chap 11

I’M YOUR MAN, KING!

I’M YOUR MAN, KING!

.

Pairing:

Yunjae

Disclaimer:

Semua karakter milik Tuhan dan milik mereka sendiri.. maxy cuma minjem nama… ide cerita murni dari pemikiran maxy dan ini semua hanya fiksi… ^_^

Genre:

Comedy, Romance, action, genre bisa bertambah sewaktu-waktu..^^

Warning :

Fiction, , Yunjae, khayalan tingkat tinggi, ABSURD… bagi yang kurang berkenan, silahkan klick back…maxy cinta damai.. ^^

 

.

Annyeong, maxy kembali dengan cepat. Peluk dan cium untuk teman-teman yang bersedia memberikan review.

 

AkaKuroshisyamsumarakiramiamoccatoccatakriuksHanmie

 

Jongmal gomawoyo guys, kalian masih setia menunggu karya maxy.. #nangis haru. Maxy sayang kalian semua. Terimakasih atas dukungannya, maxy akan terus berusaha untuk belajar lebih  baik lagi. #bow.

 

NOTE:

Karena akan ada cuplikan-cuplikan flashback, maka maxy memberikan cetak miring (italic) agar tidak membingungkan.

 

Yuk capcus

Hope u like this chap

And dont forget to give your lovely review.. ^_^

I love you guys... chu ~

.


Preview:

 

Jaejoong menggenggam dokumen-dokumen itu dengan erat.

 

SRAKK

 

Jaejoong beranjak dari duduknya  dan segera berganti pakaian. Tak lama kemudian mobil mewahnya melintasi gerbang kerajaan pada dini hari yang sangat dingin ini.

.

.

.

Part 11

 

.

 

Jaejoong segera memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi menuju kediaman Yunho setelah pesawat pribadinya mendarat di Gwangju.  Jaejoong merasa perlu menemui Yunho pagi itu juga untuk menanyakan kesimpulan yang ia peroleh dari skema yang ia buat beberapa waktu yang lalu.

 

Sepanjang perjalanan ia terus memikirkan keterlibatan Yunho dalam kasus-kasus tersebut. Benarkah Yunho terlibat dalam kasus-kasus sebelum kematian Mr. Seo itu? Lalu bagaimana dengan kasus Mr. Seo? Apakah Yunho terlibat juga didalamnya? Berbagai pertanyaan menyeruak di benak Jaejoong.

 

Jaejoong terus menginjak pedal gas dengan kuat. Mobilnya melintasi jalan Gwangju dengan sangat cepat. Matanya fokus memandang jalan yang lengang, maklum saja karena waktu memang masih menunjukkan pukul 2.45 pagi.

 

Sekitar 30 menit lagi Jaejoong akan sampai dikediaman Yunho. Iapun kemudian memasang headset, mencoba menghubungi Yunho.

 

KLING

 

Jaejoong mengernyitkan dahinya ketika ponsel Yunho tak bisa dihubungi. “Apa yang dia lakukan pada jam segini? Kenapa telponnya sibuk? Dengan siapa dia bertelpon?” gumam Jaejoong heran.

 

Sekali lagi Jaejoong mencoba menghubungi.

 

KLING

 

“Ck.. aishhh..” Jaejoong berdecak kesal ketika ia tetap tak bisa menghubungi Yunho.

 

Perlahan Jaejoong mengaktifkan Digital Map yang ada di dalam mobil mewahnya, ia memasukkan nomor ponsel Yunho dalam aplikasi untuk melacak keberadaan Yunho.

 

BIP

 

Tanda panah merah berkedip di wilayah yang cukup jauh dari Gwangju.

 

CKIITTTT

 

Mendadak Jaejoong menepikan mobilnya, matanya mengamati dengan seksama tempat Yunho berada. “Apa yang dia lakukan disana? Pagi-pagi begini?”

 

Nampak Jaejoong berpikir sejenak kemudian ia segera berbalik arah menuju tempat dimana Yunho berada.

.

.

.

Changmin, Yoochun, dan Yunho turun dari mobil mewah mereka.

 

“Hyung, dari sumber yang aku dapatkan, mereka sedang berkumpul disana sekarang. apa kau yakin akan melakukan pengintaian sekarang?” Changmin bertanya kembali.

 

Yunho nampak melihat sekitar, mencoba mengecek situasi.

 

“Kita harus segera mengambil keputusan. Kalau tidak, aku takut jika kita akan tertangkap. Mereka biasanya melakukan patroli pukul 3 pagi, hyung. Dan itu 15 menit lagi.” Ucap Changmin detail.

 

Yoochun nampak memandang Changmin penuh selidik.

 

“Wae?” Changmin memandang Yoochun seolah tahu kalau Yoochun sedang memandangnya penuh tanya.

 

“Changmina, dari mana kau dapat informasi sedetail itu?”

 

Changmin mengerutkan keningnya, “Apa maksudmu? Tentusaja dari anak buah Jung,” ucap Changmin dengan nada meninggi.

 

Yunho yang sedari tadi sibuk melihat situasi, kemudian memandang Yoochun dan Changmin yang nampak sedikit berdebat.

 

“Aku merasa ada yang kau tutupi akhir-akhir ini Changmina,” jujur Yoochun

 

“Tentu saja ada yang aku tutupi darimu,” ucap Changmin enteng

 

DEG

 

Yunho dan Yoochun memandang Changmin lekat.

 

“Apa yang sedang kau tutupi sebenarnya?” tanya Yoochun persisten.

 

“Apa kau tak bisa melihat?”

 

“Apa?”

 

“Tubuhku! Apa kau mau melihatku melakukan pengintaian dengan ?”

 

GLUDAG

 

Yoochun speechless.

 

“YAH! Berhentilah berdebat! Ada apa dengan kalian? Sejak kemarin kalian sering berdebat,” keluh Yunho. Haruskah mereka memperdebatkan hal tak penting sekarang?

 

Changmin dan Yoochun sontak diam melihat Yunho yang nampak kesal.

 

“Jja segera bergegas.. tak banyak waktu yang kita miliki. Lagipula aku harus kembali ke Seoul besok lusa. Kita manfaatkan waktu yang ada sebaik mungkin” perintah Yunho dan segera bergegas.

 

“Ne, hyung!” Changmin dan Yoochunpun mengikuti Yunho dari belakang menuju sebuah bangunan.

.

.

.

.

Jaejoong terus memacu mobilnya dalam kecepatan tinggi. “Apa yang kau lakukan disana sekarang? apa yang kau sembunyikan dariku?” gumam Jaejoong serius.

 

Sepanjang perjalanan Jaejoong terus menggumam, pikirannya penuh sesak dengan kontradiksi antara  Yunho yang ia kenal dengan Yunho yang berada dalam skema yang baru ia buat tentang kelompok Jung dan Choi.

 

Jika benar dalang dari kasus-kasus itu ada kaitannya dengan kelompok dagang yang paling sedikit mendapat kasus maka hanya Jung dan Choi yang patut di curigai. Dan jika itu benar, maka saat kasus-kasus ini marak, Jung telah dipimpin oleh Yunho.

 

Benarkah Yunho terlibat dalam kasus-kasus mengerikan itu? Tapi Yunho yang Jaejoong kenal bukan yang seperti itu. Masih segar diingatannya bagaimana Yunho berlutut menyerahkan semuanya demi menyelamatkan keluarga kerajaan waktu itu.

 

Bukankah Yunho yang Jaejoong kenal adalah Yunho yang sangat perhatian dan rela berkorban? Atau sebenarnya Jaejoong belum mengenal Yunho sama sekali?

 

Sungguh, pikirannya benar-benar sedang berkecamuk sekarang.

.

 

FLASHBACK

 

Yunho yang mengenakan kemeja biru muda sedang menata diri di depan cermin.

 

KLIK

 

Pintu kamar terbuka

 

Yunho melihat wajah Jaejoong menyembul dari balik pintu. Yunhopun tersenyum.

 

Jaejoong balas tersenyum kemudian masuk ke kamar. Nampak ia sedang membawa 2 gelas susu hangat di tangannya dan berjalan menuju arah Yunho.

 

Yunho menghentikan acara mengancing bajunya dan mengamati Jaejoong.

 

“Ini untukmu,” ucap Jaejoong sambil memberikan segelas susu hangat kepada Yunho.

 

Yunhopun tersenyum, dengan segera ia mengambil segelas susu tersebut dan meminumnya hingga tak bersisa.

 

GREPP

 

CUP

 

“Gomawo ne.. my baby boo” ucap Yunho mengeluarkan rayuan mautnya setelah merengkuh pinggang dan mengecup bibir Jaejoong.

 

BLUSSHHH

 

Jaejoongpun mengangguk dengan pipi yang memerah sempurna. Semenjak pengakuannya waktu itu, hubungan Yunho dan Jaejoong memang mengalami kemajuan pesat.

 

“Butuh bantuan?” tawar Jaejoong ketika melihat Yunho yang mulai membelitkan dasinya.

 

Gerakan tangan Yunho terhenti dan membiarkan dasinya menggantung asal di lehernya.

 

Tanpa banyak bicara Jaejoongpun segera menempatkan posisinya di depan Yunho. Dengan cekatan tangannya memasangkan dasi berwarna hitam itu.

 

SRAKK

 

Tangan Yunho memegang kedua pinggang Jaejoong

 

“Jangan macam-macam atau kau akan terlambat,” ucap Jaejoong mengingatkan

 

“Aku tak bisa diam jika melihatmu bersikap seimut ini Jae”

 

“Berhenti membual”

 

“I’m not”

 

CUP

 

“YAH! YUNHOYA!”

 

Yunho tertawa lepas

 

Jaejoong memukul pelan dada Yunho, “Jja.. segera berangkat dan segeralah pulang.. aku tak ingin kau berlama-lama di Gwangju”

 

“Wae?” Yunho menggoda

 

“Aiishhh.. ya sudahlah... berlama-lamalah di Gwangju,” ucap Jaejoong kesal karena Yunho selalu menggodanya.

 

GREEPP

 

Yunho memeluk Jaejoong, “Ne.. aku akan segera kembali.”

 

Jaejoong tersenyum, ia meletakkan dagunya di bahu Yunho. “Sebenarnya aku ingin ikut,” gumam Jaejoong sambil mempoutkan bibirnya.

 

Yunho merenggangkan pelukannya, matanya menatap mata Jaejoong lekat, “Yang Mulia akan memarahimu jika kau tak segera menyelesaikan kasus itu”

 

“ck..” Jaejoong berdecak, “Bukankah appa selalu memarahiku?” lanjut Jaejoong kesal.

 

Yunho tersenyum

 

“Bukankah katamu kau akan membantuku? Tapi kau malah meninggalkanku sekarang? 2 minggu lalu kau baru mengadakan pertemuan, kenapa sekarang mengadakan pertemuan lagi? Tidak bisakah pertemuan itu dilakukan bulan depan saja?” protes Jaejoong manja.

 

Yunho tertawa kecil, “Sejak kapan kau menjadi manja seperti ini? Hmmm?”

 

Jaejoong semakin mempoutkan bibirnya, “Aku ingin kau membantuku dalam menyelesaikan masalah ini.  Bantu aku mempelajari semuanya. Aku ingin segera menyelesaikan kasus ini sebelum semakin banyak kerutan yang muncul di wajahku. Lihatlah aku terlihat semakin tua,” keluh Jaejoong

 

Yunho tersenyum sambil mengacak rambut Jaejoong, “bagiku kau tetap mempesona.”

 

“Kau merayuku agar terhindar untuk membantuku menangani kasus ini kan?” tuduh Jaejoong

 

Yunho terkikik, “Aku tak pernah bohong kepadamu, Jae” ucap Yunho sambil menepuk kepala Jaejoong pelan. “Lagipula bukankah sudah ada tim kerajaan yang membantumu? Mereka jauh lebih ahli daripadaku,” lanjut Yunho.

 

Jaejoong memandang Yunho masih dengan pout yang setia menghiasi bibirnya.

 

Yunho terdiam sejenak kemudian ia mulai berbicara, “Listen, Jae”

 

Jaejoong menatap Yunho dengan seksama

 

“This case is like a spider web”

 

“Spider web?”

 

Yunho menggambarkan jaring laba-laba di cermin.

 

Jaejoong melihat setiap pergerakan jari Yunho dengan seksama.

 

“Just catch the center and everything will be done”

 

“How can?”

 

Yunho tersenyum, iapun mengetuk pelan kening Jaejoong. “Thinking”

 

“Ck.. kau kira selama ini aku tak memikirkannya? Bukan aku yang tak mau berpikir tapi kasus ini saja yang terlalu sulit,” gerutu Jaejoong.

 

“Kau terlalu banyak beralasan,” ucap Yunho sambil tertawa kecil

 

“Entah mengapa aku merasa kasus ini begitu mudah dimatamu, apakah kasus-kasus ini benar-benar se-simple itu?” keluh Jaejoong

 

Yunhopun tersenyum, “semuanya tergantung ini,” ucap Yunho sambil menunjuk kepala Jaejoong. “Kalau kau berpikir simple maka ini akan menjadi simple, kalau kau berpikir rumit maka ini akan menjadi rumit,” lanjut Yunho bijak.

 

Jaejoong mengangguk pelan, entah kenapa setiap ucapan Yunho seperti sihir baginya. Yunho selalu bisa membuatnya tenang dengan kalimat-kalimatnya.

 

“jja.. aku harus berangkat sekarang,” pamit Yunho.

 

Jaejoong tersenyum, “Segeralah kembali.”

 

Yunhopun memberikan pelukan sebelum berangkat, “Ne.. aku akan segera kembali. Dan ingat jangan tidur larut malam.” ucap Yunho sambil mencium puncak kepala Jaejoong.

 

Jaejoong mengangguk

 

Yunho mulai berjalan beberapa langkah tapi kemudian ia berhenti, “Jae?”

 

“Ne?”

 

“Kenapa tak kau coba cari kelompok dagang yang memiliki kasus penculikan dan pembunuhan paling sedikit?”

 

Jaejoong nampak sedang berpikir, “Jangan bercanda.. semua pedagang mengalami kasus seperti itu bahkan kau sekalipun”

 

“Begitukah?” ucap Yunho sambil tersenyum sebelum akhirnya ia berangkat ke Gwangju.

.

.

.

 

“Mafia tidak suka jika tawanannya banyak bicara”

 

“Berhentilah sok tahu tentang mafia”

 

“Aku memang benar-benar tahu”

 

“Huh.. Jangan mengigau” ucap Jaejoong sambil mencibirkan bibirnya

 

“Kau tak percaya?”

 

“Tentu saja..”

 

“Tapi kau harus percaya kepadaku”

 

“Wae?”

 

“because i’m the mafia boss”

.

.

.

“Ayolah... Aku akan membantumu menyelesaikan kasus kematian appamu jika kau mau membantuku menyelesaikan kasus Mr. Seo ini? Otte?”

 

Yunho terdiam, matanya menatap lekat mata Jaejoong sehingga membuat jantung Jaejoong berdegup kencang. “Ke-kenapa memandangku seperti itu?”

 

Bukannya menjawab tapi Yunho malah memegang kedua pipi Jaejoong. “I’ll help you in one condition,” ucap Yunho dengan suara huskynya

 

“W-what is it?”

 

“Always believe me no matter what”

.

.

.

“Believe me and believe my words.. i love you and i’ll protect you.. i promise,” ucap Yunho lembut namun penuh keyakinan.

.

.
.

.

“Just say that you believe me, it’s more than enough for me”

.

.

 

“I love you.. and this love more than enough to kill me if i can’t protect you and make you happy. So, believe me that i give my all for you. Believe me,” ucap Yunho yang mirip racauan

.

.

 

.

 

“Jae”

 

“mmm?”

 

“Bagaimana kalau kita tidak akan bertemu dalam waktu yang lama?”

 

Jaejoong menatap Yunho tajam, “memangnya apa yang akan kau lakukan di Gwangju hingga kita tak akan bertemu lama?”

 

Yunho tersenyum, bukan itu yang Yunho maksud. Tapi Yunho tak bicara apapun.

 

“mmm..” Jaejoong bergumam nampak berpikir.

 

“Apa yang kau pikirkan?”

 

“Pertanyaanmu. Bagaimana kalau kita tak bertemu dalam waktu yang lama?”

 

Yunho tersenyum, “lalu, apa yang akan kau lakukan?”

 

Jaejoong meletakkan jemarinya di dagu, “Let’s see.. karena kau telah berjanji untuk terus bersamaku dan melindungiku jadi kalau kita tak bertemu dalam jangka waktu yang lama maka bersiap-siaplah untuk melihat ibukota negara kita berpindah ke Gwangju”

 

Yunho tertawa, “MWOYA?!”

 

Jaejoongpun terkikik, “Aku benar-benar akan melakukannya jika kau meninggalkanku dalam waktu yang cukup lama, Yun. Apa kau tega menelantarkanku sendiri di sini?”

 

“Tanpaku, kau akan tetap baik-baik saja”

 

“I doubt it”

 

“Wae?”

 

“Because i’ll miss you so damn much..”

 

Yunho menatap mata Jaejoong lekat.

 

“I  swear, Jung!” ucap Jaejoong sambil tersenyum imut.

 

GREPP

 

Yunho sambil memeluk Jaejoong erat, “Saranghae”

 

“Nado saranghae Yunhoya.. so if we didn’t meet each other for a  long time, i’ll miss you.. because i miss you, i wanna hug you.. because i hug you, i wanna kiss you.. How can i kiss you if you’re not beside me? Hmmm? It’s killing me, Jung.. so, don’t dare you to leave me alone,” ucap Jaejoong sambil memandang lekat kedua mata Yunho.

 

Yunho memberikan anggukan pasti.

.

.

.

“Jae”

 

“ne?”

 

“Bagaimana kalau sebenarnya aku bukan orang baik?”

 

Jaejoong menoleh, memandang Yunho yang sedang memeluknya dari belakang. Akhir-akhir ini memang Yunho sering menanyakan hal-hal aneh (?) kepadanya.

 

CUP

 

Jaejoong mengecup bibir Yunho singkat, “bukankah itu bagus? Kita adalah pasangan serasi. Kau bukan orang baik dan aku juga. Ulahku selalu merepotkan kerajaan,” canda Jaejoong mencoba mengesampinngkan firasatnya.

 

Yunho tertawa kecil sambil mencium pelipis Jaejoong. Ia mengeratkan pelukannya, “Bagaimana kalau suatu hari nanti aku akan melukaimu?”

 

“Jangan katakan apapun yang tak akan bisa kau lakukan,” elak Jaejoong.

 

“Aku takut kalau aku mampu melakukannya.”

 

“Aku tak percaya,” Jaejoong mencibirkan bibirnya.

 

Yunho tertawa, iapun membalikkan tubuh Jaejoong.

 

“What is it? Is that not enough?” goda Jaejoong. Maklum mereka baru selesai melakukan ‘rutinitas’ yang beberapa hari ini selalu mereka lakukan setiap malam.

 

Yunho terkikik.

 

“Give me 10 minutes, Jung.. let my get a rest first. Don’t worry.. I’ll give you as much as you want,” canda Jaejoong

 

Yunhopun tertawa lepas mendengar ucapan Jaejoong.

.

.

.

 

“I’m so dangerous” gumam Yunho

 

“I’m not affraid”

 

“I can hurt you”

 

“I don’t care,” ucap Jaejoong cuek

 

“Jae”

 

Jaejoong memandang mata Yunho dan tersenyum, “This eyes never lies.. they tell me that you can’t hurt me..” ucap Jaejoong yakin yakin sambil mengusap mata Yunho.

 

Yunhopun mengeratkan pelukannya kepada Jaejoong.

.

.

.

FLASHBACK END

 

.

.

 

TES

 

Nampak air mata menetes di pipi Jaejoong setelah berbagai macam kenangan indah bersama Yunho menguar di kepalanya.

 

Jaejoong menghembuskan nafas beratnya, tangannya menggenggam erat kemudi, “Who are you, Jung?” gumam Jaejoong.

 

TES

 

Kembali air mata Jaejoong menetes, tangannya mengusap kasar air mata yang nampak enggan untuk berhenti itu. “Katakan bahwa kecuriagaanku ini salah! Tell me that i was wrong,” racau Jaejoong.

 

Semakin Jaejoong mengingat kenangannya denganYunho belakangan ini, semakin jelas bahwa Yunho sebenarnya telah memberikan ‘sinyal’ kepadanya.

 

“ARGGHHHHHHH... DAMN!” Teriak Jaejoong pilu sambil memukul keras kemudi. Sungguh, perasaan dan pikirannya benar-benar sedang saling bertentangan sekarang.

 

It’s bittersweet, isn’t it?

.

.

.

.

Di sisi lain

 

“Hyung.. kita harus berpencar sekarang!” ucap Yoochun yang sedikit terengah karena terus berlari untuk menyelamatkan diri.

 

Ya, Yoochun, Yunho, Changmin yang semula melakukan pengintaian terhadap Choi harus berakhir dengan menyesakkan karena entah bagaimana bisa mereka tertangkap basah. Dan beginilah sekarang, ketiga orang teratas kelompok Jung harus berlari sekuat tenaga untuk menyelamatkan diri.

 

Dinginnya udara dini hari yang menusuk tak dipedulikan lagi oleh ketiganya.

 

“Kita akan berpencar disini, cari tempat aman, telpon tuan Han dan panggil bantuan secepatnya, aku akan menghubungi kalian jika aku sudah berada di tempat yang aman,” ucap Yunho sedikit terburu-buru.

 

“Ne, hyung.. kami mengerti” ucap Changmin serius.

 

Yunho, Yoochun dan Changmin akhirnya berpencar untuk memecah perhatian lawan.

 

Yunho terus berlari melewati gang-gang kecil yang kurang ia kuasai, maklum, ini bukan daerah Gwangju. Namun Yunho terus berlari, mencoba menyelamatkan diri. Ia harus menepati janjinya kepada Jaejoong untuk pulang tepat waktu 2 hari lagi,  jelas tak ada waktu baginya untuk tertangkap sekarang.

 

Yunho berlari seolah tak ada hari esok, sesaat Yunho melirik jam tangan mewahnya.

 

Pukul 4 dini hari.

 

Yunho harus segera menemukan tempat persembunyian sebelum matahari terbit, karena akan sulit baginya untuk bersembunyi jika langit sudah terang benderang.

 

Yunho terus berlari ketika ia masih melihat beberapa anak buah Choi mengejarnya.

 

DORR

 

DOORRR

 

DORR

 

Beberapa kali tembakan diarahkan kepada Yunho. Beruntunglah karena gelap membantu mengurangi keawasan mata pembidik sehingga tak ada satupun peluru yang mengenai Yunho.

 

TAP

 

TAP

 

SRAAKK

 

Yunho melompat dan memanjat melewati tembok. Dengan lincah tubuhnya terus mencoba menjauh dari kejaran anak buah Choi.

 

Yunho melambat ketika ia tak ada lagi anak buah Choi yang mengejarnya. Kaki Yunho melangkah menuju  belakang gedung tua, mencoba bersembunyi.

 

“Haahhh... aahhhaaahhh...” Nafas Yunho terengah, keringatnya mengucur deras.  “Damn it,” umpat Yunho sambil menyandarkan punggungnya di tembok. Ia benar-benar nyaris tertangkap.

 

Yunhopun kembali melirik kanan dan kiri, mencoba memastikan tempat persembunyiannya aman. Setelah dirasa tak ada lagi yang mengikutinya, iapun mengeluarkan ponselnya, mencoba menghubungi Yoochun dan Changmin.

 

TUUUTTT

 

SRAK

 

Yunho segera memasukkan ponselnya ketika ia mendengar ada sebuah suara. Iapun kembali bersiaga.

 

TAP

 

TAP

 

TAP

 

Terdengar derap langkah beberapa orang sedang berlari.

 

Yunho menyembunyikan badannya di balik pilar besar dengan kepala yang terus mengawasi sekitar.

 

CKLIK

 

Yunho mengaktifkan pemantik pistolnya.

 

SRAK

 

DORR

 

DORR

 

DOR

 

Anak buah Choi berhasil menemukanYunho dan segera memberikan tembakan.

 

DORR

 

DOOR

 

Tak mau kalah, Yunho segera membalas tembakan itu

 

BRAKK

 

DORR

 

DORR

 

DRAP

 

DRAP

 

DRAP

 

Yunho berlari dan bersembunyi untuk menghindari tembakan.

 

DOR

 

DOORR

 

KLIK

 

KLIK

 

DEG

 

OH NO

 

Peluru Yunho habis, “!” umpat Yunho. Tak ada cara lain lagi selain terus menghindar sekarang.

 

Yunho Bersembunyi dibalik pilar dan mencoba menghubungi Changmin kembali.

 

BRAAKK

 

KLIK

 

KLIK

 

KLIK

 

“MENYERAH KAU!”

 

OH GOD

 

Teriakan terdengar bersamaan dengan beberapa anak buah Choi yang mengepung dan membidikkan pistol ke arah Yunho.

 

Yunho nampak tersentak.

 

“HYUNG.. kau dimana?” Teriak Changmin melalui headset.

 

Yunho tak mampu menjawab, ia hanya terdiam mengamati musuh yang siap melayangkan nyawanya sewaktu-waktu.

 

.

.

.

 

‘Nomor yang anda tuju sedang sibuk, si’

 

PIP

 

“Damn it!” Jaejoong mematikan sambungannya dengan kesal.Sedari tadi ia tak berhasil menghubungi Yunho. Matanya melirik waktu yang ditunjukkan pada jam tangan mewahnya, pukul 4 pagi.

 

CKIITTTTT

 

Jaejoong segera membanting setir ketika ia melihat posisi Yunho di digital map berubah.

 

“Apa yang kau lakukan sebenarnya?” Gumam Jaejoong penasaran.

.

.

.

.

“AHAHAHHAHAHAHA,” nampak anak buah Choi tertawa puas.

 

“Kau tak akan lolos sekarang!” Imbuh salah satu anak buah yang lain.

 

Yunho masih diam, mencoba memahami situasi. ‘10 orang mengepungnya sekarang tapi setidaknya ia telah berhasil menggiring anak buah Choi menuju gedung yang lebih dekat dengan jalan raya, jadi masih ada celah baginya untuk selamat’ gumamYunho dalam hati.

 

“HYUNG!” Suara Changmin kembali terdengar di headset Yunho.

 

“Find Me..! GPS..!  NOW!” gumamYunho penuh penekanan, mencoba memberitahu Changmin.

 

“Hyung.. aku tak bisa mendengarmu dengan jelas. Coba ulangi sekali lagi!”

 

GLUDAG

 

“!” umpat Yunho geram. Haruskah Changmin tak mendengarnya ketika kondisi segenting ini?

 

“Tak berhasil meminta bantuan, Yunho ssi?” ejek salah satu anak buah Choi.

 

“Lebih baik berdoa saja, karena sebentar lagi kau akan kami habisi,” timpal salah satu anggota Choi yang lain.

 

Yunho tersenyum sengit, “Ternyata kalian sama saja dengan si tua keparat itu, banyak bicara.”

 

Nampak beberapa anak buah Choi tersulut emosi, “Kau benar-benar cari mati!”

 

Yunho tertawa, “Benar-benar sama.. banyak omong dan cepat naik darah..” Yunho sedikit bergerak ketika melihat kelengahan musuh.

 

Salah satu anak buah Choi yang geram mulai membidik Yunho.

 

SRAKK

 

DORR

 

Salah satu anak buah Choi yang lain menghalang tembakan sehingga tembakan melesat ke atas, “Hyung! Ingat! Tuan Choi menginginkan kita membawanya hidup-hidup.”

 

“!” umpat anak buah Choi yang gagal menembak Yunho dengan geram.

 

Yunhopun tertawa, “Jadi kalian akan membawaku hidup-hidup?”

 

Semua anak buah Choi memandang Yunho penuh tanya.

 

SRAKK

 

TAP

 

Yunho memasang kuda-kudanya untuk menghadang lawan. Anak buah Choi harus membawanya dalam keadaan hidup jadi tidak ada yang bisa dilakukan selain duel adu ilmu beladiri, dan Yunho sangat yakin akan kemampuan bela dirinya.

 

Anak buah Choi memicingkan mata ke arah Yunho.

 

Yunhopun menyeringai dengan masih mempertahankankuda-kudanya, “JJA.. LET’S FIGHT!” tantang Yunho dengan berani.

 

‘KYAAAAAAAA...!’ Semua anak buah Choi mengeroyok Yunho

 

BRAAKK

 

BUGH

 

PLAKKK

 

CRACKK

 

Perlawanan Yunho tak bisa dianggap remeh. Dengan keahlian hapkidonya, beberapa anak buah Choi mulai tumbang dan meringis kesakitan.

 

BUGHHH

 

CRACK

 

SRAKK

 

BRAAKK

 

Dua anak buah Choi kembali tumbang dengan mulut mengeluarkan darah. Sungguh hapkido Yunho memang benar-benar tak bisa diremehkan.

 

Namun

 

DORR

 

“ARRGGHHH... !” Bahu Yunho tertembak. Salah seorang anak buah Choi melepaskan tembakannya ke bahu Yunho ketika melihat mereka akan kalah.

 

Tangan Yunho memegang bahunya, darah menetes, dan nyeri mendera. “Damn!” umpat Yunho dengan nafas terengah.

 

Anak buah Choi yang berhasil menembaknyapun mulai tersenyum.

 

Tapi bukan Yunho namanya jika tak menyerah. Mata Yunho memicing, masih ada 5 anak buah Choi yang tersisa.

 

“Menyerah saja!” teriak salah satu anak buah Choi sombong.

 

Namun Yunho malah memberikan senyum seringainya, “Aku bahkan masih bisa menghabisi ratusan orang seperti kalian meski dengan kondisiku seperti sekarang ini.”

 

DEG

 

Provokasi Yunho membuat geram anak buah Choi.

 

HYAAAAAAA

 

BRAAKK

 

BUGHH

 

CLACK

 

BRAKK

 

CRACCKKK

 

Pertarungan semakin sengit. Tinjuan dan tendangan ditujukanYunho kepada 5 lawannya.

 

BUGHHH

 

BRUKKK

 

Salah satu anak buah Choi kembali tumbang.

 

“Nghaahhh... haaahhh..” Deru napas dan peluh menetes di pelipis Yunho.

 

Kondisi yang sama juga dilakukan anak buah Choi, mereka semua kelelahan. Dengan kemampuan bertarung lebih payah daripada Yunho memang membuat mereka kewalahan menghadapi Yunho meski jumlah mereka lebih banyak.

 

Yunho berdiri tegak sebelum menghampiri anak buah Choi

 

Namun

 

DAAGGHH

 

BRUKK

 

“ARKKKHHHH...! Sshhh...” Yunho tersungkur dan meringkih.

 

Salah seorang anak buah Choi yang tadinya tumbang, mampu berdiri kembali dan memukul Yunho dari belakang dengan sebatang kayu besar pada bahu yang telah terkena tembak.

 

Yunho mengusap bibirnya yang mengeluarkan darah. Ia mencoba kembali berdiri.

 

Tangan anak buah Choi kembali mengayunkan kayu.

 

Mata Yunho sontak memicing dan

 

SRAKK

 

BUGH

 

DUAGHH

 

Yunho memberikan perlawanan dengan menjegal kaki anak buah Choi dan memberikan pukulan di perut untuk memastikan ia tak kembali berdiri dalam beberapa menit kedepan.

 

Benar saja, anak buah Choi itu tersungkur tak berdaya.

 

Namun,

 

Yunho merasakan ngilu yang semakin menjadi di bahunya.

 

“ARGGHH...” rintih sakit tak bisa Yunho tahan. Nafasnya semakin menderu dan dadanya terasa sangat sesak. Namun Yunho masih berdiri tegak dengan memasang kuda-kudanya meski kondisinya sudah sangat menyedihkan.

 

Tatapan tak percaya diberikan keempat anak buah Choi yang masih bertahan. Mereka tak menyangka jika Yunho masih tetap bertahan dan bahkan sanggup memberikan perlawanan dengan kondisi yang seperti itu.

 

“Jja.. majulah kalian!” tantang Yunho lantang.

 

“Kau benar-benar keras kepala ternyata! Tapi sayangnya kami sudah tak punya waktu lagi untuk meladenimu!” ucap anak buah Choi yang mulai kelelahan.

 

Yunho memandang pergerakan keempat anak buah Choi itu.

 

Salah satu anak buah Choi memasukkan tangannya kedalam saku.

 

KLIK

 

DEG

 

Yunho tersentak ketika salah satu anak buah Choi membidik kakinya.

 

Yunho mati langkah sekarang, ia tak bisa lagi melawan jika kakinya tertembak juga. Dan sialnya, ia tak berhasil meminta bantuan Changmin.

 

“Jae, mianhe jika aku tak bisa pulang tepat waktu,” gumam Yunho sebelum ia mulai berlari menghampiri anak buah Choi, mencoba memberikan perlawanan terakhirnya.

 

“HYAAAAA!” Yunho mulai berlari

 

Anak buah Choi mulai memfokuskan arah tembakannya.

 

Yunho semakin mendekat

 

Anak buah Choi semakin memicing

 

Dan

 

CKITTTT

 

BRAAKKK

 

DORR

 

Tembakan anak buah Choi meleset karena namja tersebut tertabrak sebuah mobil lamborghini silver yang mendadak muncul dari belakang.

 

BRRMMMM

 

Mobil berhenti tepat di antara Yunho dan anak buah Choi.

 

Semua mata menatap tak percaya ke arah pendatang baru tersebut.

 

Kedua sisi kaca mobil terbuka perlahan.

 

DEG

 

Yunho melotot melihat siapa yang ada di dalam mobil.

 

“Sorry, guys.. tak ada yang boleh membunuhnya selain aku,” ucap namja dalam mobil itu sambil tersenyum ke arah beberapa anak buah Choi.

 

BLUSSHH

 

Beberapa anak buah Choi yang melihat senyum namja itupun harus tersipu dan termangu. Senyuman itu nampak menawan meski dibawah sinar lampu jalan yang remang.

 

“Jae,” gumam Yunho tak percaya

 

Jaejoong menyeringai, menoleh ke arah kanan dan menggerakkan kepalanya, “Jja.. naiklah!”

 

Yunho menoleh ke arah musuhnya yang terlihat seolah mampu membanjiri gedung ini dengan air liur mereka. Tak membiarkan kesempatan hilang begitu saja, Yunhopun segera memasuki mobil.

 

BRAAKK

 

Pintu mobil tertutup, Yunho berhasil masuk kedalam mobil.

 

Jaejoong memandang anak buah Choi yang masih tersenyum kepadanya. “Gomawo ne.. annyeong!” ucap Jaejoong dengan manis pada anak buah Choi.

 

“Annyeong!” balas anak buah Choi bersamaan sambil tersenyum kagum.

 

BRMMMMMM

 

Mobil mewah itupun dengan cepat menghilang dari pandangan.

 

“Apakah itu tadi hwangtaeja?” tanya salah satu anak buah Choi masih dengan senyum yang mengembang.

 

“Dia sangat menawan,” imbuh anak buah Choi yang lain.

 

“Lebih mempesona daripada foto-foto di majalah dan di TV”

 

“Benar.. jantungku berdetak sangat cepat hanya karena melihat senyumnya.”

 

“Sungguh beruntung si Yunho itu”

 

“Iya, Yunho benar-benar beruntung”

 

Senyum masih belum menghilang dari keempat bibir anak buah Choi.

 

“YUNHO?!” teriak salah satu anak buah Choi yang tersadar.

 

DEG

 

“YAH..! CEPAT KEJAR MEREKA!” Teriak keempat anak buah Choi panik.

.

.

.

.

Jika Yunho sudah berhasil lolos. Lalu bagaimana dengan Yoochun dan Changmin?

 

Yoochun dan Changmin masih terus berlari.

 

Seperti halnya Yunho, mereka berduapun kurang begitu menguasai tempat ini karena ini memang bukan wilayahnya.

 

Beberapa anak buah Choi masih mengejar Changmin dan Yoochun.

 

DOR

 

DORR

 

DORRR

 

Beberapa tembakan diarahkan ke kaki Yoochun dan Changmin

 

Changmin dan Yoochun melompat dan meloncat menghindari tembakan. Merekapun segera melewati dinding dan pagar pembatas yang ada didepan mereka, berusaha menyelamatkan diri.

 

“Yoochuna, kita harus segera menemukan Yunho hyung!” ucap Changmin sambil terus berlari.

 

“Kita harus mencari tempat persembunyian yang aman terlebih dahulu” timpal Yoochun yang juga terus mengimbangi lari Changmin.

 

“Tapi aku tak tahu harus kemana lagi” keluh Changmin dengan peluh menetes sempurna.

 

“Just Run!” perintah Yoochun pasti.

 

Changmin dan Yoochun terus berlari, melewati gang satu ke gang yang lain.

 

Mereka terus berlari seolah tak ada hari esok

 

Namun

 

DEG

 

Mereka berdua sontak berhenti ketiga dihadapannya ada sebuah pertigaan. Ke arah mana mereka harus memilih?

 

Changmin menoleh ke belakang, salah satu anak buah Choi berlari lebih cepat dari yang lain dan berada cukup dekat dengan mereka.

 

Mata Changmin bertemu pandang dengan mata namja itu.

 

“Changmina kita kesana!” ajak Yoochun membuat Changmin mengalihkan pandangan dari anak buah Choi.

 

Belum sampai mereka melangkah tiba-tiba

 

DORR

 

“ARRRGGHHH!” Changmin berteriak ketika betisnya tertembak

 

“CHANGMINA!” Yoochun mulai panik.

 

Anak buah Choi yang berhasil menembak Changmin berlari semakin dekat.

 

Yoochun dan Changmin mencoba berlari.

 

BRUKK

 

Changmin terjatuh karena betisnya tak mampu bergerak.

 

Yoochun segera membantu Changmin berdiri. “Bertahanlah!” ucap Yoochun semakin cemas.

 

Changmin mencoba berdiri tapi

 

BRUGHH

 

Ia kembali jatuh.

 

DRAP

 

DRAPP

 

DRAAP

 

Beberapa anak buah Choi yang datang terlambat mendekati anak buah Choi yang berhasil menembak betis Changmin.

 

“Woaahh Yoon Hwa.. Kau berhasil mengenainya?” tanya salah satu anak buah Choi yang datang terlambat.

 

Yoon Hwa, nama anak buah Choi yang berhasil menembak betis Changminpun mengangguk, “ne.”

 

“Woaaa.. God Boy, Newbie... Tuan Choi pasti akan segera menjadikanmu anak emas,” ucap puas anak buah Choi yang lebih tua.

 

Sedangkan Yoochun dan Changmin tak tahu lagi harus bagaimana. Kaki Changmin nampak tak mampu bergerak lagi.

 

“YAAHHH! MENYERAH SAJA KALIAN!” teriak salah seorang anak buah Choi yang berjalan semakin mendekat.

 

Yoochun dan Changmin menoleh ke sumber suara, sungguh mereka semakinn tedesak.

 

“JJA!” Yoochun berjongkok di depan Changmin.

 

Yoochun memandang punggung Yoochun, “Yoochuna!”

 

“Jangan banyak bicara, segera naiklah! Aku akan menggendongmu!”

 

“NO!” Changmin menolak

 

“YAH! Jangan bercanda, cepat naik!”

 

Changmin memegang bahu Yoochun, “Yoochuna.. larilah dan beritahu Yunho hyung. Aku hanya akan membebanimu jika kau menggendongku.”

 

“ANDWEE! Cepatlah naik! Kita berangkat bersama maka kita harus pulang bersama,” racau Yoochun sambil menggeleng panik, air matanya menetes seketika.

 

Changmin menoleh kearah musuh yang semakin dekat.

 

“Tak ada waktu lagi Yoochuna. RUN!”

 

“NO!” Tolak Yoochun

 

“DAMN IT! RUN RIGHT NOW!” Changmin berteriak sambil mendorong punggung Yoochun.

 

“Tidak Changmina...” Yoochun menggeleng keras

 

“KHA...! Pergilah...! Kau harus selamat dan memberitahu Yunho hyung! Kita tak boleh tertangkap berdua! Kau harus membantu Yunho hyung menyelesaikan kasus ini dan berusahalah kembali untuk menyelamatkanku!” ucap Changmin diakhiri senyuman.

 

“Aku tak mungkin meninggalkanmu sendiri disini!” panik Yoochun.

 

TAP

 

TAP

 

TAP

 

Derap langkah anak buah Choi semakin mendekat

 

“RUN YOOCHUNA!” Changmin mendorong keras tubuh Yoochun.

 

Yoochun masih memandang Changmin dengan air mata yang setia menetes.

 

“DAMN IT! RUN!” Paksa  Changmin sambil terus mendorong tubuh Yoochun.

 

Yoochun tak bergeming.

 

Mata Changmin mulai berkaca-kaca, “Aku tak ingin kita tertangkap berdua. Jika itu terjadi, bagaimana dengan Yunho hyung? Siapa yang akan membantunya? Aku tak ingin rencananya menjadi gagal karena aku,” jelas Changmin pilu.

 

Yoochun menatap Changmin lekat.

 

Changmin memegang lengan Yoochun. “Run Yoochuna! Jebal!” pinta Changmin untuk terakhir kalinya.

 

Yoochun memandang Changmin dan anak buah Choi yang semakin dekat secara bergantian.

 

“ARGGHHHH!” Teriak Yoochun pilu.  Logika dan perasaannya sedang bertarung sekarang.

“Pergilah dan segera selamatkan aku,” ucap Changmin setegar mungkin.

 

Yoochunpun kemudian berdiri dan berlari, “Tunggu aku Changmina.. kita pasti akan menyelamatkanmu!” ucap Yoochun dalam hati dengan air mata yang tak henti menetes.

 

.

.

.

.

Di sisi lain

 

Jaejoong terus berkonsentrasi mengemudikan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Sesekali ia melirik ke arah Yunho yang sedang menggigit bibir bawahnya menahan sakit.

 

“Aku akan mengantarkanmu ke rumah sakit.”

 

“Jangan...! ini akan sangat berbahaya. Mereka sedang mengejar kita!”

 

Jaejoong memandang Yunho, “Tapi darahmu terus keluar. Kau bisa pingsan”

 

Yunho tersenyum, “Aku tidak selemah itu. Aku mampu menahannya bahkan hingga matahari terbit. Kemudikan mobil ini menuju Gwangju. Aku memiliki dokter pribadi di rumah!” ucapnya setegar mungkin meski wajahnya mulai memucat.

 

“Yun!”

 

DORR

 

DOR

 

DORRR

 

Suara tembakan yang mengarah ke mobil yang dikendarai Jaejoong menghentikan ucapan Jaejoong. Jaejoong melirik spion mobil.”DAMN IT!” geram Jaejoong

 

CKITTT

 

SRAAKKK

 

DORR

 

DORR

 

DOR

 

Jaejoong membanting kemudi untuk berbelok paksa, mencoba menghindari tembakan dan mengecoh lawan.

 

Yunho tersenyum melihat cara Jaejoong mengemudi yang sudah tak diragukan lagi. “Jae”

 

“Berhenti bicara! Aku sedang konsentrasi sekarang!” ucap Jaejoong sambil terus menambah kecepatan mobil dengan sesekali melirik posisi mobil musuh dari kaca spion.

 

Yunho hanya mampu tertawa kecil, Jaejoong benar-benar memikat hatinya dengan berbagai keunikan yang dimilikinya.

 

CKITTT

 

BRMMM

 

BRAKK

 

CRACK

 

Bagian depan mobil Jaejoong menabrak rambu lalu lintas.

 

“Aigooo..  mobilku! Pastikan kau akan menggantinya, Jung!” keluh Jaejoong sesaat.

 

Yunho mengangguk, “Sure!” ucap Yunho sambil tertawa kecil.

 

“Good!” komentar Jaejoong kemudian ia kembali menginjak pedal gas dengan sangat kencang menuju jalan yang lebih ramai. Sesekali ia melihat GPS agar mengetahui celah-celah jalan yang bisa di lewatinya.

 

DORRR

 

Suara tembakan masih menteror Jaejoong

 

“Jangan memanggilku hwangtaeja jika aku tak bisa meloloskan diri dari kalian,” ucap Jaejoong sambil menyeringai.

 

SRAAKK

 

BRRMMMMMMM

 

Jaejoong membanting setir menuju jalan besar.

 

Yunho memegang seatbelt karena Jaejoong memacu mobilnya dengan kecepatan yang semakin menggila. Dadanya terasa semakin sesak, mungkin efek pukulan yang diperolehnya saat melawan anak buah Choi. Tapi Yunho mencoba menahan, ia tak ingin terlihat lemah didepan Jaejoong.

 

TIN

 

TINN

 

HEI KAU GILA!

 

TIIIINNNNNN

 

Suara klakson mobil-mobil yang berada di sekitar Jaejoong disertai dengan umpatan dan sumpah serapah karena mobil yang dikendarai Jaejoong hampir menyebabkan kecelakaan. Andai mereka tahu bahwa sumpah serapah itu ia tujukan kepada hwangtaeja mereka?

 

BRAKK

 

BRRMM

 

TTINN

 

TIIINNN

 

TTIIINNN

 

Jalanan di pagi hari menjadi sangat ramai karena Jaejoong mengendarai mobilnya tidak pada tempatnya. Terang saja, Jaejoong berada dalam jalur searah namun ia melawan arah yang semestinya.

 

Namun

 

CKITTTT

 

Suara rem terdengar keras

 

Jaejoong melirik dari kaca spoin, usahanya berhasil. “Oh.. c’mon... kalian tidak bisa mengejarku?” tawa Jaejoong bangga setelah ia berhasil membuat lawan-lawannya terperangkap dikeramaian dan tak bisa mengejar.

 

Yunho tersenyum melihat bakat Jaejoong yang semakin mengagumkan, “Kita bisa adu balap suatu saat nanti Jae” canda Yunho.

 

Jaejoongpun tersenyum, “Siapkan merogoh kocekmu dalam-dalam sebagai hadiah kemenangan untukku”

 

Yunho tersenyum lebar

 

“Aku rasa mereka sudah tak mengejar kita,” ucap Jaejoong sambil melihat ke arah belakang

 

Yunho reflek ikut menoleh ke belakang untuk memastikan, namun gerakan tubuhnya membuat nyeri di bahu dan dadanya terasa.

 

“Arrghh..” spontan Yunho merintih.

 

Jaejoong sontak menoleh, “Gwaenchana?”

 

Yunho mencoba mengangguk namun

 

“Uhuk..arkkk.. uhuk..uhuk..” Yunho terbatuk dengan memuntahkan darah.

 

“YUNHOYA!” Jaejoong panik

 

Yunho mengusap bibirnya, “Nan, gwaenchana.. Konsentrasilah mengemudi, Jae.. kau melawan arah sekarang,” ucapnya berusaha tersenyum.

 

Nampak mata Jaejoong berkaca-kaca, “Kau berdarah Yun!” ucap Jaejoong dengan bibir bergetar.

 

Yunho mengusap kembali bibirnya

 

“Jangan banyak bergerak! Hematlah tenagamu!” pinta Jaejoong

 

Sekali lagi Yunho mencoba tersenyum dan mengangguk.

 

“Aku akan berusaha secepatnya untuk sampai di Gwangju!” ucap Jaejoong sambil memandang Yunho.

 

BRUKK

 

“Yah! YUNHOYA!” Teriak  Jaejoong panik ketika tubuh Yunho ambruk.

.

.

.

.

Pukul  8 pagi

 

Yoochun sampai di halaman kediaman Jung.  Matanya sedikit memicing melihat sebuah mobil berlogo kerajaan terparkir rapi di tempat parkir.

 

“Hwangtaeja Kim berada di sini, Tuan Yoochun.” Ucap salah satu anak buah Jung seolah mengerti pikiran Yoochun.

 

“Apa Yunho hyung sudah kembali?” tanya Yoochun sambil berjalan memasuki kediamannya.

 

“Ne, Tuan. Tapi kondisinya cukup mengkhawatirkan”

 

DEG

 

“Apa maksudmu?” tanya Yunho kaget.

 

“Hwangtaeja Kim membawa Tuan Yunho pagi tadi dalam keadaan tak sadarkan diri. Tuan Jung tertembak di bagian bahu dan baru saja melakukan operasi beberapa sekitar 2  jam yang lalu.” jelas anak buah Jung sekali lagi.

 

Nampak Yoochun terkejut, iapun segera berlari kecil menuju kamar Yunho.

.

.

.

Yunho mulai mengerjapkan matanya, sedikit kabur namun kemudian semakin terang. Kepalanya terasa sedikit pusing mungkin efek obat yang dimasukkan dalam tubuhnya.

 

“Kau sudah sadar?” sebuah suara muncul dari arah samping.

 

“Jae,” gumam Yunho masih dengan nafas menderu.

 

Jaejoong hanya terdiam di dekat nakas.

 

“Arrghhh...” rintih Yunho ketika ia hendak bergerak.

 

Jaejoong segera menghampiri Yunho, “Jangan banyak bergerak dulu.. kau baru selesai di operasi, peluru itu mengenai sedikit tulang dibahumu hanya saja kau membuatnya semakin parah dengan terus menggerakkan tanganmu meski kau tahu bahwa peluru telah bersarang disana.”

 

Yunho terdiam, ia teringat bahwa ia masih menghajar beberapa anak buah Choi setelah ia terkena tembakan.

 

“Ada beberapa tulang punggungmu yang retak, kata dokter itu akibat pukulan benda tumpul. Yang jelas, kau harus beristirahat total selama 2 bulan kedepan, dokter menyarankannya untukmu. Ia juga akan memeriksamu 1 minggu sekali untuk melihat perkembangannya,” lanjut Jaejoong sambil membenahi selimut Yunho.

 

Yunho tersenyum, “Ne.. gomawo.”

 

Mata Yunho mengamati wajah Jaejoong, matanya terlihat sembab seperti orang yang baru saja menangis dan wajahnya terlihat sangat lelah.

 

Merasa di perhatikan, Jaejoongpun mencoba menghindar.

 

“Jae”

 

“mmm?” Jaejoong menoleh.

 

“Kau menangis?”

 

DEG

 

“Aku hanya”

 

“Wae?” Yunho memotong ucapan Jaejoong

 

Jaejoong menatap mata Yunho yang sedang menatapnya.

 

Jaejoongpun menunduk, “Aku takut,” ucapnya jujur.

 

Yunho menatap Jaejoong dalam diam

 

“Kau pingsan di mobil dengan darah yang masih mengucur dari bahumu, nafasmu melemah. Kau terus memuntahkan darah. Aku takut... Kau benar-benar membuatku takut,” jelas Jaejoong dengan suara yang kembali tercekat. Menandakan bahwa ia benar-benar takut.

 

“Kau takut?”

 

Jaejoong mengangguk, “Aku takut kalau kau tak akan selamat, aku takut kau akan meninggalkanku.” gumam Jaejoong lemah.

 

Yunhopun tersenyum, “Kemarilah” pinta Yunho.

 

Jaejoong menaikkan kedua alisnya kemudian iapun mendekat kepada Yunho.

 

GREEPP

 

Yunho tiba-tiba memeluk Jaejoong erat.

 

Jaejoong tersentak dengan sikap Yunho, “Yun, lukamu”

 

“Mianhe!” ucap Yunho mengabaikan perkataan Jaejoong yang mengkhawatirkan lukanya.

 

Jaejoong terdiam.

 

“Mianhe telah membuatmu takut,” gumam Yunho lemah karena memang kondisinya belum pulih benar. “Aku disini sekarang, aku tidak apa-apa. Jadi tak ada yang perlu kau takutkan lagi,” lanjut Yunho sambil mengusap punggung Jaejoong.

 

Jaejoong mengangguk, matanya kembali berkaca-kaca. Masih segar diingatannya bagaimana ia panik dan mengendarai mobil dengan kecepatan tinggi. Tak hanya itu, ia bahkan berteriak seperti orang kesurupan kepada seluruh anak buah Jung untuk segera memanggil dokter dan melakukan operasi.

 

Namun,

 

Jaejoong hanya bisa terdiam tanpa membalas pelukan Yunho. Pikirannya kembali berkecamuk.

 

Hari ini benar-benar penuh kejutan bagi Jaejoong. Kesimpulan dari skema yang digambarnya beberapa waktu yang lalu dan kenyataan yang dilihatnya dari diri Yunho selama ini benar-benar membuat perang batin dalam diri Jaejoong. Curiga dan cinta adalah dua hal yang Jaejoong rasakan dalam waktu yang bersamaan. Lalu, manakah yang harus dipercayainya?

 

Yunho merasakan ada sesuatu yang berbeda dari diri Jaejoong. Yunho mengendurkan pelukannya dan menatap kedua mata Jaejoong,  “Jae”

 

Jaejoong menghindari tatapan mata Yunho dan beranjak dari dekat Yunho, “Istirahatlah.. aku akan mengambilkan obat untukmu,” ucap Jaejoong mengalihkan pembicaraan.

 

“Jae, katakan kepadaku. Apa yang mengganggu pikiranmu?” ucap Yunho to the point.

 

Langkah Jaejoong terhenti, ia membalikkan tubuhnya menghadap Yunho. Sedikit tak tega melihat kondisi Yunho yang sekarang namun tak ada pilihan lain bagi Jaejoong untuk segera bertanya agar semua menjadi jelas. “Sebenarnya, ada yang ingin aku tanyakan kepadamu” ucap Jaejoong kemudian.

.

.

.

BYURRR

 

Seember air mengguyur tubuh lemas Changmin. Changmin yang sempat pingsanpun kemudian membuka matanya. Tangannya terikat, kakinyapun juga namun ia melihat betisnya telah diperban dan nyeri itu tak lagi terasa begitu hebat. Ini menandakan bahwa peluru telah dikeluarkan dari sana. Matanya kemudian memandang orang yang sedang berdiri di depannya, bibir Changmin tersenyum kecil.

 

Choi Ji Woon

 

Namja itulah yang berdiri didepan Changmin

 

“Tak ku sangka kau semakin merepotkan,” ucap Choi Ji Woon pelan.

 

Changmin tersenyum, “dan kau semakin mengerikan.”

 

“Ahahahahaha,” Tawa renyah keluar dari mulut namja paruh baya itu. “Aku tak menyangka jika kau semakin mirip dengan bocah sial itu”

 

“He’s cool anyway,” ucap Changmin memprovokasi.

 

“Ahahahahha,” Tawa keras kembali terdengar dari mulut Choi.

 

Lama ia mengamati tubuh tak berdaya Changmin, kemudian ia berjalan menuju meja yang tak jauh dari tempatnya berdiri.

 

Mata Changmin terus mengamati pergerakan Choi.

 

“Aku ingin kau berada di pihakku sekarang,” ucap Choi Ji Woon bernegosiasi.

 

Changmin tersenyum, “Bunuh saja aku”

 

Choi Ji Woon tertawa sinis, “Jadi kau tak mau bekerja sama denganku? Baiklahhh....” jeda Choi Ji Woon, matanya memandang Changmin lekat, “Bagaimana kalau anak buahku akan secara suka rela masuk kedalam penyidikan kerajaan dan mengaku bahwa dialah pembunuh Mr. Seo?”

 

DEG

 

Pertanyaan Choi Ji Woon, berhasil membuat Changmin cukup terkejut.

 

Choi Ji Woonpun tersenyum, “Dengan begitu semua bukti akan dikumpulkan dan dapat dipastikan bahwa seiring dengan pengusutan kasus ini maka perlahan kerajaan akan mengetahui siapa menantu mereka sebenarnya. Mereka akan tahu bahwa Mr. Seo berusaha menutupi pembunuhan yang dilakukanYunho kepada pemimpin Daegu beberapa tahun yang lalu, dan dengan begitu, kerajaan akan berterimakasih kepadaku karena telah berhasil membunuh orang yang bekerjasama dengan mafia. Yunho akan tertangkap dan anak buahku akan bebas sebelum penjatuhan hukuman diberikan. Ahahahaha,” tawa Choi Ji Woon lepas.

 

Changmin menatap Choi Ji Woon tajam, “Sepertinya kau sangat serius sekarang?”

 

“Tentu saja!”

 

“Apa kau masih belum puas dengan merebut Ji Min ahjumma dan kematian Jung ahjussi?”

 

Choi Ji Woon nampak terkejut namun kemudian tertawa, “Aku bahkan masih belum puas meski aku sudah berhasil membunuh semua generasi Jung.”

 

“Kau semakin gila sekarang!”

 

Choi Ji Woon tertawa, “aku akan menghancurkan siapapun yang menghancurkanku”

 

“Tak ada yang menghancurkanmu selain dirimu sendiri. Berhenti menyalahkan orang lain atas apa yang terjadi pada kehidupanmu.”

 

Choi Ji Woon memandang Changmin geram, “BERHENTI MEMBANTAHKU!” bentak Choi Ji Woon.

 

Changmin tersenyum sinis

 

“Aku tawarkan sekali lagi sebelum aku membunuhmu! Beradalah dipihakku!” Tawar Choi Ji Woon sekali lagi.

 

“Bunuh saja aku daripada aku harus berada di pihakmu!” jawab Changmin tenang.

 

Choi Ji Woon pun tertawa, “Baiklah kalau itu maumu, kita akan bersenang-senang sekarang,” ucapnya. sambil mengeluarkan sebuah pisau dari dalam laci mejanya.

 

Sekali lagi Changmin hanya tersenyum tenang.

 

Choipun semakin geram ketika melihat Changmin yang masih saja terlihat santai. Dengan segera ia berjalan mendekati Changmin dan berjongkok di depannya.

 

SRAKK

 

Changmin terkekeh ketika melihat pisau yang di pegang Choi menempel di lehernya.

 

“BERHENTI TERTAWA!”

 

Changminpun tersenyum.

 

Choi mengeratkan genggaman tangannya kearah pisau.

 

TES

 

Darah menetes dari leher Changmin.

 

Namun Changmin masih tersenyum, “Kita lihat sampai sejauh mana kau mampu melukaiku, appa”

 

DEG

 

KLONTAANGG

.

.

.

.

tbc

 

.

.


 

Annyeong.. seperti janji maxy, maxy datang dengan cepat.

 

Ini sudah mendekati klimaks, jadi maxy pengen bikin yang rada dag dig dug gitu..

 

Teman-teman uda pada ngrasa tegang gak? hihihihi #di getok readers

 

Apa sebenarnya hubungan Changmin dan Choi Ji Woon? Apa yang membuat Choi berpikir bahwa Jung menghancurkasn hidupnya? Bagaimana dengan Yunjae? Apakah Jae akan membenci Yunho? Semua akan jelas di chap depan.

 

So,

 

Makin penasaran atau makin bosan?

 

Next part uda siap rilis.

 

Ayo segera review, biar maxy segera publish

 

Hope u like this chap guys and don’t forget to give your precious review.

 

I love u.. muach muach... ^_^

Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
Sopikyu #1
Apdet lanjutannya disini jg donk chingu. Uda baca lanjutannya sih tapi diFfn.
first_rose #2
Chapter 11: maxy, please update..... aq udh nunggu sampe 2015 ini.... pengen tau lanjutannya... maxy g papa kan? semangat ya maxy...
cahyayuuki #3
Chapter 11: changmin anaknya Choi?
klo bner og bisa kesasar ampe ke Jung?
jadi penasaran kelajutan ceritanya,
minamikz #4
Chapter 11: Mianhae baru komen di chap ini,,,, soalnya diriku baru saja menggeluti dunia asianfanfics,,,, ehehehehe...... ceritanya seru,,,, bikin penasaran,,,, juga bikin deg - degan,,,, ditunggu yah chap2 lanjutannya,,, :)
Princessradith #5
Chapter 11: Omaygot.. Changmin ternyataaaaa.......
Jae nampakny susah utk membenci bear nya..
Semoga kasus yg menjerat yunho akam semakin jelasss.. Kasian kan pasangan pengantin baru ga bisa mesra-mesraan..
thejokerqueen #6
Chapter 11: sumpah, ini slh 1 fanfic yunjae trbaik yg prnah saya baca di dunia asianfanfic! smangat trus nulisnya ya maxy! situ emng the best author dech! :*
bluvyunjae #7
Chapter 11: emang changmin anak dr choi y???ko manggil appa???
jgn2 yg disembunyiin dr yunho n yochun ttg ini???
BabyBlueCherry #8
Chapter 11: Yunho hati2 dong! kasian Jae kalau sampe terjadi sesuatu sama dirimu.
Jaejoong kamu harus percaya Yunho dalam situatasi apapun juga kalau kamu nggak mau kehilangan Yunho.

appa ?!! jd bos'y kelompok Choi adalah appa'y Changmin ?!!!
what's going on actually ?

thanks for the update Maxy :)
update soon ?
AkaKuroshi #9
Chapter 11: maaaak
apa apaan ituuu? choi? appa nya Changmin?
oh my to the god!
thor author...plis updateee soooon
penasaran iniiih ><