chap 9
I’M YOUR MAN, KING!I’M YOUR MAN, KING!
.
Pairing:
Yunjae
Disclaimer:
Semua karakter milik Tuhan dan milik mereka sendiri.. maxy cuma minjem nama… ide cerita murni dari pemikiran maxy dan ini semua hanya fiksi… ^_^
Genre:
Comedy, Romance, action, genre bisa bertambah sewaktu-waktu..^^
Warning :
Fiction, , Yunjae, khayalan tingkat tinggi, ABSURD… bagi yang kurang berkenan, silahkan klick back…maxy cinta damai.. ^^
Note:
Jangan baca cepat-cepat ne.. chap ini akan bercerita tentang kasus Mr. Seo, jadi diharapkan teman-teman tidak membaca terlalu cepat karena takut bingung. Ini ada kaitannya dengan cerita Junsu kepada Jaejoong tentang Jung yang ada di chap 4.. :)
.
Annyeong... guys.. miss u so much.. muach muach muach.. hehehhee
akiramia, mickeycute, JoeGQ2min, BabyBlueCherry, AkaKuroshi, lembab27, jae501, momo_chan, bluvyunjae.
Membaca review kalian membuat maxy semangat.. i love you guys.. #hug
Maxy datang di hari spesial ini (lirik jaema n yunpa.. happy anniversary mom n dad..cup cup muach muach) dengan membawa berbagai suguhan. Setelah beberapa waktu lalu mempublish sequel FROM THE BEGINNING UNTIL NOW, hari ini maxy hidangkan Chap 9 IYMK plus sequel in ACTION sebagai salah satu bagian pesta pora. Bagi teman-teman yang punya waktu luang, maxy akan senang jika kalian mau mampir di sequel-sequel maxy... ^_^ #bow
Yuk dah langsung aja
Hope you like this chap
And don’t forget to give your precious review, ne? I love you.. ^.^
.
Preview:
Raja menghembuskan nafas beratnya, “Aku rasa sekarang sudah waktunya”
“untuk?”
“Terlibat serius untuk mengatasi masalah negeri ini”
Jaejoong mengangkat kedua alisnya
“Kau pasti sudah mendengar kematian Mr. Seo”
“Ne” Jaejoong mengangguk tak yakin
“Aku mau kau bersama mentri pertahanan bertugas mengusut kasus ini”
DEG
.
.
.
Part 9
.
.
.
Yunho masih terdiam. Pikirannya menerawang ke kejadian 4 tahun lalu.
FLASHBACK
“Tuan Jung, kami telah mendapatkan beberapa bukti yang kau minta” Mr. Seo memberikan beberapa berkas kepadaYunho yang belum genap 2 tahun menjabat sebagai pemimpin kelompok dagang wilayah timur.
Dengan serius Yunho mengamati setiap berkas yang diberikan Mr. Seo
10 menit berlalu
“Buat jadwal pertemuan dengan pemimpin wilayah (setaraf dengan gubernur) Daegu secepatnya. Sebagai putra kebanggaan Daegu, kau pasti akan sangat mudah untuk membuat janji dengannya bukan?” Yunho memberi jeda
Mr. Seo mengangguk
“Dan ingat.. Aku tidak menerima penolakan jadi buat dia bersedia bertemu denganku. Apapun caranya” ucap Yunho dengan nada dingin
Mr. Seo menunduk hormat, “Ne, Tuan.. hamba mengerti”
Yunho masih menatap Mr. Seo dengan mata musangnya, “Aku ingin kau segera memberi tahu jadwal pertemuannya”
“Ne.. akan segera hamba laksanakan”
Tak lama kemudian Mr.Seo meninggalkan ruangan.
Changmin dan Yoochun yang sedari tadi berdiri disebelah kanan Yunho kemudian mendekat.
“Hyung, apa kau yakin akan bertemu dengannya?” tanya Yoochun yang mulai was-was
Yunho mengusap wajahnya lelah, matanya menatap foto almarhum Mr. Jung yang terpampang di dinding ruang kerjanya. “Aku harus segera mengusut tuntas kasus kematian appa.. Meski kerajaan belum menemukan titik terang pelakunya tapi aku yakin bahwa aku akan menemukan keparat itu” ucap Yunho dengan deepvoice yang terdengar sangat geram.
Yoochun dan Changmin hanya bisa diam. Masih segar diingatan mereka tentang kematian Mr. Jung yang terjadi 2 tahun lalu itu.
“Aku akan membuat perhitungan kepada siapa saja yang terlibat.. aku tak peduli.. meski dalam mengungkap kasus ini membuatku harus membunuh puluhan atau bahkan ratusan orang, aku benar-benar tak peduli. Dan jika si tua keparat itu benar-benar terlibat dalam kasus ini, aku tak segan-segan untuk menghabisi semua orang yang ada disekitarnya” Yunho masih berucap dengan nada geram. Tangannya mengepal erat di meja kerjanya.
Sungguh luka akibat penghianatan ibunya hingga kematian appanya masih menganga dan belum kering, semua kebahagiaan seolah menjauh satu per satu dari kehidupan Yunho. Meski masa kecilnya sempat terpuruk akibat penghianatan ibunya namun ia masih mampu bangkit menjadi namja yang baik dan menyenangkan. Hanya Mr. Jung-lah satu-satunya orang yang selama ini bisa mengontrol emosi Yunho.
Tapi,
Bagai membubuhkan garam di atas luka, kematian Mr. Jung, 2 tahun yang lalu membuat Yunho seolah buta. Emosi yang dipendamnya sejak lama meluap tanpa batas. Yunho berubah, ia menjadi orang yang dingin dan arogant. Terlebih ketika kematian appanya disinyalir berkaitan dengan ulah Choi.
Choi yang membuat ibunya berhianat
Choi yang membuat appanya meninggal
2 kalimat yang terpatri indah di otak Yunho
Maka,
Tak heran jika Yunho benar-benar ingin menghabisi Choi jika benar ia terlibat dalam pembunuhan appanya.
Untuk mencari tahu siapa pembunuh appanya, maka ia harus bangkit. Ia harus mempunyai koneksi sebanyak mungkin. Ia harus merebut kembali kejayaan kelompok dagang wilayah timur yang sempat terpuruk karena banyaknya anggota yang berpindah ke wilayah barat (bergabung dengan Choi).
Yunho tak habis fikir mengapa appanya terus meminta bersabar dan bersabar. Mengapa appanya tak bertindak atas berbagai kecurangan yang dilakukan Choi untuk merebut anggota dagangnya? Dan kenapa appanya mendiamkan kasus ummanya begitu saja? Apakah mereka sudah tak saling cinta? Tapi jika benar demikian, mengapa appanya tak membuang semua kenangan tentang ummanya dan malah tetap menjaga setiap barang termasuk foto ummanya untuk tetap terpajang di kamarnya? Apa yang sebenarnya terjadi?
Sungguh Yunho sangat ingin tahu
Sebenarnya,
Mr.Jung ingin menjelaskan semuanya
Namun,
Kematiannya saat itulah yang membuat semua pertanyaan Yunho tak menemui jawaban.
Saat itu, Mr. Jung telah merencanakan makan malam dengan Yunho. Seperti hari-hari biasanya, pagi itu Mr. Jung berpamitan kepada Yunho untuk bertemu dengan pemimpin wilayah Daegu untuk membicarakan bergabungnya kembali kelompok dagang di wilayah Daegu ke timur, dibawah naungan kelompok Jung. Namun, sore harinya, berita kecelakaan Mr. Jung tersiar di seluruh televisi nasional. Ini jelas mengagetkan Yunho yang sedang bersiap untuk berangkat ke restaurant tempat makan malam yang telah dijanjikan appanya.
Berminggu-minggu Yunho terpuruk. Changmin dan Yoochunlah yang setia menghiburnya. Hingga akhirnya dia menyetujui permintaan berbagai anggota dagang Jung untuk memimpin Jung, menggantikan posisi appanya.
Sepandai-pandainya kebohongan ditutupi, akhirnya terkuak juga. Yunho yang semula mengira bahwa kematian appanya adalah murni kecelakaan, namun terpatahkan ketika ia melihat beberapa bukti bahwa appanya sempat bertemu dengan Choi sesaat setelah bertemu dengan pemimpin wilayah Daegu. Dan itu adalah 30 menit sebelum kecelakaan appanya terjadi.
Yunho mencium adanya kejanggalan. Ia meminta kepada pihak pengadilan untuk mengusut tuntas kematian appanya. Kerajaan memang sempat membantu penyelidikan namun tanpa disangka tim penyelidik dan beberapa jaksa yang terlibat dalam pengusutan kasus ini meninggal. Ke-25 orang yang tergabung dalam tim penyelidik harus meninggal secara tragis dalam kecelakaan kereta api. Beberapa jaksa ada yang mati dalam kecelakaan ataupun mati gantung diri. Sehingga kasus kematian Mr. Jung seolah terlupakan begitu saja karena tertutup dengan kasus-kasus yang lain.
Kerajaan tak mampu membantu Yunho.
Lalu
Pantaskah jika Yunho bertindak sendiri sekarang?
Pantaskah jika Yunho meradang?
Pantaskah jikaYunho balas dendam?
Semua peristiwa yang menimpa Yunho di usia mudanya membuat ia berubah. Dari namja yang periang menjadi namja yang pendiam. Dari namja yang peduli menjadi namja yang antipati. Dari namja yang hangat menjadi namjayang dingin.
Ya, Yunho berubah
Kematian appanya benar-benar membuat kesabaran Yunho habis.
Yunho marah
Demi mengumpulkan berbagai bukti, Yunho menjalin banyak koalisi.
Yunho berusaha merebut kembali kelompok dagang yang sempat berpindah ke wilayah barat, terutama kelompok dagang Daegu. Karena dengan wilayah itulah terakhir kali appanya berurusan.
Perlu diketahui bahwa dulu kelompok dagang wilayah Daegu adalah bagian dari daerah timur, namun entah apa yang terjadi tiba-tiba mereka berpindah ke wilayah barat, dan setelah itu kelompok-kelompok dagang dibawah naungan Jung banyak yang berpindah ke barat yaitu kebawah naungan Choi.
Ini sempat membuat raja saat itu cemas. Raja memanggil Mr. Jung untuk mempertanggungjawabkan kekacauan ini. Namun apa yang dikatakan Mr. Jung membuat raja terhenyak. Jung rela jika anggota dagangnya berpindah ke Choi asal kestabilan perekonomian negara tidak terganggu. Dan Jung berjanji jika memang perpindahan anggota dagangnya berpengaruh pesat kepada perekonomian negaranya maka ia sendiri yang akan merebut kembali anggota dagangnya.
Sebagai gantinya, Jung meminta kepada kerajaan untuk mendukungnya memperluas kerjasama dengan pihak luar. Dan untungnya strategi itu berhasil. Berbagai kerjasama dengan pihak asing membuat Jung dan Korea dikenal pihak luar. Mereka mungkin tak memiliki banyak anggota dagang dalam negeri tapi setidaknya eksistensi mereka di kancah internasional tidak diragukan lagi. Jung sedikit banyak membantu diplomasi dan hubungan bilateral negara Korea dengan negara lain. Bukankah ini prestasiyang cukup membanggakan? Itulah sebabnya raja pernah memberikan penghargaan atas keberhasilan Jung. Raja terkagum-kagum dengan kemampuan Jung. Jung adalah kelompok dagang tercerdas yang pernah ia temui.
Tentunya ini membuat beberapa kelompok dagang yang sempat bergabung dengan Choi, satu persatu mulai melawan dan kembali ke Jung. Tentunya ini membuat Choi geram dan puncaknya adalah kematian Mr. Jung saat usahanya bekerja sama kembali dengan kelompok dagang wilayah Daegu yang masuk dalam deretan top 5 kelompok dagang terkaya di Korea.
1 tahun setelah kematian Mr. Jung, Yunho berhasil membuat kelompok dagang wilayah Daegu kembali ke bawah naungannya.
Adalah Mr. Seo, pemimpin kelompok dagang wilayah Daegu yang bersedia dengan senang hati kembali kepada Jung. Mr. Seo memberitahukan segala alasan yang melatar belakangi kelompok dagangnya sempat bergabung ke Choi. Penculikan keluarga adalah hal yang dilakukan Choi untuk memaksa Mr. Seo bergabung dengannya. Tentu ini membuat Yunho geram, ia yakin bahwa kasus Mr. Seo juga dialami kelompok dagang lain yang berpindah ke Choi.
KegeramanYunho semakin menjadi ketika Mr.Seo berhasil menemukan barang bukti bahwa sebelum meninggal, Mr. Jung memang sempat bertemu dengan Choi. Mr. Jung tak mengetahui bahwa ia akan bertemu dengan Choi. Itu semua terjadi akibat kerjasama pemimpin wilayah Daegu dengan Choi.
Tak ayal jika Yunho akan membuat perhitungan dengan pemimpin wilayah Daegu.
.
.
Yunho memasuki sebuah club malam namun suasananya cukup lengang. Tentu saja, ini adalah club VIP yang hanya dikunjungi para jetset saja. Hanya orang yang memiliki uang banyak atau memiliki kekuasaan saja yang bisa memasuki club ini.
Yunho bersama dengan Changmin, Yoochun dan Mr. Seo berjalan menuju ruang yang telah disepakati.
Pintu ruangan terbuka
Nampak namja paruh baya sedang bersenang-senang dengan beberapa wanita.
Yunho tersenyum miris melihat pemandangan di depannya, namja itupun nampak kaget dengan kedatangan Yunho dan meminta para wanita yang semula menemaninya untuk keluar ruangan.
“Kau takut?” suara husky Yunho menyapa namja paruh baya itu
Namja itu nampak memandang Mr. Seo dan Yunho secara bergantian dengan rasa takut yang tak bisa di tutupi. Ia menyangka jika ia hanya akan bertemu dengan Mr. Seo. Tapi ternyata dugaannya salah.
“B-bagaimana bisa.. k-kau” ucap namja itu tercekat
Yunho tersenyum sengit
SRAAKKK
Yunho membeberkan beberapa foto dan barang bukti dihadapan pemimpin wilayah Daegu itu.
Mata namja itupun melotot, tak mempercayai apa yang dilihatnya.
Meski mereka berada di ruangan yang memiliki penerangan sedikit tapi cukup jelas bagi namja paruh baya itu untuk mengetahui apa yang sedang berserakan di meja depannya.
Yunho tersenyum, “Aku akan melindungimu jika kau mau bercerita tentang semua yang terjadi sebelum kecelakaan itu terjadi” ucapYunho tenang tapi penuh penekanan
Keringat dingin mengucur di tubuh namja paruh baya itu, matanya menegang serta bibirnya bergetar. Ia tak tahu harus bagaimana sekarang.
BRAAKKK
CRAANGGG
Yunho menggebrak meja denganpenuh emosi
Gelas-gelas dan botol-botol bir yang semula di atas meja harus pecah berjatuhan.
“Katakan kalau kau masih ingin hidup” ancam Yunho dengan deepvoicenya
SRAAKK
DEG
Namja tua itupun menodongkan pistol ke arah Yunho
Yunho, Yoochun, Changmin dan Mr.Seo terperanjat. Mereka tak menyangka jika namja paruh baya ini akan nekat melakukan perlawanan.
“Ahahahahhahaha” Tawa namja yang telah menenggak beberapa gelas bir itu terdengar.
Yunho masih diam
“Kau mau mengancamku? Ahahahahaha.. kau bukan lawanku! Jangan berani-berani mengancam pemimpin wilayah Daegu.. kau.. masih kecil... biarkan arwah ayahmu tenang di sana.” Ejek namja itu.
Yunho mengepalkan tangannya, matanya menatap tajam namja yang terlihat mulai mabuk itu.
TAP
KLIK
Namja itupun berdiri dan mengarahkan ujung pistol di depan Yunho, “Jangan bermain-main denganku atau kau akan berakhir sama seperti ayahmu”
Yunho masih menatap tajam namja itu
“Kau tak berani melawanku bukan? Ahahahahah... kau sama bodohnya dengan ayahmu.. aku kira si tua Jung itu adalah namja terbodoh yang pernah aku temui tapi ternyata anaknya lebih bodoh lagi. Ahahahahhaa” namja itupun semakin meracau
Yunho yang semakin geram mencoba mencari kelengahan namja itu.
“Jadi kau benar-benar bekerja sama dengan Choi untuk membunuh appaku?” Yunho mulai memprovokasi
“Ahahahahhaha...”
“Jawab aku atau akan aku robek mulut tuamu itu!” geram Yunho
Namja tua itupun tersenyum, “Semangatmu besar sekali, anak muda... tapi bisakah aku menasehatimu? Kau bukan apa-apa. Jung tak berdaya sekarang... tak banyak kekuatan yang kalian miliki... perlahan kalian akan hancur dan tinggal nama. Jadi.. menyerahlah.. anak muda... Kau tak akan bisa memecahkan kasus ini! Aku bukan lawanmu” ucap namja itu pelan dan tenang
Yunho meradang, jadi ini yang mereka inginkan.. membuat kelompok Jung mati perlahan.
Namja itupun tersenyum mengejek melihat Yunho yang hanya diam dan menatapnya tajam. “Jangan kau kira aku akan takut setelah kau beri tatapan seperti itu.. Ahahahahha.. Kha..pulanglah... kau bukan tandingan kami.. kau hanya anak muda yan...”
TAP
SRAKK
CRACK
“ARGGHHH...!” teriak kesakitan namja paruh baya itupun terdengar.
Yunho membalikkan tangan namja itu dengan paksa sehingga pistol yang semula di hadapkan ke Yunho menjadi menghadap ke namja itu sendiri.
Namja itu mulai panik, “K-kau.. lepaskan tanganku”
Yunho tersenyum, tangannya menuntun tangan namja itu untuk mengaktifkan tembakan.
KLIK
Mata Yunho menatap benci ke arah namja itu, “Jangan meremehkan anak muda ini, bapak tua. Kau benar.. aku terlalu bersemangat, aku sangat bersemangat hingga aku mampu menghabisi nyawamu seorang diri di sini.” Yunho mendengus
Namja itu semakin panik
“Kau mengatakan bahwa aku bukan lawanmu? Aku tak mampu melawan kau dan Choi? HAH!” Yunho membentak
Tangan namja yang sedang memegang pistol ke arah dirinya sendiri itupun bergetar.
“Aku memang tak sebanding dengan kalian. Karena aku...” Yunho memberi jeda, “LEBIH BAIK DARI KALIAN!” Yunho berteriak kasar tepat di depan wajah namja paruh baya itu.
“Jadi... kalau kau tak membantuku menyelesaikan kasus appaku, maka aku tak segan-segan membunuhmu.”
CUIH
SRAKKK
CRACCKK
DORRR
DORR
BRUKKK
Hening
Namja itu meludahi wajah Yunho dan mencoba meronta hingga entah bagaimana awalnya, pistol aktif yang semula di pegang namja pemimpin wilayah Daegu terpantik dan menembak kepala serta dada namja paruh baya itu.
Namja paruh baya itu tersungkur tak bernyawa lagi.
Yunho memegang pistol namja itu dengan tangan bergetar. Ini adalah kali pertamaYunho membunuh seseorang dengan tangannya sendiri. Sungguh semua terjadi dengan sangat cepat.
Yoochun dan Changmin serta Mr.Seo terpaku tak percaya.
PRAAKK
Yunho menjatuhkan pistol ditangannya. Namun ia masih diam, tak bersuara. Jika ruangan tak dalam keadaan gelap, maka pasti sudah dapat dipastikan Yoochun dan Changmin melihat wajah pucat Yunho.
Yoochun dan Changmin segera menuntun Yunho yang masih shock untuk keluar ruangan, disusul dengan Mr. Seo yang membawa pistol tersebut keluar ruangan untuk menghilangkan barang bukti.
Keesokan harinya berita kematian tentang pemimpin wilayah Daegu tersebar luas. Jelas ini menggemparkan kerajaan karena pemimpin wilayah Daegu itu juga pernah menjabat sebagai mentri perekonomian negara. Namun sampai saat ini kasusnya tak pernah terselesaikan karena tidak ada saksi yang bersaksi di pengadilan.
Bukankah para yeoja yang sebelumnya tahu jika Yunho bertemu dengan pemimpin itu?
Ya.. memang.. tapi Yunho sudah memberikan kompensasi tutup mulut kepada para wanita itu. Dan benar yang diprediksikan Yunho, hanya dengan memberikan secuil kekayaannya saja, beberapa wanita tadi sudah tak mau bersaksi.
Akhirnya hingga bertahun-tahun, kasus itupun tak berhasil diselesaikan. Dan sejak saat itu Jung bukan lagi kelompok dagang biasa tapi juga mafia.
FLASHBACK END
.
.
.
Yunho mengusap wajahnya, gurat lelah terpancar di wajahnya.
Hening
Tangan kirinya memijit kening.
Penat
Seharusnya tidak akan serumit ini jika ia tak berhubungan dengan pihak kerajaan
Tapi
Semua sudah terlanjur
Ia pendamping calon raja sekarang
Dan masa lalunya membuatnya harus berada dalam posisi sulit
Seharusnya, ia masih dalam situasi yang bahagia sekarang karena dia dan Jaejoong masih terhitung pengantin baru
Tapi kehidupannya seakan tak menginginkannya untuk bahagia
Benarkah?
Lalu bagaimana ia menghadapi semua ini?
Jika kematian Tuan Seo diselidiki maka tak menutup kemungkinan bahwa kasus pembunuhan yang tak terselesaikan 4 tahun yang lalu itu akan menggiring Yunho sebagai tersangkanya. Jelas ini membuat Yoochun, Changmin dan Yunho cemas.
Posisi Yunho sebagai pendamping hwangtaeja akan sangat menyulitkan banyak pihak.
Yunho masih memijit keningnya yang terasa pusing.
Yoochun dan Changmin hanya mampu memandang Yunho dalam diam.
“Yoochuna, Temui tuan Yoon dan mintalah laporan yang telah aku tugaskan kepadanya”
“Ne hyung”
“Yunho, hyung” panggil Changmin
“mmm?”
“Siapa yang memimpin penyelidikan kasus ini?”
“Aku masih belum tahu”
Changmin nampak berfikir, “Kita harus berburu dengan waktu. Bagaimanapun caranya, kita harus bisa membuktikan bahwa Choi bersalah sebelum Yunho hyung terbukti bersalah” gumam Changmin
Hening
Semua sibuk dengan pikiran masing-masing.
SRAAKKK
Yunho tiba-tiba berdiri dari kursi, membuyarkan keheningan.
“Mau kemana hyung?”
Yunho menoleh ke arah Yoochun dan tersenyum, “Aku sudah berjanji kepada Jaejoong bahwa akan pulang malam ini”
Yoochun dan Changminpun terpaku.
“Apa tidak sebaiknya kau bermalam disini saja, hyung? Ini sudah larut” ucap Yoochun setelah melihat jam tangan mewahnya yang menunjukkan waktu 2 dini hari.
“Yoochun benar hyung, kau sebaiknya bermalam disini saja” imbuh Changmin
“Dia akan mencincangku kalau aku tak menepati janjiku” ucap Yunho sambil tertawa kecil
“Aigooo.. aku rasa musuh terbesarmu bukanlah Choi, hyung... tapi Jaejoong hyung... aku rasa dia lebih mengerikan dari pada Choi” gerutu Changmin yang sontak membuat Yoochun dan Yunho tertawa
“Jja.. aku pergi... Berhentilah mempoutkan bibirmu seperti itu.. aku akan secepatnya kesini lagi” ucap Yunho sambil menepuk bahu Changmin.
“dan kau Yoochuna, segera laporkan hasil laporan Tuan Yoon” lanjut Yunho
“Ne, hyung.. aku mengerti”
Yoochun dan Changmin memandang kepergian Yunho. Mereka tahu pasti jika Yunho sudah mulai berubah sekarang. Dulu Yunho sering tak tidur hanya untuk mengurusi Jung, Yunho sering tak memperdulikan kesehatannya, sering melupakan istirahat dan sering makan terlambat tapi semua itu jarang dijumpai lagi sekarang. Entah disadari atau tidak, perlahan Yunho mulai berubah. Yunho benar-benar memberikan segalanya demi cintanya kepada Jaejoong.
.
.
.
SRAKKK
Jaejoong mengernyitkan matanya. Ia terbangun dari tidurnya ketika merasakan seseorang berbaring disebelahnya.
Mata Jaejoong mencoba berkedip berkali-kali untuk mengenali wajah yang berbaring di sampingnya.
Senyum indah namja tampan menyambutnya, “Aku membangunkanmu?” suara husky namja itupun terdengar
Jaejoong menguap dan mengangguk
Yunhopun tersenyum, “Mianhe... Jja.. kita tidur lagi” ajak Yunho sambil menepuk kepala Jaejoong dan kemudian merebahkan dirinya.
Jaejoong melihat jam di nakas, pukul 3.30 dini hari. Kemudian ia kembali menatap Yunho yang mulai memejamkan matanya.
“Yun”
“mmm?” gumam Yunho dengan mata yang masih tertutup
“Kenapa kau tak menginap di Gwangju saja, bukankah lebih dekat? Kau terlihat lelah sekali. Hoaammmm” ucap Jaejoong diikuti dengan menguap kantuk.
Yunho kemudian tersenyum dan membuka matanya kembali, ia melihat wajah kantuk Jaejoong yang entah kenapa terlihat sangat menggemaskan. “Bukankah aku sudah berjanji kepadamu bahwa aku akan pulang?”
Jaejoong kembali merebahkan tubuhnya di samping Yunho, ia menutupi dirinya kembali dengan selimut. “aku kira kau tidak akan serius melakukannya” ucap Jaejoong yang mulai menutup matanya kembali.
Yunho tersenyum, “sudah aku bilang bahwa aku akan menepati semua janjiku kepadamu?”
DEG
Desiran halus dirasakan Jaejoong, tergambar semburat merah di pipinya dan iapun tersenyum tanpa membuka mata, “Baguslah” ucapnya enteng
Yunho terkikik, Jaejoong tak berubah sama sekali, ia masih saja cuek terhadapnya. Tapi entah kenapa semakin hari rasa cintanya semakin besar kepada Jaejoong. Matanya terus mengamati wajah androgini tersebut.
“Jae”
“mmm?”
CUP
Jaejoong membuka kembali matanya, dan memandang tajam ke arah Yunho yang baru saja mengecup bibirnya.
Yunho tersenyum, “Saranghae”
DEG
BLUSSHH
“Mengatakan saranghae di pagi buta begini.. apa kau tak sedang mengigau?” ucap Jaejoong sok ketus padahal dalam hati ia sangat senang sekali
Yunho tersenyum, “Bukankah aku berjanji akan mengucapkan saranghae setiap hari? Dan bukankah ini sudah berganti hari? Ini adalah saranghae pertama yang aku ucapkan hari ini, dan akan ada saranghae-saranghae berikutnya”
Jantung Jaejoong berdetak kencang. Ia tak mampu berucap apa-apa. Sungguh, Yunho membuatnya berbunga-bunga.
Melihat pipi Jaejoong yang memerah membuat Yunho tersenyum
GREPP
Yunho memeluk Jaejoong kemudian memejamkan matanya
“Kau mau mencari kesempatan?” protes Jaejoong yang berada dalam pelukan Yunho yang sejujurnya sangatlah hangat dan nyaman
Yunho tersenyum, “anni”
“Lalu?”
“Mianhe”
“Untuk?”
“Membiarkanmu tidur seorang diri kemarin malam”
BLUSSHH
“A-Aku tidak apa-apa.” Mendadak Jaejoong tergagap, hatinya sangat senang sehingga jantungnya berdegup kencang dan membuatnya mendadak sulit berbicara.
Yunho tersenyum, “Tapi tidak untukku”
“huh?”
“Aku tak bisa memejamkan mataku karena dirimu”
“Aku?”
“mm” Yunho mengangguk pelan. “Aku benar-benar tak bisa memejamkan mataku bahkan dipesawat VIP sekalipun”
“memangnya kenapa?”
“Karena aku tak melihatmu.. karena aku tak memelukmu... tanpamu membuatku tak nyaman”
Pipi Jaejoong memerah sempurna, untung Yunho tak melihatnya karena sedari tadi Yunho berbicara sambil memejamkan mata.
“Jadi aku mohon bersabarlah sebentar.. ijinkan aku memelukmu hingga aku tertidur nanti” gumam Yunho yang semakin lemah, mungkin ia mulai merasa kantuk.
Jaejoong tersentuh, Yunho memang selalu terbuka mengenai perasaannya. Dan haruskah ia juga mulai terbuka dengan perasaannya?
Lama Jaejoong berpikir
Hingga
“Yun”
“mmm?” Yunho menyahut lemah
“aku rasa.. mungkin aku...”
“apa?”
“aku... mmm..” jantung Jaejoong mendadak berdegup semakin kencang
“...”
“Aku...” Jaejoong menggigit bibir bawahnya
“...”
“aku mencintaimu” Rasa lega dirasakan Jaejoong, seolah beban puluhan kilo terlepas dari benaknya.
Namun
“Yun...”
Hanya hembusan nafas tenang yang Jaejoong terima
Jaejoong mendongakkan wajahnya, mendapati Yunho yang sudah tertidur
“Damn it” Umpat Jaejoong sambil terkikik. “Aku bersusah payah mengungkapkan perasaanku kepadamu tapi kau malah tertidur? Sial.. Oh God” keluh Jaejoong sambil tersenyum tak percaya.
“Dan bodohnya, aku malah mencintai namja sepertimu” keluh Jaejoong sekali lagi dan tak lama kemudian iapun memejamkan matanya di pelukan Yunho. Nyaman.
.
.
.
“Pagi Yunho hyung” sapa Junsu dengan ceria ketika melihat Yunho dan Jaejoong berjalan menuju kediaman raja.
“Pagi Junsuya” Yunho memberikan senyuman manis
Jaejoong mencibirkan bibirnya kesal, “Kau tak menyapaku?” protes Jaejoong kepada Junsu
Junsu memandang Jaejoong penuh tanya namun kemudian terkikik, “sejak kapan kau suka di sapa, hyung?”
CRAPPP
Jaejoong lupa jika ia pernah memarahi Junsu hanya karena selalu menyapanya. Tapi melihat Junsu menyapa Yunho membuat Jaejoong sebal tanpa alasan.
Yunho memandang Jaejoong kemudian tersenyum, “Kau ini kenapa? Hmm?” tanya Yunho sambil mengacak rambutnya.
Jaejoong tak menjawab dan hanya mempoutkan bibirnya. Namun, desiran halus kembali Jaejoong rasakan, sungguh perlakuan Yunho yang seperti ini seolah menjadi mantra bagi dirinya untuk membuatnya tenang.
Junsu memandang Yunho dan Jaejoong sambil tersenyum, mereka pasangan yang serasi.
.
.
.
“Aku dengar kau kemarin ke kediaman Mr.Seo?” tanya raja sambil melahap sarapan paginya
Yunho menghentikan sejenak kunyahan dimulutnya, “Ne, Yang Mulia”
“Aku tak menyangka jika Mr. Seo meninggal dengan cara seperti itu” gumam raja
Yunho terdiam
“Yang Mulia, tidak baik membicarakan kematian seseorang di meja makan” protes ratu
“Ah ne.. kau benar” ucap raja sambil tersenyum
“Apa kau langsung pulang, Yun?” ratu mulai ikut ambil bagian
“Ne” Yunho menjawab dengan senyuman
Ratupun tersenyum, “Kenapa kau tak menginap di Gwangju saja, bukankah lebih dekat ke sana? Apa kau tidak capek? Jaga kondisimu Yun” saran ratu lembut
Yunho tersenyum, “Mianhe, hamba telah membuat Yang Mulia khawatir. Hanya saja, hamba berjanji untuk langsung pulang”
“Apa Jaejoong yang memaksamu?”
“Umma” protes Jaejoong
Yunho tersenyum, “Jaejoong tidak memaksa, Yang Mulia.. hanya saja dia tidak bisa tidur jika tidak bersama hamba. ”
DANGG
Mata Jaejoong melotot sempurna, “MWO?”
Raja, ratu dan Junsu tertawa kecil.
“Aigoo Jae.. aku tak menyangka jika kau ternyata sangat manja” goda Ratu
“Iya hyung, kau membuatk iri” imbuh Junsu
“Anni.. ini bukan seperti yang kalian bayangkan” Jaejoong mencoba meluruskan
“Kapan cucuku lahir?” raja ikut ambil bagian
“Yang Mulia” Jaejoong kelimpungan meluruskan ulah Yunho sedangkan Yunho terus tertawa kecil.
“Iya, Jae.. aku segera ingin menimang cucu”
“Umma” Jaejoong mulai menggunakan panggilan non formal
“Pasti keponakanku akan sangat lucu” imbuh Junsu
“YAH!”
“Omo.. omo.. hyung kenapa akhir-akhir ini kau gampang emosi? Apa kau sedang hamil?” duga Junsu
DEG
Diam
Semua mata memandang Jaejoong intens
Jaejoong menggeleng keras
“Kita harus segera panggil dokter kerajaan” usul ratu
“Umma... ini salah paham.. Yah Jung Yunho... kau... aisshhh”
Yunho hanya terus tertawa melihat Jaejoong yang panik. Sungguh Jaejoong terlihat sangat lucu. Tak hanya itu, beberapa dayang yang melayani sarapan keluarga kerajaan juga ikut tertawa melihat tingkah hwangtaeja mereka.
Benar-benar keluarga harmonis.
.
.
.
Siang hari
Matahari sedang bersemangat memancarkan sinarnya, namun itu tak menyurutkan niat Jaejoong untuk membaca beberapa berkas di perpusatakaan. Ya, semenjak ditunjuk oleh raja untuk menyelesaikan kasus pembunuhan serta penculikan terhadap petinggi-petinggi kerajaan maupun pemimpin kelompok dagang, mau tak mau Jaejoong mulai membaca beberapa kasus yang tak terselesaikan. Matanya terus mengamati dengan serius berbagai macam kasus tersebut. kebetulan hari ini jadwalnya kosong, tak ada janji bertemu dengan para kolega sehingga ia memutuskan untuk menghabiskan waktu di perpustakaan.
Awalnya ia sangat berkonsentrasi, namun konsentrasinya mendadak buyar ketika melihat Yunho sedang berada di depan perpustakaan sedang berbincang dengan Junsu.
Jaejoong yang duduk didekat jendela menjadi merasa ingin tahu tentang pembicaraan Junsu dan Yunho yang memang berdiri tak jauh dari tempatnya. Jaejoong mulai menajamkan telinganya seolah tak ingin tertinggal satupun kalimat percakapan mereka. Entah apa yang membuatnya berbuat demikian, yang jelas ia tak bisa konsentrasi lagi.
“Junsuya”
“Owh.. Kau Yunho hyung”
“Kau melihat Jaejoong?”
Junsu menggeleng, “anni, wae?”
Yunho tersenyum, “Sebenarnya bukan hal penting”
“Lalu?”
Yunho tersenyum sekali lagi, “aku hanya ingin mengajaknya makan siang di luar.”
Jaejoong yang mendengar percakapan Yunho dan Junsu pun tersenyum, meski percakapan mereka sayup-sayup terdengar tapi setidaknya Jaejoong masih bisa mendengar percakapan tersebut. “Tumben sekali mengajakku makan siang” gumam Jaejoong seorang diri sambil tersenyum.
Jaejoong sedikit melotot ketika Junsu menepuk bahu Yunho, entah mengapa Jaejoong merasa Junsu telah memegang properti miliknya. Rasa tidak terima membuncah di hati Jaejoong.
“Woaaa.. Kau romantis sekali, hyung”
Yunho hanya tersenyum, “Tapi sepertinya ia sedang sibuk”
Junsu mengangguk kecil, “Eh, tapi bukankah ia sedang tidak ada jadwal hari ini?”
“mmm kau benar” angguk Yunho, “tapi aku tak menemukannya di kamar”
“mungkin sedang bertemu appa”
“mungkin” gumam Yunho. “eh, kau sedang apa?”
“Melukis”
“Woaa.. kau bisa melukis?” kagum Yunho
“Hanya hobi saja, hyung”
Jaejoong mempoutkan bibirnya, “Apa hebatnya bisa melukis” tanpa sadar ia bergumam kesal
Yunho memperhatikan Junsu yang sedang melukis sedangkan Jaejoong sedang memperhatikan tingkah suami dan adiknya.
“Oh iya hyung”
“mmm?”
“Kau bisa mengajakku makan siang! Kalau kau mau” usul Junsu polos
JDAARRR
Bagai petir di siang bolong, Jaejoong mulai kebakaran jenggot, “Yah.. yah... waaahhh...” mendadak Jaejoong tak terima mendengar ucapan Junsu. Sontak ia berdiri, memukul-mukul buku yang sedari tadi dipegangnya. Ingin ia menghampiri Junsu dan Yunho tapi kemudian urung ia lakukan karena ia lebih memilih menghempaskan dirinya kembali dikursi dengan wajah yang terlihat sangat BT.
Yunho tersenyum dan mengacak rambut Junsu, “Tunggu hingga aku menemukan Jaejoong lalu kita akan berangkat bersama” ucap Yunho
Melihat cara Yunho memperlakukan Junsu membuat Jaejoong semakin kesal. Entahlah, perasaan apa ini? Jaejoong seolah tak terima jika Yunho terlihat akrab bahkan dengan Junsu sekalipun. Jaejoong tak suka kalauYunho memperlakukan Junsu sama seperti cara Yunho memperlakukannya. Jaejoong benar-benar tak suka.
Jaejoong yang tak enak hati kemudian beranjak dari duduknya. Ia membawa setumpuk buku yang belum selesai ia baca untuk dibawa ke kediamannya. Ia berjalan menuju kediamannya dengan penuh kesal.
Cemburukah ia?
.
.
.
Siang berganti sore, Yunho yang baru saja selesai mandi kemudian menghampiri Jaejoong yang nampak serius di meja kerja.
“Istirahatlah dulu, Jae? Kau terus menerus membaca dari tadi” ucap Yunho sambil meletakkan secangkir kopi di dekat Jaejoong
Jaejoong melirik sekilas kemudian mendongakkan wajahnya, ia melihat wajah tampan Yunho yang sedang tersenyum ke arahnya.
“Minumlah sebelum dingin” ucap Yunho mengingatkan
Jaejoong masih memandang Yunho. Yunho sedang menyeruput kopi yang dibawanya.
Jaejoong terus memperhatikan Yunho sambil berulangkali bertanya kepada dirinya sendiri. Kadang kesal, kadang senang, kadang sedih, kadang terharu, kadang menggemaskan, kadang juga menjengkelkan. Perasaan ini aku rasakan ketika denganmu Yun... aigooo... apakah aku benar-benar jatuh cinta kepadamu? Aku bahkan kesal dengan adikku sendiri, bukankah ini sudah gila? Jaejoong terus bertanya kepada dirinya sendiri sambil terus memandang Yunho.
Merasa diperhatikan, Yunhopun menoleh.
“Wae?”
BLUSSHHH
Pipi Jaejoong memerah sempurna.
“Ah,.. anni,.. gomawo untuk kopinya” gumam Jaejoong yang dengan segera menghindar dari tatapan mata Yunho.
Jaejoong menggigit bibir bawahnya dan segera membuka buku tebal yang tadi ia baca.
“Jae”
“mmm?” Jaejoong mendongak kembali, memandang Yunho
Yunho membenahi kacamata Jaejoong yang hendak melorot dengan telunjuknya
DEG
Mata Jaejoong bertemu dengan mata Yunho
Lama mereka saling memandang
Hingga
Yunho semakin lama semakin merundukkan tubuhnya
Jaejoong masih menatap mata Yunho, ia tak bergerak sedikitpun
Wajah Yunho semakin lama semakin mendekat
Hembusan nafasnya menerpa wajah Jaejoong
Jaejoong menutup matanya
Dan
KISS
Jaejoong merasakan bibir Yunho menyentuh bibirnya.
Merasa tak ada penolakan, Yunho mulai menyesap bibir Jaejoong.
Jaejoong merasakan aroma kopi di bibir Yunho namun ia tak keberatan sama sekali. Jaejoong malah mulai menggerakkan bibirnya sesuai dengan gerakan bibir Yunho.
Yunho mulai menggigit bibir Jaejoong. Keduanya saling menyesap dan melumat.
Tak lama setelah itu Yunho mulai memasukkan lidahnya
“Ngghhh...” lenguh Jaejoong yang mulai merasakan nikmat
Tangan Jaejoong meremas kemeja Yunho, ia sedikit menarik tubuh Yunho supaya lebih mendekat ke arahnya dan memperdalam ciumannya
Namun
“AWWWW..” Jaejoong berteriak kencang ketika air panas yang berasal dari cangkir yang tadi di bawa Yunho menumpahi tangannya.
Karena terlalu asyik berciuman membuat mereka berdua lupa bahwa tadi Yunho masih membawa secangkir kopi di tangannya.
Ciumanpun harus terlepas dengan terpaksa
Yunho segera meletakkan kopi yang ia bawa di meja. “Mianhe...” ucap Yunho sambil meniup tangan Jaejoong.
“Sssshhh... panas” rintih Jaejoong
Yunho terus meniup tangan Jaejoong sedangkan Jaejoong melihat sikap Yunho sambil tersenyum. Bagai dejavu Jaejoong melihat sikap Yunho yang seperti ini. Dulu Yunho pernah melakukan hal yang sama saat kakinya terluka di pulau Jeju malam itu. Ini sungguh membuat hati Jaejoong berbunga-bunga.
“Apakah masih terasa panas?” tanya Yunho sambil meniup tangan Jaejoong
“sedikit” gumam Jaejoong sedikit manja
Yunho masih meniup lengan Jaejoong
“Yun”
“mmm?”
“Sepertinya aku “
KLIK
“Hyung” panggilan Junsu memutuskan kalimat yang hendak diucapkan Jaejoong
Yunho dan Jaejoong menoleh ke arah Junsu yang berdiri di ambang pintu
“Wae?”
“appa, mencarimu”
“untuk?”
“sepertinya ada kaitannya dengan kasus yang akan kau tangani.”
DEG
Yunho memandang Jaejoong seolah bertanya ‘Kasus?’
Namun Yunho hanya diam, ia tak ingin apa yang dipikirkannya menjadi kenyataan.
Jaejoong yang tak melihat perubahan ekspresi Yunho kemudian berdiri dan menghampiri Junsu, “Apa appa akan mengadakan jumpa pers?”
“Mungkin nanti malam”
Yunho masih terdiam di tempatnya
“Oiya, Yun”
Yunho menoleh, ”mmm?”
“tolong ambilkan buku itu” ucap Jaejoong sambil menunjuk beberapa buku yang ada di meja
Yunho mengambil buku yang ada di meja
DEG
Matanya mendelik, ia melihat Jaejoong sedang membaca beberapa buku tentang sejarah perekonomian kerajaan dan ada beberapa buku tentang catatan kasus yang belum terselesaikan. Dengan sedikit bergetar Yunho mengambil buku-buku itu.
“Yunhoya”
“...”
Jaejoong dan Junsu memandang Yunho yang terus mengamati buku-buku itu. Karena tak ada sahutan, Jaejoongpun menghampiri Yunho.
“Kau kenapa?”
“ah.. anni..”
Jaejoong mengangkat kedua alisnya namun kemudian membawa berkas-berkas itu
“mm.. Jae”
“Ne?”
“Buku itu.. mmm.. apa kau?”
Jaejoong memandang buku yang dibawanya, hening sejenak kemudian tersenyum, “Maksudmu buku-buku ini?”
Yunho mengangguk
“Appa memintaku membantunya untuk memecahkan kasus yang belum terpecahkan. Pembunuhan beberapa pejabat dan para petinggi kelompok dagang semakin meresahkan,Yun.. appa memintaku memimpin penyelidikan kasus ini”
JTAARRR
.
.
.
Berita pembunuhan pedagang Seo menyeruak ke seluruh negeri. Mentri pertahanan didampingi dengan Jaejoong dan beberapa mentri yang lain mengadakan jumpa pers mengenai keseriusan kerajaan untuk menuntaskan kasus pembunuhan para petinggi negara dan para pedagang yang semakin meresahkan warga.
Namja paruh baya yang sedang menonton televisipun tersenyum puas, “Jika aku tak bisa menghancurkanmu seorang diri, maka aku akan melakukan cara yang berbeda. Sepertinya dewi fortuna sedang berada di pihakku.. Ini akan berakhir lebih cepat dari yang aku bayangkan. Ahahahaha...”
Mata namja paruh baya itu masih menatap layar TV dengan tajam, “Bagaimana sekarang? Apa yang bisa kau lakukan sekarang? Huh?” namja bermarga Choi itupun terus bermonolog.
TAP
Tangannya tiba-tiba menggenggam erat remot TV, “Akan aku hancurkan kau seperti kau dan appamu yang telah menghancurkanku. Ahahahahhaha....” tawa membahana pecah di ruagan mewah tempat Choi Ji Won berada.
.
.
.
TAP
TAP
TAP
BRAKKK
Pintu kamar Changmin terbuka kasar
“Changmina!” Yoochun memanggil Changmin dengan suara terengah
Changmin mengangkat kedua alisnya, “Wae?”
BIP
Yoochun kemudian menyalakan televisi yang ada di ruangan tersebut.
Mata Changmin melotot melihat berita yang tengah menyiarkan konfrensi pers pihak kerajaan.
“Ini tidak mungkin” gumam Changmin tak percaya
Yoochun terduduk lemas di dekat Changmin, “Yunho hyung” gumamnya lemah.
Changmin dan Yoochun terpaku, semua tergambar jelas bahwa Yunho sedang berada pada posisi tak aman sekarang.
Hening
Yoochun dan Changmin sibuk dengan pikirannya masing-masing
Tiba-tiba
SRAAAKKK
Changmin berdiri
“Kau mau kemana?”
“Aku akan keluar sebentar”
.
.
.
TAP
TAP
TAP
Changmin berjalan mendekat
“Duduklah”
Changmin duduk dikursi yang berseberangan dengan orang yang diajaknya bertemu itu
“apakah tawaran itu masih berlaku?” ucap Changmin to the point
Orang yang berada di depan Changminpun tersenyum.
“Libatkan aku dalam pemecahan kasus ini”
DEG
.
.
.
Tbc
.
.
.
Annyeong.. maxy datang... TOTET TOTET.. hehehhe
Tegang belum? Cemas gak?
Part ini memang sengaja di bikin tegang, kira-kira berhasil apa belum? Hihihihi
Takut ni epep jadi berat? Atau takut jadi angst?
Let’s check this out:
Yunho menggigit bibir bawahnya, matanya menerawang mencoba bernego dengan logikanya sendiri.
“ei, Yunhoya..” mendadak Jaejoong datang dan mengagetkan Yunho.
Yunhopun menoleh, “Wae?”
“Bagaimana kalau kau membantuku memecahkan kasus ini?”
DEG
Yunho menatap Jaejoong tak percaya
“Yah.. kenapa menatapku seperti itu? Kau mau tidak? Membaca berbagai dokumen tentang kasus beberapa tahun lalu benar-benar akan membuatku cepat tua. Aku membutuhkan bantuanmu, Yun.. bukankah kau sangat pandai dalam menganalisis dan menyusun strategi? Ayolah.. bantu aku.. aku akan memberikanmu imbalan”
DANGGG
.
.
.
“Oh GOD, Jae.. kau menyuruhku kembali dari Gwangju hanya untuk ini?”
Jaejoong tersenyum innocent
“Kenapa tak meminta bantuan para pengawal?” ucap Yunho yang masih terdengar kesal
Jaejoong mempoutkan bibirnya sambil bergumam, “bukankah kau berjanji untuk membantuku kapanpun yang aku mau?”
“Oh GOD” Yunho merebahkan tubuhnya di sofa.
Lelah
Itulah yang dirasakan Yunho.. bagaimana tidak, ia yang tengah memburu anak buah Choi yang sudah diincarnya beberapa hari belakangan harus gagal karena telepon Jaejoong yang memintanya segera kembali hanya untuk mengambil Jiji yang terjebak di atap kediamannya. Jiji? Ya.. kucing yang baru dibeli Jaejoong beberapa hari yang lalu.
“Yunhoya.. kau marah?” tanya Jaejoong sambil mentoel pipi Yunho
“Tidak” jawab Yunho ketus
Jaejoong mempoutkan bibirnya, “mianhe”
Yunho menatap mata Jaejoong, sungguh ia tak tahu lagi harus berkata apa.. speechless.
.
.
.
“Jae, gwaenchana?”
“Hoeekkk.. perutku mual”
Yunho terlihat panik sambil memijit tengkuk Jaejoong.
.
.
Bagaimana? Masih beranggapan ini akan jadi berat dan angst?
Itu tadi adalah beberapa cuplikan untuk next part. Berhubung maxy lagi baik jadi maxy kasih bocoran.. #modus, padahal pengen buat readers penasaran. hihihi
So,
Pengen tahu gimana tingkah lucu Jaema dalam memecahkan kasus ini?
Dan bagaimana kekonyolan Yoochun, Changmin dan Yunho yang mencoba menutupi kasus mereka?
Tunggu next part launching ne.. ^_^
Kenakalan Jaema tentunya gak akan hilang begitu saja bukan?
ini adalah FF absurd dan GJ akut. Konflik memang harus berjalan tapi humor dan romance-nya tetap tidak boleh ditinggalkan... hehehehe
Akhir kata, review pleasee.. :)
I love you guys... muach.. ^_^
Comments