One

Décrocher La Lune

 

“Setiap trik sulap terdiri dari tiga babak” Baekhyun melihat ke arah audiens yang berada di depannya, suaranya terdengar sangat keras di teater itu, seluruh penonton terfokus kearahnya.

“Babak pertama, kami menyebutnya The Pledge, pesulap menunjukkan pada kalian sesuatu yang biasa, kartu, burung, atau mungkin seseorang”  Baekhyun menunjukkan kepada penontonnya sebuah burung kecil berwarna kuning, kemudian matanya menangkap lelaki yang begitu familiar, berada di salah satu tempat duduk yang berada di deret belakang, tapi Baekhyun tetap bisa mengenalinya, lelaki itu terlihat paling menonjol. Tinggi badan lelaki itu yang bisa dibilang diatas rata- rata. Baekhyun tersenyum ke arah lelaki itu, mengedipkan matanya, sebelum mengalihkan pandangannya ke arah penonton yang lain.

“Mereka menunjukkanmu sesuatu ini, bahkan menyuruhmu memeriksanya, untuk melihat bahwa sesuatu itu nyata, dan normal”

“Tapi tentu saja, sesuatu itu tidak normal” Baekhyun, sambil masih tersenyum ke arah audiensnya  melanjutkan “Babak kedua, The Turn, pesulap mengambil sesuatu yang biasa itu, menghilangkannya mungkin? Dan membuat sesuatu yang biasa itu menjadi sesuatu yang luar biasa” Baekhyun memasukkan burung kecil itu ke dalam sebuah sangkar burung yang terletak di atas meja, kemudian menutupi sangkar itu dengan sebuah kain berwarna hitam, sebelum menekan dengan sangat keras bagian atas sangkar yang telah ditutupi kain hitam yang masih berada di atas meja itu, membuat sangkar burung beserta burung tersebut menghilang, Baekhyun mengangkat tangannya yang masih memegang kain hitam itu, sebelum melambaikan kain hitam yang berada di tangannya kirinya ke arah audiens.

“Tapi tentu saja kalian tidak akan bertepuk tangan, belum. Karena membuat sesuatu menghilang tidak cukup, kau harus memunculkannya kembali “ Baekhyun menunjukkan burung kecil berwarna kuning menggunakan tangan kanannya yang sebelumnya berada di belakang tubuhnya, seluruh penonton bertepuk tangan, meramaikan teater yang sebelumnya sunyi itu.

“Babak ketiga, The Prestige” Ucap Baekhyun begitu keras di tengah suara tepuk tangan, sambil masih tersenyum.

“Thank you everyone, I’m Aigle, and goodnight” Baekhyun membungkukkan badannya, sebelum menghilang ke arah backstage.

 

 

--

 

 

Baekhyun tengah melepas topeng yang hanya menutupi bagian matanya di depan sebuah cermin yang berada di backstage saat dia merasakan lengan yang begitu familiar memeluknya dari belakang, membuatnya tersenyum.

“Having fun?” tanya pemilik lengan itu, sebelum mencium leher Baekhyun.

“Entahlah, mungkin akan lebih menyenangkan saat aku melakukan sesuatu yang lebih menantang” ucap Baekhyun, membuat lelaki yang sebelumnya sibuk menciumi lehernya berhenti melakukan kegiatannya untuk menatap mata Baekhyun melalui cermin.

“Baek, definisimu mengenai sesuatu yang menantang sama dengan definisiku mengenai  sesuatu yang berbahaya. Kau tidak akan melakukannya” ucap lelaki itu sambil mengerutkan keningnya, membuat Baekhyun memutar bola matanya.

“Baiklah- baiklah, aku tidak akan melakukannya Chanyeol” kemudian Baekhyun berbalik menghadap Chanyeol, melingkarkan tangannya di leher Chanyeol sebelum berjinjit dan mencium bibir Chanyeol, Baekhyun menjauhkan wajahnya sejenak untuk berkata “Kau tidak perlu menghawatirkanku, aku akan baik- baik saja” sebelum mencium kembali bibir Chanyeol, mencegah lelaki itu untuk mendebat perkataannya, Baekhyun melumat bibir lelaki itu, tepat sebelum Chanyeol membalas ciuman Baekhyun, Baekhyun menjauhkan wajahnya membuat Chanyeol mengerang tidak setuju.

Baekhyun tersenyum sebelum mengecup bibir Chanyeol untuk terakhir kalinya, menenangkan lelaki itu “Aku lapar” ucap Baekhyun.

Chanyeol memutar bola matanya “Kau selalu lapar disaat yang tidak tepat” ucapnya.

Baekhyun hanya tertawa mendengarnya.

 

 

--

 

“Baek?”

“Hm?” gumam Baekhyun tanpa menghadap kearah Chanyeol, lelaki itu masih terlalu sibuk dengan makanan yang ada di hadapannya.

“Kenapa kau tidak seperti pesulap lainnya?” akhirnya Baekhyun mengalihkan perhatiannya dari makanannya, meletakkan sendok dan garpunya sebelum memandang Chanyeol.

“Maksudmu?” tanya Baekhyun kemudian sambil sedikit tersenyum.

“Kau tahu, biasanya pesulap selalu mengucapkan ‘Abracadabra!’ bahkan beberapa dari mereka menggunakan tongkat sihir” dan Baekhyun hanya tertawa terbahak- bahak sambil menggeleng- gelengkan kepalanya  saat mendengar jawaban Chanyeol.

“Dan kau selalu berkata bahwa aku kekanak- kanakan” ucap Baekhyun pelan kemudian melanjutkan menyantap makan malamnya.

--

 

 

“Bangun bangun bangun Chan Chan Chan Bangun Bangun” Chanyeol menutup telinganya menggunakan bantal saat mendengar suara Baekhyun.

“Lima belas menit lagi Baek” ucapnya, dan menghembuskan nafas lega saat dia tidak mendengar suara Baekhyun lagi. Saat Chanyeol sudah hampir terlelap lagi dia merasakan sesuatu, lebih tepatnya seseorang menduduki perutnya, sebelum menarik bantal yang sebelumnya digunakan Chanyeol untuk menutupi wajah dan telinganya.

“Chaaaaaannn, Chanyeol, Chanyeol” dan Chanyeol kembali mendengar suara melengking Baekhyun.

Chanyeol terkadang masih tidak habis fikir bahwa seseorang sekanak- kanakan dan seberisik Baekhyun bisa menjadi seseorang yang berbeda 180 derajat saat berada di atas panggung. Semua orang yang pernah melihat pertunjukan Aigle tidak akan percaya jika Chanyeol mengatakan bahwa Aigle dan Baekhyun adalah orang yang sama.

Aigle adalah seorang pesulap misterius (dan jenius), dan Baekhyun adalah seorang idiot yang sangat berisik.

Chanyeol tidak menghiraukan Baekhyun, berfikir bahwa lelaki itu akan bosan dan meninggalkannya untuk kembali ke mimpi indahnya, tetu saja Chanyeol salah, karena sesaat kemudian dia merasakan tangan yang sangat halus dan lentik  memasuki kaosnya dan mulai meraba perutnya, kemudian ke dadanya “Kita bisa bermain Chanyeol, kau tidak mau bermain denganku?” bisik Baekhyun di telinga Chanyeol sebelum menciumi leher Chanyeol.

Saat itu juga Chanyeol terbangun, dengan mata terbuka lebar, dia memegang pinggang Baekhyun sebelum mengubah posisi mereka, dan kini Chanyeol berada di atas Baekhyun.

“Kau yang memintanya Baek”

 

 

--

 

 

“Chan, aku tidak bisa bergerak, aku tidak bisa merasakan kakiku” rengek Baekhyun, membuat Chanyeol terkekeh.

“Kau yang memulainya Baek, aku hanya melanjutkan apa yang kau mulai” ucap Chanyeol kemudian, sambil memijat bagian bawah Baekhyun, bermaksud meringankan rasa sakit Baekhyun.

“Aku rasa aku akan mati Yeol”

“Aku rasa kau terlalu mendramatisir Baek”

“Aku rasa aku membencimu Yeol”

“Aku rasa kau seorang idiot Baek”

“Positif Yeol, aku membencimu”

“Positif Baek, I love you”

“Ewh Yeol”

“Shut up Baek” dan Baekhyun terdiam untuk beberapa saat.

“Chan?”

“Hm?”

“Aku ingin mencoba sesuatu”

“Apa? Enam sembilan? Doggy style? Aku rasa kita sudah pernah mencoba semuanya” dan Chanyeol mendapat pukulan di kepalanya sebagai jawaban.

“Idiot, maksudku aku ingin mencoba trik yang baru, aku sudah memikirkannya, dan aku sudah pernah mencobanya” ucap Baekhyun, membuat Chanyeol berhenti memijatnya sejenak, sebelum melanjutkan kembali kegiatannya.

“Apa yang akan kau lakukan?” tanya Chanyeol kemudian, dia mempunyai firasat buruk bahwa trik baru yang dimaksud Baekhyun akan menyangkut sesuatu yang berbahaya.

“Aku ingin menangkap peluru” dan saat ini Chanyeol benar- benar berhenti memijat Baekhyun.

“Byun Baekhyun kita sudah membahas hal ini berkali- kali dan kau dan aku sudah sepakat bahwa kau tidak akan melakukan sesuatu yang berbahaya” 

Baekhyun membalikkan tubuhnya yang sebelumnya tengkurap, membuatnya kini terlentang, untuk menatap Chanyeol “Ow ow” rintih Baekhyun kemudian, pantatnya masih terasa sakit.

“Chan, aku akan baik- baik saja, semua ini aman, aku sudah pernah mencobanya, dan jika menangkap peluru memang tidak aman, tentunya saat ini aku tidak akan disini bersamamu”

“Kau sudah pernah mencobanya?! What the—“

“Aku baik- baik saja Chanyeol, kau bisa melihatnya sendiri! Dan bayangkan tepuk tangan dan sorakan audiens yang akan aku dapatkan saat aku berhasil melakukannya!”

“Baekhyun, dengarkan aku” Chanyeol menghembuskan nafas panjang untuk menenangkan dirinya, sebelum melanjutkan “Sesuatu bisa saja terjadi Baekhyun, dan aku tidak akan membiarkan sesuatu terjadi padamu, tepuk tangan dan sorakan itu tidak sebanding dengan resikonya”

“Tapi tidak akan terjadi apa- apa Chanyeol, aku akan baik- baik saja, percayalah padaku. Dan apa maksudmu itu semua tidak sebanding? Aku akan melakukan apapun untuk mendapat perhatian audiensku”

“Baekhyun! kesalahan selalu bisa terjadi! Tidakkah kau tahu berapa banyak pesulap yang meninggal karena mereka terlalu percaya diri atau mungkin terlalu bodoh dan terobsesi dengan sorakan penontonnya sehingga memutuskan untuk menangkap sebuah peluru?!” Kini Chanyeol mulai kehabisan kesabarannya, dan Baekhyun sama sekali tidak membantu.

“Chanyeol! Mereka tidak bodoh! Kau tidak akan pernah mengerti, dan kau fikir aku tidak memikirkan resikonya? Aku sudah memikirkannya, dan aku bisa mengantisipasinya, tidak bisakah kau percaya padaku? Tidakkah kau percaya pada kemampuanku?”

Chanyeol tahu bahwa Baekhyun memang memiliki bakat, dan Baekhyun sangat hebat di bidangnya, tapi tetap saja, Baekhyun bisa terbunuh, dan Chanyeol tidak ingin menyaksikan hal itu terjadi.

“Lakukan sesuatu yang tidak beresiko tinggi seperti menangkap peluru Baekhyun” ucapnya dengan nada final, tapi tentu saja Baekhyun menjadi Baekhyun, dirinya yang keras kepala tidak akan menyerah begitu saja.

“Kau tidak mempercayaiku? Aku tidak akan terbunuh hanya karena sebuah peluru Chanyeol! Kau egois ” kini Baekhyun mulai berteriak, karena dia tidak bisa mengerti jalan fikiran Chanyeol, dia sudah memikirkan segalanya.

“Aku? Egois? Di dalam hubungan ini kaulah yang egois, kau tidak mengerti bagaimana rasanya menjadi aku, kekasihku ingin membunuh dirinya sendiri hanya untuk kebahagiaan audiensnya, dan jika sesuatu terjadi padanya aku tidak akan bisa berbuat apa- apa, aku hanya seorang pelukis, aku tidak mengeri apapun tentang magic. Jika sesuatu terjadi padamu, tidakkah kau fikirkan bagaimana perasaanku?! Jika kau memang ingin melakukannya, jika kau lebih memilih trik dan audiensmu daripada aku baiklah, lakukan sesukamu!” dan Chanyeol meninggalkan ranjang mereka, kemudian keluar dari kamar itu, tidak lupa membanting pintu kamar mereka,  meninggalkan Baekhyun sendirian di ruangan itu.

 

 

--

 

 

Satu jam kemudian, setelah berdebat dengan dirinya sendiri, akhirnya Baekhyun mengakui bahwa dia memang bersalah, dan dia memang harus meminta maaf kepada Chanyeol. Tapi bukan berarti dia akan menyerah.

Baekhyun berjalan dengan terpincang- pincang ke arah ruang kerja Chanyeol. Lelaki itu selalu melukis untuk menenangkan pikirannya.

Baekhyun menghembuskan nafas panjang saat dia telah berada di depan pintu kerja Chanyeol, kemudian membuka pintu itu. Dan seperti dugaannya, Chanyeol sedang melukis, lelaki itu membelakangi pintu, dan sepertinya Chanyeol terlalu berkonsentrasi sehingga tidak menyadari bahwa Baekhyun telah memasuki ruangannya.

Baekhyun berjalan mendekati Chanyeol (dengan masih terpincang- pincang, bagian bawahnya masih sakit). Baekhyun memegang pundak Chanyeol saat dia telah berada tepat di belakang Chanyeol.

“Yeol” panggil Baekhyun pelan. Baekhyun menghembuskan nafas panjang saat Chanyeol tidak menjawabnya.

“Chanyeol, maafkan aku”

 “Chanyeol, jarak dari ruanganmu ke kamar kita cukup jauh, dan pantatku  masih sakit, thanks to you, aku kesini untuk meminta maaf padamu, dan bagaimana aku bisa meminta maaf dengan benar  jika kau bahkan tidak mau melihatku?”

“Chanyeol?”

“Yeol?” Chanyeol hanya terus sibuk dengan kanvasnya. Baekhyun memutuskan bahwa dia harus berbuat sesuatu untuk membuat Chanyeol memperhatikannya.

“Baiklah kalau kau masih tidak mau berbicara denganku” ucap Baekhyun kemudian, dan berjalan meninggalkan ruangan Chanyeol. Saat Baekhyun telah mencapai pintu ruangan itu, Baekhyun membuat dirinya terjatuh. Meskipun tujuan awalnya hanya untuk berpura- pura terpeleset, tapi dia tidak menyangka bahwa dia akan benar- benar terpeleset, dan bagian bawahnya yang masih sakit menyentuh lantai terlebih dahulu, mebuat Baekhyun menangis kesakitan, meskipun sebenarnya tidak terlalu sakit, tapi Baekhyun tidak begitu saja mendapat julukan Drama Queen.

“Chan—“ tangisnya, memegang bagian bawahnya.

Saat mendengar suara tangisan Baekhyun, Chanyeol segera membalikkan tubuhnya, dan melihat bahwa Baekhyun tengah terduduk di lantai sambil menangis dengan memegang pantatnya. Chanyeol meletakkan palet dan kuasnya dan segera berlari ke arah Baekhyun, dan berjongkok di sebelah Baekhyun.

“Idiot” umpatnya, untuk menyembunyikan kekhawatirannya. Chanyeol memegang pinggang Baekhyun dengan tangan kanannya sebelum memegang pantat Baekhyun dengan tangan kirinya, untuk menggendong lelaki itu (dan Chanyeol terlihat seperti seorang ayah yang sedang menggendong anakanya yang tidak bisa berhenti menangis). 

“Idiot, kau seharusnya tetap di kamar”

“Tapi kau marah padaku dan meninggalkanku, bagaimana mungkin aku bisa berdiam diri di dalam kamar” ucap Baekhyun di tengah tangisannya.

“Seperti yang aku katakan, idiot” ucap Chanyeol, tapi kini lelaki itu tengah tersenyum.

Chanyeol mendudukkan Baekhyun di sofa mereka, dan kemudian Chanyeol duduk di sebelah laki- laki yang masih menangis itu.

Kemudian Baekhyun berhenti menangis secara tiba- tiba, menatap Chanyeol dengan tatapan datar, dan Chanyeol berfikir bahwa mungkin Baekhyun memiliki bipolar disorder.  Chanyeol melihat Baekhyun membuka sebuah lemari yang terletak di sebelah sofa itu, mencari- cari sejenak, dan akhirnya menemukan barang yang dicarinya.

Baekhyun mengutak- atik barang yang ada di tangannya sejenak sebelum  menyodorkan barang itu ke arah Chanyeol.

“Tembak aku” ucapnya kemudian, Chanyeol yang sebelumnya masih bingung dengan mood Baekhyun yang begitu cepat berubah, kini mulai mengerutkan keningnya, dan dia mulai merasakan bahwa sebentar lagi mereka akan bertengkar lagi.

“Baek—“

“Tembak aku Chanyeol, aku akan membuktikan padamu bahwa semua ini aman” ucap Baekhyun

“Baekhyun aku tidak mau membunuhmu”

“Kau tidak akan membunuhku, lakukan” ucap Baekhyun meletakkan pistol itu di tangan Chanyeol, memaksa lelaki itu untuk memegangnya.

“Aku kira kau mendatangiku untuk meminta maaf!”

“Aku memang ingin meminta maaf kepadamu karena telah membentakmu, tapi aku juga akan meyakinkanmu”  jawab Baekhyun sambil mengangkat bahunya.

“Baek” ucap Chanyeol menatap mata Baekhyun.

“Yeol” dan Baekhyun membalas tatapan mata Chanyeol. Mereka melakukannya selama beberapa saat sampai Chanyeol mengerang karena dia tahu bahwa dia telah kalah.

“Fine” Chanyeol mengarahkan pistol yang ada di tangannya ke arah Baekhyun.

“Tapi aku tidak akan menembakkannya ke arahmu” ucapnya, mengarahkan pistol itu ke arah lain kemudian menarik pelatuk pistol itu.

“Oh ayolah” ucap Baekhyun sebelum mengarahkan tangannya ke arah dimana Chanyeol menembakkan pelurunya. Laki- laki itu kemudian menujukkan sebuah peluru yang kini telah berada di tangannya,ke arah Chanyeol.

Chanyeol hanya tertawa saat melihat kini peluru itu berada di tangan Baekhyun tanpa melukai laki- laki itu. 

“Bagaimana caramu melakukannya?” tanya Chanyeol disela tawanya. Baekhyun hanya tersenyum.

“It’s secret honey”

“Oh ayolah Baek beritahu aku”

Baekhyun hanya menjulurkan lidahnya ke arah Chanyeol, kemudian lelaki itu menjentikkan jari dari tangan kirinya, membuat Chanyeol melihat ke arah jarinya, dan mengerutkan keningnya, Baekhyun menjulurkan tangan kanannya ke belakang telinga Chanyeol, dan dalam hitungan detik Baekhyun menarik kembali tangannya, namun kini sebuah mawar berwarna merah telah berada di tangan kanannya, dan memberikan mawar itu kepada Chanyeol.

“Untuk permintaan maafku” ujar Baekhyun

“Ewh Baek” tapi Chanyeol tetap mengambil mawar itu dari tangan Baekhyun.

“Shut up” dan kemudian Baekhyun mencium bibir lelaki di hadapnnya.

“Tunggu sebentar” Chanyeol menjauhkan wajahnya dari Baekhyun “Siapa yang akan menembakkan peluru itu kepadamu?”

“Sukarelawan, penonton, siapapun yang bersedia” jawab Baekhyun tak acuh, dia hendak mencium bibir lagi, tapi Chanyeol memutuskun untuk menginterupsinya lagi, membuat Baekhyun mengerang.

“Baekhyun”

“Chanyeol”

“Baek, bukankah lebih baik jika Luhan yang melakukannya?”

“Luhan? tidak Chanyeol, orang lain yang akan melakukannya”

“Baek—“

“Baiklah- baiklah, Jongin akan menyamar menjadi sukarelawan, Luhan akan tetap menjadi asistenku, aku membutuhkannya. Now shut up and let me kiss you”

 

 

--

 

 

“Sebaiknya aku ikut Baek” ucap Chanyeol saat Baekhyun akan berangkat ke teaternya.

“Chanyeol, kau harus menyelesaikan lukisanmu, lagipula  aku akan baik- baik saja”

“Baiklah, tapi lebih baik kau pulang tanpa goresan dan luka sedikit pun” Baekhyun hanya memutar bola matanya.

“Chanyeol ayolah, aku bukan anak kecil lagi, aku bisa menjaga diriku sendiri” kemudian Baekhyun mengecup bibir Chanyeol sebelum membuka pintu rumah mereka “See ya”

“Tanpa goresan dan luka Baek!”

 

--

 

 

“Aku butuh seorang relawan” Baekhyun mengucapkannya sambil menatap seluruh penontonnya. Hampir keseluruhan dari penontonnya mengangkat tangan mereka.  Luhan, asistennya, menunjuk seseorang, dan Baekhyun segera mengenali orang yang ditunjuk oleh Luhan.

“Goodnight sir” ucap Baekhyun saat sukarelawannya telah sampai di panggung.

“Shut up Baek, kenapa aku harus mengenakan kumis ini” gerutu orang itu pelan.

“Jangan khawatir, kau tetap terlihat tampan Jongin” bisik Baekhyun.

“Aku memang tampan” jawab Jongin sambil tersenyum dengan lebar ke arah Baekhyun, membuat Baekhyun memutar bola matanya.

Baekhyun mengalihkan perhatiannya ke arah audiensnya sebelum berkata dengan suara yang keras “Aku tidak akan mengatakan bahwa menangkap peluru aman, karena menangkap peluru sangat berbahaya. Jadi jangan pernah mencoba trik ini jika kalian bukan aku” ucap Baekhyun, membuat audiensnya tertawa.

Kemudian Luhan berjalan mendekatinya dengan membawa sebuah pistol. Baekhyun mengambil pistol itu dari Luhan, sebelum mencium tangan Luhan, dan tersenyum ke arah asistennya. Baekhyun terkekeh pelan saat dia melihat pipi Luhan memerah (dan Jongin hanya memutar bola matanya melihat tingkah Luhan dan Baekhyun), itulah kenapa dia memilih Luhan, karena Luhan seorang aktor yang baik.

Baekhyun memasukkan sebuah peluru kedalam pistol itu, melakukannya di depan audiensnya, untuk meyakinkan mereka. Kemudian Baekhyun menyerahkan pistol itu kepada Jongin.

“Apa kau berani melakukannya sir?” tanya Baekhyun sambil melepas jasnya, memberikannya kepada Luhan yang datang mendekatinya.

“Tentu saja” jawab Jongin, mengangkat bahunya sambil mengarahkan pistol itu ke arah Baekhyun.

Good luck. Jongin mengucapkannya tanpa suara, Baekhyun hanya mengangguk, tangannya dalam posisi bersedia.

Dan beberapa saat kemudian terdengar suara ledakan peluru yang begitu keras, dan disusul oleh suara teriakan Baekhyun yang tak kalah kerasnya.

 

 

 

a/n:

hey guys

awalnya ff ini Cuma mau aku buat oneshoot, panjang banget tapi dan udah hampir selesai, terus...

[Updated] Exo’s Baekhyun and Girls’ generation’s taeyeon rumored to be dating

 

I can’t even

Oke fine aku gak masalah kalo misalnya baek mau punya hubungan atau gimana (dia juga punya kehidupan kan) TAPI itu selama aku gak tau, selama dia sembunyi- sembunyi(?) aja.

I mean...

I sits behind a computer screen dedicating basically my whole teenage years to him and votes my off until my fingers hurting. And then....

Bukannya aku berharap suatu hari aku dan Baek bakal ketemu, dan jatuh cinta blah blah blah, no, i’m not stupid, the ocean separating us (?) lol, aku sadar hidup ini bukan fanfic, to him, i’m just another fan. Dan aku Cuma minta satu hal, jangan sampe media tau. seenggak enggaknya, kalo aku gak tau Baek punya hubungan aku masi bisa hidup di imajinasiku(?), seenggak- enggaknya aku masih bisa nulis tentang dia sama Chanyeol, can’t i? Seenggak- enggaknya aku masih bisa bahagia(?).

Baek is my muse.

And now, i lost my muse.

Jadi aku gak tahu lanjutannya ff ini pakal di post kapan. Awalnya aku mau gak ngelanjutin ff ini, tapi itu kan gak adil buat kalian yang udah subscribe, comment, dan upvote, dan aku ngucapin makasih banyak ke kalian, karena udah mau ngeluangin waktu kalian buat baca ffku, dan aku ngehargai itu, jadi maaf kalo aku Cuma bisa ngepost ini aja, kalian bisa mutusin ninggalin ff ini (i’ll understand) ato masih nunggu buat Chapter selanjutnya. Chapter selanjutnya Cuma tinggal nambah ini itu dan nedit- ngedit aja, masalahnya aku gak tahu kapan aku bisa ngelanjutin ff ini lagi. Maybe someday when i already fix my heart (????) lol.

I mean, DULU tiap kali aku nulis, yang ada di bayanganku itu Chanbaek, smiling at each other, laughing, being all cute and adorable, tapi sekarang, yang ada di bayanganku baek sama taeyeon.

Dating...

Kissing... (like pouring salt in my cuts)

And i’ll start crying again,

And it’s ugly

Kalo udah kaya gitu gimana aku bisa nulis Chanbaek.

Btw yeol bby r u okay? come here lemme hug you ;A;

 

So, till next time~

/starts singing demi’s fix a heart

AND I JUST RAN OUT OF BANDAIIIIIIIDS

I’ve gone mad

OKAY I’LL STOP

CAUSE YOU CAN BANDAGE THE DAMAGEEEE~

YOU NEVER REALLY CAN FIX A HEART

 

[EDIT: Fic ini bakal aku lanjutin, thanks for your support guys ily! dan aku join kontes nulis pake ff ini, so till next time!] 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Cbhhkscm #1
Chapter 3: GILA, KEREN BANGET, ASLI
Nadira12
#2
Chapter 4: woahhhhhh!! fanfic nya KEEERREENN SEKKALII!!!! berasa "now you see me" ver. chanbaek dkk. hehe.. nyesel deh baru baca sekarang..
keyhobbs
#3
Chapter 4: wwoahh it's soooo daebak!!keren bnget, jarang2 aku nemu fanfic tentang pesulap gini, tpi aku masih penasaran sama satu hal, gmana cara baekhyun bisa bebas dari peti itu?terus d mana dia sembunyi selama setahun??
lustkai #4
Chapter 4: This is.....DAEBAK!!!
Blackpirates #5
Chapter 4: Keren~~~ Kirain baek mati beneran, taunya..... Suer keren ceritanya, ntar nulis lagi ye~~~ Jgn lupa baca ffku juga, hehe
baekhyunlove599 #6
Chapter 4: Perfecto. Awal ny ku pikir bkaln sad ending, tp yesungdahlah yg penting chanbaek bersatu. Well tp ku mash penasaran bagaimana Baekhyun bisa lolos dari peti mati tersebut? Y ampun Byun Baek caramu menghancurkan Yixing membahayakan keselamatan mu sendiri. Bahkan kau membuat Chanyeol hampir gila. Btw alur ceritanya mengalir seakan2 realita,
baekhyunlove599 #7
Chapter 1: Well, I know maybe I'm to late. Sebenarnya jg ku kecewa pas tw kasus baekyeon,percaya atau tdk saat ku dengar berita itu aku langsung lemes dan seakan2 dunia ku runtuh d tambah tubuhku langsung gemetar,serius. Dan awalny jg ku mw berpaling ke bias lain,tp pas ku tw dy tertekan saat itu,aku menyadari bahwa aku hanya seorang fans,dan sbg fans bkn kah harus selalu mencintai dan mendukung idolanya. D saat byk org menghujatnya,entah kenapa aku malah makin mencintainya,berlebihan memang tp itu yg ku rasakan. Jd sejak saat itu ku putuskan aku akan selalu mencintai dan mendukung seorang Byun Baekhyun no matter what happen. Wlw d mata dunia ada Baekyeon tp d hatiku ttp baekyeol. Btw good story
Clovexo
#8
Chapter 3: ajaib... bener" gayamu saeng... but i really love this♥ good job '-')b
Clovexo
#9
Chapter 3: ajaib... bener" gayamu saeng... but i really love this♥ good job '-')b
lulubaekkie
#10
Chapter 4: author streeeeesss!! aku bingung mau ngomong apa serius_-_ ini lebih dari sekedar daebak, more than amaaazzziiingg!! mian juga baru comment di chap akhir hehe soalnya aku bener bener fokusin ceritanya dan gilak! dichapter 2 aku udah mau nangis garagara baca luhan nangis, duh lulu aktingnya daebak-_- btw kenapa gaada slight kailu? hihi padahal aku ngarep._. pokonya ff author zuper zekali!!