Complicated

Real Fate

H-Day, Operation Day!

 

“Seonsaengnim!! Sehunnie akan baik-baik saja kan? operasinya pasti sukses kan?” lagi, Yoora eonni mengulang kata-katanya pada dokter yang akan membawa Sehun ke ruang operasi. Sehun yang terlihat malu dengan tingkah noonanya yang berlebihan menepuk nepuk jidatnya.

“Chagiya.. tenanglah!” namja cute di sebelah Yoora eonni merangkulnya, tapi Yoora menepisnya.

“Tuan Byun! Bagaimana aku bisa tenang!!?”

“YAAA!! Panggil aku oppa!!”

*** dan kemudian Baekki dan Yoora perang mulut***

“Yoora memang seperti itu, dia sangat menyayangi adiknya” bisik Luhan oppa yang berdiri di samping ku, tepat di depan kasur Sehun. Aku hanya menganguk, dalam hati sebenarnya aku agak penasaran kenapa sepertinya Luhan sangat mengenal Yoora eonni? Ahh… Han Seul Rin! Kau tak boleh memikirkan yang bukan-bukan, bukankah kekasih Yoora eonni adalah Baekhyun oppa.

Yah.. walau sepertinya mereka setiap hari perang mulut

“Tenang saja, ini hanya operasi beresiko rendah, adik anda akan kami pastikan selamat” kata dokter setengah baya yang berdiri di samping tempat tidur Sehun. Dia tampak bingung dengan keributan di depannya plus pasiennya yang dengan cueknya menutup telinga nya sambil tetap berbaring, untung saja tak lama dua orang suster datang membawa kasur dorong.

“Tapi—”

“Noona tenanglah!” Sehun tiba-tiba duduk dan memeluk Yoora eonni erat, membuat gadis itu dan Baekhyun hyung terdiam “Aku tidak akan meninggalkan noona, apalagi aku belum bisa mempercayakan noona pada makhluk aneh di samping mu”

“YAAA!!! Kau bilang apa heoh? Aku makhluk aneh?  Bla-bla…” dan kemudian Baekhyun oppa kembali mengoceh, mau tak mau aku dan Luhan oppa saling pandang dan tertawa kecil. Hingga tanpa aku sadari, sekarang Sehun yang telah berpindah ke kasur dorongnya tiba-tiba menggenggam tangan ku.

“Sehun ah?”

“Mau kah kau menemaniku sampai ke ruang operasi?”

Aku mengerutkan dahi, agak bingung tapi akhirnya menganguk juga. Sehun tiba-tiba berdiri “Kita bisa berjalan sampai ruang operasi”

“Kau yakin?”

Sehun menganguk dan menarikku pergi, sejenak aku menatap wajah Luhan oppa yang seperti diliputi berbagai emosi. Tangan ku dengannya sedikit bersentuhan saat aku berbalik untuk beranjak bersama Sehun.

“Seul Rin ah … kenapa harus ‘dia’?

“Heoh?” aku menengok untuk menatap wajah Sehun yang tetap tertuju ke depan, tapi gelengan kepala Sehun membuatku tak bisa kembali bertanya walau aku tak mengerti apa dan siapa yang Sehun maksud dengan ‘dia’

Ada apa ini?

===|| Xi Luhan PoV ||===

‘Gyuutt’

Aku menekan dadaku yang tiba-tiba terasa sakit dan berlubang, mata ku masih menatap pintu kamar yang sedikit terbuka setelah Sehun dan Seul rin keluar dari kamar diikuti perawat dan dokter. Aku sadar bahwa sejak pertama bertemu dengan Seul rin, ada sesuatu yang membuatku tertarik padanya tapi sepertinya tidak hanya aku saja.

Sehun juga menyukai Seulrin, jelas sekali. Dahulu sahabat baikku sendiri yang membuatku mengubur perasaan ku jauh-jauh dan sekarang, namja yang telah ku anggap saudaraku sendiri–

“Luhan oppa, kau kenapa diam saja?”

“Ah.. eh Yoora ya, tidak apa-apa” aku menengok dan mendapati Yoora menatap ku khawatir, sementara Baekhyun menatapku dan Yoora bergantian “Kalian duluan saja ke ruang tunggu, aku harus menemui dokter pembimbing ku sebentar”

“Baiklah kalau begitu”

“Kami duluan ya hyung!” tambah Baekhyun dengan nada yang agak dibuat, aku mendengus dan tersenyum kecil. Sepertinya Baekhyun masih mengira aku menyukai kekasihnya, tapi itu tidak benar, karena sekarang aku merasa ada seseorang yang mulai memasuki hatiku.

Tapi… bagaimana jika Sehun juga… aku menggelengkan kepala “ah.. sudahlah, yang terpenting saat ini operasi Sehun berhasil”

***//****

Beberapa jam kemudian

“Heoh, aku masih harus bed rest selama 12-16 jam?” Sehun yang berhasil melalui operasinya jelas sama sekali tidak senang mendengar kata-kataku. Kali ini hanya ada aku dan Sehun di ruangan perawatan ini, Seul Rin, Yoora dan Baekhyun baru saja pulang.

“Ya, dan kau baru boleh pulang setelah tiga hari dirawat di sini untuk memastikan tidak ada komplikasi pasca operasi” jelas ku sambil mencubit pipinya yang tirus “ dan kau juga harus puasa beberapa hari, tapi tenang saja kau akan tetap mendapatkan nutrisi dari selang infus”

Sehun mengangkat bahunya “sama sekali tidak terdengar menyenangkan hyung, apa kau bisa memasukkan bubble tea di infusnya?”

“Jangan meminta yang aneh-aneh, lebih baik kau tidur saja” kali ini aku menepuk kepalanya dengan gemas “Untuk bubble tea, hyung yang akan menggantikan mu meminumnya hahahha”

“Ckk….tidak asyik!” Sehun hanya berdecak kemudian mengubah posisinya dari duduk menjadi tidur, aku hanya tersenyum tipis, dalam hati bersyukur dia tak lagi mengacuhkan ku.

“Kalau begitu kau tidurlah, jika butuh apa-apa kau bisa hubungi aku atau memencet emergency call oke?”

“….” Sehun tak menjawab, dia hanya memejamkan matanya. Aku menghela nafas dan berbalik  memutuskan untuk beranjak, hingga kata-kata Sehun membuatku terdiam.

“Hyung, kau tahu sejak dulu aku berharap hyung akan bersama noona ku, dengan begitu kau akan benar-benar menjadi kakak ku”

“Mwo?” aku menengok ke belakang, mendapati Sehun yang telah membuka matanya dan menatap langit-langit kamarnya.

“Tapi setelah hubungan noona ku dan Kris hyung berakhir, dia malah bersama Baekhyun hyung sekarang” Sehun mendengus keras “Hyung yang satu ini sifat cerewet dan narsisnya membuatku mual, meskipun begitu… sepertinya Yoora noona bahagia”

“…” aku hanya diam mendengarkan, masih belum mengerti apa yang coba diungkapkan oleh namja ini. Ya, aku memang agak penasaran dengan kekasih Yoora saat ini, aku tak ingin dia cukup bodoh seperti teman ku yang tega menyakitinya walau terpaksa.

“Dan sekarang …” kali ini mata tajam Sehun beralih menatapku “Hyung, apa kau menyukai Han Seul Rin?”

Aku memegang dada ku, menyadari jantung ku telah berdetak lebih cepat saat mendengar namanya.

“Apa sangat sulit untuk menjawab ‘ya’?” tambah Sehun, tapi yang bisa kulakukan hanya mengigit bibirku.

Cklekk…

Tiba-tiba seseorang membuka pintu, ternyata Xiumin teman ku yang sama-sama dokter magang di sini “Lu, kita dipanggil oleh dokter pembimbing, ppali!”

“Ah.. baiklah, Sehun aku—-“ aku terdiam saat melihat Sehun sekarang telah memejamkan matanya, aku pun akhirnya keluar ruangan itu setelah menghembuskan nafas panjang.

Sehun-ah, mianhae …

***//***

Beberapa hari kemudian

22.00 KST

“Seul Rin ah, kau belum pulang?” aku benar-benar terkejut saat mendapati seorang gadis mungil, dengan coat berwarna ivory yang membungkus tubuhnya baru saja keluar dari convenient store yang terletak tak jauh dari rumah sakit.

“Luhan oppa! hehe.. sebenarnya aku sedang suntuk belajar untuk persiapan ujian lusa, jadi saja aku ingin beli es krim” Seul rin mengangkat plastik belajannya, memperlihatkan beberapa batang es krim cokelat yang baru saja dibelinya.

“YAA!! Ini musim dingin!”

“Aku tahu”

“Dan baru saja salju turun!”

Seul rin menatap sekitar kami dan menganguk “Apa segitu anehnya aku ingin makan es krim saat musim dingin dan salju baru turun?”

Aku tertawa kecil, ntah mengapa aku merasa wajah bingung Seul Rin terlihat sangat lucu

“OPPA!! Kau kenapa tertawa seperti itu? Huuu…. baiklah… baiklah, kau pasti berpikir kalau aku gadis aneh yang suka makan es krim walau sedang musim dingin”

“Sejak awal, kau memang gadis yang aneh” kata-kata ku membuat Seul rin mendelik “Hmm.. kau pernah cerita kalau rumah mu dekat sini, mau kuantar pulang?”

Seul rin terdiam sejenak kemudian menganguk, membuatku menghembuskan nafas lega. Akhirnya kami pun jalan bersama ke arah rumahnya.

“Kau mau oppa?” Seul rin yang tanpa kuduga nekat memakan es krim nya di udara sedingin ini, menggoyangkan kantung plastiknya. Aku menggeleng.

“Kau tidak kedinginan?”

“Hmm dingin sih, tapi—-“

Ntah keberanian dari mana, aku menangkap pergelangan tangan Seul rin yang tidak memegang kantung plastik dan es krim. Memasukkannya ke dalam saku coat ku yang tebal dan berisi hot packs.

“Bukan kah begini lebih hangat?” kali ini aku menatap bola mata hitam Seul Rin yang melebar, kami sama-sama terdiam dan saling bertatapan. Ntah mengapa aku begitu terhipnotis hingga tidak sadar telah berapa lama menatap paras cantiknya. Matanya yang tidak terlalu besar, tapi juga tidak terlalu sipit, pipinya yang kemerahan, bibirnya yang terlihat dingin dan pucat…

Jalanan yang sudah sepi dan udara dingin sepertinya sudah berhasil mengacaukan pikiran ku, karena tanpa sadar perlahan aku sudah sedikit menunduk, mendekatkan wajah ku pada wajah Seul Rin yang telah menutup kedua matanya. Aku bisa merasakan udara panas dari hidungnya menggelitik pipiku saat hidung kami bersentuhan, dan ketika hanya tinggal sedikit saja bibir kami saling bertautan.

Trek….. *suara es krim jatuh*

“Ah…” Seul rin membuka matanya dan mundur selangkah, aku juga spontan menegakkan tubuhku dan berdeham tapi masih tak membiarkan telapak tangan Seul rin lepas dari genggaman ku.

“Seul Rin ah… tadi kau bilang rumah mu tinggal berbelok ke kanan kan?”

“Ki.. kiri oppa”

“Ahh.. nee…kajja!”

Aku pun menarik tangan Seul rin, di sisa perjalanan kami yang hanya lima menit tapi berasa lima puluh menit itu sekalipun aku tak sanggup menatap wajah gadis ini.

Xi Luhan! Kau pasti sudah hampir gila tadi!

“Hyung, apa kau menyukai Han Seul Rin?”

Kata-kata Sehun kembali terputar ulang di otakku, aku memejamkan mata sesaat tapi hanya pertanyaan lain yang terputar di otakku.

Sehun ah, apa kau juga menyukai Seul Rin?

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet