Epilog
HummingJongin merasakan tanah basah itu menembus celananya, sudah hampir setengah hari pria itu hanya terduduk di pinggir danau yang membeku karena musim dingin. Hidungnya yang memerah tidak membuat pria itu beranjak, ia asik dengan lamunannya sendiri. Dua hari lagi adalah hari natal, mereka sudah mengisi hari-hari yang terlewati oleh Kyungsoo dengan keluarganya, tapi mengapa Kyungsoo tidak bisa menunggu datangnya hari natal? Kenapa Tuhan tidak memberinya waktu sampai hari itu tiba, hari dimana semua keluarga merencanakan sesuatu yang mengasyikkan untuk di habiskan bersama.
Jongin menghapus air matanya, ia menatap bingkai foto coklat yang menampilkan gambar buatannya dan Kyungsoo saat kecil dulu. Ia lalu mengeluarkan foto ukuran kantongnya yang mereka lakukan beberapa bulan yang lalu sebelum Kyungsoo pergi dan meletakknya berdampingan
'kau sudah mendapatkan apa yang kau inginkan. Maafkan aku begitu jahat kepadamu, maafkan aku yang tidak pernah melihat masa kecilmu. Aku menyerah terhadap gambar yang bahkan belum kau selesaikan dulu.'
Jongin menarik napasnya, hidungnya perih saat udara itu masuk ke dalam paru-parunya, mungkin karena ia terlalu lama berada di luar saat cuaca seperti ini. Ia lalu melanjutkan kalimatnya
'di kehidupan selanjutnya kau akan tetap menjadi saudaraku. Dan aku akan memperlakukan mu dengan lebih baik. Aku menyayangi mu Kyungsoo'
Jongin kini merebahkan tubuhnya, menatap langit, di musim dingin langit terlihat seperti gumpalan kapas. Semuanya terlihat putih. Dalam gambar yang ia lihat tadi, Jongin bisa merasakan tawa mereka yang bahagia sewaktu kecil. Jongin sekarang mengerti apa maksud dari ucapan Kyungsoo saat pertama kali ia datang di rumahnya.
'sebetulnya siapa kau? Apa yang kau inginkan disini?'
'kau stalker benar?'
'Aku Saudaramu'
Jongin kini tersenyum, ia tahu takdir tidak pernah salah. Kyungsoo, Chanyeol, dan dirinya adalah saudara. sebelumnya, saat ini, atau di kehidupan selanjutnya
*
Mengapa dunia seperti hanya mengerti kita berdua.
Perasaan yang pernah kita rasakan sebelumnya
Meskipun aku menyangkal dan beranggapan bahwa kita tidak pernah bertemu sebelumnya.
Aku tidak tahu maksud dari setiap nada itu
Ternyata kita berdua saling mencari dalam waktu yang lama.
Aku tidak tahu bahwa selama ini kau disampingku. Aku merasa seperti orang bodoh yang sendiri dalam sepi.
Datanglah sedikit lebih dekat, peluk diriku dengan erat.
Aku ingin mengirimkan pesan dari hatiku yang berlari entah kemana.
Sampai kemarin aku tidak mengetahui sorot matamu yang jernih, tetapi aku merasakan kelembutan seperti salju yang putih.
Suatu hari, disaat salju pertama kembali menyentuh tanah ini, menutupi nya dengan warna putih. Aku percaya bahwa kita akan bertemu kembali, dalam keabadian yang nyata.
-Humming
Story by Summer
Comments