi menangkap pelurunya, Chanyeol takut jika kekhawatirannya akan menjadi kenyataan.

 

--

 

“Yeol?” Baekhyun mendekati Chanyeol yang sedang melukis membelakanginya, kemudian lelaki itu mengintip pekerjaan Chanyeol, tersenyum saat melihat lukisan Chanyeol.

“Hm?” Baekhyun memperhatikan lukisan yang sedang dikerjakan oleh Chanyeol, lukisan itu adalah lukisan abstrak, tapi jika kau memperhatikannya, di lukisan itu terdapat potret wajah Baekhyun.

“Kau melukisku? Lagi?” Chanyeol mengangkat bahunya sambil menatap Baekhyun sebelum menjawab “Aku bosan, wajahmu selalu menyenangkan untuk kulukis”

“Pft yeol, sejak kapan kau mau memujiku” ucap Baekhyun sambil berjalan menjauhi Chanyeol untuk mengambil sebuah kursi yang terletak tidak jauh dari tempat Chanyeol melukis dan untuk menyembunyikan wajahnya yang memerah. Tidak, tentu saja Byun Baekhyun tidak tersipu, Byun Baekhyun tidak akan tersipu, cuaca hanya sedikit lebih panas dari biasanya, yeah.

Baekhyun meletakkan kursi yang telah diambilnya di sebelah Chanyeol, dan menduduki kursi itu dan dia baru menyadari bahwa sedari tadi Chanyeol tengah menatapnya.

“Apa?”

“Kau tidak pernah membiarkanku berbuat baik” ucap Chanyeol sambil menggeleng- gelengkan kepalanya sebelum mengalihkan perhatiannya ke arah kanvasnya lagi.

Baekhyun memegang bahu Chanyeol sambil menatap lelaki itu dengan pandangan penuh simpati “Aku tahu kau bukan orang yang baik yeol, dan aku mengerti. Lagi pula, kebaikan tidak cocok denganmu” Chanyeol memegang dadanya, berpura- pura tersinggung dengan ucapan Baekhyun, Baekhyun hanya memutar bola matanya sambil meninju lengan Chanyeol pelan.

Kemudian dia menatap potret wajahnya yang berada di atas kanvas itu, meskipun dengan konsep abstrak, Chanyeol berhasilkan melukiskan wajah Baekhyun dengan detail yang sempurna. Lukisan Chanyeol memang mengagumkan. Kemudian Baekhyun mengerutkan keningnya saat menyadari sesuatu. Chanyeol selalu menggunakan banyak warna merah saat melukisnya, awalnya Baekhyun mengira bahwa Chanyeol hanya menggunakan banyak warna merah untuk saat itu saja, tapi ternyata dia salah.

“Apa arti warna merah?” tanya Baekhyun setelah beberapa saat sambil menatap lukisan yang berada di kanvas itu.

Chanyeol mengikuti arah pandangan Baekhyun, menatap lukisan itu sambil menghembuskan nafas, Baekhyun mengangkat alisnya menunggu jawaban Chanyeol “Merah adalah warna yang menggambarkan emosi yang kuat. Warna yang sangat mencolok, itulah kenapa warna merah digunakan untuk tanda berhenti, peralatan yang menyangkut api biasanya berwarna merah. Merah juga digunakan untuk melambangkan keberanian, warna yang bisa kau temukan di bendera berbagai negara. Merah menstimulasi orang untuk membuat keputusan yang cepat, warna yang tepat untuk ‘Click here’ atau ‘Buy Now’. Merah juga menimbulkan perasaan erotik, bibir yang berwarna merah misalnya”

“Chanyeol penjelasanmu terlalu panjang, dan aku takut aku tidak mengerti apa yang kau maksud” Chanyeol memutar bola matanya sebelum melanjutkan ucapannya seolah- olah Baekhyun tidak pernah memotongnya.

“Merah memiliki arti keinginan yang besar, hasrat dan” Chanyeol menghembuskan nafas pelan “Cinta” Chanyeol mengucapkannya sambil menatap mata Baekhyun.

Baekhyun terdiam sejenak setelah mendengar jawaban Chanyeol.

“What is love yeol?” tanyanya kemudian.

Chanyeol tersenyum kecil, dan menjawab pertanyaan Baekhyun.

“Cinta? Cinta adalah saat aku mendengar seorang lelaki yang sangat manis tengah berceloteh tentang hal yang tidak aku mengerti, hal yang sebenarnya tidak menarik, tapi aku tetap mendengarkannya karena caranya menceritakan suatu hal selalu membuat hal itu terdengar menarik, dan suaranya meskipun terkadang menyebalkan, suaranya selalu membuat hariku menjadi lebih baik” Chanyeol meletakkan kuas dan paletnya sebelum melanjutkan“Cinta adalah saat aku melihat lelaki ini merengek hanya karena dia tidak menemukan cokelatnya di tengah malam”

“Saat aku melihatnya terlihat begitu sempurna,karena seharusnya seseorang tidak terlihat sesempurna itu hanya dengan mengenakan kaosku yang terlalu besar untuknya dan boxer konyol kesayangannya”

“Cinta adalah perasaan yang aku rasakan setiap kali aku melihat lelaki ini tertawa dengan begitu bahagia, membuat matanya yang kecil tidak lagi terli—“ Chanyeol tidak sempat melanjutkan ucapannya kaena dia merasakan bibir yang begitu hangat dan familiar mencium bibirnya, menghentikan ucapannya.

“Aku membencimu “ ucap Baekhyun disela ciuman mereka, membuat Chanyeol terkekeh pelan. Dan saat Baekhyun menjauhkan wajahnya dari Chanyeol, Chanyeol melihat bahwa mata Baekhyun kini berkaca- kaca, dan lelaki itu kini tengah memajukan bibirnya, membuatnya terlihat semakin manis.

“Kemarilah” Chanyeol membuka tangannya, dan Baekhyun segera berdiri dari kursinya, dan kini lelaki itu tengah duduk di pangkuan Chanyeol sambil menyandarkan kepalanya di dada Chanyeol. Chanyeol melingkarkann lengannya di pinggang Baekhyun sambil menciumi kepala lelaki itu.

“Boxerku tidak konyol, selera kita hanya berbeda” ucap Baekhyun pelan membuat Chanyeol tertawa.

 

 

--

 

Baekhyun kini disibukkan dengan pekerjaannya. Karena sejak lelaki itu berhasil menangkap peluru, popularitasnya semakin meningkat dan dia harus menghadiri acara di berbagai stasiun televisi.

Baekhyun tidak keberatan tentunya, karena setiap kali dia melihat ekspresi orang yang melihatnya, dia tidak bisa menghentikan perasaan bahagia yang muncul saat itu juga.

Dan kini sebuah stasiun televisi telah mengontraknya untuk sebuah acar sulap yang akan ditayangkan sekali pada setiap minggunya. Itu artinya Baekhyun akan sangat sibuk, karena dia masih harus memikirkan triknya yang selanjutnya. Jongin selalu membantunya, karena jika Luhan adalah asistennya, maka Jongin adalah otak keduanya.

 

--

 

Jongin selalu tahu bahwa Baekhyun mempunyai bakat bawaan. Seringkali ide mereka adalah ide yang bisa dibilang biasa, jika seorang amatir yang melakukannya. Namun, jika yang melakukannya adalah Baekhyun, dia bisa menjadikan ide itu menjaditrik yang luar biasa. Mungkin karena cara Baekhyun mempresentasikan triknya, lelaki itu selalu tahu bagaimana cara untuk memuaskan penontonnya dengan ucapannya, dan mungkin auranya. Saat lelaki itu telah mengenakan topengnya dan menginjakkan kakinya diatas panggung lelaki itu bukan lagi Byun Baekhyun yang dia kenal, tapi Aigle. Dan diatas semua itu kepercayaan diri Baekhyun saat berada di atas panggunglah yang membuat lelaki itu seolah memang dilahirkan untuk menjadi pesulap, pemuas audiensnya, seolah lelaki itu benar- benar tahu apa yang dilakukannya, bagaimana reaksi yang akan dia dapatkan. Dan Jongin mengagumi Baekhyun untuk hal itu. Baekhyun memiliki segala hal yang selalu Jongin harapkan untuk dia miliki.

 

--

 

“Yexeng? Yuixing? Kalian pernah mendengar nama itu?” tanya Jongin suatu hari saat Jongin, Baekhyun, dan Luhan sedang berada di ruang kerja Baekhyun untuk merencanakan trik Baekhyun yang selanjutnya. Lebih tepatnya Jongin dan Baekhyun yang merencanakannya, karena Luhan hanya datang untuk membantu mereka menghabiskan makanan yang ada.

Luhan mengerutkan keningnya sambil masih mengunya makan yang ada di mulutnya sedangkan Baekhyun hanya menggelengkan kepalanya.

“Memangnya kenapa?”

“Dia seorang pesulap, well kalau kalian bisa menyebutnya sebagai pesulap. Maksudku, dia membocorkan trik- trik sulap, terutama milik pesulap- pesulap terkenal, dia cukup populer akhir- akhir ini. Dan kau ingat trik terakhir kita?” Baekhyun mengingatnya, saat Luhan dijatuhkan kedalam peti kaca yang berisi air dengan tangan terikat “dia mengungkapkan trik kita di episode terakhirnya”

“Episode terakhir?” tanya Luhan

“Hmm, seperti Baekhyun, dia juga memiliki acaranya sendiri”

Baekhyun mengerutkan keningnya setelah mendengar cerita Jongin. Semua orang akan memujinya, memohon kepadanya untuk memberitahu kepada mereka bagaimana Baekhyun melakukan triknya, tapi begitu Baekhyun memberitahu mereka, Baekhyun tidak akan berarti lagi bagi mereka. Karena di balik penampilannya, hanya ada trik sederhana yang mengecewakan bagi orang lain. Baekhyun tidak menyukainya saat orang lain tidak menganggapnya berarti, dia menikmati setiap pujian yang dilontarkan orang lain kepadanya, setiap perhatian, dan setiap apresiasi. Itulah kenapa tidak ada orang lain yang tahu bagaimana Baekhyun melakukan triknya kecuali Jongin dan Luhan. Rahasia tidak akan menarik siapapun, tapi triknyalah yang paling penting.

Tapi mungkin si Yexeng? Yuixing? Entah siapapun nama lelaki itu, mungkin dia hanya mengungkapkan trik Baekhyun untuk pertama dan terakhir kalinya. Jika memang begitu, Baekhyun tidak keberatan untuk kehilangan salah satu dari triknya.

 

 

--

 

Tapi ternyata Baekhyun salah.

Jum’at malam, Baekhyun tengah menunggu Chanyeol untuk keluar dari sarang (tempat kerja)nya sambil menggonta- ganti channel televisinya, acara Baekhyun sendiri ditayangkan pada hari dan jam itu, tapi Baekhyun sudah tahu apa yang akan dilakukannya, jadi untuk apa dia menonton acaranya sendiri. Kemudian dia menemukan acara yang menarik perhatiannya.

Sebuah acara dengan judul ‘Magic?’. Dan Baekhyun mempunyai firasat bahwa acara ini adalah acara yang disebut- sebut oleh Jongin.

 

‘Seorang pesulap harus mengotori tangannya jika mereka ingin meraih sesuatu yang mustahil’ Baekhyun mengerutkan keningnya saat mendengar ucapan lelaki itu ‘karena mereka adalah pesulap, bukan penyihir’

Lelaki itu mengeluarkan sebuah boneka kecil, menunjukkannya pada audiensnya.

‘Aku dengar seorang pesulap bertopeng dengan nama konyol pernah melakukan trik ini, well aku akan menunjukkan pada kalian bagaiamana dia melakukannya’ Baekhyun menggigit bagian dalam bibirnya sambil mengepalkan tangannya untuk mencegah dirinya melemparkan remote kontrol yang berada di hadapannya ke arah televisi.Aigle adalah nama yang dipilihkan oleh Chanyeol untuknya, dan lelaki itu tidak berhak untuk mengatakan hal seperti itu tentang nama itu.

Tapi tidak dengan sebuah burung, beberapa saat lagi  kalian akan tahu kenapa’

Lelaki itu memasukkan boneka yang berada di tangannya ke dalam sebuah sangkar yang berada di atas sebuah meja, menutup sangkar itu dengan sebuah kain berwarna merah. Beberapa saat kemudian dia menekankan tangannya di atas sangkar itu dengan sangat keras, membuat sangkar itu menghilang. Dan lelaki itu mengambil kain itu, dengan menggesekkan kain itu diatas meja dan kemudian mengangkat kain itu, tepat seperti bagaimana Baekhyun selalu melakukannya.

Dia menggunakan meja dan sangkar khusus, lihat’ kemudian kamera mengarah kepada meja yang sebelumnya digunakan sebagai alas oleh lelaki itu, dan meja tersebut tidak rata, bagian tengah meja tersebut terlihat lebih dalam daripada bagian lainnya, bagian yang lebih dalam itu berbentuk kotak, dan bagian tersebut terlihat dapat digeser. Dan benar saja, beberapa saat kemudian lelaki itu menggeser bagian tersebut, menunjukkan bagian dalam meja tersebut. Dan di dalam meja tersebut boneka beserta sangkarnya berada di sana, namun boneka tersebut dalama keadaan rusak, isi boneka tersebut telah keluar, boneka tersebut terjepit sangkarnya. Lelaki itu kemudian mengambil sangkar itu, dan menunjukkannya kearah kamera.

‘Bisa kalian bayangkan jika aku menggunakan seekor burung?’ ucapnya ‘sangkar ini adalah sangkar khusus, sangkar ini bisa menekuk, dan saat aku menekankan tanganku ke atas sangkar, sangkar ini akan masuk kedalam lubang yang berada di dalam meja, karena aku telah menggeser penutup lubang itu saat kalian tidak menyadarinya, dan karena lubang di dalam meja itu terlalu kecil, sedangkan aku menekan tanganku dengan sangat keras di atas sangkar ini, maka sangkar ini akan menekuk, dan membuat boneka ini terjepit. Kemudian saat aku akan mengangkat kain yang berada di atas sangkar itu, aku menggeserkan tanganku diatas penutup meja tanpa kalian menyadarinya.” Ucap lelaki itu panjang lebar, tapi Baekhyun tidak lagi mendengarnya. Baekhyun memang pernah menampilakan trik itu di acaranya, karena pada saat itu tidak banyak orang yang pernah melihat pertunjukannya yang berada di teater, dan saat itu dia berfikir bahwa menampilkan trik yang sama tidak akan menjadi masalah.

“Itu trikmu Baek” ucap seseorang dengan suara yang begitu dalam. Baekhyun berjengit sebelum menoleh ke arah suara itu. Chanyeol telah keluar dari ruang kerjanya, lelaki itu sepertinya juga telah melihat apa yang ada di televisi.Baekhyun terlalu terfokus pada lelaki yang berada di televisi itu sehingga dia tidak menyadarinya.

Baekhyun menatap ke arah televisinya, mengambil remote kontrol dan mematian televisi itu sebelum menanggukkan kepalanya.

“Yeah, trik milikku”

 

 

--

 

“Kau tahu Baek, akhir- akhir ini lelaki itu selalu mengungkapkan trikmu” ucap Jongin “maksudku, sebelumnya dia mengungkapkan trik dari beberapa pesulap lain, tapi sepertinya sekarang dia sedang terfokus padamu”

“Dan kenapa kau melihat acara lelaki itu Jongin?” Luhan mengucapkannya sambil menatap Baekhyun, Luhan tahu jika Baekhyun tidak menyukai semua ini.

“Keep your friend close and your enemy closer” jawab Jongin sambil mengangkat bahunya.

Luhan hanya memutar bola matanya, sedangkan Baekhyun, lelaki itu tidak mengucapkan sepatah katapun, lelaki itu sedang sibuk dengan pikirannya sendiri.

 

--

 

 

Menangkap peluru Baek, dia telah mengungkapkannya

“Jongin, lebih baik kau diam”

“Tapi Lu—“

“Jongin.”

“Fine”

Menangkap peluru? Salah satu dari trik terbesarnya. Dan lelaki itu berhasil mengungkapkannya. Mungkin Baekhyun harus memulai memikirkan trik yang lebih hebat lagi.

 

--

 

“Rating kita menurun! Semua orang lebih memilih melihat acara Yixing, oh dan yeah ternyata namanya adalah Yixing ”

Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya sambil melanjutkan kegiatannya merancang triknya yang selanjutnya.

 

--

 

 

“Apa ini?” tanya Jongin saat Baekhyun memberi dirinya dan Luhan berapa lembar kertas.

“Trik yang telah aku pikirkan”

Jongin menatap Baekhyun sejenak, lelaki itu memiliki lingkar hitam yang terlihat sangat jelas di bawah matanya. Jongin hanya menggelengkan kepalanya melihat itu, karena mengingatkan Baekhyun tidak akan menghasilkan apapun, Baekhyun terlalu keras kepala.

Kemudian Jongin membaca rancangan itu dan memperhatikan gambar yang berada di sana.

“Baekhyun kau tidak bisa melakukan ini! Ini semua terlalu berbahaya!” ucapnya saat dia telah menyadari tentang apa trik tersebut.

“Aku tidak tahu apa aku harus melakukannya atau tidak, dan trik itu belum selesai, aku hanya ingin memberitahu kalian”

 

 

--

 

“Maafkan aku, tapi jika kau tidak bisa menaikkan rating kita, dan menunjukkan sesuatu yang hebat terpaksa kita harus mengakhiri acaramu” Baekhyun mengangguk- anggukkan kepalanya tanpa terlalu memperhatikan lelaki di hadapannya. Pikirannya sedang berada pada tumpukan kertas yang berada di atas meja kerjanya. Tumpukan kertas yang berisi rancangan triknya. Baekhyun harus membuat trik baru. Atau mungkin dia harus menampilkan trik itu.

 

 

--

 

“Baek?”

“Hm?”

“Mungkin sebaiknya kau berhenti melakukan semua ini” ucap Chanyeol, mengarahkan tangannya ke arah kertas- kertas Baekhyun yang berisi rancangan trik- trik sulapnya. Baekhyun meletakkan pensil yang berada di tangannya di atas tumpukkan kertas yang berada di hadapannya sebelum menghadap ke arah Chanyeol sambil mengerutkan keningnya.

“Dan kenapa aku harus berhenti melakukannya?”

“Baekhyun” ucap Chanyeol pelan, dia tahu berbicara mengenai hal ini dengan Baekhyun tidak akan mudah, lelaki itu berjongkok di depan Baekhyun, kemudian memegang tangan Baekhyun “Kau tidak harus menghabiskan waktumu untuk melakukan semua ini, bukan hanya waktu, kau juga menghabiskan tenaga dan pikiranmu. Mungkin sebaiknya kau istirahat? Melakukan sesuatu yang lain mungkin? Kau bisa menyanyi bukan? Kau bisa melakukannya” tapi kerutan di dahi Baekhyun tidak hilang, kerutan itu hanya semakin dalam.

“Aku tidak ingin menyanyi Chanyeol aku tidak ingin melakukan hal lain, tidak selama aku bisa melakukan sulap” Chanyeol hanya menghembuskan nafas mendengar perkataan Baekhyun.

“Baek, lelaki itu hanya akan terus mengungkapkan semua trikmu, mungkin berhenti adalah hal yang sebaiknya kau lakukan”

“Justru karena itulah aku akan terus mencari trik yang baru, sesuatu yang bahkan dia tidak bisa mengetahui bagaimana aku bisa melakukannya. Aku tidak akan berhenti Chanyeol” ucap Baekhyun kemudian, sambil menarik tangannya dari pegangan Chanyeol.

“Sesuatu yang bahkan dia tidak bisa mengetahui bagaimana kau bisa melakukannya? Aku mempunyai firasat bahwa kau akan melakukan sesuatu yang sangat berbahaya” kini giliran Chanyeol yang mengerutkan keningnya.

“Aku hanya akan melakukan sesuatu untuk mendapatkan hal yang kuinginkan” ucap Baekhyun, kini tidak lagi melihat mata Chanyeol, Baekhyun kini memfokuskan matanya ke arah kertas- kertasnya.

“Dan apa yang sebenarnya kau inginkan Baek?”

“Audiens, apresiasi, dan tepuk tangan” jawab Baekhyun pelan.

“Baek, obsesi yang berlebihan tidak baik untukmu” Chanyeol berdiri dari posisinya sebelumnya.

“Justru obsesi itulah yang membuatku tetap bertahan hingga saat ini Chanyeol! Tanpa obsesi itu aku bukan siapa- siapa. Satu- satunya hal yang kumiliki kini hanya obsesi itu!” sentak Baekhyun, yang langsung disesalinya begitu dia melihat ekspresi Chanyeol.

“Oh” ucap Chanyeol “Jadi selama ini aku tidak berarti apa- apa? Kau hanya peduli dengan trikmu bukan?”

“Bukan seperti it—“

“Satu- satuya hal yang kau cintai hanyalah pekerjaanmu. Kau selalu menomor satukan pekerjaanmu. Tidakkah kau sadari bahwa obsesimu hanya akan menghancurkanmu Baek?“ tanya Chanyeol.

Baekhyun tertawa saat mendengar pertanyaan Chanyeol.

“Obsesi itu adalah hal yang membuatku terus maju yeol”

 “Kau dan obsesimu” Chanyeol menggeleng- gelengkan kepalanya “Terkadang aku berfikir kenapa aku dengan bodohnya masih berada disini bersamamu. Bersama dengan orang yang bahkan tidak menganggapku lebih penting dari obsesinya”

Kau tidak makan pernah mengerti yeol

“Keluar Chanyeol” ucap Baekhyun akhirnya, dia merasakan kepalanya mulai terasa sakit. Dan argumennya dengan Chanyeol tidak akan membuat sakit kepalanya menghilang.

Chanyeol menghembuskan nafas panjang untuk kesekian kalinya, tanpa berkata apapun meninggalkan ruangan Baekhyun.

Mungkin Baekhyun hanya harus menunjukkan kepada Chanyeol bahwa obsesinya tidak akan menghancurkannya.

Baekhyun mengambil ponselnya, menelfon seseorang yang dibutuhkannya saat ini.

“Hei Baekh—“

“Jongin” ucap Baekhyun pelan.

“Baek? Kau tidak apa? Apa yang terjadi? “ Baekhyun bisa mendengar dari suara Jongin bahwa lelaki itu mulai khawatir, membuat Baekhyun tersenyum kecil.

“Aku baik- baik saja. Jongin aku butuh bantuanmu”

 

 

 

Baekhyun menunggu selama beberapa saat sebelum Luhan mengangkat telfonnya. Dan dia tidak membiarkan Luhan untuk menyapanya “Lu? Kita akan melakukannya” mungkin karena nada suara Baekhyun, mungkin karena hal yang lain, Luhan yang biasanya akan segera mendebatnya kini hanya terdiam untuk beberapa saat sebelum menghembuskan nafas.

“Kau yakin?”

“Aku tidak akan melakukannya jika aku tidak yakin Luhan”

“Fine”

“Dan Lu?”

“Yeah?”

“Bisakah kau katakan pada mereka untuk mengakhiri acaraku?”   

 

-- 

 

Baekhyun menatap Chanyeol. Mereka tidak berbicara hampir selama satu minggu. Dan itu adalah rekor, karena setiap kali mereka bertengkar mereka hanya bisa bertahan mengabaikan satu sama lain selama beberapa jam.

Baekhyun melihat punggung laki- laki yang tengah melukis itu. mengagumi punggung lelaki itu. Chanyeol adalah lelaki tertampan yang pernah Baekhyun lihat (tapi Baekhyun tidak akan pernah mengakuinya). Rambut cokelat Chanyeol, yang selalu Baekhyun mainkan setiap kali dia merasa bosan. Rambut itu terasa begitu lembut di tangannya. Badan Chanyeol, badan itu terasa begitu familiar, nyaman, dan hangat, pelukan Chanyeol adalah rumah bagi Baekhyun, tempatnya kembali.

Cara Chanyeol berjalan dengan kakinya yang terlalu panjang, membuatnya sering terjatuh karena Chanyeol selalu ceroboh dengan kaki panjangnya. Cara lelaki itu berjalan sambil menarik kakinya setiap kali lelaki itu lelah, Baekhyun menyukai semua hal tentang Chanyeol.

Tapi hal yang paling Baekhyun sukai adalah bibir Chanyeol. Bagaimana lelaki itu menggunakan bibirnya untuk tersenyum dan tertawa, tawa lelaki itu selalu menghidupkan suasana, dan Baekhyun tidak bisa menghentikan dirinya untuk ikut tertawa setiap kali dia mendengar tawa Chanyeol.

Baekhyun begitu mencintai Chanyeol. Awalnya Baekhyun mengira bahwa mengungkapkan perasaannya kepada Chanyeol cukup hanya dengan gesturnya, dengan setiap ciuman, pelukan , senyum dan sikap Baekhyun saat dia berada di sekitar lelaki itu. Tapi ternyata itu semua itu tidak cukup, terkadang Baekhyun memang harus mengucapkannya.

Jika dia mengingatnya kembali, Baekhyun benar- benar jarang mengungkapkan perasaannya kepada Chanyeol.

Chanyeol tidak tahu betapa Baekhyun mencintai lelaki itu, dan Baekhyun tidak tahu bagamana dia harus mengungkapkannya kepada Chanyeol. Baekhyun memang tidak berbakat dalam mengungkapkan perasaannya.

Kini Baekhyun merindukan suara tawa Chanyeol. Tawa itu, bukan hanya tawa itu, tapi juga Chanyeol itu sendiri telah menjadi obsesi Baekhyun sejak pertama kali Chanyeol mengajaknya berbicara.

Dan kini dia menyadari, tepuk tangan, apresiasi, dan sorotan lampu bukan segalanya. Mungkin dia memang terlalu keras kepala untuk menyadarinya.

Cinta dan obsesi memiliki perbedaan yang tipis.

 

 

--

 

“Baek?” ucap Chanyeol pelan saat Baekhyun sedang membuat kopi. Baekhyun nyaris menjatuhkan mug yang berada di tangannya saat mendengar suara Chanyeol. Karena untuk pertama kalinya setelah satu minggu penuh mengabaikan satu sama lain Chanyeol akhirnya berbicara kepadanya.

“Hm?” jawab Baekhyun, berpura- pura menyibukkan dirinya dengan kopinya.

“Aku mendapat proyek baru”

“Uuh selamat?” ucap Baekhyun tidak yakin bagaimana harus merespon ucapan Chanyeol.

“Yeah, Thanks, tapi kali ini aku tidak bisa mengerjakannya di rumah, aku harus datang kesana”

“Kemana?” Baekhyun tidak menyukai kemana arah pembicaraan ini.

“Busan, dan mungkin proyek ini akan memakan waktu satu minggu untuk menyelesaikannya” tepat seperti dugaan Baekhyun.

“Oh?” Baekhyun menyesap kopinya, untuk menenangkan dirinya “Kapan kau akan berangkat?”

“Lusa”

“Hmm” gumam Baekhyun sambil menyesap kopinya, dia tidak menyukai fakta bahwa dia dan Chanyeol tidak akan bertemu dalam waktu yang lama. Kemudian Baekhyun merasakan lengan yang begitu familiar memeluknya dari belakang. Baekhyun segera meletakkan mug yang berada di tangannya dan menyandarkan tubuhnya ke tubuh Chanyeol. Baekhyun menghembuskan nafas panjang sambil memejamkan matanya. Baekhyun begitu merindukan pelukan Chanyeol. 

“Aku akan menyelesaikannya secepat mungkin” ucap Chanyeol kemudian, sambil mulai menciumi rambut Baekhyun. Baekhyun hanya menganggukkan kepalanya mendengar ucapan Chanyeol.

“Baekhyun?”

“Yeah?”

“Mungkin kita harus mencari suasana baru” Baekhyun hanya terdiam, membiarkan Chanyeol melanjutkan ucapannya “Maksudku, aku telah menabung untuk sebuah trip, kau butuh istirahat dari semua ini” Baekhyun memikirkan tawaran Chanyeol. Mungkin dia memang membutuhkan istirahat, dan jika pekerjaan Chanyeol akan memakan waktu satu minggu maka pertunjukan terakhirnya akan dilaksanakan sehari sebelum kedatangan Chanyeol.

Yeah pertunjukan terakhir. Baekhyun berencana mengakhiri karirnya. Karena untuk pertama kalinya selama bertahun- tahun dia menjalin hubungan dengan Chanyeol Baekhyun mengakui bahwa lelaki itu benar. Obsesinya hanya akan menghancurkannya.

Dan meskipun dia tidak menyukai fakta bahwa dia tidak akan melihat Chanyeol selama beberapa hari, tapi dia juga sedikit lega karena dia bisa melakukan pertunjukan terakhirnya tanpa sepengetahuan Chanyeol. Lelaki itu tidak akan menyukai apa yang akan dilakukan Baekhyun. Tapi Baekhyun harus melakukannya, sebagai ucapan selamat tinggal, kepada Yixing, kepada Aigle, dan kepada dunia yang sebelumnya menjadi obsesinya.

“Kemana?”

“London?”

“Fine” ucap Baekhyun akhirnya.

“Huh?” tanya Chanyeol, tidak yakin dia mendengar dengan benar. Dia telah bersiap- siap jika Baekhyun akan menolak tawarannya mentah- mentah.

“Kita akan pergi” ucap Baekhyun sambil membalikkan tubuhnya untuk menghadap ke arah Chanyeol. Dan senyuman lebar yang diberikan Chanyeol kepadanya membuat Baekhyun berfikir bahwa kali ini dia membuat keputusan yang tepat untuk mengakhiri karirnya.

 

 

--

 

“Apa Jongdae sudah menyelesaikan peti besinya?” Baekhyun bertemu dengan Jongin di sebuah kafe yang tidak jauh dari rumahnya setelah dia mengantarkan Chanyeol ke bandara.

“Dia sudah hampir menyelesaikannya” Jongin mengucapkannya sambil mengerutkan keningnya. “Tapi Baek?”

“Yeah?”

“Kau yakin ini semua aman? Kau bahkan tidak menunjukkan padaku hasil akhir dari rancangan trikmu”

“Karena aku yang melakukannya, tentu saja ini semua aman, percayalah padaku” canda Baekhyun, karena Jongin terlihat terlalu khawatir. Dan akhirnya Jongin tertawa, membuat Baekhyun tersenyum kecil.

 

 

--

 

“Semuanya sudah siap Baek”

“Hmm”gumam Baekhyun tidak begitu memberikan perhatiannya kepada Jongin karena lelaki itu masih sibuk dengan borgol yang berada di tangannya.

 

--

 

Chanyeol baru saja keluar dari kamar mandi di penginapannya saat dia melihat ponselnya, berfikir sejenak. Sudah hampir satu minggu dia berada di Busan, dan sudah hampir satu minggu pula dia tidak mendengarkan suara Baekhyun. menelfon Baekhyun hanya akan membuatnya semakin merindukan lelaki itu, tapi pada akhirnya dia memutuskan untuk menelfon lelaki itu.

Chanyeol berjalan menuju ranjangnya sambil menunggu Baekhyun untuk mengangkat telfonnya. Setelah beberapa saat akhirnya lelaki itu mengangkatnya.

“Hei” sapa Baekhyun, Chanyeol memejamkan matanya sejenak karena meskipun baru beberapa hari dia tidak bertemu dengan Baekhyun, Chanyeol sudah benar- benar merindukan suara itu.

“Hey Baek, apa yang kau lakukan?” balas Chanyeol akhirnya setelah beberapa saat, kini giliran Baekhyun yang terdiam.

“Bersiap untuk tidur, kau?”

“Aku juga” Baekhyun menggumam saat mendengar jawaban Chanyeol, sebelum bertanya “Bagaimana Busan?”

“Menyenangkan, tapi mungkin akan lebih menyenangkan jika kau juga disini bersamaku” Chanyeol mendengar Baekhyun menghembuskan nafas.

“I miss you yeol” ucap Baekhyun kemudian, membuat Chanyeol mengerutkan keningnya, Byun Baekhyun bukan tipe orang yang mengatakan bahwa dia merindukan Chanyeol begitu saja. Lelaki itu hanya mengucapkannya saat ada sesuatu yang mengganggu pikirannya, atau saat dia sedang benar- benar lelah, dan terkadang saat dia sedang dalam masalah yang disembunyikannya dari Chanyeol.

“Kau baik- baik saja?” tanya Chanyeol pada akhirnya, dan Baekhyun terdiam sejenak sebelum menjawabnya.

“Yeah” pembohong Chanyeol tau bahwa Baekhyun tidak sedang dalam keadaan baik- baik saja, tapi Chanyeol hanya menghembuskan nafasnya, karena dia tahu jika Baekhyun tidak akan memberitahunya.

“Yeol?”

“Hm?”

“Jangan melewatkan makanmu, aku tahu kau sering melewatkan makanmu saat kau sedang melukis, jaga kesehatanmu” ucapan Baekhyun membuat Chanyeol semakin mengerutkan keningnya, Chanyeol mempunyai perasaan bahwa sesuatu yang buruk akan terjadi, ucapan Baekhyun terdengar seperti ucapan selamat tinggal, dan Chanyeol tidak menyukainya.

Mereka melanjutkan perbincangan mereka selama beberapa saat sebelum mengakhiri panggilan tersebut.

Chanyeol hanya harus segera pulang, lagipula proyeknya sudah hampir selesai, besok dia bisa menyelesaikannya. Dan dia bisa tiba di Seoul saat malam, dan semuanya akan baik- baik saja.

Setidaknya itulah yang diharapkan Chanyeol.

 

--

 

 

“Berhati- hatilah Baek” ucap Jongin beberapa saat sebelum pertunjukan dimulai kepada Baekhyun yang baru saja mengakhiri panggilannya. Jika dilihat dari kerutan yang berada di dahi Baekhyun, Jongin bisa menyimpulkan bahwa panggilan itu dari Chanyeol.

Orang- orang dan beberapa wartawan telah mulai berkerumunan di tepisungai tempatnya melakukan pertunjukannya. Baekhyun menatap sungai yang berada tidak jauh dari mereka.

“Aku tahu Jongin” ucapnya pelan, Jongin hanya mengembuskan nafasnya.

Kemudian Luhan berjalan mendekati mereka, sebelum berdiri di sebelah Baekhyun, bergabung bersama Jongin dan Baekhyun untuk menatap kerumunan yang ada di sekitar sungai tersebut.

“Chanyeol berhak mengetahui semua ini Baek” ucap Luhan kemudian, membuat Baekhyun mengerutkan keningnya lagi sambil menggelengkan kepalanya.

“Tidak untuk saat ini Luhan, Chanyeol tidak akan menyukainya, lagipula aku akan baik- baik saja.Dia akan mengetahuinya saat aku telah berhasil melakukannya” dan Baekhyun berjalan menuju sungai tersebut sambil memasang topengnya.

“Aku tidak menyukai semua ini Jongin” ucap Luhan pelan sambil menatap Baekhyun.

“Percayalah padaku Luhan,aku juga tidak menyukainya” dan mereka berdua berjalan mengikuti Baekhyun dengan harapan bahwa semua akak baik- baik saja.

 

 

--

 

Byun Baekhyun saat menjadi dirinya sendiri maupun saat menjadi Aigle bukan tipe orang yang pendiam. Dan Baekhyun bukan tipe orang yang akan tahan pada situasi yang sunyi. Tapi kali ini Baekhyun hanya terdiam sambil menatap tangannya yang sedang diborgol oleh Luhan.

Saat Luhan telah memasangkan borgol itu kepada Baekhyun, Baekhyun menunjukkannya kepada audiensnya, menyuruh salah seorang dari mereka maju dan memastikan bahwa borgol itu memang terpasang dengan benar.

Luhan berjalan menuju peti besi yang terletak tidak jauh dari mereka, kemudian setelah beberapa saat Baekhyun mengikutinya. Lelaki itu membaringkan tubuhnya di dalam peti itu. Kemudian Baekhyun tersenyum ke arah Luhan. Luhan mengerutkan keningnya sejenak, dan saat dia mengerti maksud dari senyuman itu Luhan membelalakkan matanya.

“Tidak Baekhyun” bisiknya sambil menggelengkan kepalanya.

 

 

Baekhyun menggenggam tangan Luhan “Jaga dirimu Luhan” ucapnya pelan.

 

 

--

 

Jongin menggenggam tangan Luhan mungkin dengan sedikit terlalu keras saat dia melihat peti besi yang berisi Baekhyun dijatuhkan ke dalam sungai, peti itu segera tenggelam dengan suara yang begitu keras.

Dan sesaat kemudian Jongin tidak bisa mendengar apapun kecuali suara degub jantungnya.

“Dia akan berhasil meloloskan dirinya bukan Luhan?” Luhan terdiam sejenak sebelum memeluknya sebagai jawaban, dan beberapa saat kemudian Jongin mendengar isak tangis Luhan.

 

“Sepuluh menit, aku akan keluar dari sungai itu setelah sepuluh menit”

Tapi Jongin telah menunggu selama tiga puluh menit.

 

 

--

 

END

 

 

 

^_^

 

Just kidding, i’m not that cruel

 

TBC

 

Soooo aku emang pernah bilang kalo fic ini Cuma bakal ada dua chapter

I lied

i’m sorry, buuuut chapter yang ini panjang banget, jadi aku potong(?) lagi, tenang aja chapter terakhir Cuma epilogue aja, gak sepanjang ini. Aku gak yakin kalian baca sampek akhir-_- bosen ya?

Sebenernya aku lebih suka kalo endingnya fic ku nggantung

But

Well

 

Dan buat parkdoby, Kimieadachi, Pimma_96, Reddexxa, dan Rizka1399, ily guys ;A; chapter ini buat kalian, makasih buat supportnya /ugly sobbing

Kbye till next time

kalo ada typo tolong ingetin ya ;~: 

 

Psst Baekyeol is real

 

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Cbhhkscm #1
Chapter 3: GILA, KEREN BANGET, ASLI
Nadira12
#2
Chapter 4: woahhhhhh!! fanfic nya KEEERREENN SEKKALII!!!! berasa "now you see me" ver. chanbaek dkk. hehe.. nyesel deh baru baca sekarang..
keyhobbs
#3
Chapter 4: wwoahh it's soooo daebak!!keren bnget, jarang2 aku nemu fanfic tentang pesulap gini, tpi aku masih penasaran sama satu hal, gmana cara baekhyun bisa bebas dari peti itu?terus d mana dia sembunyi selama setahun??
lustkai #4
Chapter 4: This is.....DAEBAK!!!
Blackpirates #5
Chapter 4: Keren~~~ Kirain baek mati beneran, taunya..... Suer keren ceritanya, ntar nulis lagi ye~~~ Jgn lupa baca ffku juga, hehe
baekhyunlove599 #6
Chapter 4: Perfecto. Awal ny ku pikir bkaln sad ending, tp yesungdahlah yg penting chanbaek bersatu. Well tp ku mash penasaran bagaimana Baekhyun bisa lolos dari peti mati tersebut? Y ampun Byun Baek caramu menghancurkan Yixing membahayakan keselamatan mu sendiri. Bahkan kau membuat Chanyeol hampir gila. Btw alur ceritanya mengalir seakan2 realita,
baekhyunlove599 #7
Chapter 1: Well, I know maybe I'm to late. Sebenarnya jg ku kecewa pas tw kasus baekyeon,percaya atau tdk saat ku dengar berita itu aku langsung lemes dan seakan2 dunia ku runtuh d tambah tubuhku langsung gemetar,serius. Dan awalny jg ku mw berpaling ke bias lain,tp pas ku tw dy tertekan saat itu,aku menyadari bahwa aku hanya seorang fans,dan sbg fans bkn kah harus selalu mencintai dan mendukung idolanya. D saat byk org menghujatnya,entah kenapa aku malah makin mencintainya,berlebihan memang tp itu yg ku rasakan. Jd sejak saat itu ku putuskan aku akan selalu mencintai dan mendukung seorang Byun Baekhyun no matter what happen. Wlw d mata dunia ada Baekyeon tp d hatiku ttp baekyeol. Btw good story
Clovexo
#8
Chapter 3: ajaib... bener" gayamu saeng... but i really love this♥ good job '-')b
Clovexo
#9
Chapter 3: ajaib... bener" gayamu saeng... but i really love this♥ good job '-')b
lulubaekkie
#10
Chapter 4: author streeeeesss!! aku bingung mau ngomong apa serius_-_ ini lebih dari sekedar daebak, more than amaaazzziiingg!! mian juga baru comment di chap akhir hehe soalnya aku bener bener fokusin ceritanya dan gilak! dichapter 2 aku udah mau nangis garagara baca luhan nangis, duh lulu aktingnya daebak-_- btw kenapa gaada slight kailu? hihi padahal aku ngarep._. pokonya ff author zuper zekali!!