1/8

[Dramafiction] Z A T E M N A Episode 01

Dor!! Dor!! Terdengar suara pistol bagaikan suara petasan yang mengganggu siapa saja yang masih ternyenyak di pagi hari. Seorang perempuan berkaos putih polos dan celana Training panjang berwarna Hitam dengan Topi bertengger dikepalanya. Rambutnya Hitam panjang, wajahnya terlihat manis tapi Raut wajahnya Tegas. Suara Pistol itu berasal dari pistol yang ia pegang. Ia sedang mengeker arah tembakan kearah sebuah papan yang ada gambar lingkaran besar, makin kedalam lingkarannya mulai mengecil dan di tengah lingkaran itu ada sebuah titik hitam. Dor!!

“Yes!! Tepat sasaran!!” Seru gadis bernama Hyo Ra.

“Pagi-pagi seperti ini kau sudah berlatih?” Sebuah Suara terdengar dari arah belakang.

Hyora terkejut lalu menoleh kearah suara berasal. Rupanya berasal dari Paman Do Kwang.

“Oh Paman! Maaf kalau suara pistolku mengganggu tidur paman.”

“Tidak apa-apa, aku sudah terbiasa sejak kau disini.” Paman Do Kwang tertawa, “Tapi, saat itu kau masih ku latih. Dan aku masih sangat ingat kau membangunkanku pagi-pagi buta hanya untuk latihan. Semakin lama kau semakin ahli, tapi walaupun begitu kau masih saja mengganggu pagiku dengan suara senjatamu, berlatih sendiri di pagi buta.”

Sejenak Hyo Ra tersenyum malu mendengar kisah masa lalunya dimata Pamannya. Perlahan senyuman itu memudar dan ia tertunduk, wajahnya berubah memancarkan kesedihan yang sangat dalam. “Mengenai hal yang dulu…”

Paman Do Kwang menatap Hyo Ra, diperhatikannya raut wajah sedih Hyo Ra yang mulai terpancar. “Ada apa, Hyo Ra? Apa Kau sedih?”

Gadis berkulit cokelat itu kembali menegakkan kepalanya, menatap Paman Do Kwang dan tersenyum manis, ia berusaha untuk tetap tersenyum tegar.

“Jangan memaksakan tersenyum jika kau tak ingin,”

Senyuman Hyo Ra perlahan pudar, airmatanya sudah ingin keluar. “Hanya orang bodoh yang tak merasa sedih jika berpisah.”

Paman Do Kwang tersenyum lembut. “Kita tak berpisah secara keseluruhan. Hanya Raga kita yang terpisah.”

Sebenarnya Hyo Ra sudah sangat ingin menangis, tapi ia berusaha sekuat-kuatnya menahan airmata yang sudah memaksa keluar. Hyo Ra masih saja berusaha tersenyum lebar untuk menyembunyikan kesedihannya, tapi mata tak bisa berbohong.

“Aku sudah menganggap Paman dan Bibi orang tuaku sendiri, Aku….” Senyuman menghilang lagi, ia sudah tak tahan menahan kesedihannya. Tersenyum hanya membuatnya tambah kesakitan.

“Kami juga sudah menganggapmu sebagai anak kami sendiri.” Paman Do Kwang mengelus lembut rambut Hyo Ra, “Kehilangan Anak itu sangat menyayat. Berjanjilah kau akan datang menjenguk kami setiap saat kau bisa.”

“Pasti Paman!” Hyo Ra Mengangguk pasti dan penuh semangat.

“Janji?”

Kesedihan Hyo Ra perlahan sirna, lalu ia tersenyum lebar dan mengacungkan jari kelingkingnya kearah Paman Do Kwang. “Janji!”

Paman Do Kwang tertawa, ia begitu senang saat melihat semangat Hyo Ra yang seperti biasa kembali lagi tubuhnya yang tinggi ramping.

“Yasudah,” Paman Do Kwang menarik napas. “Kembalilah berlatih.” Ia bersiap berbalik.

“Paman!” Panggil Hyo Ra.

“hm? Ada apa?”

Hyo Ra tersenyum manja, “Aku minta izin mau ke tempat panjat tebing, ingin latihan panjat tebing. Boleh?”

Paman Do Kwang tersenyum, “Silahkan saja. Tapi jangan lupa lagi untuk pulang, nanti seperti hari itu. Kau lupa pulang dan membuat Bibimu sangat khawatir.”

Hyo Ra tertawa geli saat mengingat saat itu, dimana ia merasa sangat senang berlatih panjat tebing sehingga ia lupa untuk pulang ke rumah. Dan Bibinya mengira ia hilang, atau diculik atau kecelakaan dijalan tanpa diketahui, alhasil ia dilaporkan di kepolisian setempat sebagai orang hilang. Betapa kagetnya ia melihat beberapa polisi berdatangan mendekatinya di area Panjat tebing, saat itu sudah malam sehingga Hyo Ra benar-benar disangka diculik karena Hyo Ra dalam keadaan sangat kotor dan lecek, memang terlihat seperti sehabis dianiyaya.

“Terima kasih, Paman!” Hyo Ra cengengesan.

****

 

Korea adalah Negara yang tidak besar tetapi termasuk Negara Maju. Banyak sekali perusahaan yang berkibar jaya di Kota-kota besar. Dari Perusahaan makanan, fashion, teknologi, bisnis dan lain-lain. Banyak sekali Pengusaha baru yang sukses ada juga Pengusaha yang sudah lama Berjaya hingga sekarang. Tapi banyak juga jumlah pengusaha yang bangkrut dan gulung tikar. Gedung-gedung tinggi berdiri di Kota-kota Besar, Termasuk Perusahaan Infinitize, perusahaan besar. Sudah berdiri lama sekali tapi sekarang masih berdiri tegap. Pemiliknya adalah Presdir Kim Hyun Sol, pengusaha terkaya di Korea. Perusahaan sudah mulai bercabang banyak.

Presdir Kim Hyun Sol sedang membaca beberapa kertas-kertas dana Perusahaan. Wajahnya merah terlihat sangat marah. “Apa-apaan? Mengapa disini pemasukannya lebih besar?”

“Bukannya itu bagus Tuan.” Kata sang Asistent ragu-ragu.

Presdir Kim Hyunsol begitu marah sehingga ia membanting kertas-kertas yang ia baca ke atas meja. “Bagus?? Kau bilang itu bagus?”

Asistent itu Terkejut, segera ia mengambil kertas-kertas yang berserakan di atas meja Presdir Kim dan memungut yang terjatuh ke lantai lalu menaruh dengan rapi kertas itu kembali di hadapan Presdir

“Jika ini diketahui Publik bisa hancur perusahaan ini! Apa kau tau? Ada yang memainkan dana perusahaan ini!” Ia berdiri, dadanya terlihat kembang kempis karena ia sangat marah saat ini. “Yang ada di data ini lebih dari dana yang masuk kemarin. Siapa yang berani melakukan ini??”

“Apakah Tuan sudah memastikan ke Bendahara tentang Dana itu?” Ia berusaha menenangkan Presdir Kim, yang selama ini tak pernah semurka ini, ia begitu takut. “Mungkin ada kesalahan data.”

Presdir Kim terlihat menenangkan diri, mengiyakan perkataan orang terpecaya itu. “Kalau begitu panggilkan Tuan Ha sekarang!”

Tuan Cha membungkuk, “Baik Tuan!” Lalu pergi dari ruangan.

Presdir Kim segera duduk sambil menenangkan nafas sejenak, “Apa-apaan mereka ini??”

Tak berapa lama, Tuan Cha datang bersama seorang Pria yang Bernama Tuan Ha.

Presdir Kim berdiri dan mendekati sofa yang berada di tengah ruangannya lalu duduk, “Silahkan duduk!”

Tuan Ha pun duduk di sofa yang berhadapan dengan Presdir Kim, “Ada apa Presdir memanggil saya?”

“Apakah data yang anda berikan beberapa hari lalu itu benar?” Tanya Presdir Kim dengan mata curiga.

Melihat tatapan itu Tuan Ha agak gugup, “Be-Benar Tuan. Tak ada yang salah di data itu, saya sudah memeriksanya beberapa kali sebelum menyerahkannya kepada Anda, Tuan.”

Presdir Kim mengambil kertas yang berada di hadapannya dan dilemparkannya kertas-kertas itu di hadapan Tuan Ha, membuatnya terkejut. “Lalu mengapa Data dari para Direktur berbeda dengan yang Anda berikan?”

Tuan Ha sangat terkejut mengapa Tuan Presdir Kim yang biasanya bijaksana dan tegas sekarang begitu marah dan emosional. Ia tau Presdir Kim adalah orang baik sempurna, ia tak mau melakukan hal yang haram seperti korupsi. Ia begitu benci dengan orang-orang Korupsi. Tuan Ha melihat mata Presdir Kim begitu mengerikan karena mengetahui ada yang berbuat korupsi diperusahaannya sendiri. Tuan Ha mengambil kertas yang dilemparkan Presdir Kim kepadanya, ia mencoba membaca ulang kertas itu. “Tidak semuanya Tuan.”

“Apa?”

Tuan Ha memberikan kembali kertas-kertas dana itu kepada Presdir Kim dengan perlahan, tangannya bergetar.

Presdir Kim Hyun Sol mengambil Kertas yang diberikan Tuan Ha lalu membacanya kembali dengan teliti. Raut wajahnya berubah tiba-tiba, wajahnya memerah. Tangannya meremas keras kertas-kertas itu. “Panggilkan semua Petinggi perusahaan segera!”

“Maaf, Tuan. Ada beberapa Direktur yang pergi Meeting. Tuan Moon sedang mengawasi pembangunan dan Para Manager hari ini yang Rapat membahas proyek baru Anda, Tuan.” Kata Tuan Cha Hyun Il dengan sopan.

“Kapan mereka semua selesai dengan semua urusan mereka?”

“Akan segera saya cari kabarnya, Tuan.” Ia membungkuk lalu pergi keluar ruangan.

Tuan Ha masih dalam keadaan ketakutan karena kemarahan Presdir Kim yang diseganinya. “Anda harus memikirkan jalan untuk mengembalikan perusahaan ini kembali stabil Tuan Presdir.” Katanya hati-hati.

“Ya! Aku mengerti!” Kata Presdir Kim dengan nada yang sangat menggambarkan ia begitu emosi dan murka.

“Saya permisi, Tuan.” Tuan Ha bangkit dari duduk lalu membungkuk dan melangkah pergi keluar. Presdir Kim tak menghiraukan kepergian Tuan Ha.

Tok! Tok! Ketukan seseorang dari luar.

“Masuk!”

Tuan Ha membungkuk sebentar lalu menegak kembali, “Semuanya selesai sore ini Tuan. Dan karena Tuan Nam sedang Meeting di Luar Seoul dia mengatakan akan kembali nanti malam kira-kira pukul 7, Tuan.”

“Suruh seluruhnya berada di Ruang Meeting pukul 4 nanti Sore! Semuanya! Kecuali Tuan Nam. Biar dia rapat denganku nanti malam.” Perintah Presdir Kim.

“Baik Tuan!” Sahut Tuan Cha, Sang Asistent, ia lalu membungkuk lalu pergi berjalan mendekati pintu.

“Tunggu!” Seru Presdir Kim menahan langkah Tuan Cha.

Asistent Cha berbalik kearah Tuan Presdir. “Ada apa, Tuan?”

“Aku juga meminta semua data keuangan 5 Tahun terakhir.” Kata Presdir Kim.

****

 

Perusahaan Infinitize membuat Jadwal, bahwa pukul 7 adalah waktu pulang. Karena sekarang jam sudah menunjukkan pukul 9 malam, wajar jika perusahaan ini terlihat sepi. Tapi ada saja beberapa orang masih berada di dalam ruangannya untuk menyelesaikan pekerjaan mereka yang belum selesai. Apalagi para karyawan yang memiliki pangkat tinggi.

Seorang lelaki keluar dari Ruangannya, dia berjalan dengan pelan sambil menggendong tas punggung di belakangnya. Lelaki itu memakai kemeja putih dan dasi biru tua. Di kepalanya bertengger sebuah topi yang menutupi wajahnya yang terlihat sedikit mengantuk dan lelah karena bekerja didepan Komputer sampai jam 9. Ia berjalan menuju lift, setelah sampai ia memencet tombol tanda turun. Beberapa detik kemudian pintu lift terbuka ia memasukinya dan memencet Tombol yang bertuliskan angka 1.

Didalam ruangannya, Presdir Kim Hyunsol Meremaskan kedua tangannya sambil menggiggit bibir bawahnya. Wajahnya mulai terlihat tua itu merah terkesan sangat marah dan sebal. Ia mengambil beberapa tumpukan kertas yang berserakkan dan menatapnya dengan tatapan murka.

Presdir Kim meremas kertas yang ditangannya yang baru saja ia baca. “Betapa Bodohnya aku selama ini! Betapa liciknya Ular berbisa itu! Selama ini aku mempercayakan padanya dan ia melakukan semua ini!?”

Keluar dari Lift ia terkejut saat melihat seseorang di depan Pintu Lift. karena ia termasuk Karyawan baru ia kurang mengenal para Karyawan lain. Tapi, Pria didepannya ini seperti memiliki kedudukan di Perusahaan, ia memakai Jas hitam bersih dan terlihat mahal. Pria itu melangkah masuk lift bersamaan saat Karyawan laki-laki itu berjalan keluar. Pintu Lift tertutup. Karyawan itu pun belok ke sebelah Kanan dimana WC terdekat berada, lalu memasuki WC. Ia mencuci tangan di wastafel setelah itu ia mencuci wajahnya, ia memandangi wajah lelahnya yang tertupi oleh topi hitamnya.

Karyawan itu tersentak karena teringat oleh sesuatu, “Aduh! Seharusnya Data itu aku berikan ke Asistent Presdir! Mengapa aku lupa?!” Katanya seraya memukul pelan kepalanya. “Aku Harus segera kembali.”

Karyawan laki-laki itu kembali menaiki lift dan memencet Tombol bertuliskan angka 3. Ting! Suara Lift tanda Lift berhenti di Lantai tujuan laki-laki itu, Ia segera pergi mencari sebuah ruangan. Setelah ia menemukan ruangan yang ia cari, ia memasuki ruangan itu dan mendekati mejanya, mengambil sebuah map yang berada di atasnya. Dengan cepat ia kembali keluar dari Ruangannya,  kembali memasuki Lift dan Naik ke lantai 9. Setelah sampai ia memasuki Ruangan yang tak jauh dari Lift, terlihat sebuah meja kerja didalam Ruangan itu. Di dekat meja itu terlihat ada sebuah Pintu, itu adalah Pintu untuk memasuki Ruangan Presdir. Karyawan lelaki itu menaruh map yang ia bawa di atas meja, setelah itu berencana untuk pergi tetapi Ia terkejut saat mendengarkan suara teriakan seseorang dari dalam ruangan Presdir. ia mendekati pintu itu dan mendekatkan telinganya di daun pintu.

Brak! Suara tangan yang memukul permukaan meja dengan keras.

“Tak ada lagi alasan! Semua ini sudah jelas! Kau saya pecat!! Kau harus keluar dari Perusahaanku mulai sekarang sampai selamanya!”

“Tuan! Apakah anda bisa memikirkan kembali soal itu?  Saya tak akan mengulanginya lagi!”

“Tidak! Kau merusak! Hama perusak sepertimu harus segera dimusnahkan. Aku begitu kecewa terhadapmu! Sangat kecewa! Aku sudah percayakan semua padamu, tetapi apa ini?! Kau menyelewengkannya! Aku marah besar terhadapmu!”

“Saya tau anda adalah Pria Perfeksionis. Pengusaha yang sangat bersih. Sangat jarang ada pengusaha seperti itu. Saya sudah tau akhirnya akan seperti ini.”

Karyawan lelaki itu begitu ingin tau siapa yang berbicara pada Presdir. Cara bicaranya terdengar tenang dan tak ada emosi sama sekali. Tak gentar, suaranya juga tak berubah, walaupun Presdir Kim sudah membentaknya sangat keras. Terdengar dari suaranya, Presdir Kim memang sangat murka.

“Tapi mengapa tetap saja kau lakukan? Seharusnya orang berpendidikan sepertimu itu harus berpikir sebelum bertindak. Kau sudah tau akhirnya mengapa tetap saja kau lakukan? Mengapa kau tak bisa menahan nafsu sesaatmu? Hah?”

Tiba-tiba saja suara orang yang menjadi lawan bicara Tuan Presdir Kim tertawa, dan semakin kencang.

“Aku adalah orang dengan banyak kemauan. Aku tetap melakukannya karena aku sudah punya senjata. Senjata yang bisa membuatmu tak mengeluarkanku dari perusahaan ini.”

“Senjata? Apa senjatamu?!”

“Jika kau memecatku…”

“Apa?”

“Jika kau memecatku, aku meminta Woohyun!”

“Enak saja! Dia adalah Putraku! Aku takkan pernah memberikannya pada siapapun! Apa hakmu meminta Woohyun?”

“Dialah senjataku, Tuan Presdir Kim. Dan aku punya hak atas dirinya.”

“Jangan bercanda!”

“Apa  Anda ingat saat dulu Istrimu Hamil anak keduamu, saat kandungannya baru saja 2 minggu, Anda ada Di Luar Kota untuk memeriksa cabang baru yang kau buat di luar Kota.”

“Lalu apa?”

“Karena sebuah insiden Dia keguguran! Dia sangat takut saat itu. Ia seperti anjing tersesat, ia bingung mau berkata apa pada Anda karena Anda sangat senang dengan anak keduamu yang di kandungnya. Karena itu aku membantunya agar memiliki Anak lagi. Kau tau kan maksudku, Presdir Kim?”

“A-Apa Maksudmu?”

“Ya! Aku mempunyai Hak untuk meminta Woohyun! Karena Woohyun bukanlah anak kandungmu, Presdir! Tapi, Anak kandungku!” Seru orang yang tak diketahui siapa, Ia kembali tertawa, tertawa tanda ia sangat puas. “Ya! Dia adalah Anakku! Jika Anda memecatku, aku akan meminta kembali Woohyun. Dan akhirnya dia mengetahui diriku adalah Ayah kandungnya. Selama ini, ia hanya memanggilku Paman, Paman, Paman, aku merasa begitu sakit hati.”

“Ku-Kurang Ajar Ka-Kau!”

Tiba-tiba saja nafas Presdir Kim mulai naik turun tak karuan. Ia Langsung roboh terbaring di lantai. Melihat Kondisi Presdir Kim Pria yang bersama Presdir Kim terkejut dan bergegas pergi keluar ruangan.

Mendengarkan suara langkah mendekati pintu, Karyawan lelaki yang daritadi menguping pembicaraan itu segera bersembunyi di bawa meja Asistent Presdir yang ada di dekat Pintu tadi. Ia mengintip dari samping meja, Pria yang Ia temui di Lift tadi, keluar dari Ruangan Presdir.

Sepertinya Pria itu tak menyadari ada seseorang yang mengintipnya dari balik meja karena ia terlalu buru-buru. Karyawan itu lalu teringat, ia mengenal Lelaki itu sekarang. Ia terduduk di bawah meja itu gugup.

Semenit rasanya dia duduk disitu,  Ia masih bergetar karena begitu ketakutan. Dengan berani Ia akhirnya berdiri lalu memasuki Ruangan Presdir karena ia merasa sudah tak ada Suara Presdir di dalam ruangan. Ia menemukan Presdir Kim terbaring di lantai di sebelah kursinya.

Karyawan itu mendekati Presdir, dan memegang leher Presdir.

“Syukurlah ia masih hidup,” Ia meraba kantongnya mencari Ponsel.

Di tangan Presdir ada sebuah Ponsel, Karyawan itu mengambilnya, tertera sebuah nomor pada layarnya, sepertinya Tuan Kim ingin menelpon seseorang saat masih sadar tadi. Karyawan itu mengetikkan nomor itu dan menyimpannya di Ponsel miliknya. Ia terkejut karena sebuah tangan yang dingin memegangi tangannya.

“To- To- Tolll- long…”

Suara Presdir begitu lirih dan terdengar begitu tersiksa.

 

*To Be Continued*

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
evilod
Hello, aku punya cerita Dramafiction dengan cast semua member INFINITE.. Bahasa Indonesia sub here---> https://www.asianfanfics.com/story/view/703013/

Comments

You must be logged in to comment
No comments yet