Sehun's Confession and Seulrin's Choice/End

Real Fate

===|| Han Seul Rin PoV ||===

Pagi ini di penghujung musim dingin, salju sudah mulai mencair dan suhu sudah lebih hangat. Tapi aku merasa sama sekali tak bertenaga, apalagi saat menatap gedung Elite’s Park Hospital yang bangunan tingginya terlihat tinggi menjulang dari jalan di dekat rumah ku. Sudah beberapa hari berlalu sejak Sehun dioperasi bahkan hari ini pun dia bilang akan kembali bersekolah, dan itu artinya aku tak mempunyai alasan lagi untuk menemui Luhan oppa di rumah sakit.

Haruskah aku berpura-pura sakit?

Aku menggelengkan kepala, padahal aku begitu membenci rumah sakit sebelumnya, bagaimana mungkin hanya karena seorang pria aku malah ingin pergi ke sana?

Aku menyentuh bibirku yang dingin saat melewati jalan yang aku dan Luhan oppa lewati beberapa hari lalu, saat Luhan oppa tiba-tiba saja hampir mencium ku. Haruskah aku menuntut penjelasan karena kejadian itu membuatku hampir tidak tidur nyenyak selama beberapa hari ini?

Aku menggelengkan kepala dan langsung berlari ke halte bus, lama-lama di sini aku bisa benar-benar gila! Bahkan mungkin yang paling bahaya sekarang adalah terlambat sampai sekolah!

Dan sepertinya aku memang terlalu lama melamun di jalanan tadi!

“Terlambat lagi Han Seul Rin?”

Aku menaikkan sebelah mata ku saat menatap namja jangkung berpipi tirus sudah memasang cengirannya. Aku mencengkeram gagang pel dengan erat, jangan sampai aku hilang kendali lagi dan menusuk Sehun dengan gagang pel hingga dia harus dioperasi ulang.

Yeah.. well aku terlambat dan dihukum membersihkan toilet siswa, tapi tentunya aku tak perlu bilang keras-keras di depan namja ini kan?

“Lebih baik kau cepat ke kelas Sehun ssi, bukan kah kau sudak ketinggalan banyak sekali pelajaran?”

“Tenang saja, aku ini jenius” tanpa aku duga, Sehun mengambil gagang pel lainnya yang tersandar di tembok depan toilet dan tiba-tiba mengepel lantainya.

Sebentar, kenapa dia tiba-tiba.. membantu ku?

“YAA!! Han Seul Rin pabo! Kenapa kau malah bengong saja! Kau yang terlambat, seharusnya kau bersyukur aku membantumu”

“Ya! Oh Sehun, apa kau yakin tak salah minum obat? Atau sedang demam?” aku terkekeh melihat pout yang seketika itu muncul di wajahnya dan ikut mengepel lantai di sebelahnya “Baiklah.. baiklah… terima kasih telah membantu ku, akan ku traktir bubble tea

Perlahan pout di wajah Sehun menghilang dan digantikan oleh senyuman tipis “Ingat! Aku ingin porsi extra large loh!”

“YAAA!!!! Kau sudah ditraktir, malah memilih lagi!’

“Biar saja! Kau harusnya bersyukur aku menolong mu dan jangan banyak komentar”

“Ckkk.. kau tidak berubah… Seharusnya dokter mengoperasi otakmu sekalian!” Kemudian aku pun melepar senyum pada Sehun “Gomawo telah menolong ku”

Sehun pun tersenyum, demi apapun aku baru melihat dia tersenyum begitu lebar.

***//***

@Kedai minuman

“Woahh… jadi Luhan oppa juga suka bubble tea?! Pelayan! Taro Bubble tea untukku juga!” aku langsung memanggil pelayan yang baru saja melewati meja ku dan Sehun.

Drkk… *Sehun menaruh gelas berisi bubble tea nya dengan agak kasar*

“Kau kenapa?” aku mengerenyitkan dahi menatap Sehun yang untuk pertama kalinya terlihat tidak berminat dengan bubble tea favoritnya.

“Aku bosan …”

“Waeyo?”

“Apa kau tak bosan terus bertanya mengenai Luhan hyung? Apa makanan favoritnya, sekolahnya dimana, hobi nya apa dan pertanyaan tidak penting lainnya. Han Seul pabo! Bisakah kita tidak membicarakan orang lain?”

Seul Rin ah, bisa kah kita tidak membicarakan orang lain?

Anehnya setelah kata-kata Sehun, kata-kata Luhan oppa juga kembali terulang dikepalaku. Mereka mengatakan hal yang sama.

“Ini pesanan anda” seorang pelayan tiba-tiba menyodorkan segelas taro bubble tea di atas meja ku, sementara Sehun memalingkan wajahnya masih terlihat kesal.

“Sebenarnya kau dan Luhan oppa kenapa sih? Luhan oppa juga pernah berkata padaku agar tidak membicaran orang lain.. maksud ku, kau”

Sehun akhirnya menolehkan lagi wajah tirusnya padaku “Luhan hyung berkata seperti itu juga?”

Aku menganguk lalu meminum bubble tea ku sedangkan Sehun hanya memejamkan matanya sambil menarik nafas tajam.

“Sehunnie.. gwenchana?”

“Han Seul kau masih ingat kan kalau kau berhutang janji akan mengabulkan permintaan ku jika aku mau dioperasi?”

Aku menganguk dan agak bingung saat melihat Sehun tiba-tiba berdiri dan kembali menggunakan coat tebalnya “Kau ingin apa?”

“Kau akan tahu nanti, kajja ikut aku!”

***//***

16.30 KST

Sehun mengajakku pergi dengan menggunakan motor sportnya ke arah bebukitan yang berada di pinggiran kota Seoul. Untung saja walau udara masih terasa dingin, salju sudah tidak turun beberapa hari terakhir ini hingga membuat jalanan tak terlalu licin. Sepanjang perjalanan namja aneh ini sama sekali tak berkata apapun walau ditanya.

“Kita sudah sampai…”

“Wahh.. tempat apa ini?” aku membelalak takjub saat sampai di puncak bebukitan dan menatap hamparan kota Seoul sore hari dari atas bebukitan. Dengan bersemangat aku berlari ke arah pagar untuk melihat lebih jelas.

“Sebenarnya aku ingin mengajak mu kesini saat masih musim dingin, salju yang menjatuhi kota membuat Seoul terlihat lebih indah”

Aku menggeleng “Tidak apa-apa, bahkan ini indah sekali! Cahaya matahari sore yang menimpa kaca-kaca bangunan dan memantulkan cahaya terlihat sangat menarik, dan juga kita bisa melihat laut!!”

Sehun berjalan mendekati ku ke ujung pagar, dan kemudian mengacak-acak rambut ku “Tunggu saja sampai kau lihat saat matahari terbenam, jinjja daebak!’

“Jeongmal? Yehett ke ke ke~~~” aku bersorak sementara Sehun mendelik “Kenapa? Aku tak boleh memakai kata trademark mu?”

Zrukk

“Eh?” Aku bingung karena Sehun tiba-tiba membalik tubuhku ke hadapannya, mata tajamnya menatapku dalam-dalam. Dan sepersekian detik kemudian, ntah apa yang merasuki Sehun dia tiba-tiba mendekatkan wajahnya padaku seperti hendak mencium bibirku!

“STOP!!”

Aku mendorong tubuh Sehun keras-keras, membuat namja itu mundur beberapa langkah ke depan.

“Tidak bisa ya jika dengan ku?” Sehun tiba-tiba menghela nafas panjang “Aku melihat semuanya Seul Rin ah… es krim yang terjatuh dan kejadian malam itu”

“A. Apa.. maksud mu?” kataku tergagap, teringat kejadian dulu saat aku dan Luhan oppa hampir berciuman. Dan tiba-tiba saja Sehun tertawa terbahak-bahak seperti orang gila.

“Hahahhahahahhaha…..”

“YAA!!!”

“Hahhaha.. hahaha…” tawa Sehun melemah, dan baru ku sadari setetes air mata mengalir di wajahnya. Membuatku merasa tertampar karena menyadari sesuatu yang mungkin saja selama ini aku lewatkan, apa mungkin.. Sehun terhadap ku?

“Han Seul pabo! Aku menyukaimu tapi aku tahu kamu mencintai Luhan hyung. Jadi permintaan ku adalah katakan dengan jujur perasaan mu padanya, kau menyukai Luhan hyung kan?”

“M.. mwo?” aku menekapkan mulutku, merasakan syaraf-syaraf dipipiku memanas.

If you want to be loved, sometimes you must first start to love, say it with brave!” tambah Sehun, dia tersenyum tipis “Panjang umur, dia baru saja ada di belakang mu”

“Geotjimal!” aku melebarkan mata dan menoleh ke belakang untuk mendapati Luhan oppa yang baru saja turun dari mobil audi birunya. Dia terlihat terkejut melihatku dan Sehun bersama.

“Seul Rin-ah, kenapa kau ada di sini?” kemudian pandangan Luhan oppa beralih ke Sehun “Maksudnya apa ini Oh Sehun? Kau mengajakku bertemu di sini dan kenapa ada Seul Rin?”

“Oh ya Seul Rin, sebenarnya tempat ini adalah tempat rahasia aku dan Luhan hyung, hanya orang-orang terpenting bagi kami lah yang kami ajak kesini dan Luhan hyung ingin mengajak mu”

“Eh?”

“Sehun, kau mau kemana?” aku berlari ke arah Sehun yang sudah duduk di motornya dan sedang menggunakan helmnya

“Ingat permintaan ku pabo!” Sehun berbisik sebelum melambaikan tangan padaku dan Luhan, kemudian tanpa sempat aku berkata lagi dia sudah menjalankan motornya dan menghilang di balik tikungan.

Oh ya…. Luhan oppa!

“Seul rin-ah, kau menyukai Sehun?” kata-kata Luhan oppa membuatku berbalik

“Nee… aku menyukainya” sepertinya jawabanku membawa dampak buruk karena sekarang dia tersenyum pahit “tapi aku hanya menyukai Sehun sebagai sahabat, lagi pula ada pria yang benar-benar aku cintai”

“Eh?” Luhan oppa menatap penuh tanya padaku, sementara aku dengan hati berdebar mendekatinya yang telah bersandar di batang kayu yang dijadikan pagar.

“Dan pria itu yang telah memberitahuku bahwa ‘Dokter bukan lah Tuhan, yang bisa dokter lakukan hanyalah berusaha keras untuk menyambungkan nyawa yang dipercayakan padanya’, kau tahu oppa, dia terlihat sangat cool saat mengatakannya?”

“Ja.. jadi pria yang kau cintai itu..” perlahan senyum Luhan oppa semakin lebar saat aku sudah berada tepat di hadapannya, dengan gentle dia mengaitkan beberapa helai rambutku yang tertiup angin ke telingaku “Aku mencintai mu Han Seul Rin”

“Aku juga mencintai mu Luhan oppa” jawabku mantap, rasanya ada ribuan kembang api menyala di kepalaku saat Luhan oppa menyentuh daguku dan mengecup bibir ku, melumatnya dengan lembut. Ini adalah ciuman pertama ku dan aku bersyukur karena melakukannya dengan pria yang sangat ku cintai.

“Hahhahahahha”

“Kau kenapa tertawa chagiya? Hmm… aku boleh memanggilmu chagiya kan? tentunya kau mau menjadi yeojachingu ku kan?”

Aku menganguk di pelukkan Luhan oppa “Aku hanya teringat, kalau saja aku tidak menyodok Sehun sehingga usus buntunya tiba-tiba kumat, tentunya aku tak bisa bertemu dengan oppa”

“Sehun menyukai mu…” suara Luhan oppa melemah

“Aku tahu, dia akan mengerti, dan lagi menurutku Sehun lebih menyukai oppa dibandingkan aku”

Luhan oppa menaikkan sebelah alisnya “Apa maksud mu?”

“Hehehhehe… rahasia!”

Luhan oppa ikut tertawa kecil “Terserah kau saja, yang jelas… aku bahagia karena Sehun maksud ku, takdir,  mempertemukan kita”

“Nee.. nado”

Dan begitulah, aku bersyukur ternyata takdir mempertemukan ku dengan sahabat yang baik seperti Sehun dan juga laki-laki luar biasa seperti Xi Luhan. Aku menyukai keduanya, tapi yang kucintai hanyalah Luhan oppa ^^.. Dan aku harap, selamanya pun aku akan selalu bersama mereka.

Tapi… aku berharap ada gadis yang bisa dicintai sepenuh hati oleh sahabatku, Oh Sehun, apakah gadis itu adalah salah satu kalian?

*Kunang ngacung/ditabok umin/oke insap abaikan*

.:THE END :.

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet