Seorang laki-laki berdiri di sudut koridor. Menatap nanar sebuah surat yang jelas-jelas bencana baginya. Tagihan. 100 juta won. Dibebankan begitu saja pada mahasiswa sepertinya.

"Damn it. How dare you, Choi Dongwook."

Dia terus memaki. Meremas tagihan itu sampai jadi bulatan kertas. Membuatnya tak sadar seorang gadis memperhatikannya. Mendengar makiannya. Melihat telapak tangannya meremas tagihan sialan itu dan membuangnya. Bahkan sampai dia pergi. Perempuan itu memungut kembali tagihan itu dan membacanya.

"OMONA! 100 juta won?!"

Gadis itu berpikir sejenak. Dia ingin membantu. Satu kata terlintas di benaknya.

Treasure.

***

T.O.P POV

"Dongwook hyung! Kau gila hah?!"

Aku memaki tepat di depan wajahnya. Sialan. Kakak macam apa dia?!

"Aih, Choi Seunghyun. Kurasa eommonim mengajarkanmu etika. Pakai ajarannya."

Dan sekarang dia malah mengisap cigarettenya dengan santai. Kalau tidak ingat dia kakakku sudah kuhajar dari tadi.

"Bagaimana aku bisa santai kalau kau melakukan hal bodoh padaku?! Melimpahkan hutang seenaknya! Aku masih mahasiswa, aku hanya kerja paruh waktu! BAHKAN KAU LEBIH KAYA DARIKU!" aku sampai terengah-engah. Rasanya betul-betul keterlaluan.

"Ah, hutang ya? So you should pay it, Brother."

"What the heck are you..."

Dongwook hyung melemparkan sebuah brosur tepat di wajahku. Dia betul-betul minta dimusuhi!

"Baca brosur itu. Proyek kampusmu boleh juga. Masukkan formulir, sana. Hadiahnya pakai untuk bayar hutangmu."

Aku hanya bisa melongo. Choi Dongwook sudah gila.

"Memangnya hutangku ini hutang makan ramyeon 10 porsi lalu dibayar pakai lotere?!"

"Baca dulu. Bicaramu terlalu banyak."

Aku pun membaca brosur itu dengan malas.

Campus New Robotic Project!

Treasure!

New Adventure Simulator!

Dare yourself, and win the prize!

P.S : Jika berminat masukkan formulir di ruang rektor.

Serius aku harus ikut ini?

***

Kampus, 08.00 KST.

Sekarang aku sudah kebingungan lebih dari 15 menit hanya untuk memutuskan memasukkan formulir atau tidak. Yang benar saja. Choi Seunghyun. Rapper karismatik kampus, penghuni tetap 50 besar paralel fakultas, sekarang harus ikut kontes konyol untuk bayar hutang? Memalukan. Kulihat sudah banyak pendaftar. Akhirnya kumasukkan formulir. Dengan pendaftar yang banyak, peluangku untuk terpilih semakin kecil. Lagipula Dongwook hyung yang seharusnya membayar hutang sialan itu. Bukan aku.

"BRUK!"

Tepat ketika aku membalikkan badan, seorang wanita menabrakku sampai terjtuh. Kulihat wajah dan perawakannya. Asing. Pasti kakak angkatan. Memakai cardigan super longgar dan boots tinggi. Padahal musim dingin sudah berakhir dan udara makin hangar hari ke hari.

"Kalau jalan lihat-lihat, noona."

"Aku kan sedang buru-buru maka...EEEHHH?! CHOI SEUNGHYUN?!?!" tiba-tiba wanita aneh itu berteriak saat melihat wajahku. Menakutkan.

"Iya. Kenapa?"

"K-kau ikut Treasure juga?!"

"Iya, lagi. Sudah menabrak, teriak-teriak, mau tahu urusan orang pula. Tidak tahu diri." 

Perempuan aneh itu tidak menjawab sindiranku. Dia malah berdiri dan memasukkan sesuatu ke kotak pendaftaran lalu pergi keluar ruangan.

"Bye-bye!"

Dasar orang aneh.

***

Bom POV

Kampus, 08.00 KST.

Aku berjalan pelan menuju ruang rektor untuk memasukkan formulir kontes proyek terbaru anak robotik. Treasure. Sebenarnya aku mengikutinya untuk membantu adik angkatanku. Choi Seunghyun. Suatu waktu aku melihat dia sedang memaki-maki di sudut koridor. Ketika kubaca surat untuknya - setelah dibuang ke tong sampah - ternyata dia memiliki hutang sebesar 100 juta won! Aku harus membantunya. Aku pun berlari memasuki ruang rektor namun...

"BRUK!"

Seseorang menghalangi jalanku sehingga aku menabraknya sampai terjatuh. Uuh, sakit! Kenapa dia harus ada di situ, sih?!

"Kalau jalan lihat-lihat, noona."

He? Noona? Pasti dia adik angkatan yang menyebalkan. Sudah tahu aku terburu-buru!

"Aku kan sedang buru-buru maka...EEEHHH?! CHOI SEUNGHYUN?!?!" aku menggerutu dan aku sangat terkejut ketika aku melihat siapa yang kutabrak! Choi Seunghyun! Bahkan tanpa sadar aku meneriakkan namanya.

"Iya. Kenapa?" huwaaa dia dingin sekali! Aku menggerutu tanpa sadar dan dibalas dengan tatapan dingin. Dia bahkan tidak membantuku untuk berdiri.

"K-kau ikut Treasure juga?!" aku semakin terkejut ketika aku sadar apa yang dia lakukan di ruang rektor. Memasukkan formulir!

"Iya, lagi. Sudah menabrak, teriak-teriak, mau tahu urusan orang pula. Tidak tahu diri."

Tanpa sadar aku tersenyum. Kuabaikan sindirannya, meskipun sedikit membuatku kesal. Kumasukkan formulirku dan melenggang pergi. Kalau aku dan dia terpilih bersama, berarti...

"Bye-bye!"

***

Makan siang hari ini sangatlah spesial! Sup krim jagung dengan roti baguette kering di pinggirnya. Seperti biasa, aku memilih untuk duduk di pojok kafeteria. Sekilas kulihat Seunghyun sedang makan siang bersama teman-temannya. Aku jadi teringat kejadian tadi pagi di ruang rektor. Lagi-lagi, tanpa sadar aku tersenyum.

"WASSUP! Tablo on service. Tanpa disangka pendaftar Treasure sudah mencapai batas maksimal! Oleh karena itu, saya sebagai perwakilan robotik akan mengumumkan dua orang beruntung yang dapat merasakan sensasi dari mesin canggih ini! Dua orang ini dipilih langsung oleh bapak rektor."

Aku berhenti menyeruput sup jagungku. Seketika kafeteria menjadi hening.

"Sepasang. Satu namja dan satu yeoja. Dong dan Park."

Park? Margaku kan Park. Lalu Dong itu siapa?

"Congratulations for Dong Youngbae dan Park Bom! Kalian terpilih menjadi kontestan proyek terbaru kami, Treasure! Persiapkan diri kalian! Besok kalian akan mulai mencoba simulatornya! That is from me, Tablo. See ya!"

Riuh rendah terdengar dimana-mana. Banyak orang menyalamiku dan mengucapkan selamat meski aku tidak mengenal mereka. Namun satu yang terngiang-ngiang di benakku.

Tenang, Choi Seunghyun. Aku akan menangkan ini untukmu.

To be continued.......