Treasure [ Chapter 4 ]

Treasure [ Chapter 1 ]

T.O.P POV

"Selamat jalan! Hati-hati! Semoga sukses!" Eunjoo-ssi melambaikan tangannya pada kami. Hari ini kami melanjutkan kembali perjalanan kami, atau dalam versi simulator berburu harta karun. Masa bodohlah. Sempat terpikir untuk menekan tombol di gelang yang diberikan Tablo hyung. Bukan masalah aku tidak bisa melewati misi, namun masalah teman perjalananku. Ya, Park Bom. Dia betul-betul freak dan tidak bisa diam.

"Seunghyun ayo lihat petanya!~" Bom mulai berbicara kembali setelah kami berjalan cukup jauh dari gubuk keluarga Yang. Kukeluarkan gulungan peta dari saku jaketku, lalu kubentangkan.

"Ini rumah keluarga Yang," kutunjuk gambar rumah di pojok peta. "kita harus melewati gurun pasir untuk mencapai daratan baru. Gua tempat harta karun ada di seberang sungai. Buka guanya, temukan petinya, misi kita selesai." kujelaskan peta pada Bom. Dia mengangguk-angguk.

"Ah ayo jangan buang-buang waktu, Seunghyun!" Bom menarik tanganku. Bawaannya berkurang drastis karena kupaksa Bom untuk meninggalkannya di gubuk keluarga Yang. Sekarang dia jadi lebih lincah dariku.

"Sabar. Kita tidak boleh terburu-buru karena kita harus mencari kendaraan untuk melewati gurun. Mau jalan kaki?" Bom menggeleng cepat.

Kami terus berjalan tanpa menemukan kendaraan atau tepi gurun. Jangan-jangan ini peta palsu. Sialan.

"Seunghyun!~" Bom menunjuk sesuatu.  "Ada mobil!"

Kulihat sebuah mobil safari di pojok jalan. Kuanggukkan kepala lalu berlari menghampiri mobil itu. Ada tangki air. Kulihat bensinnya, penuh. Kuncinya tergeletak begitu saja di jok pengemudi. Kunaiki lalu kunyalakan. Gotcha! Kukendarai mobil ke arah Bom.

"Cepat naik! Thank you, partner. Mari selesaikan misi bersama."

Bom naik ke jok penumpang sembari tersenyum. "Anytime."

Kurasakan pipiku menegang sesaat saat dia tersenyum. Apa-apaan ini?

***

Bom POV

Seunghyun sudah mengendarai mobil di gurun pasir ini hampir dua jam. Aku terus-terusan melirik ke jam yang ada di dashboard. Aku takut bensinnya akan habis, ditambah Seunghyun yang mengemudikannya dengan kecepatan tinggi. Sinar matahari semakin terik. Debu beterbangan di mana-mana.

"Seunghyun! Pelankan lajumu! Berbahaya!" aku berteriak pada Seunghyun, karena jika aku berbicara normal akan kalah dengan desingan mesin.

"Bodoh! Semakin cepat aku mengemudi, gurun ini akan terlewati dengan cepat pula!" Seunghyun berteriak tak kalah kerasnya.

"Bukan begitu! Kalau bensinnya habis bagaimana?!" aku berteriak kesal. Seunghyun tak menjawab. Dia malah mengeluarkan kacamata hitam dan memakainya. Aku mendengus kesal. "Terserah!"

Mobil terus berjalan membelah gurun sampai akhirnya laju mobil melambat dan berhenti.

"Bensinnya habis, kan? Kubilang juga apa. Ikuti insting wanita, dong. Kamu itu terlalu egois." aku mencibir Seunghyun.

"Tidak, bensinnya masih banyak. Mogok."

"Urus sendiri, sana. Park Bom kan wanita aneh. Choi Seunghyun yang tahu segalanya." aku menekankan intonasi pada kata 'wanita aneh' dan 'tahu segalanya'. Dasar menyebalkan.

Seunghyun turun dari mobil lalu membuka kapnya. Seketika asap terlihat di mana-mana. Rasa panik menyergapku. Ada apa ini?

"Seunghyun, ada apa?! Perlu bantuan?"

"Ambilkan air di tangki mobil, cepat. Akinya perlu air."

Aku pun turun dari mobil dan mengambil air dari tangki. Namun, tidak ada air yang keluar. Kuketuk-ketuk, kugoyang-goyang bahkan sampai kupukul tangkinya, tetap tak ada air yang keluar.

"Heh Park Bom! Cepat!" Seunghyun berteriak. Aish, bagaimana ini? Tangki ini kosong!

"T-tangkinya kosong..." aku menjawab pelan. Seunghyun berlari ke belakang dan melakukan hal yang sama seperti yang aku lakukan pada tangki air tersebut.

"Sialan." Seunghyun mengumpat sembari menendang tangki sampai terjatuh dari mobil. Aku menatapnya ketakutan sekaligus cemas.

"B-bagaimana ini, Seunghyun? Apakah kita menyerah saja?"

"Tidak. Kita akan jalan kaki." Seunghyun tiba-tiba menggenggam tanganku lalu mulai berjalan menjauhi mobil. Aku berjalan terseok-seok mengikuti langkah Seunghyun yang panjang. Pipiku rasanya panas. Kami terus berjalan, namun aku merasa seperti tak berpindah tempat. Badanku rasanya lemas, kurasa sekarang sudah waktunya makan siang. Namun Seunghyun terus berjalan, bahkan sesekali menyeret tanganku.

"Seunghyun, aku lelah..." aku berhenti mengikuti langkah Seunghyun dan mulai menangis. Seunghyun yang mendengar tangisanku berhenti berjalan dan membalikkan badannya ke arahku.

"Memangnya aku tidak lelah? Berhenti menangis. Ayo." Seunghyun menarik tanganku namun aku malah menangis lebih keras. Tiba-tiba kuingat gelang yang diberikan oleh Tablo oppa

"Aku mau menyerah saja..." tanganku mulai meraba pergelangan tangan untuk menekan tombol di gelang tersebut. Namun yang kurasakan adalah jari-jari kekar dan telapak tangan yang lebar. Tangan Seunghyun.

"Jangan halangi aku! Menangkan saja hadiahnya sendiri!" aku sesenggukan dan mencoba menyingkirkan tangan Seunghyun. Namun Seunghyun mencengkeram tanganku makin keras.

"Tidak boleh. Kita datang bersama, dan pulang juga harus bersama. Kajima." aku terkejut mendengar kata-kata Seunghyun. Kajima? Bukannya dia kesal denganku?

"Tak perlu seolah-olah baik pa.." kurasakan badanku melayang. Sesuatu menahan pinggangku erat. Di depan mataku terlihat dada yang bidang.

Seunghyun menggendongku.

"Turunkan aku!" aku berusaha melepaskan diri. Namun Seunghyun terus berjalan, dia memang tak peduli dengan perkataanku. Kurasakan kepalaku makin pening, dan semua menjadi gelap.

***

Aku mengerjap-ngerjapkan mataku. Kepalaku rasanya berat sekali. Kucoba membuka mataku. Kulihat seorang wanita yang tengah tersenyum melihatku. 

"Akhirnya Anda sadar juga. Oppa! Daesung oppa! Dia sudah sadar!" wanita itu berteriak-teriak memanggil seseorang yang dia panggil oppa.

"Kamu siapa? Dimana Seunghyun?"

Sebelum wanita itu menjawab, seorang lelaki masuk bersama Seunghyun. Lelaki itu pasti bernama Daesung. 

"Akhirnya kamu sadar juga, dasar wanita aneh! Aku mencemaskanmu!" Seunghyun menggoyang-goyangkan bahuku. Aku menatap Seunghyun curiga. Dia kenapa sih? Jangan-jangan dia terbentur sesuatu.

"Kamu terjatuh lalu membentur sesuatu, ya? Atau kamu salah makan?" aku terus menatap Seunghyun. Rasanya aneh kalau dia baik begini.

"Sudah-sudah, kamu istirahat saja, ya. Ini Daesung dan adiknya, Minji. Kita ada di oase tempat tinggal mereka. Kita akan lanjutkan perjalanan kalau kamu sudah sehat. Aku keluar dulu." Seunghyun keluar dari tenda tempat aku tertidur. Aku baru sadar kalau ini adalah sebuah tenda dengan langit-langit yang cukup tinggi. Sepertinya Daesung dan Minji adalah seorang musafir. Bagaimana Seunghyun bisa bertemu mereka?

"Namaku Daesung dan ini adikku, Minji. Kau pasti Bom, kan? Sedari tadi teman lelakimu itu menyebut namamu terus. Dia bahkan sempat memarahi Minji karena kamu belum siuman." Daesung mengagetkanku. Dasar Seunghyun. Dia ini betul-betul bikin malu.

"Ah? Mianhaeyo! Dia memang suka marah-marah seenaknya."

"Gwenchanayo. Dia pasti sangat mencemaskanmu. Makanya dia memarahiku." Minji menjawab sembari tersenyum.

"Tapi, bagaimana kalian bisa menemukan kami?"

"Aku sedang berjalan-jalan di sekitar oase sampai aku menemukan kalian berdua tak sadarkan diri. Jadi aku putuskan untuk membawa kalian ke sini dan teman lelaki siuman lebih dulu. Dan selanjutnya, kau pasti tahu, kan." Daesung menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. Berarti, Seunghyun pingsan? Saat menggendongku?

 

To be continued....

 

 

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lalita25 #1
Chapter 6: Yaampun endingnya kocak abis =)))))
Menghibur banget :D
Mm, boleh kasih beberapa komentar? Maaf ya kalo kesannya sombong bin sotoy, hehe.
Pas di awal kayaknya gak dijelasin dongwook bisa utang banyak gitu gmn caranya, sebagai adik yg baik, harusnya tabi menyelidiki dulu baru bayar utang.
Bagian perjalanannya kurang seru, harus banyakin baca percy jackson biar makin jos bikin cerita genre kyk gini. Krn scene banyak terjadi di perjalanan, mungkin cerita pas perjalannya bisa dibikin lebih rinci. Jadi biar kesannya gak lompat langsung gitu, ada prosesnya.
Scene romantisnya udah dapet bgt loh, aku senyum senyum creepy pas baca =)) jgn2 kamu di dunia nyata orangnya romantis ya? Makannya kalo nyeritain adegan romantis dapet bgt.

Overall, ceritanya kece abis. Tiap chapter selalu nagih buat mencet "next". Good job authornim :)
lalita25 #2
Chapter 1: Interesting plot! Yaampun aku ngerasa aneh komen pake bahasa padahal biasanya pake bahasa inggris ><
Bagus ceritanya, lanjuuut ke chapter selanjutnya :D
ToshiFumi
#3
Kenapa chapter satu diletak di foreword? O.O
aestigmatism
#4
Chapter 6: wkakakak endingnya seru+kocak abis author! ampe ketawa2 sendiri XD good job good job~

next fanfic ya thor :DD
auroramikaela #5
Chapter 6: EndingNy kocak bin ajaib author......hahahahahaha
Good job....

Ditunggu cerita yg LaenNy.... Semangat....
auroramikaela #6
Chapter 5: Ayooooo udah mulai ada rasa ya.....hehehehe
aestigmatism
#7
Chapter 5: omg TOP meluk Bom selama Bom tidur?! btw author-nim, nae yeojachinguga doeejullae artinya apa? maaf gaterlalu ngerti bhs korea ㅡㅡ)"
aestigmatism
#8
Chapter 4: wkwkwk Bom mah emg udah cantik kalo didandanin pasti makin cantik :DD
auroramikaela #9
Chapter 4: Aduh Park Bom keceplosan deh..... heheheheheh
aestigmatism
#10
Chapter 3: sosweetnya TOP XDD update soon update soon!!! :))