What Is This?

The Way I Love You

"Guys !!" interupsinya.

"Ada masalah sedikit". Mini bus mulai menepi. Sebelum bangkit, hara mengambil buku catatan kecil, dan smartphone nya. Menengok kembali isi tasnya, mengingat ingat lagi kemungkinan barang apa yang dibutuhkannya, setelah merasa dia hanya membuang buang waktu, hara bergegas turun dari mini bus.

"Aku akan pergi ke boutique mengambil kostum kalian, pihak boutique tidak bisa mengantarnya ke station tv, dan pihak wardrobe kita mengalami masalah dengan jadwal, ah~ aku juga tidak mengerti. aku pergi dulu". Baru satu tangga di turunnya Chanyeol  protes.

"Memangnya harus kau yang kesana?"
Hara mendesah, ini sudah biasa terjadi, member -entah kritis atau memang hobi berdebat-  selalu saja protes.

"Memangnya siapa lagi?".
Kai yang awalnya terlihat tidak perduli membenarkan posisi duduknya, "Tidak ada cara lain?".

"Kita bisa menunggu wardrobe datang mengantar ke station tv, 30 menit setelah kalian on air. Jadi 30 menit pertama kalian memakai baju yang kalian pakai sekarang, dan" Hara menggantung kata katanya. Mengamati member yang seperti terprogram -minus Yixing yng sibuk dengan mimpinya- melihat baju yang melekat di tubuh mereka masing masing, dan menampilkan wajah jijik yang cukup meyakinkan setelahnya.

Hara langsung melesat turun dari mini bus "Ku anggap itu sebagai persetujuan"

Kai membuka jendela "Kau tau dimana tempatnya?!".

"Aku hanya perlu menunjukkan alamatnya pada supir taxi kan?"

"Kalau tersesat, hubungi aku!!" seru Chanyeol yang duduk tepat di belakang Kai tak kalah heboh.

Hara tersenyum, melihat mereka mempedulikannya, terasa tak ada lagi hal yang dia inginkan.

"Arra!!"

  -   -------____----


Chanyeol menghentak hentakan kakinya tak sabar "Kenapa dia belum sampai?".

"Mungkin macet" mr.positif -kyungsoo- dengan wajahnya yang sama sekali tidak menampilkan raut cemas -atau memang selalu begitu- mencoba menenangkan si Giant. Jujur saja, dia merasa terganggu akan bisingnya hentakan kaki Chanyeol  itu.

Kai menyentuh layar ponselnya. Menggeser tiap menu yang tergampang di sana. Entah perasaan apa yang mengganjal, membuatnya merasa tak nyaman. Mungkin cemas? ah.. kata itu langsung dibuang jauh jauh oleh Kai. Tidak masuk akal -menurutnya-.

"Yeobsyeo,".

Kai terdiam sejenak, untuk sepersekian detik Kai merasa mungkin dia memiliki  gangguan pada jantungnya.

"Jongin!!"

Kai menggenggam smartphone nya lebih kuat, khawatir benda itu akan terjatuh dari tangannya yang sedikit berkeringat.Ttapi untungnya namja tan ini masih sadar.

"Ne.. hara? kau dimana?"

"Ah!! baru aku ingin menghubungi kalian! ID Card ku tertinggal di dalan tas. Aku tidak bisa masuk sekarang." Suara hara di seberang sana terdengar sangat cemas. Yah, bagaimana tidak , 15 menit lagi mereka akan on air, tapi mereka masih belum juga siap.

"Hmm .. baiklah. Tunggu di sana sebentar"

Kai menutup sambungan telphonnya dan memasukkan benda itu kedalam saku jaketnya.

"ID Card hara tertinggal, jadi dia tidak bis-"

"Aku akan menjemputnya!!". Dengan langkah kaki yang sama sekali tidak merdu, Chanyeol berlari keluar ruang ganti, tanpa menunggu Kai selesai bicara dan tanpa menutup kembali pintunya.
Kai yang sudah hendak berdiri tadi mengurungkan niatnya. Dia terlambat. lagi lagi . Untuk sepersekian detik.

Tapi Kai teringat satu hal. ID Card .
Kai bangkit dan mulai mencari benda itu di dalan tas milik Hara. Tas ransel berwarna biru dongker.
Setelah menemukan apa yang di carinya, Kai langsung melesat ke loby andai saja si empunya tidak datang bersama Chanyeol dan paperbag besar - besar berisikan baju mereka secepat ini.
Kai memasukkan ID Card itu kembali ke tas Hara. Hergerak perlahan supaya tidak ada yang menyadari betapa menyedihkannya dia.

  -   --------_______------


*Dorm *


Hara menutup pintu dorm. Kemudian menuju dapur lalu masuk kedalam kamarnya , keluar lagi dan membuka pintu dorm, bertengger disana dan kemudian kembali ke dapur lalu berbalik lagi menuju pintu dorm. Oke.. ini sudah berjalan selama 15 menit, sampai mungkin bagian otaknya yang merangsang keinginannya akan minum coffee menang dan dia keluar juga dari dorm untuk membeli secangkir coffee panas karna stock coffee instan di dorm - yang baru disadarinya- sudah habis .

Sementara.
Sehun tertawa tanpa henti. tidak ingat lagi betapa merananya dia menatap cermin memandangi rambutnya -yang dia sebut serabut-  terlihat mencuat tidak jelas di beberapa sisinya begitu sampai di dorm petang tadi. Namja itu mengeluarkan tawa anehnya di selingi tepuk tangan puas. Kemudian Luhan ikut tertawa. Namja lebih tua ini yang membantu Sehun memenangkan taruhannya dengan Kai.
Kai yang sejak awal sudah menyombongkan dirinya yang tak pernah satu kalipun kalah bermain Point blank versi terbaru dari Sehun kini hanya bisa bungkam dan mulai mencemaskan isi dompetnya.
Kai melangkahkan kakinya gontai , berdiri di ambang pintu lalu masuk lagi dan protes akan angin kencang di luar.
Entah karna evil atau memang lapar, Sehun tidak mau kompromi.
Kai -dengan tertekan- keluar juga dari dorm seraya mengeratkan syal -pemberian Chanyeol- miliknya.

Sepuluh menit berlalu dan Chanyeol membuka pintu kamarnya. Melihat member yang tergeletak miris di ruang tengah dalam posisi yang sama sekali tidak elite membuatnya ingin menyembunyikan diri lagi di dalam kamar nyamannya  bersama -yah setidaknya tidak terlalu mengenaskan seperti yang lainnya- kyungsoo yang sibuk dengan buku buku bacaannya sebelum dia menyadari ada yang kurang disana.

"Hara dimana?"

Yixing -dengan nada sendu- memetik senar gitarnya "Keluar~"

Chanyeol kini benar benar menutup pintu kamarnya "Kemana?" ,  Chanyeol berjalan ke pintu dorm membukanya dan menengadah menatap gelapnya langit malam itu.

"Aku tidak tau~"

Chanyeol berjalan keluar dorm , tapi langkahnya terhenti mendengar suara bising Baekhyun dari jendela kamarnya.

"Aku mau mencari hara!! ini sudah akan turun hujan!" pekiknya menjawab pertanyaan Baekhyun .

Seakan baru menyadari kalimatnya, Chanyeol kembali masuk ke dorm, dan mengambil payung di kotaknya di dekat pintu.

"Kai juga keluar"  suara yang terdengar mistis dari Sehun menggema.

"Jinjja ? ku kira dia di kamarnya, ah, baiklah, kemana dia? " Chanyeol mengambil dua payung lipat, yang satu untuknya, satu lagi untu Kai dan Hara. Atau ada kemungkinan lain yang lebih Chanyeol inginkan.

" Ke cafe Pairot di persimpangan sana, aku memintanya membelikan cheese drum stik yang hanya cafe itu yang menjualnya".

 

Chanyeol yang merasa heran karna bukan sifat Kai untuk mau di suruh suruh merepotkan seperti itu mengurungkan  niatnya untuk bertanya lebih jauh. Chanyeol memasukkan satu payung ke dalam jaket -atau jubah- besarnya dengan menggenggam yang satunya sebelum melesat kejalan sepi di depan dorm mereka . Menghiraukan gemersik ranting pohon yang saling bergesekan di terpa angin dingin menusuk malam itu. Suasana yang sama sekali tidak kondusif itulah yang mengiringi perjalanan Chanyeol .

Chanyeol menyentuh layar smartphonenya mencoba menghubungi Hara, tapi itu tidak bekerja, begitu juga pada Kai. Pikirannya berputar, bagaimana sekarang?, mencari Hara atau menjemput Kai lebih dulu?. Menjemput Kai yang sudah pasti keberadaannya, kemudian mencari Hara. Lalu bagaimana jika ternyata mereka belum menemukannya sampai hujan turun? dan Hara kehujanan. Atau mencari Hara dulu, kemudian menjemput Kai? tapi bagaimana jika Kai sudah pulang ketika mereka sampai di cafe dan dia kehujanan di perjalanan pulang ke dorm ?.

Suara petir menyadarkan Chanyeol . Dia mempercepat langkahnya dan menemukan pemikiran terakhirnya. menjemput Kai, kemudian meminta Kai pulang dengan kemungkinan bertemu Hara di jalan atau Hara sudah pulang, sedang Chanyeol akan mencari Hara di sekitaran pertokoan itu sampai ada kabar dari Kai. Briliant.

 

Suara petir lagi lagi seperti pecut  untuk Chanyeol berjalan lebih cepat. Ditambah lagi tetesan air hujan mulai menjamah jalanan kota seoul, memberikan bercak bercak kecil di aspal kosong nanpekat itu. Chanyeol merutuki air hujan - yang walau masih terhitung tetesan kecil- bukan karena tidak bersyukur tapi lebih kepada waktunya yang terlalu cepat.

Langkahnya di percepat, lebih seperti berlari kecil. Matanya menyapu setiap sudut yang bisa di lihatnya, pada barisan toko, pada tenda tenda pinggir jalan, yang mungkin dia bisa bertemu Hara. Nafasnya memburu, udara yang dingin membuat bibirnya kering. Lalu langkah itu tiba tiba berhenti. Kakinya berhenti seakan membeku seperi desiran  darahnya yang tidak lagi bisa di rasakannya. Tidak sebanding dengan detak jantungnya yang justru semakin berpacu. Perasaan yang sangat -tidak nyaman- aneh yang dia rasa. Chanyeol belum menemukan kata untuk rasa itu. Tapi dengan jelas dan paling dominan mungkin bisa di sebut sakit?.

 

Girl you see me standing here
Standing in the rain, oh baby..
Any chance that you could stay right here?
And never go away? *

  -             justin beber - heartbreaker

 

 


  -   ------*****------

Kai bergegas masuk kedalam cafe , berharap didalam suhunya lebih hangat dari pada jalanan sepi tadi. Yah.. orang bodoh macam apa yang mau repot repot keluar dalam cuaca menyebalkan itu. Wallaa ! dia. Ya.. hanya orang bodoh macam dia -yang di bodoh bodohi Sehun-  yang mau.

 

Kai mengantri untuk memesan chesee drum stik, dan di sadarinya ternyata lumayan banyak juga populasi orang bodoh -atau dibodoh bodohi- di dunia ini.

 

"Jong in?" kai menoleh ke sumber suara  -antrian di sampingnya- dan mendapati managernya juga tengah mengantre disana.
Kai hampir saja tertawa teringat lagi pemikirannya yang barusan.

Butuh waktu sekitar lima belas menit sampai pesanan Kai selesai. Merekapun memutuskan utuk langsung kembali ke Dorm, tapi langkah mereka terhenti di depan Cafe itu. Angin yang cukup kencang membuat mereka ragu untuk melanjutkan langkah, terlebih rintik hujan mulai turun. Hara tampak berpikir, tapi tiba tiba dia kehilangan otak geniusnya. Berbeda dengan Kai yang entah dari mana mendapatkan pencerahan. Kai membuka syal -pemberian Chanyeol-nya dan mengalungkannya pada leher Hara. Terkejut, Harapun  hanya diam.
Kemudian Kai melepas jaketnya,  melebarkannya di atas kepala mereka berdua.

"Kajja" , ajak Kai. Membawa Hara  ketengah rintik hujan.

Mereka Berlari kecil. menciptakan suara gemercak air setiap kali mereka menginjak kubangan, dan Kai malah justru dengan sengaja melompat kedalam genangan agar air mengenai Hara, membuat mimik kesal bertengger di wajah gadis itu. Dan itu lucu. Kai tertawa sepanjang jalan, meledek wajah cemberut Hara. Hara juga tidak bisa menahan keinginannya untuk tertawa, tertawa itu menular kan? .

Mereka mencoba mencairkan suhu dingin yang bahkan tidak mereka rasakan. Dan ketika tawa itu berhenti. Rasa hangat justru lebih terasa.
Kai hanya bisa diam. Berharap agar diamnya itu juga sejalan dengan jantungnya. Tapi tidak, wangi rambut hara dari jarak sedekat ini -dibawah satu jaket- membuat jantungnya makin menggila. Kai bersumpah, Hara pasti mendengar raungan jantungnya saat ini. Kai tidak mengerti dengan yang di rasakannya . Hanya saja, yang Kai tau pasti hanyalah sumber kehangatan itu. Ada dalam tubuhnya. Ya. tepat di sana, di hatinya.

  -             -----___*****___
 


 Don't leave me in all this pain..
Don't leave me out in the rain..


-                Toni Braxton - unbreak my heart

 

 

Chanyeol terpaku. Sekalipun hujan makin deras, dia tidak perduli. Sekalipun angin makin kencang , dia tidak perduli. Ah, Bukan. Bukan tidak perduli, hanya saja pikiran dan alam sadarnya tertuju pada rasa sakit itu. Sepenuhnya pada Rasa yang sangat mengganggu itu. Terlalu sakit dan aneh untuk di abaikan. Bahkan kakinya ini sama sekali tidak mau bergerak. Matanya masih menatap sisi  di seberang jalan yang kini kosong. Hanya ada siluet bak film romantis yang berputar berulang kali dari benaknya, yang di sadarinya itu sama sekali bukan halusinasinya. Dia merasakan sakit yang nyata. itu nyata.


 
  -             ------*****------
 

 

Kai dan Hara sampai di dorm tepat saat hujan semakin deras. Baju dan sebagian sisi rambut mereka basah. Udara hangat langsung menyapa mereka ketika memasuki dorm .

Baekhyun keluar dari dapur dengan membawa segelas air putih di tangannya ,"Chanyeol mana?" .

"Humm ?", Kai memasukkan jaket basahnya ke mesin cuci.

Chen datang dari kamar sesaat setelah melihat Kai dan Hara yang basah kuyup dengan membawa beberapa helai handuk bersih dan selimut.

"Gomawo", Hara membungkukan badannya. Masih tetap sembilan puluh derajat -selalu seperti itu- dan membuat Sehun menertawakannya. Mau tidak mau Chen membalas dengan sama -formalnya- seperti Hara, mereka sudah terbiasa dengan sikap Hara itu.

Kai menerima handuk dari Chen dan hanya mengucapkan terimakasih, itu tidak apa apa -sebenarnya-, tapi pandangan Hara kepada Kai membuat itu seakan tidak tidak apa apa. Kai pun membungkuk dan berterimakasih sekali lagi. Tao dan Sehun benar benar terpingkal pingkal akan hal itu.

"Kalian tidak bertemu Chanyeol?", Luhan yang matanya sudah menunjukkan tanda tanda akan terpejam memaksa tubuhnya untuk bangkit dan pindah ke kamar.

"Tidak, memangnya dia kemana?". Kai masih sibuk pada rambut basahnya.

"Dia keluar untuk menjemput kalian begitu tau kalian tidak di dorm "


Balm !!

Hara berlari secepat kilat, hanya debaman pintu yang menandakan kepergiannya. Member terpaku, mengedikkan bahu mereka pertanda tidak mengerti ketika pandangan mereka saling bertemu.

Pada sudut lainnya, seakan seorang diri. Hanya ada dia, dan desiran  angin , dan aroma khas yang tertinggal. Tanpa wujud dan bayangan. Menatap Hara pergi dengan rasa sakit tersisa . Sesak yang bukan untuk di nikmati. Tapi perlahan rasa itu makin dalam. Harus bagai mana ini? Mengapa sesakit ini?


----------------------------------****************************************-------------------------------------

 

 

Holla!!! Kyaaaa..... mianhae lama,

ini karna aku -yang masih belajar- mencoba untuk selalu lebih baik lagi dan lagi. Mencoba memperbaiki kesalahan. Dan ini berkat  -aku panggil dia eomma Lyta- yang jauh lebih baik kemampuan menulisnya di banding aku. Yang dengan sangat baik hati, membagikan sedikit ilmunya padaku, dan itu sangat berpengaruh. Seperti percikan api yang dibubuhi spirtus ><  -perumpamaan macam apa ini -_- - Aku jadi makin semangat..!!
 

Terimakasih sudah membaca... keep reading guys!! ^^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!
alida_ajeomin
hi!! guys...!! thanks sudahmembaca.. semoga kalian suka^^

Comments

You must be logged in to comment
amusuk
#1
Chapter 1: penasaran~ :3
oh ya, tolong pakai tag "indonesian" dong, biar lebih rame ^_^