Three

Décrocher La Lune

 

 

“Jongdae memulai usaha sebagai pengusaha biasa menggunakan besi dan baja yang berharga murah, menghasilkan barang yang kurang bagus. Saat dia di dasar sungai, peti itu melengkung. Dan kemungkinan besar dia terjebak

“Hingga saat ini jasadnya belum bisa ditemukan”

 

 

--

 

Semuanya selalu terasa lebih baik saat ada seseorang yang bisa kau salahkan atas apa yang terjadi. Dan disinilah Chanyeol melayangkan pukulan yang entah keberapa kalinya kepada lelaki yang berada di hadapannya. Lelaki yang berada di hadapannya terlihat nyaris kehilangan kesadarannya, dan wajahnya dipenuhi lebam dan darah, tapi Chanyeol tidak peduli. Tidak saat dia bahkan tidak bisa melihat Baekhyunnya lagi. Tidak saat dia tidak bisa mendengar suara itu lagi. Tidak saat dia telah kehilangan Byun Baekhyun.

“Kau tidak tahu?!” Chanyeol memegang kerah lelaki yang berada di hadapnnya.

“Kau tidak tahu Jongin?! Aku hanya memintamu untuk memastikan bahwa dia akan baik- baik saja. Kau hanya perlu memeriksa peti besi itu, dan hal sekecil itupun kau tidak bisa melakukannya dengan alasan kau tidak tahu?!” Chanyeol tertawa seperti seorang maniak meskipun matanya mulai berkaca- kaca.

“Mayatnya bahkan tidak bisa ditemukan dan kau bilang kau tidak tahu?!”

“Kau selalu tahu Jongin! Katakan padaku ini semua hanya lelucon konyolnya. Katakan padaku bahwa dia baik- baik saja, dan dia sedang berada di suatu tempat, menunggu saat yang tepat untuk muncul, untuk kembali!” Chanyeol tidak bisa lagi menahan air matanya.

“Ma—maafkan aku” ucap Jongin pelan, dan Chanyeol hanya bisa menangis didepan Jongin saat mendengarnya. Jangan meminta maaf Jongin, katakan bahwa dia baik- baik saja.

 

 

--

 

 

 

Satu Tahun Kemudian

 

 

Chanyeol memandang sungai yang ada di hadapannya dengan tatapan kosong. Menarik nafas panjang dan menghembuskannya pelan- pelan sambil menutup matanya.

Kau menyuruhku untuk tidak melupakan makanku Baekhyun? Bagaimana aku bisa makan jika orang yang selalu makan bersamaku tidak ada lagi?

 Aku merindukanmu Baek. Bisakah kau kembali padaku lagi? Kau menghancurkanku Baek. Kembalilah.  Karena aku tahu disaat kau kembali padaku lagi kau akan membuatku baik- baik saja.

Aku bahkan tidak sempat melihatmu untuk yang terakhir kalinya.

Meskipun hampir setiap hari kita berdebat untuk hal yang sama sekali tidak penting, meskipun kau menyuruhku bangun di tengah malam untuk membuatkanmu makanan, meskipun kau berceloteh tanpa henti, semua itu jauh lebih baik daripada tidak ada kau sama sekali .

Bisakah ka kembali padaku? Chanyeol tertawa saat menyadari apa yang dia pikirkan, namun tawa itu terdengar terlalu hampa. Tentu saja tidak.

Chanyeol menghembuskan nafas panjang.

“Aku begitu kesepian” Chanyeol hampir bisa mendengar suara Baekhyun mengucapkan ‘ewww yeol’ yang membuatnya tersenyum kecil.

“Tapi tolong Baek, satu hal lagi, satu keajaiban lagi untukku Baek jangan....” Chanyeol sedikit mengalami kesulitan saat berbicara “mati”

“Maukah kau melakukannya untukku? Hanya untukku?”

“Hentikanlah, hentikan semua ini”

Chanyeol menggelengkan kepalanya saat menyadari apa yang dia lakukan, mungkin dia sudah gila. Kemudian lelaki itu meletakkan setangkai mawar merah di tepi sungai itu.

“Merah Baek, hanya untukmu. Selamanya akan berwarna merah” ucapnya pelan.

 

 

--

 

Chanyeol berjalan pelan menuju pintu apartemennya. Dia tidak bisa kembali ke rumah mereka, tidak untuk saat ini, dan mungkin tidak untuk seterusnya. Chanyeol membuka pintu apartemennya pelan, dan kemudian memasuki apartemennya, tidak lupa menutup pintunya.

Dan apa yang dilihatnya di apartemennya membuatnya membeku di tempatnya.

“Abracadabra?” ucap lelaki yang tengah berdiri tidak jauh di hadapannya. Chanyeol hanya diam dengan mata terbelalak menatap lelaki itu. Dia untuk sesaat lupa untuk menarik nafas sebelum mengingat bahwa dia harus bernafas untuk tetap hidup.

Dia berusaha mencerna semua yang terjadi, dan mengedipkan matanya beberapa kali untuk memastikan bahwa lelaki di hadapannya nyata, bukan salah satu dari halusinasinya.  Kemudian saat dia menyadari apa yang terjadi Chanyeol hanya bisa menahan dirinya untuk tidak membunuh lelaki di hadapnnya.

“Ehm, lebih singkatnya” ucap lelaki itu sambil menatap Chanyeol dengan tidak yakin “tidak mati” Tenang Chanyeol, kau harus tenang, kau tidak ingin melakukan sesuatu yang akan kau sesali nantinya.

“Mungkin bukan pilihan yang baik untuk tiba- tiba muncul seperti ini, aku tahu. Bisa saja aku membuatmu terkena serangan jantung” coloteh lelaki itu saat Chanyeol tidak mengucapkan sepatah katapun “Tapi untuk pembelaanku, wajahmu terlihat konyol” ucapnya sambil terkekeh pelan. Dan langsung terdiam saat dia melihat ekspresi Chanyeol “Baiklah bukan pembelaan yang tepat. Maaf”

Kemudian Chanyeol berjalan dengan cepat menuju Baekhyun dengan ekspresi yang tidak terlalu bersahabat, membuat Baekhyun membelalakkan matanya sejenak sebelum menutupnya, menunggu pukulan yang akan datang dari Chanyeol.

Chanyeol menarik tengkuk lelaki itu mendekat, mencium lelaki yang tengah menutup matanya itu, menumpahkan rasa putus asa dan frustrasinya dalam ciuman mereka. Rasanya seperti ciuman pertama yang menggebu-gebu. Dan Baekhyun setelah berhasil menenangkan rasa terkejutnya segera membalas ciuman Chanyeol.

Kemudian Baekhyun menelan ludahnya saat dia merasakan rasa asin di bibirnya, yang berasal dari air mata Chanyeol. Baekhyun menyusuri pipi basah Chanyeol, dan dia menyadari bahwa dia melakukan hal yang sama, menjatuhkan air mata yang sama untuk kehilangan satu sama lain selama satu tahun.

Saat Chanyeol akhirnya melepaskan Baekhyun, dia menarik punggungnya mendekat dan membenamkan wajahnya di cekungan leher Baekhyun, menyembunyikan wajahnya yang basah dan air matanya yang belum sepenuhnya mengering. Chanyeol menggenggam baju Baekhyun sambil menghirup aroma lelaki itu. Aroma yang begitu dia rindukan.

Mereka terdiam seperti itu untuk waktu yang cukup lama, berusaha mengobati rasa rindu untuk satu sama lain.

 “Apa kau tahu apa yang telah kau lakukan Byun Baekhyun?” ucap Chanyeol pada akhirnya, memecahkan keheningan diantara mereka.

“Aku tahu Chanyeol, maafkan aku, maafkan aku” Baekhyun mengelus punggung Chanyeol pelan.

“Tapi setidaknya sekarang kau disini, dan kau baik- baik saja, jadi aku akan baik- baik saja” Baekhyun merasakan air matanya menetes lagi saat mendengar ucapan Chanyeol.

“Maafkan aku” bisiknya pelan di telinga Chanyeol, sambil terus mengelus punggung lelaki itu.

Chanyeol menikmati sentuhan Baekhyun, bahkan hanya dengan sentuhan Baekhyun emosi Chanyeol bisa reda begitu saja. Chanyeol mengangkat kepalanya dan menatap Baekhyun tepat di matanya.

“Semua ini tidak berarti bahwa aku tidak marah padamu” Baekhyun tertawa di sela tangisannya saat mendengarnya.

“Aku tahu yeol, aku tahu”

“Aku benar- benar marah, dan kau akan menerima akibatnya”

“Aku tahu”

“Kau membuatku menunggu selama satu tahun, apa yang kau lakukan?"

Baekhyun terdiam sejenak, mengingat apa yang dia lakukan selama satu tahun belakangan ini, membuatnya tersenyum kecil.

 

FYixing berjalan menuju mobilnya yang berada di lapangan parkir sambil menghisap rokoknya.

“Benda itu akan membunuhmu, kau tahu?” ucap Baekhyun yang berada di belakang Yixing, membuat Yixing segera menolehkan kepalanya ke arahnya.

Yixing membelalakkan matanya saat melihat seorang lelaki tengah bersandar ke dinding, memegang sebuah apel merah di tangannya sambil tersenyum kearahnya. Lelaki itu terlihat begitu manis, dengan matanya yang hampir menghilang saat tersenyum.

“Huh?” hanya itu yang keluar dari mulut Yixing. Baekhyun memjamkan matanya sejenak sambil mengernyitkan hidungnya, sebelum membuka matanya dan tersenyum kembali ke arah Yixing.

“Aku melihat sesuatu” ucap Baekhyun akhirnya.

“Aku melihat seorang anak lelaki yang ingin menjadi seorang pesulap hebat. Walau dia cukup bagus, tapi semua itu tidak pernah cukup. Jadi dia berada di paling bawah di antara pesulap lainnya. Diinjak- injak oleh orang lain yang mempunyai bakat yang tidak dia punya.” Baekhyun menatap Yixing dengan penuh simpati. Yixing hanya mengerutkan keningnya saat mendengar ucapannya.

“Siapa kau?”

“Guess who~” ucap Baekhyun sambil masih tersenyum. Yixing membuang rokoknya dan menginjak benda itu.

 

Don’t make me your enemy

Your enemy

Your enemy

So you wanna play with magic

Boy you should know what you falling for

Baekhyun menyanyikannya dengan senyuman tetap berada di wajahnya, dan perlahan- lahan senyuman itu berubah menjadi seringaian.

Suara Baekhyun memang terdengar lembut, tapi apa yang dinyanyikan lelaki itu dan seringaian di wajah itu membuat bulu halus yang berada di leher Yixing berdiri.

Kemudian Yixing mengernyitkan keningnya, Musuh? Magic? Oh.

“Aigle?!”

“Aigle, pesulap bertopeng dengan nama konyol, kau benar” ucap Baekhyun, kini wajahnya berubah menjadi datar “Kau membuatku marah Yixing”

“Oh Tuhan” Yixing berjalan mundur menjauhi lelaki di hadapannya dan dia merasakan dirinya sedikit bergetar.

“Tapi kau telah tenggelam di sungai itu! kau telah mati!” Baekhyun mulai berjalan mendekati Yixing. Yixing menghentikan langkahnya saat punggungnya telah menyentuh dinding, dan saat itu dia tahu bahwa dia terjebak.

“ Oh tapi tidak, aku telah mengeceknya” ucap Baekhyun mengangkat bahu tak acuh, sambil menggigit apelnya dan mengunyahnya. Kemudian lelaki itu mengeluarkan pisau lipat dari sakunya, mengukirkan sesuatu di atas apel itu.

“Tapi bagaimana?” tanya Yixing.

“Itu pertanyaannya bukan?” Baekhyun terkekeh pelan sambil menggelengkan kepalanya dan melanjutkan ucapannya “ Kau tidak tahu berapa lama  aku telah menunggu untuk melihat wajahmu seperti ini. Seberapa sulit bagimu untuk mengatakan bahwa kau tidak tahu?” ucap Baekhyun sambil  tertawa, tapi beberapa saat kemudian wajah lelaki itu berubah menjadi datar kembali, dengan tangan masih memainkan pisau lipat dan apel yang berada di tangannya.

“Kau ingin menjadi seperti mereka Yixing, seperti pesulap berbakat yang selalu kau impikan. Tapi kau tidak pernah bisa, jadi kau ingin menghancurkan mereka. Dan jika kau berfikir bahwa kau telah menghancurkanku, kau salah.”

“Aku tidak akan hancur hanya karena orang tidak berbakat”

Baekhyun menepuk pelan pundak Yixing, dan tersenyum kearahnya “Kau tidak perlu setakut itu” ucapnya saat dia melihat Yixing bergetar.

“Aku hanya ingin menyelesaikan sebuah masalah, masalah kita” ucapnya sambil mulai berjalan menjauhi Yixing “Akan segera dimulai Yixing, kejatuhanmu.”

“Oh” ucapnya, menghentikan langkahnya “Kau seharusnya mundur saat kau bisa Yixing, kau seharusnya berhenti mengungkapkan trikku, kau seharusnya tidak membuatku marah” ucap lelaki itu sambil menggeleng- gelengkan kepalanya “Kau berurusan dengan orang yang salah. Kau tahu itu dari awal, kau bahkan mengatakannya di acaramu ‘seorang pesulap akan mengotori tangannya untuk mendapatkan apa yang dia inginkan’ dan untuk mengingatkanmu, aku seorang pesulap. Aku sudah terlalu sering melakukannya, mengotori tanganku sekali lagi tentu bukan masalah besar.” 

Kemudian Baekhyun menggelindingkan apel yang sedaritadi di tangannya ke arah Yixing. Apel itu berhenti menggelinding tidak jauh dari sepatu Yixing. Yixing hanya melihat apel itu dengan horror karena apa yang tertulis di apel itu. Di apel itu hanya terdapat tiga huruf.

I O U, dengan huruf o yang berasal dari gigitan Baekhyun dan huruf i dan u yang diukir dengan pisau.

I Owe You

Aku berhutang padamu

“Aku berhutang padamu sebuah kejatuhan Yixing” ucap lelaki itu dan meninggalkan Yixing yang terlalu terkejut dengan apa yang terjadi selama beberapa menit yang lalu berdiri sendirian.

Apa yang terjadi pada Yixing selanjutnya membuat Baekhyun tidak bisa menghilangkan senyumannya saat mengingatnya.

“Menyelesaikan beberapa hal” ucap Baekhyun singkat membuat Chanyeol menggelengkan kepalanya.

“Aku tidak tahu apakah aku harus membunuhmu atau membawamu ke ranjangku dan membuatmu tidak bisa berjalan lagi”

“Aku lebih menyukai pilihan yang terakhir”

“Oh kau akan menyesalinya Baek”

 

 

--

 

Before The Last Show

 

Baekhyun tersenyum ke arah Luhan. Luhan mengerutkan keningnya sejenak, dan saat dia mengerti maksud dari senyuman itu Luhan membelalakkan matanya. Senyuman yang berarti masalah.

“Tidak Baekhyun” bisiknya sambil menggelengkan kepalanya, Baekhyun hanya menggenggam tangan Luhan.

“Bagaimana dengan Chanyeol?!”

“Suatu hari dia akan mengerti Lu, ini satu satunya cara untuk menghentikan semua ini. Setidaknya dengan begini mereka akan mengenangku. Lagipula jika aku berhasil saat ini, reaksi orang- orang akan lebih gila dari dulu saat aku berhasil menangkap peluru. Aku takut jika aku tidak akan puas dengan apa yang kuraih. Chanyeol benar, obsesi yang berlebihan hanya akan menghancurkanku” Baekhyun benar, tapi Luhan tidak bisa begitu saja setuju dengan apa yang akan dilakukan Baekhyun.

“Apakah Jongin tau?” tanya Luhan kemudian.

“Tidak, hanya kau dan aku, dan akan tetap seperti itu sampai aku kembali. Berjanjilah padaku Lu, kau tidak akan mengatakannya pada siapapun” Baekhyun mengucapkannya dengan nada yang begitu memohon dan matanya, ugh Baekhyun tahu dimana letak kelemahan Luhan.


Luhan menghembuskan nafasnya “Kenapa kau harus menyembunyikan semua ini dari mereka?”

“Jika Chanyeol mengetahui aku melakukan semua ini meskipun aku berhasil, dia akan menghabisiku. Tapi jika aku menghilang selama beberapa saat, kemungkinan besar Chanyeol dan tentunya semua orang akan mengira aku mati, saat dia melihatku dia bahkan tidak akan ingat jika dia harus marah padaku.” Tapi kemudian Baekhyun mengerutkan keningnya saat mengingat sesuatu “Tapi sepertinya dia akan tetap menghabisiku” Baekhyun menggelengkan kepalanya berusaha menghilangkan bayangannya tentang bagaimana Chanyeol akan membalasnya atas apa yang akan dia perbuat  dan melanjutkan “ Dan Jongin, Luhan kau tahu dia tidak bisa berakting. Lagipula aku harus menyelesaikan beberapa hal”

“Menyelesaikan beberapa hal?” tanya Luhan, tapi kemudian dia melihat senyuman yang masih berada di wajah Baekhyun “Oh” ucap Luhan pelan.

“Kau gila Baek” ucap Luhan sambil menggeleng- gelengkan kepalanya.

“Oh kau lebih gila, kau sahabat dari orang gila ini” Baekhyun tersenyum kearahnya. Luhan akan merindukan senyuman itu (tapi Luhan tidak akan mengucapkannya, keangkuhan Baekhyun sudah cukup berlebihan). Kemudian Baekhyun memegang tangan Luhan.

“Jaga dirimu Luhan”

 

 

 

--

 

 

Present Time

 

“Selama ini dia baik- baik saja?!” Luhan hendak membuka mulutnya untuk menjawab, tapi Jongin tidak membiarkannya.

“Dan kau mengetahui semua ini?! Kau tidak memberitahuku? Chanyeol nyaris membunuhku Demi Tuhan Luhan! Setidaknya biarkan aku tau!” Luhan baru saja akan membuka mulutnya saat Jongin memotongnya sekali lagi.

“Dan kenapa kau menangis saat itu?” tanyanya sambil mengerutkan keningnya, kali ini membiarkan Luhan menjawab pertanyaannya.

“Ehm, aku menangis untukmu sebenarnya, karena aku tahu Chanyeol akan menghabisimu” jawab Luhan pelan, mungkin jujur bukan pilihan yang tepat, karena Luhan bisa melihat wajah Jongin semakin memerah karena amarah.

Jongin menatap Luhan beberapa saat sambil berusaha menenangkan dirinya.

“Kini aku tahu kenapa kau bisa berteman dengan Baekhyun. Kalian berdua adalah reinkarnasi satan” ucapnya pada akhirnya.

“Dan kau baru mengetahuinya saat ini?” gumam Luhan pelan.

“Apa yang kau ucapkan barusan?”

“Huh? Aku tidak mengucapkan apapun” Luhan menjawab pertanyaan Jongin sambil tersenyum tidak berdosa yang tentunya bisa membodohi siapapun, tapi Jongin telah mengenal Luhan dengan baik untuk tahu bahwa dia tidak bisa mempercayai wajah Luhan.

Jongin memejamkan matanya sambil memegang kepalanya, mengernyitkan hidungnya saat dia mengingat pukulan Chanyeol.

Jongin menarik nafas dalam- dalam sebelum menghembuskannya secara perlahan, berusaha menenangkan dirinya.

“Dan bagaimana Baekhyun bisa melakukannya?” tanya Jongin pada akhirnya.

“Uhh Abrakadabra?” jawab Luhan dan lelaki itu mendapat lemparan buku tepat di wajahnya sebagai jawaban.

 

 

 

 

END

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Cbhhkscm #1
Chapter 3: GILA, KEREN BANGET, ASLI
Nadira12
#2
Chapter 4: woahhhhhh!! fanfic nya KEEERREENN SEKKALII!!!! berasa "now you see me" ver. chanbaek dkk. hehe.. nyesel deh baru baca sekarang..
keyhobbs
#3
Chapter 4: wwoahh it's soooo daebak!!keren bnget, jarang2 aku nemu fanfic tentang pesulap gini, tpi aku masih penasaran sama satu hal, gmana cara baekhyun bisa bebas dari peti itu?terus d mana dia sembunyi selama setahun??
lustkai #4
Chapter 4: This is.....DAEBAK!!!
Blackpirates #5
Chapter 4: Keren~~~ Kirain baek mati beneran, taunya..... Suer keren ceritanya, ntar nulis lagi ye~~~ Jgn lupa baca ffku juga, hehe
baekhyunlove599 #6
Chapter 4: Perfecto. Awal ny ku pikir bkaln sad ending, tp yesungdahlah yg penting chanbaek bersatu. Well tp ku mash penasaran bagaimana Baekhyun bisa lolos dari peti mati tersebut? Y ampun Byun Baek caramu menghancurkan Yixing membahayakan keselamatan mu sendiri. Bahkan kau membuat Chanyeol hampir gila. Btw alur ceritanya mengalir seakan2 realita,
baekhyunlove599 #7
Chapter 1: Well, I know maybe I'm to late. Sebenarnya jg ku kecewa pas tw kasus baekyeon,percaya atau tdk saat ku dengar berita itu aku langsung lemes dan seakan2 dunia ku runtuh d tambah tubuhku langsung gemetar,serius. Dan awalny jg ku mw berpaling ke bias lain,tp pas ku tw dy tertekan saat itu,aku menyadari bahwa aku hanya seorang fans,dan sbg fans bkn kah harus selalu mencintai dan mendukung idolanya. D saat byk org menghujatnya,entah kenapa aku malah makin mencintainya,berlebihan memang tp itu yg ku rasakan. Jd sejak saat itu ku putuskan aku akan selalu mencintai dan mendukung seorang Byun Baekhyun no matter what happen. Wlw d mata dunia ada Baekyeon tp d hatiku ttp baekyeol. Btw good story
Clovexo
#8
Chapter 3: ajaib... bener" gayamu saeng... but i really love this♥ good job '-')b
Clovexo
#9
Chapter 3: ajaib... bener" gayamu saeng... but i really love this♥ good job '-')b
lulubaekkie
#10
Chapter 4: author streeeeesss!! aku bingung mau ngomong apa serius_-_ ini lebih dari sekedar daebak, more than amaaazzziiingg!! mian juga baru comment di chap akhir hehe soalnya aku bener bener fokusin ceritanya dan gilak! dichapter 2 aku udah mau nangis garagara baca luhan nangis, duh lulu aktingnya daebak-_- btw kenapa gaada slight kailu? hihi padahal aku ngarep._. pokonya ff author zuper zekali!!