Treasure [ Chapter 7 ]

Treasure [ Chapter 1 ]

T.O.P POV

Kami sudah ada di seberang sungai dan sedang mencari gua tempat harta karun itu berada. Namun yang kulihat hanyalah hamparan tanah kosong. Sialan. Jangan-jangan kami menyeberangi sungai yang salah. Atau yang dimaksud daratan baru oleh peta bukan tanah yang kami pijak. Atau jangan-jangan peta itu yang palsu. Sebenarnya yang sialan itu mesin simulator. Aku berdiri di pinggir sungai sementara Bom berjalan tak tentu arah.

"HUWAAA!!"

Kudengar teriakan Bom. Dengan terburu-buru aku menghampiri Bom. Bom jatuh ke sebuah tebing yang lumayan curam.

"Bom, kamu tidak apa-apa?!" 

"Tidak apa-apa, tebingnya ternyata tidak terlalu tinggi." aku menghembuskan nafas lega. Kuturuni tebing dengan hati-hati. Kulihat Bom sedang mendekati sebuah ceruk.

"Seunghyun, aku sudah temukan guanya!"

Kulihat ceruk yang disebut Bom gua. Ya, sebuah gua kecil. Sebuah obor yang menyala tergantung di mulut gua. Alat penerangan untuk memasuki gua. Kuambil obor itu dan memasuki gua tersebut.

"Ayo, Bom. Obornya hanya ada satu. Kita harus berjalan bersama-sama." kuulurkan tanganku pada Bom. Dengan ragu Bom menggenggam tanganku. Telapak tangannya halus dan terasa hangat. Kubalas menggenggam tangan Bom dan berjalan bersama.

"Seunghyun, aku takut..." bisik Bom ketika kami memasuki gua lebih dalam dan cahaya matahari sudah tak terlihat lagi. Kugenggam tangannya makin erat dan tak menjawab kalimatnya. 

Samar-samar kulihat sebuah dinding dengan banyak obor. Guanya buntu. Namun ada sebuah peti di tengah kumpulan obor tersebut. Kumatikan oborku dan melihat ke arah Bom.

"Kau duluan. Kuharap kamu pemenangnya." kulepas genggaman tanganku meski sebenarnya enggan. Bom mengangguk dan berjalan menghampiri peti tersebut. Dia mengeluarkan sebuah kunci berwarna emas dan memasukkannya ke gembok peti. Namun yang kudengar hanya bunyi logam yang saling beradu.

"Tidak cocok. Kunci milikmu yang cocok." Bom kembali sambil menimang kunci tersebut. "Giliran Seunghyun. Selamat, ya."

Giliranku maju menghampiri peti tersebut. Kukeluarkan kunci warna perak dari saku celanaku. Jangan ada yang menang. Kunci ini tak perlu cocok. Kutolehkan wajahku ke arah Bom. Dia sedang tersenyum melihatku.

"Ayo. Cepat masukkan kuncinya."

Kumasukkan kunciku pada gembok. Tidak ada suara logam beradu seperti tadi. Kuncinya pas. Kuputar kunci tersebut.

Klik.

Belum sempat kubuka peti tersebut, tiba-tiba semua dinding gua memudar dan menjadi transparan. Aku dan Bom berpandangan, lalu berganti memandangi dinding gua yang makin lama makin tak terlihat. Suara tepuk tangan yang riuh seketika memenuhi pendengaranku. 

"CHOI SEUNGHYUN! CHOI SEUNGHYUN!"

Terdengar teriakan orang banyak mengelu-elukan namaku. Tiba-tiba aku dan Bom sudah ada di tengah kerumunan orang.

Kami ada di aula kampus.

"Selamat, Choi Seunghyun! Kamulah pemenang proyek robotik Treasure! Hadiahnya bisa kamu ambil 2 hari lagi di ruang rektor langsung pada Bapak Rektor. Hampir terlupa, Park Bom juga harus datang ke ruang rektor 2 hari lagi. Sekali lagi, selamat! Bagi mahasiswa lain, mungkin kamu Choi Seunghyun selanjutnya! See ya!" suara Tablo hyung menggema lewat pengeras suara. Orang-orang di sekitarku kembali mengelu-elukan namaku.

"Selamat ya. Semoga sukses. Sampai bertemu dua hari lagi untuk mengambil hadiahmu." tiba-tiba Bom sudah ada di sampingku. Dia tersenyum, senyuman yang sama seperti saat dia menyuruhky membuka peti.

"Itu juga hadiahmu. Kamu teman perjalananku."

"Andwaeyo. Pakai hadiahmu sebaik mungkin, ya? Kamu harus tetap jadi Si Populer Choi Seunghyun. Maafkan aku karena sudah jadi teman perjalanan yang menyebalkan. Bye-bye." Bom membalikkan badan dan berjalan menuju kerumunan. Aku tak bisa melihatnya lagi.

Mungkin itu memang ucapan selamat tinggal darinya.

***

Besok aku mengambil hadiahnya, jadi kuputuskan untuk tidak masuk kuliah hari ini. Aku cukup penat kalau harus belajar dan aku mau masuk kerja paruh waktuku. Aku bekerja di sebuah toko mainan dengan kampus, selain gajinya lumayan, aku juga bisa menyalurkan ketertarikanku terhadap mainan. Kubuka pintu toko. Loncengnya berbunyi pelan.

"Selamat da... heh hyung! Dari mana saja kau dua hari ini?! Bolos kerja itu tak baik, tahu! Untung bos sedang ke luar kota." aku langsung disemprot Jiyong -rekan kerjaku-.

"Aku ikut kontes robotik kampus. Ya sudah, potong saja upahku dua hari. Tidak perlu repot." aku melepaskan jaketku dan meletakkannya sembarangan di meja kasir. Jiyong mendengus sembari melempar jaketku ke rak kosong.

"Ya sudah, sana rapikan rak bearbricks. Kebetulan kemarin ada koleksi baru, mungkin kau bisa bercerita sama teman beruangmu itu." Jiyong terkekeh lalu kembali menghitung uang di mesin kasir sementara aku berjalan menuju rak yang dimaksud oleh Jiyong.

Kurapikan bearbricks yang sepertinya baru dilihat pengunjung. Benar kata Jiyong, ada koleksi baru. Kulihat sekeliling, lalu kumainkan diam-diam bearbricks itu. Sampai kulihat ada seorang wanita di dekat rak boneka. Memakai jaket longgar dan sepatu tinggi. Itu pasti Bom! Aku sangat hafal dengan gaya berpakaiannya. Kuhampiri dan langsung kupeluk dari belakang. Memang gila, tapi biarlah. Bom hanya diam membisu. Mungkin dia kaget.

"Heh hyung! Sedang apa kau peluk-peluk manekin?!" tiba-tiba Jiyong datang dan menarikku. He? Manekin?

"Ini manekin boneka Barbie musim dingin lalu! Kenapa kau peluk-peluk macam wanita begitu?! Tidak kumasukkan soalnya banyak pengunjung yang suka karena seukuran manusia. Kau sudah gila atau bagaimana?"

Sialan.

***

Author POV

08.00 KST.

Bom dan Seunghyun berjalan memasuki ruang rektor bersama-sama. Tidak ada satu kata terucap dari mereka. Biasanya rektor jarang ada di kampus, namun sekarang dia sedang duduk, membelakangi mereka.

"Annyeong." Bom dan Seunghyun mengucapkan salam bersama-sama. Orang yang dibilang rektor itu hanya mengangguk.

"Jadi, sebelum aku memberikan hadiah pada Choi Seunghyun, aku akan bertanya pada kalian, apa tujuan kalian mengikuti Treasure?"

"Keterpaksaan."

"Membantu orang lain."

"Aku ingin lebih eksplisit. Choi Seunghyun, apa tujuanmu?"

"Aku dibebankan hutang oleh kakakku. Hadiahnya akan kubayar untuk membayar hutang tersebut."

Dia mengangguk. "Lalu, Park Bom, apa tujuanmu?"

Bom menelan ludah. Sebenarnya dia tak mau memberi tahu ini pada siapapun. Terlebih pada Seunghyun. Bom meremas ujung kaus yang dikenakannya.

"Aku...aku ingin membantu Choi Seunghyun melunasi hutang 100 juta won-nya."

Seunghyun langsung menatap Bom. 

"Kenapa kau bisa tahu?! Park Bom, kau tahu darimana?!" Seunghyun langsung memberondong Bom dengan pertanyaan.

"Maafkan aku, Seunghyun. Sebenarnya aku sudah sering memerhatikanmu sedari dulu, sejak kau jadi adik angkatanku. Kamu manis sekali, dan ketika kamu kesulitan, aku ingin membantumu. Choaeyo! Choi Seunghyun, nan choaeyo!"

Seunghyun menatap Bom seolah tak percaya. Terdengar suara tepuk tangan yang pelan. Rektor membalikkan kursinya. Ada seseorang yang membuatnya sangat kaget. Itu kakaknya! Itu Choi Dongwook!

"Hutang 100 juta won itu hanya rekayasa, brother. Aku sudah tahu perasaan Bom, dan sebagai rektor kampus kubuat proyek ini, dan berhasil. Tunggu apalagi? Kau juga suka padanya, kan? Kudengar malah kemarin kau memeluk manekin."

Seunghyun memberikan tatapan tajamnya pada Dongwook dan hanya dibalas kekehan. Seunghyun pun menghampiri Bom lalu berbisik,

"Maukah kau menjadi teman perjalananku? Perjalanan hidupku?"

 

 

 

 

HUWAAAA AKHIRNYA BERES JUGA FANFIC GAK JELAS INI D; terimakasih readers yang sudah setia baca fanfic ini!!~~ kritik dan saran sangat aku tunggu buat bikin cerita selanjutnya!! Maaf kalau endingnya aneh ya --a kamsahamnidaaa see you on next fanfic o/

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
lalita25 #1
Chapter 6: Yaampun endingnya kocak abis =)))))
Menghibur banget :D
Mm, boleh kasih beberapa komentar? Maaf ya kalo kesannya sombong bin sotoy, hehe.
Pas di awal kayaknya gak dijelasin dongwook bisa utang banyak gitu gmn caranya, sebagai adik yg baik, harusnya tabi menyelidiki dulu baru bayar utang.
Bagian perjalanannya kurang seru, harus banyakin baca percy jackson biar makin jos bikin cerita genre kyk gini. Krn scene banyak terjadi di perjalanan, mungkin cerita pas perjalannya bisa dibikin lebih rinci. Jadi biar kesannya gak lompat langsung gitu, ada prosesnya.
Scene romantisnya udah dapet bgt loh, aku senyum senyum creepy pas baca =)) jgn2 kamu di dunia nyata orangnya romantis ya? Makannya kalo nyeritain adegan romantis dapet bgt.

Overall, ceritanya kece abis. Tiap chapter selalu nagih buat mencet "next". Good job authornim :)
lalita25 #2
Chapter 1: Interesting plot! Yaampun aku ngerasa aneh komen pake bahasa padahal biasanya pake bahasa inggris ><
Bagus ceritanya, lanjuuut ke chapter selanjutnya :D
ToshiFumi
#3
Kenapa chapter satu diletak di foreword? O.O
aestigmatism
#4
Chapter 6: wkakakak endingnya seru+kocak abis author! ampe ketawa2 sendiri XD good job good job~

next fanfic ya thor :DD
auroramikaela #5
Chapter 6: EndingNy kocak bin ajaib author......hahahahahaha
Good job....

Ditunggu cerita yg LaenNy.... Semangat....
auroramikaela #6
Chapter 5: Ayooooo udah mulai ada rasa ya.....hehehehe
aestigmatism
#7
Chapter 5: omg TOP meluk Bom selama Bom tidur?! btw author-nim, nae yeojachinguga doeejullae artinya apa? maaf gaterlalu ngerti bhs korea ㅡㅡ)"
aestigmatism
#8
Chapter 4: wkwkwk Bom mah emg udah cantik kalo didandanin pasti makin cantik :DD
auroramikaela #9
Chapter 4: Aduh Park Bom keceplosan deh..... heheheheheh
aestigmatism
#10
Chapter 3: sosweetnya TOP XDD update soon update soon!!! :))