命運線

歌詞

 (Side story of Falling Star & Rising Star)

.

Meski Kyuhyun berusaha bersikap biasa saja dengan apa yang terjadi terhadap persahabatannya dengan Changmin, namun tak urung dia merasa sedih. Kadang kita harus melepaskan yang satu untuk mendapatkan yang lain. Mungkin sudah jalan kami seperti ini. Kyuhyun menatap langit malam, mencoba menghibur diri dengan kesimpulannya tadi.

"Kyuhyunie, apa kau tidak bisa tidur juga?" Ryeowook memecah lamunan Kyuhyun. Namja itu sibuk menghalau nyamuk yang mengerubungi mereka berdua. "Aku menyesal menggoda Teuki hyung."

Kyuhyun meringis lebar teringat acara yang mereka ikuti tadi malam. Sebenarnya semua sudah lelah dan ingin beristirahat. Tetapi karena ELF Thailand menyiapkan acara ulang tahun untuk Hankyung, mereka pun hadir. Leeteuk sempat memarahi dongsaengdeul yang dengan polosnya mengatakan bahwa mereka lelah kepada wartawan yang meliput acara itu.

Ketika Leeteuk menegur Donghae sampai kebingungan, Kyuhyun jadi berniat membalas dengan menggoda Leeteuk yang berusia paling tua. Namun ia tidak menyangka Ryeowook akan menimpalinya dengan menyebut keriput. Dan di sinilah mereka berdua berakhir. Leeteuk menghukum keduanya tidur di teras, ditemani nyamuk-nyamuk Thailand yg ganas.

"Kyuhyunie, kau masih memikirkan Changminie?" Ryeowook bertanya dengan hati-hati. Kyuhyun tidak menjawab. Magnae-nya itu hanya menghela napas panjang. Aku harus memberitahu Yesung hyung. Mungkin dia bisa menasehati Kyuhyunie.

"Tadi aku merasa cemburu kepadamu." Ryeowook tersenyum ketika Kyuhyun menoleh dengan pandangan penuh tanya. Ia berhasil menarik perhatian Kyuhyun yang selalu melamun belakangan ini. "Tadi di pesta, aku sudah bersiap membuka mulutku untuk menerima strawberry dari Hankyung hyung. Tapi dia melewatiku dan terus menyebut namamu. Akhirnya kau yang mendapat strawberry darinya."

"Mianhe..." Kyuhyun kehilangan kata-kata. Mianhe, Ryeowookie....aku sudah merebut posisi magnae darimu....

Ryeowook mengamati Kyuhyun yang membuang pandangannya ke arah lain. Ia jelas melihat perasaan bersalah. Berbeda dengan yang akhir-akhir ini Kyuhyun coba perlihatkan; Seorang evil magnae; Di mata Ryeowook, Kyuhyun masih sama seperti dulu.

Aneh, kenapa Kyuhyunie harus berpura-pura di depan kami? Ada apa sebenarnya?

"Kau tahu Ryeowookie, strawberry tadi rasanya sangat enak. Sayang Hankyung hyung lebih memilihku daripada Ryeowookie." Kyuhyun kembali memandang Ryeowook dengan evil smirk-nya yang menyebalkan. Namun sedetik kemudian Kyuhyun tertegun ketika Ryeowook bukan terlihat iri, justru menggigit bibirnya dengan pandangan berkaca-kaca.

"Jangan mencemau. Hankyung hyung melakukannya karena kau juga berulang tahun. ELF Thailand tidak membuatkan pesta untukmu juga. Karena itu Hankyung hyung memanggilmu dan bersikeras kau yang harus menerima strawberry pertamanya."

Kyuhyun kembali kehilangan kata-kata ketika Ryeowook mengelus kepalanya. Terasa sangat tulus dan hangat.

"Jangan seperti ini. Jebal..." Kyuhyun mengangkat tangan Ryeowook dari kepalanya, lalu mendorong tangan itu menjauh dengan kasar. "Jangan merasa bisa menebak perasaanku. Kalian terlalu polos. Kalian tidak tahu apa-apa."

"Kalau begitu beritahu kami. Kau bisa memulai dengan alasan perubahan sikapmu belakangan ini." Ryeowook menatap lurus ke arah Kyuhyun, mengamati bagaimana wajah itu tampak menegang.

"Aku mau tidur."

Ryeowook hanya bisa menahan kecewa ketika Kyuhyun berbaring membelakanginya. Tak ada kata-kata lagi dari mulut magnae-nya itu. Ia terpaksa mencoba beristirahat, meski tidak yakin bisa tidur nyenyak di tengah banyaknya nyamuk yang menggigiti mereka.

.

.

Hari-hari di Thailand cukup menghibur Kyuhyun, membuatnya sejenak melupakan Petinggi SM dan Changmin. Eunhyuk dengan bangga memperlihatkan aksi Kyuhyun saat mereka dicegat wartawan di koridor. Magnae-nya menyanyikan lagu A Whole New World persis seperti penyanyi aslinya.

"Kyuhyun-ah sangat pandai mengimitasi suara!" Eunhyuk memutar ulang rekaman tadi.

"Sangat indah. Lain kali kau nyanyikan lagu ini untuk kami di atas panggung, arrachi?"

Kyuhyun tak bisa menyembunyikan senyumnya mendengar permintaan sang leader. Sedikit demi sedikit Kyuhyun merasa lebih dekat dengan member SJ lainnya. Dia bahkan ditempatkan sekamar dengan Kangin di hotel, dan hyungnya yang terlihat kasar itu sama sekali tidak keberatan.

Aku ingin membuat kalian bangga, hyungdeul. Akan aku perlihatkan bahwa aku pantas berjalan bersama kalian semua.

.

.

3 Februari 2007

Sooyeon dan Jiyeon saling berpandangan ketika kakak sulung mereka tiba-tiba pulang ke rumah hanya untuk melemparkan tubuh tingginya ke sofa yang mendadak terlihat kecil.

"Oppa, lakukan dengan benar!" Sooyeon mendekat sambil berkacak pinggang, menirukan gaya Changmin jika menegur mereka. "Oppa tidak menyapa kami dan duduk begitu saja. Itu tidak sopan."

"Sangat tidak sopan." Jiyeon meringis ketika Changmin bangkit berdiri.

Kedua gadis itu semakin tercengang ketika detik selanjutnya sang kakak mengucapkan salam dengan sopan, kemudian kembali ke posisi semula. Sama sekali tidak ada teguran untuk mereka.

"Oppa, apa oppa sakit? Oppa sedang libur?" Sooyeon mendekat dan mulai memijat kaki Changmin.

"Oppa selalu menyanyi di televisi. Mana mungkin libur? Oppa kabur? Atau jangan-jangan oppa dikeluarkan dari DBSK?"

"MWO???!" Changmin bangun dari sofa dan memandang tajam ke arah kedua adiknya. "Aku tahu kalian tidak terlalu menyukai musik. Tapi setidaknya kalian ikuti perkembangan Oppa. DBSK baik-baik saja. Jangan menduga yang aneh-aneh."

"Kalau begitu, apa yang menyebabkan oppa pulang mendadak?"

"Mungkin patah hati."

"Mematahkan hati baru masuk akal."

"Mungkin oppa melukai hati seseorang lalu menyesal."

"Sangat menyesal....mengingat selama ini oppa jarang menyesal."

"Kau benar. Oppa berpindah dari satu yeoja ke yeoja yang lain."

"Meskipun setelah putus baru pindah, playboy tetap playboy."

"Benar."

"Sekali lagi kalian bilang aku playboy, oppa tidak akan membeli oleh-oleh." Changmin tersenyum puas saat kedua adiknya memekik panik. Keduanya mulai mencoba menenangkan hatinya. Ada yang memijat kakinya, ada yang memijat bahunya. Perasaan Changmin menjadi sedikit ringan melihat ulah mereka.

Sementara Sooyeon dan Jiyeon menghidangkan berbagai macam makanan dan minuman untuknya, Changmin sibuk berpikir. Selama ini ia tidak pernah mengalami masalah dengan para mantan yeojachingunya, maupun dengan member DBSK dan teman-temannya yang lain. Bahkan dengan Kibum, mereka tanpa sadar sudah berjalan sendiri-sendiri karena banyaknya kesibukan DBSK; padahal dahulu mereka berdua sangat dekat.

Tapi untuk kali ini aku tidak mau. Caramel macchiato sahabatku. Aku tidak mau terpisah darinya baik oleh keadaan dan waktu; Apalagi dengan cara seperti ini….

Changmin memandang kedua dongsaengnya yang berceloteh riang sambil menonton televisi.

"Sooyeon… Jiyeon…. Bagaimana cara memperbaiki hubungan yang rusak?"

"Ehh?!" Sooyeon dan Jiyeon memalingkan perhatian mereka dari layar, dan memandang Changmin dengan keheranan. Tidak biasanya sang kakak berpikir untuk memperbaiki hubungan. Changmin akan dengan mudahnya melepaskan hubungan yang lama dan kemudian menjalin hubungan yang baru.

"Oppa serius kali ini? Siapa dia?" Sooyeon merasa sedikit cemas. Entah mengapa, ia lebih nyaman jika Changmin tidak terlalu serius. Ia merasa sedikit cemburu jika Changmin akan lebih mencurahkan perhatian kepada yeojachingunya.

"Aku selalu serius setiap berhubungan." Changmin merasa tersinggung. "Kalian jangan salah paham. Ini bukan seperti yang kalian duga. Dia berbeda."

"Semua selalu bilang begitu jika sedang jatuh cinta." Jiyeon menggelengkan kepala, menolak kata-kata Changmin.

"Oppa, apakah yeoja itu sangat istimewa sehingga oppa seperti ini?" Sooyeon semakin cemas.

"Yeoja?! Aish! Kalian ini cerewet sekali! Ini bukan soal yeoja, tapi namja!" Changmin berdiri dengan kesal.

"MWO?!" Jiyeon terbelalak.

"ANDWAE!!!" Sooyeon memekik.

Changmin tertegun ketika kedua adiknya mendorong dirinya hingga terduduk kembali di sofa. Keduanya duduk di sisi kiri dan kanannya, menahan Changmin yang berusaha kembali berdiri.

"Oppa, meski first kiss mu direbut oleh Jae oppa, kau masih bisa mendapatkan yeojachingu yang mau menerimamu apa adanya." Sooyeon menepuk bahu Changmin dengan wajah prihatin. Kali ini ia melupakan kecemburuannya sebagai adik.

"Ne, oppa. Lupakan namja itu." Jiyeon memandang dengan tajam.

Changmin tidak memerlukan IQ 150-nya untuk mengerti bahwa mereka salah paham. Sontak hal itu membuat wajahnya merah padam.

"Aigoo...sepertinya ini balasan atas kesalahanku." Changmin bangkit berdiri dan berpamitan, namun Sooyeon dan Jiyeon menahannya dan menariknya duduk kembali. Kali ini kedua gadis itu mulai menyadari bahwa Changmin mempunyai masalah serius.

"Oppa, ceritakan kepada kami. Siapa tahu kami bisa membantu..."

Changmin memandang Sooyeon dengan bimbang. Suara lembut dan mimik wajah Sooyeon yang bersungguh-sungguh membuatnya nyaman. Akhirnya Changmin menceritakan pertengkaran yang terjadi antara dia dan Kyuhyun; yang berujung pada putusnya persahabatan mereka.

"Oppa, sang Budha mengajarkan bahwa tidak ada yang lebih mengerikan dari sebuah keraguan. Keraguan memisahkan orang." J