Destiny - Chapter 10

Destiny
Please Subscribe to read the full chapter
DESTINY

命運線

歌詞

 (Side story of Falling Star & Rising Star)

Chapter 10

.

3 Juni 2010

.

[Operasi Kyuhyun sudah selesai dan prosesnya berjalan lancar. Saat ini dia berada dalam perawatan salah satu rumah sakit di Gangnam, Seoul. Kemungkinan Kyuhyun sshi bisa keluar dari rumah sakit pada hari Minggu, tergantung kemajuan kondisinya.]

.

Changmin mendengus kesal membaca berita tentang operasi Kyuhyun. Staff SM membuat pengumuman kepada wartawan dan sepertinya Changmin satu-satunya orang yang tidak tahu tentang hal itu. Ia bertanya-tanya apakah Kyuhyun sudah memberitahunya tetapi ia tidak mengacuhkan, atau Kyuhyun memang benar-benar tidak memberitahunya. Meski begitu, Changmin merasa tenang mengetahui operasi sudah berjalan lancar. Setidaknya perasaan cemasnya tadi menghilang dengan cepat.

Mobil mulai memasuki halaman rumah sakit. Changmin mencari posisi parkir yang menurutnya cukup aman dari pandangan orang banyak, lalu mulai mematut dirinya di cermin. Staff SM sudah menyembunyikan nama rumah sakit tempat sahabatnya dirawat. Ia tidak mau kehadirannya di sini membuat fans yang curiga menjadi yakin, lalu mulai berusaha memotret Kyuhyun diam-diam.

Setelah memastikan penyamarannya sudah cukup, Changmin turun dari mobil. Ia bersyukur menyimpan nomor orang tua Kyuhyun. Kalau tidak, sepertinya sulit untuk menanyakan keberadaan sahabatnya. Pihak agensi melakukan pengamanan agar posisi Kyuhyun tidak diketahui. Berkat ijin yang diberikan Kim Hanna, Changmin bisa melewati penjagaan dengan mulus. Changmin bergerak setenang mungkin agar tidak mengundang kecurigaan orang yang berlalu lalang di rumah sakit itu.

“Changmin sshi.” Sebuah sapaan hangat yang akrab di telinganya membuat Changmin urung membuka pintu ruangan di mana Kyuhyun di rawat. Ia menundukkan sedikit tubuhnya sehingga Kim Hanna bisa memeluknya dengan mudah.

"Eommonim, bagaimana keadaan Kyuhyun?”

"Operasinya berhasil. Tadi dia sudah sadar, tapi Uisa bilang Kyuhyunie belum boleh dikunjungi." Kim Hanna melirik ke arah jam tangannya dan tersenyum. "Setengah jam lagi kita boleh masuk. Ah, sebentar, Kyuhyunie menitipkan sesuatu untukmu.”

Kim Hanna mengangsurkan sebuah kantung kertas.  "Kyuhyunie pesan, agar aku memberikan ini untukmu, Changmin sshi."

Changmin membuka kantung kertas itu dan melongok isinya. Seketika itu juga wajahnya memerah. Kim Hanna yang merasa penasaran dengan reaksi Changmin, ikut melongok ke dalam kantung kertas.

"Tissue toilet? Changmin sshi, lain kali kalau kehabisan tissue toilet, kau bisa menitip pesan padaku. Aku akan membelikannya" kata Kim Hanna dengan wajah polos dan bersungguh-sungguh.

Changmin tidak tahu seperti apa wajahnya saat ini. Ia hanya sanggup menggumamkan ucapan terima kasih.

.

.

Duduk di sebelah ranjang rumah sakit seperti ini, Changmin tidak mau berhitung berapa kali ia melakukannya, dan betapa bosan ia melakukan hal yang sama ini. Memiliki sahabat seperti Kyuhyun membuatnya lagi-lagi terdampar dalam situasi yang tidak menyenangkan untuknya. Lemah? Penyakitan? Sial? Changmin meringis mengingat kata-kata yang kadang digunjingkan orang untuk membicarakan sahabatnya.

Dulu ia merasa sangat marah setiap mendengar kata-kata itu. Ingin rasanya menghajar wajah-wajah yang mencibir sahabatnya kalau ia tidak ingat wajahnya sendiri yang akan terpampang besar-besar di media massa.

“Jangan marah dengan apa yang mereka katakan. Itu hal yang sebenarnya kan?” Changmin masih ingat Kyuhyun tersenyum begitu hangat saat menghiburnya. “Kita tidak bisa mengendalikan apa yang dipikirkan ataupun dikatakan orang lain. Lagipula aku memang mudah sekali sakit. Aku sendiri berpikir, ada masa-masanya kondisiku begitu memalukan. Begitu rapuh sehingga jika tersenggol sedikit saja, aku akan jatuh.”

Changmin membelalakkan matanya melihat Kyuhyun tertawa begitu ringan.

“Kau tahu, Changmin-ah, aku bisa tertidur di mana saja, bahkan sehabis aku tertawa jika tubuhku sudah begitu lelah. Aku bisa membayangkan bagaimana wajah kalian ketika tiba-tiba menemukan aku tertidur sehabis berbicara.”

Kyuhyun semakin tergelak sementara Changmin hanya bisa mendesah kesal.

“Tetapi kau sama sekali tidak lemah! Kau juga bukan orang yang sial!”

Changmin tetap merasa marah. Ia tahu, ia yakin orang-orang yang mengenal sahabatnya juga tahu, betapa kuatnya Kyuhyun yang sebenarnya. Sahabatnya itu memiliki mental terkuat dari semua orang yang dikenalnya.

“Tentu saja. Aku juga orang paling beruntung karena memiliki kalian semua. Terutama memiliki kau sebagai sahabatku, Changmin-ah.”

Kata-kata Kyuhyun membuat Changmin tertegun. Dipandangnya sahabatnya itu. Wajahnya terasa panas melihat Kyuhyun tampak bersungguh-sungguh dengan ucapannya.

“Aku… aku juga merasa beruntung memiliki sahabat sepertimu, Kyuhyun-ah.”

Changmin menghela napas. Pikirannya kembali ke saat ini, salah satu saat paling menjemukan di dalam hidupnya, menunggu sahabatnya membuka mata setelah pengaruh obat bius menghilang.

Ah tidak, kali ini Kyuhyun hanya tertidur. Operasi kecil yang dijalani tadi pagi hanya membius sahabatnya sebentar saja. Bahkan selang infus yang digunakan selama operasi berlangsung, tidak lagi menusuk pergelangan tangan yang kurus itu. Tetapi Kyuhyun akan mengalami disorientasi selama beberapa jam, kata Kim Hanna; Itulah sebabnya uisa melarang Kyuhyun langsung dikunjungi. Kyuhyun tertidur selama sendirian di dalam kamar, dan masih tertidur ketika Kim Hanna dan Changmin diperbolehkan masuk sejam yang lalu.

“Biar aku yang menungguinya, eommonim.” Changmin menawarkan diri saat Kim Hanna harus pergi karena suatu urusan. Ia hanya bisa tersenyum miris ketika Ibu sahabatnya menanyakan apakah ia tidak memiliki jadwal hari itu. Changmin menggeleng dan ia bersyukur Kim Hanna tidak bertanya lebih lanjut.

Namja itu mendesah pelan. Pikirannya melayang ke masa lalu, masa-masa di mana ia begitu disibukkan oleh jadwal. Sekarang, di saat semua kesibukan itu terhenti mendadak, Changmin jadi memiliki banyak waktu untuk berpikir ulang tentang kehidupannya.

“Tahun 2007 ini adalah tahun yang paling berat untukku.” Changmin teringat kata-kata Kyuhyun sewaktu dirawat begitu lama di rumah sakit. “Tetapi ini juga tahun yang paling terberkati, Changmin-ah. Meski terbaring di rumah sakit tidak sama dengan beristirahat, aku jadi memiliki waktu banyak untuk berpikir. Aku mengingat kembali apa yang sudah aku lakukan setahun belakangan ini; dan berpikir tentang hubunganku secara pribadi dengan orang lain; Aku juga menghabiskan lebih banyak waktu bersama kedua orang tuaku. Meskipun aku kehilangan banyak hal, tetapi banyak juga yang aku peroleh. Dan aku merasa bersyukur, dengan kejadian ini, aku menyadari hal-hal penting yang selama ini sempat aku abaikan. Aku akan berusaha hidup lebih baik. Jadi jika waktuku tiba untuk kedua kalinya, aku tidak akan memiliki penyesalan lagi seperti kemarin.”

“Aku juga tidak mau hidup dengan penyesalan lagi…,” gumam Changmin.

Pandangannya mengabur ketika mengingat ketiga hyung-nya yang tidak lagi bersamanya. Begitu banyak kata-kata maupun tindakan yang ingin ia lakukan bersama mereka, tetapi kondisi saat ini tidak memungkinkan. Di sudut hatinya, Changmin merasa sebuah penyesalan yang dalam. Menyesal bahwa semua itu tidak dilakukannya saat mereka masih bersama-sama. Mereka begitu dekat sehingga ia tidak pernah berpikir bahwa suatu saat perpisahan akan terjadi.

Entah berapa lama waktu yang dibutuhkan Changmin untuk menyadari bahwa Kyuhyun sudah membuka matanya. Yang ia tahu, ketika ia mencoba memandang wajah Kyuhyun, mata sahabatnya itu sudah terbuka.

“Kau datang untuk menjenguk atau melamun?”

Suara Kyuhyun masih terdengar seperti orang mengantuk. Sepasang mata hitamnya  menatap Changmin sambil membentuk smirk yang menyebalkan. Smirk yang begitu tipis, namun sinar mata Kyuhyun sudah menyiratkan bahwa namja yang masih terbaring lemas itu tengah tertawa.

Kyuhyun menyentuh pelan telinga yang habis dioperasi sebelum Changmin sempat mencegahnya. Tangannya menyentuh sebuah bantalan kecil dari kasa yang menutupi telinga. Tanpa berkata apapun, mata Kyuhyun kembali melihat ke arah Changmin yang sedari tadi terdiam. Changmin memandangnya dengan wajah merengut.

 “Wajahmu jangan seperti itu, ini hanya operasi kecil,” kata Kyuhyun, nyaris seperti bisikan.

“Kau tidak memberitahuku?”

“Sudah kubilang ini hanya operasi kecil. Dalam tiga hari aku sudah boleh keluar dari sini.” Kyuhyun tersenyum tipis. Ia mengerjapkan matanya yang masih terasa berat untuk dibuka.

“Jadi kau tidak memberitahuku!” Changmin kini mengajukan protes. Sejak awal ia meragukan dugaannya sendiri. Jika Kyuhyun memang sudah memberitahunya tentang operasi ini, Changmin tidak mungkin mengabaikannya. Dan itu menjelaskan kenapa Kyuhyun memberinya tissue toilet. Kyuhyun tahu Changmin akan merasa sangat marah.

“Kondisimu.…”

“Kau tidak memberitahuku!” Changmin mendesis, menahan suaranya tetap serendah mungkin. Tetapi wajahnya sudah memerah karena kekesalan yang menumpuk. “Intinya adalah kau tidak memberitahuku, Kyuhyun-ah! Bahkan kalaupun aku sedang sekarat, kau tetap harus memberitahuku!”

Kyuhyun menautkan kedua alisnya dan memasang mimik lucu. “Apa itu tidak berlebihan? Hanya sebuah op….”

“Aku akan memberitahumu apapun! Bahkan jika aku disengat seekor lebah, aku juga akan memberitahumu!”

“Bagaimana jika ada kecoa di kamarmu?”

“Itu juga!” jawab Changmin cepat. “Kenapa memberiku tissue toilet eoh? Kau tidak tahu seperti apa wajahku ketika menghadapi niga eomma?!”

Kyuhyun tak dapat menahan tawanya lagi. Ia tergelak hingga meringis kesakitan. “Aigoo, Changmin-ah, kau ini….”

“Ya! Jangan tertawa jika itu menyakitimu!” Changmin memandang Kyuhyun dengan cemas. “Kau pikir aku pelawak eoh? Aku ini sedang marah, Kyuhyun-ah; Aku tidak sedang melawak! Jadi berhentilah tertawa!”

“Kau sudah melawak sejak perkenalan pertama kita.” Kyuhyun tetap tertawa meski sambil meringis.

Changmin semakin merasa cemas dan duduk di sisi tempat tidur. Ia mencoba menepuk-nepuk sahabatnya agar tidak terus tertawa. Pandangan khawatir itu membuat Kyuhyun perlahan bisa mengendalikan tawanya. Ia kini hanya tersenyum lebar melihat wajah Changmin yang menurutnya begitu lucu.

“Bisakah kau berhenti mencemau, Kyuhyun-ah? Aku memang berjanji akan menerima caramu yang seperti ini. Tetapi, bisakah kita seperti sahabat yang lain? Yang membagi semua kesusahan masing-masing? Sikapmu yang seperti ini membuatku semakin khawatir.”

Kyuhyun memandang Changmin beberapa saat sambil berpikir. Akhirnya ia tersenyum.

“Changmin-ah, aku memang seperti ini. Tetapi jika hal itu bisa membuatmu senang, baiklah. Aku akan berusaha mengatakan apapun kepadamu.”

“Benarkah?” Seketika itu juga wajah Changmin menjadi cerah. Ia sangat gembira mendengarnya.

“Tentu saja benar.” Kyuhyun mengangguk mantap.

“Coba!” Changmin menatap penuh semangat. “Sekarang katakan sesuatu kepadaku.”

“Sekarang?” Kyuhyun tersenyum lebar melihat Changmin yang sangat antusias.

“Tentu saja sekarang!” Changmin mengangguk. “Ceritakan apapun kepadaku, hal yang tidak akan kau ceritakan sebelumnya.”

“Baiklah.” Kyuhyun menegakkan posisinya. Changmin dengan sigap membenarkan posisi bantal sehingga Kyuhyun bisa bersandar dengan nyaman.

“Nah, sekarang katakan.” Changmin menunggu sambil tersenyum begitu lebar.

“Aku…”

“Ne?”

Kyuhyun memperhatikan senyum Changmin yang begitu lebar. Sudah bertahun-tahun ia melihat senyuman itu, namun baru kali ini Kyuhyun mengalami perasaan aneh terhadap senyuman itu. Posisinya yang duduk di tempat tidur; Changmin yang menatapnya dengan antusias sambil tersenyum lebar; Kyuhyun merasa pernah mengalaminya.

“Kyuhyun-ah? Kau melamun?”

Suara Changmin membuatnya kembali tersadar dari lamunan. Setelah tersenyum sebagai permohonan maaf, Kyuhyun melambaikan tangannya, memberi kode agar Changmin mendekat. Changmin dengan antusias mendekatkan telinganya kepada Kyuhyun.

“Aku menyukai game.”

Perlu beberapa detik untuk Changmin mencerna bisikan itu, sementara Kyuhyun sudah menarik kembali posisi tubuhnya dan tersenyum.

“Ya!” Changmin berdiri sambil menghentakkan kakinya dengan kesal. “Semua orang juga tahu! Apa itu kau sebut rahasia antar sahabat  eoh?”

“Aku tidak pernah mengakui hal itu di wawancara. Aku selalu mengelak soal itu.” Kyuhyun kembali tertawa melihat wajah Changmin merengut. “Ini pengakuan pertamaku, dan kau yang mendengarnya. Arrachi?”

Changmin berpikir sejenak dan mulai mengakui kebenaran kata-kata Kyuhyun. Baik di radio, televisi, maupun di interview lainnya, Kyuhyun tidak pernah mengakui secara terus terang kalau ia menyukai game. Ia selalu bilang ‘hanya kali ini bermain game’ atau ‘aku mengisi waktu luang dengan membaca buku’. Meski tidak sepenuhnya bohong mengenai buku, tetapi Kyuhyun jauh lebih menyukai bermain game.

“Baiklah, aku terima.” Changmin duduk kembali dengan sedih. Ia merasa perasaan senangnya tadi menguap entah ke mana. Tapi ia juga tidak bisa protes karena Kyuhyun sudah berterus-terang kepadanya, meski bukan sesuatu hal yang baru bagi Changmin.

“Aku ingin melihatmu kembali ke panggung.”

Tiba-tiba Kyuhyun berbicara dengan serius, membuat Changmin menoleh dan kehilangan kata-kata. Mata Kyuhyun memandang begitu lurus, sehingga Changmin merasa itu sebuah perintah daripada sebuah permintaan.

“Aku ingin melihatmu membuat album baru, melakukan promo ke mana-mana, setelah itu kita akan berduet dan melakukan battle dance. Kau mau berjanji, Changmin-ah? Tidak ada yang boleh membuatmu berhenti bernyanyi. Aku menganggapmu sebagai rival selain sebagai sahabat. Dan aku tidak ingin kehilangan saingan terberatku. Jadi berjanjilah kita akan tetap bersaing.”

“Aku….”  Changmin menundukkan kepalanya. “Pihak SM sudah mengirimkan surat, mengundang ketiga hyung-ku untuk datang dan bergabung kembali. Sampai saat itu, aku hanya bisa berlatih dan berlatih seperti kemarin.”

Changmin meraih tangan Kyuhyun dan menggenggamnya dengan erat. “Entah bagaimana caranya, aku akan tetap berada di jalanku. Aku tidak akan meninggalkan sahabatku sendirian di jalan ini. Aku akan terus berjalan dan bersaing denganmu.”

“Jika kau kembali dengan album baru, saat itu aku akan…”

Tiba-tiba pintu terbuka. Dua orang namja yang tinggi dan berwajah tampan masuk sambil membawa berbagai macam makanan.

“Annyeong, Kyuhyun hyung.” Minho meletakkan barang-barang yang dibawanya lalu memeluk Kyuhyun. “Kalau hyung sudah sembuh, kita makan-makan yang lebih banyak dari ini, arrachi?”

“Ini saja sudah banyak.” Kyuhyun memandang kotak-kotak makanan yang ditumpuk oleh Minho, sementara Changmin sibuk mengaturnya untuk bisa dimakan bersama-sama.

“Bagi Changmin hyung, jumlahnya masih sedikit. Aku tidak tahu Changmin hyung akan datang.”

“Ya! Apa maksudmu, Minho-ya?” Changmin menjitak pelan kepala Minho. Namja itu menatap tajam kepada sahabatnya. “Kau memberitahu mereka, tetapi tidak memberitahuku eoh? Kyuhyun-ah, kau benar-benar….”

“Kyuhyun hyungnim…”

Panggilan yang lembut dan nyaris tidak terdengar itu memotong kata-kata Changmin. Mereka semua mengarahkan perhatian kepada sosok Jonghyun CN Blue yang sedari tadi berdiam diri. Dengan wajah sedikit tersipu karena semua orang memandangnya, namja itu maju dan duduk di kursi yang tadi ditinggalkan Changmin.

“Aku khawatir waktu tahu hyung akan menjalani operasi. Syukurlah semua sudah berakhir dengan baik.” Jonghyun mengangsurkan beberapa buku. “Ini buku-buku yang menarik tentang perjalanan ke luar negeri. Aku membelinya karena hyung menyukainya.”

Kyuhyun membaca judul-judul buku itu dengan wajah gembira. “Jepang. Yunani. Ah ini benar-benar bagus. Gomawo, Jonghyun-ah.”

“Aku senang kalau hyung menyukainya.” Jonghyun tersenyum.

“Aish! Jonghyun-ah, bisakah kau menghilangkan sikap malu-malumu itu? Kau memang member baru Kyuline, tetapi sikapmu seperti….seperti orang yang pertama kali bertemu kekasihnya. Dan itu cuma kau lakukan pada Kyuhyun-ah.”

“Itu karena aku sangat mengagumi Kyuhyun hyungnim,” jawab Jonghyun terus terang hingga Changmin kehilangan kata-kata.

“Pantas, Kyuhyun-ah hanya bilang ‘Kau memiliki banyak kemiripan denganku. Sekarang kau akan menjadi member Kyuline’…. kau langsung bergabung tanpa bantahan apa-apa.”

“Changmin-ah, bukankah kau yang bilang, ‘Jonghyun CN Blue memiliki penampilan bagus. Ajak dia masuk Kyuline’?” Kyuhyun melempar pandangan menegur kepada Changmin yang berusaha menggoda Jonghyun. “Seharusnya kau berterima kasih karena Jonghyun-ah menerima ajakanku.”

Jonghyun memandang Changmin yang merengut sambil tersenyum lebar.

“Kyuhyun hyung juga hyung no 1 buatku,” celetuk Minho. Ia berpindah duduk di sisi lain tempat tidur Kyuhyun, memandang Kyuhyun dengan mimik wajah yang menggemaskan sehingga Kyuhyun tertawa sambil mengacak rambutnya.

“Terima kasih, Jonghyun-ah, Minho-ya.”

“Ne, ne…. Kyuhyun-ah memang yang terbaik.” Changmin mendengus kesal. “Seharusnya aku tidak membuat Kyuline. Aku merasa cemburu sekarang.”

“Kenapa? Bukankah Changmin-ah milikku?” goda Kyuhyun, mem

Please Subscribe to read the full chapter
Like this story? Give it an Upvote!
Thank you!

Comments

You must be logged in to comment
kyunoi #1
Chapter 1: Pake simpati ga bisa buka ff.....aku nyari ceritamu di mana2 hahaha
WiliKyu #2
Chapter 10: Aqu sampe baca ulang dr chapt 01 biar feel'ya smakin terasaa krna takut bagian yg lupa..
Yaaa ampun eoni, eoni post ff ini smakin mmbuat qu kangen changkyu moment
kyuteukhyukhae
#3
Chapter 10: Kyukyu sama heechul itu emang kakak adik yang unik...sering disalahpahamin orang padahal dua2nya baik banget...changmin udah ga sesedih kmaren dan mulai nurutin kata2 bffnya lagi....haha liat vid encore bonamana yg itu emang bikin ketawa sekaligus terharu...
rifanah #4
asyik akhirnya update juga....kkkkkkkk mudah2n endingnya masih lama..seneng banget sama ceritanya...cieeee interaksi kyuhyun sama heechul bener2 bikin q terharu....huhuhu

eonni fighting di tunggu chapter selanjutnya
kyujie #5
Chapter 10: Whoaahhh.... itu beneran ada gk eon video bonamana yg di ganti liriknya jdi pngen
iharukumipuff
#6
Chapter 9: akhirnya kyuhyun berhasil membuat changmin bersemangat kembali xD
kyuteukhyukhae
#7
Chapter 9: Changmin kalah terus dari kyukyu...penasaran sama reaksi changmin pas ketemu kyukyu setelah operasi...
dewileitte123 #8
Chapter 8: kyuhyun sakit di dorm dbsk...
apa changmin akan keluar kamar karena khawatir sama kyu ya...
ditunggu lanjutannya ya
dewileitte123 #9
Chapter 7: kyuhyun itu apa selalu bikin changmin was" ya...dan changmin kalo sama kyu selalu kehabisan kata".
apa benar nyonya cho fans berat changmin... kyuhyun kalah donk kkkk.
lanjut ya iyagi eonni