Xi Seonsaeng

Real Fate

“Mau ke atap rumah sakit ini dulu?”

“Eh?”

Tanpa menunggu jawabanku, Luhan oppa menggenggam pergelangan tangan kanan ku dan menariknya. Sepertinya Luhan oppa menyadari ada sesuatu yang ingin ku katakan padanya sehingga mencari tempat yang tepat agar aku bisa berbicara dengan lebih leluasa.

“Disini aman, dan juga tenang” kata Luhan oppa setelah kami sampai di atap rumah sakit. Angin dingin menembus baju hangat tipis ku, membuat diri ku bergidik. Namun tiba-tiba sesuatu yang hangat mengelilingi leher ku. Syal berwarna merah yang digunakan sejak tadi oleh Luhan oppa.

“Ah ini..”

“Pakailah, disini dingin”

“Tapi Luhan oppa sendiri?”

“Sudahlah.. kau lebih membutuhkannya. Oh ya, sepertinya ada yang ingin kau bicarakan dengan ku kan? ” Luhan oppa tersenyum lembut, membuat hatiku bergetar. Aneh, sebelumnya aku benar-benar sudah memikirkan apa yang akan kukatakan pada Luhan oppa, tapi melihat senyumannya itu membuat semuanya buyar.

“Seul Rin-ah?”

“Ah.. mian… ini mengenai Sehun…”

Luhan oppa mengerenyitkan dahinya, tapi dia sama sekali tidak menginterupsi dan membiarkan ku tetap melanjutkan kata-kata ku.

“Luhan oppa, bisa kah Sehun tidak dioperasi?”

“Kenapa?”

“Karena… “ aku menggigit bibir ku, kebiasaan ku jika sedang bingung “karena Sehun bisa mati…”

Luhan hanya mengedipkan matanya sekali, dalam hati aku bersyukur dia tidak menertawakan ku atau mengejekku sok tahu.

“Lanjutkan Han Seul Rin, kenapa kau berpikir seperti itu?”

Aku pun menceritakan semua nya pada Luhan oppa. Tentang Jun Myeon oppa dan operasi pengangkatan sel-sel kankernya yang gagal padahal sebelumnya diperkirakan sukses. Tentang bahwa esok adalah hari yang buruk, dan aku tak mau bertambah buruk karena kehilangan sahabat ku.

Luhan oppa mendengarkan dengan seksama, sedangkan aku sudah benar-benar ingin menangis mengingat Jun Myeon oppa dan juga kemungkinan aku akan kehilangan Sehun.

“Dengar Seul Rin-ah” Luhan oppa merangkul pundak ku, mengajak ku yang masih menunduk menahan tangis untuk berjalan ke arah pagar atap “Dokter bukan lah Tuhan, yang bisa dokter lakukan hanya berusaha keras untuk menyambungkan nyawa yang dipercayakan padanya”

“Tapi.. tapi dokter itu berjanji bahwa Jun Myeon oppa akan selamat, dan kenyataannya ternyata hiks hiks…..”dan akhirnya tangis ku pecah, Luhan oppa memelukku membiarkan aku menangis di dadanya. Walau itu berarti aku akan membasahi jas dokternya.

“Seul Rin-ah dengarkan…” Luhan oppa menepuk nepuk pucuk kepala ku “Ikhlaskan kepergian kakak mu, dan atas nama dokter yang mengoperasinya, aku minta maaf karena gagal menyelamatkan kakak mu. Sekarang, aku meminta kepercayaan mu untuk membolehkan Sehun dioperasi, karena jika tidak, malah akan membahayakan Sehun”

“Tapi…’

“Dengar Seul Rin-ah, bagi ku Sehun juga sama berharganya, lebih dari yang kau ketahui. Dia sudah kuanggap sebagai adik ku sendiri. Aku telah meminta salah satu dokter terbaik disini yang akan mengoperasinya, dan dia sangat berpengalaman. Aku pun sudah meminta agar diijinkan tinggal di ruang operasi. Dan ingatlah, operasi usus buntu jauh lebih mudah dan presentasi berhasilnya sangat besar, jadi tenanglah, everything’s gonna be alright

“Benarkah oppa?” tanya ku yang masih agak sesegukan, Luhan oppa melepas pelukannya dan menghapus sisa air mata ku.

“Tentu saja, percayalah pada ku, oh ya lihat… “ Luhan oppa menunjuk ke arah di belakang ku “Malam ini langitnya begitu cerah dan dipenuhi bintang, sayang jika kau melewatinya dengan bersedih”

Aku berbalik dan mendapati pemandangan malam hari yang sangat indah, juga bintang bintang yang berkelip jelas di langit yang cerah. Aku merasa hati ku jauh lebih lega, untung lah aku sudah bercerita pada Luhan oppa. Dan aku percaya, untuk kali ini pasti Sehun akan baik-baik saja.

Sehun ah, operasi mu pasti akan berhasil dan kau akan segera sembuh

Di saat-saat aku dan Luhan oppa menikmati pemandangan malam, aku sama sekali tak sadar ada sepasang mata yang memperhatikan kami dengan sorot mata terluka.

===|====

Keesokkan hari nya

Ilsan cemetary

“Seul Rin-ah, kajja!” kata ibu ku setelah kami berdoa dan dia menyimpan setangkai bunga mawar putih favorit Jun Myeon oppa di samping makamnya. Aku menggeleng dan tersenyum tipis.

“Appa dan eomma duluan saja, lima menit lagi aku menyusul” kata ku, eomma dan appa menganguk mengerti. Meninggalkan ku untuk kembali ke parkir mobil terlebih dahulu.

“Oppa…” aku tersenyum menatap nisan di depan ku, teringat akan wajah oppa ku yang selalu dihiasi senyum bak malaikat. Dan bukan hanya wajahnya saja yang begitu ramah dan hangat, kepribadiannya pun sangat menawan.

Aku membuka mulut ku lagi “Teman ku hari ini akan dioperasi, tepat di hari kematian mu, operasinya akan berhasil bukan?”

Angin pagi menyapu rambut panjang ku yang terurai, membuatnya sedikit berkibar. Dan untuk pertama kalinya di depan makam kakak ku, aku tersenyum “Jadi oppa juga berpikir operasi Sehun akan berhasil, ya”

“Kalau begitu aku pergi sekarang, dan oppa… aku akan ke sini lagi besok untuk menceritakan orang yang kemarin kutemui, namanya Luhan oppa”

Dan aku tahu, sejak kemarin aku sudah mulai menyukainya.

===========Seul Rin PoV End ===========

=============Luhan PoV==============

Keesokkan Harinya

27 Januari 20XX

Sehun tiba-tiba tidak mau dioperasi?

Aku hampir tidak percaya kata-kata suster yang tadi terpogoh-pogoh menemuiku dari ruangan Oh Sehun. Aku yang sedang belajar menggunakan alat simulasi operasi dibimbing dokter senior segera meminta izin untuk menemui namja keras kepala itu. Pasti ada sesuatu yang meracuni otak nya sampai dia berubah pikiran.

Cklekk *suara pintu dibuka oleh ku*

“Aku tidak mau dioperasi!! Pokoknya aku tidak mau!” Sehun yang sedang duduk di tempat tidurnya dengan piyama rumah sakit melekat di tubuhnya, melipat tangannya. Raut wajahnya terlihat angkuh dan membelakangi seorang gadis yang pernah selama beberapa tahun mengisi hati ku, Kang Yoora, kakak tiri Oh Sehun. Di samping Yoora berdiri seorang pria berambut hitam kecokelatan yang tingginya aku yakin tidak melebihi Sehun. Dia pasti Baekhyun, kekasih Yoora.

“Oh Sehun!” kata Yoora, tidak terlalu keras tapi terdegar tegas. Aku bisa melihat wajah Sehun sedikit gemetar “Jadi kau ingin mati sekarang heoh? Operasi ini demi kebaikkan mu pabo!”

“Tapi aku tidak mau!”

“Ada apa ini?” akhirnya aku membuka suara, Sehun menatap ku nanar seolah-olah aku berbuat suatu kesalahan padanya “Sehun-ah, apa kau merasa kurang baik?”

“Huhh!” Sehun membuang muka, membuat ku sedikit sakit hati melihat kelakuannya

DUAKK

“Noona!! Appo!!!” Sehun meringis ketika jitakkan Yoora tepat mengenai kepalanya

“Yoora-ya, tenang lah, ini rumah sakit!” Baekhyun merangkul Yoora agar sedikit menjauh dari Sehun, aku memegang dada ku. Untunglah tidak sesesak dahulu.

“Siapa yang mengajari mu tidak sopan pada Luhan oppa, heoh?”

Cklekkk *pintu kamar kembali dibuka*

“Oh Sehun” gadis yang baru saja masuk langsung saja menghampiri Sehun dan mencubit pipi tirus Sehun “Aku dengar kalau kau tiba-tiba tak ingin dioperasi, michesseo?! Kau ingin aku sodok lagi?”

“YAA!! KAU KENAPA SIH?! Bukan kah kemarin kau sendiri—”

“Kau harus dioperasi pabo!"

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet